Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Iwan, 1928-1970
Jakarta: Arus, 1985
899.221 SIM zr
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dami N. Toda, 1942-
Jakarta: Pustaka Jaya, 1980
899.232 DAM n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pepen Apendi
"Manusia adalah makhluk berpikir. Makhluk yang kreatif yang selalu ingin mengembangkan diri mencari sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Manusia tidak mau menderita. Maka dari itu dia melakukan berbagai cara mengumpulkan harta duniawi walaupun teman sendiri menjadi akibatnya. Dampak negatif dari tindakan manusia yang semena-mena tersebut merugikan orang lain, khususnya merugikan orang-orang yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
Pemaknaan "Tokoh kita" dalam Karya Iwan Simatupang: Merahnya Merah dan Kering, Suatu Kajian Filosofis, adalah judul yang dipilih penulis yang tujuannya untuk menggambarkan orang-orang yang hidupnya penuh dengan derita. Kedua novel tersebut Merahnya Merah dan Kering, menggambarkan kehidupan kaum gelandangan yang hidupnya di gubuk kecil-kecil, kekurangan makan dan minum.
Tokoh kita sebagai pembawa pesan (massage) Iwan Simatupang dalam kedua novel tersebut, adalah tipe manusia yang mampu bersosialisasi, tipe manusia yang sadar akan dirinya di mana hidupnya tidak terlepas dari orang lain, tipe manusia yang sadar bahwa kebebasannya ditentukan oleh kebebasan orang lain, meminjam pendapat Sarte. Tokoh kita ditengah kehidupan yang tak terpahami ini, dunia absurd, meminjam pendapat Albert Camus, mau tak mau harus menerima keadaan seperti ini demi mencari `manusia hanya manusia'.
Tokoh yang dikenal dengan "Tokoh kita" merupakan tokoh yang mempunyai karakteristik yang tidak dipunyai oleh tokoh-tokoh lain (antagonis). Dia adalah tokoh yang tegar, pantang menyerah terhadap masalah dan rintangan yang menghadangnya. Dia suka menolong orang-orang yang berada dalam kesulitan dan kelaparan. Itulah beberapa karakter yang ada pada diri tokoh kita yang dapat dijadikan contoh oleh pembaca dalam mengarungi dan menjalani kehidupan yang absurd ini.
Dalam beberapa kutipan dalam novel Merahnya Merah dan Kering, Iwan berpesan pada pembaca agar menjadi orang yang pemaaf, jangan menyakiti binatang, menghormati orang lain. Dan ada pesan lwan yang harus benar-benar diingat oleh pembaca yaitu bahwa manusia harus tahu dan sadar dari mana mereka berasal dan dari apa mereka terbuat. Melalui "Tokoh kita" pesan-pesan itu Iwan sampaikan. ltulah makna filosofis tokoh kita. Setelah membaca novel ini, pembaca diharapkan menjadi lebih arif dan bijaksana dalam hidupnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Jaya Raya
"Skripsi ini merupakan hasil penelitian kesusastraan atas novel-novel Iwan Simatupang. Dalam penelitian ini karya sastra dipandang sebagai struktur komunikasi. Sesuai dengan teori Estetika Resepsi, dalam hal ini pembaca sastra menduduki posisi yang memegang peranan penting dalam pemberian makna atas karya sastra. Makna yang ditentukan pembaca dapat berubah-ubah, tergantung kelompok social (individu) dan zamannya. Dinamika pemaknaan ini menandai relativitas kedudukan suatu karya sastra di tengah pembacanya. Hal yang sama terjadi pada novel-novel Iwan Simatupang. Melalui penelitian ini diperoleh suatu periodisasi tanggapan pembaca atas karya Iwan dalam kurun waktu dua dasawarsa (1968-1988) Periode I berisi tanggapan yang bersifat menolak dan mengecam; periode II mulai memperlihatkan bentuk apresiasi yang positif atas karya Iwan; dan periode III berisikan percampuran antara kedua jenis apresiasi sebelumnya. Secara formal dapat disebutkan bahwa periode I berlangsung dari tahun 1968-1974; periode II tahun 1975-1977; periode III tahun 1978-1988. Sebagai hasil penelitian ini disimpulkan bahwa novel-novel Iwan mulai dapat diterima secara positif mulai tahun 1975, atau mulai periode II. Pemaknaan oleh pembaca mulai lebih matang sejak itu, yang berlangsung hingga tahun 1988, meskipun tidak semua tanggapan bersifat positif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Prapta Diharja
"Dari bahasan saya mengenai gaya ekspresi Iwan Simatupang di dalam Ziarah, dapat saya tarik beberapa kesimpulan. Pertama, novel Ziarah memang kaya seka1i akan bermacan-macam gaya. Tidak hanya gaya bahasa, tetapi juga rajas dan gaya dalam bentuk penulisan tipografis (grafologis). Kebermacaman gaya Iwan memberi nuansa dan dinamika pada novel tersebut. Ada asonansi, tanda kutip, bentuk tulis-miring, elips penulisan angka, huruf besar, anastrof, repetisi, paralelisme, asindeton, paradoks, pleonasme, prolepsis, klimaks dan antiklimaks, puitisasi dan simbolisasi, humor, esei, gaya filosofis, perumpamaan, metafora, personifikasi dan depersonifikasi, hiperbol, litotes, sinekdoke, kilatan dan eufemisme. Dari bermacan-macam gaya ekspresi itu ada beberapa gaya yang dominan dan menonjol pemunculannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S11026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baginda Saumar
"Novel Catatan dari Bawah Tanah 3antici:H H3 Ilollnonlifl' (Zapiski iz Podpol ya) merupakan salah satu masterpiece dari Sastrawan Rusia F.M Dostoyevski. Apa yang dituangkan Dostoyevski dalam Catatan dari Bawah Tanah 3anHcKH H Hounanbr' (Zapiski iz Podpol ya) adalah suatu kreatifitas untuk menyelami arti hidup manusia secara psikologi. Hal tersebut tercermin pada penyajian tokoh-tokoh dalam novel Catatan dari Bawah Tanah 3a.nicKH H3 Ilo jnonbn' (Zapiski iz Podpol ya) yang penuh dengan konflik batin. Sedangkan, Iwan Simatupang dengan Ziarahnya merupakan penulis yang berani meninggalkan aturan-aturan lama dalam sastra Indonesia. Ziarah merupakan sumbangan besar bagi khasanah Kesusastraan Indonesia. Hal itu tercermin dari penyajian cerita yang menggunakan flashback/sorot balik, Tokoh-tokoh yang dituangkan dalam bentuk 'tokoh ide'. Dalam skripsi ini yang menjadi bahan perbandingan dari kedua novel tersebut adalah unsur instrinsik terutama penceritaan, tokoh dan tema."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Jakarta: Intermasa, 1991
899.232 OKE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
1990
D1806
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Herawati Suprianto
"Karya sastra merupakan cermin dari masyarakat yang mewakilinya. Oleh karena itu, lewat sebuah karya sastra seseorang bisa mengeta4hui kebudayaan masyarakat lainnya. Hal tersebut dapat ditemui pada Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan yang mewakili kebudayan suku Benuaq di pedalaman Kalimantan dalam mengolah hutan. Perilaku mereka dalam mengolah hutan bisa disebut sebagai kearifan tradisional yang telah menjaga kelestarian hutan Kalimantan selama ribuan tahun.
Kearifan tradisional suku Benuaq dalam Api Awan Asap terlihat pada bagaimana cara mereka berladang di hutan. Dari penelitian ini disimpulkan ada tiga perilaku suku Benuaq yang disebut sebagai kearifan tradisional. Pertama adalah pembagian hutan dalam enam peruntukan. Kedua adalah kombinasi pertanian modern dengan pola pertanian tradisional dan ketiga adalah sistem dan cara mereka membakar hutan untuk berladang.
Dari penelitian skripsi ini dapat dilihat bahwa di batik kesederhanaan sebuah suku di pedalaman hutan Kalimantan terdapat sebuah konsep hidup yang bisa menyelamatkan mereka dari kepunahan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiana Abdullah
"Skripsi ini membahas kepengarangan dan tema tragedi dalam cerpen-cerpen Korrie Layun Rampan. Sebagai pengarang yang produktif, Korrie begitu sering menampilkan tragedi dalam cerpen-cerpennya. Tragedi tersebut muncul dengan cara yang berbeda. Penelitian ini berfokus pada kelima antologi cerpennya: Perhiasan Bulan, Ratapan, Hitam, Tak Alang Kepalang, dan Kayu Naga, kemudian diambil sepuluh cerpen yang dapat merepresentasikan cerpen-cerpen Korrie. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural dan metode deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Korrie memiliki suatu pola dalam menampilkan tragedi. Selain itu, terbukti bahwa Korrie berusaha menyampaikan pesan moral di balik tragedi dalam cerpennya.

This undergraduate thesis explained the authorship and themes of tragedy in Korrie Layun Rampan’s short stories. As a prolific author, Korrie often showed tragedies in his stories. Those tragedies were shown in different ways. This research focused on five of his short stories anthology: Perhiasan Bulan, Ratapan, Hitam, Tak Alang Kepalang, and Kayu Naga, and other ten stories which represent Korrie’s works. This research applied structural approach and descriptive-analytic method. The result of the research showed that Korrie have certain pattern in representing the tragedy. Besides, it was proved that Korrie tried to deliver meaningful messages through tragedies in the stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>