Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudharma KD
Jakarta: Pustaka Jaya, 1977
899.222 SUD t;899.222 SUD t (2);899.222 SUD t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Caesania Githa Nadhira
"Topik mengenai difabel merupakan salah satu topik yang dibicarakan dalam karya sastra. Sering kali penderita disabilitas mendapat perlakuan berbeda dari masyarakat. Novel Tanpa Daksa (TD) merupakan salah satu karya sastra Jawa yang menghadirkan tokoh difabel dalam ceritanya. Masalah yang diteliti adalah bagaimana disabilitas digambarkan dalam novel TD, dan bagaimana pandangan tentang disabilitas ini apabila dikaitkan dengan budaya Jawa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan citra tokoh difabel dalam novel TD serta kaitannya dengan nilai budaya Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan sastra objektif menurut Abrams (1988:50) dengan metode deskriptif kualitatif menurut Satoto (2014:15). Analisis citra tokoh menggunakan teori strukturalisme oleh Nurgiyantoro (1998:37). Hasil penelitian ini adalah tokoh utama novel TD mengalami difabel fisik dan difabel mental. Walaupudigambarkan memiliki status sosial yang dianggap tinggi, dengan keadaannya tersebut, ia tetap mendapat diskriminasi dari tokoh lain. Penelitian ini juga menjelaskan nilai- nilai budaya Jawa yang terkandung dalam novel TD, yaitu aja dumeh, ngundhuh wohing pakarti, dan nrima ing pandum. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial hendaknya saling menghargai satu sama lain dan merangkul semua perbedaan.

Topic of diffables is one of the topics discussed in literature. Often people with disabilities receive different treatment from society. Novel Tanpa Daksa is one of Javanese literary works that presents a disabled character in the story. Problem of this study is how disability is described in the novel, and how the view of disability is related to Javanese culture. This study aims to describe the image of a diffable character in the novel and its relation to Javanese cultural values. This study uses an objective literary approach according to Abrams (1988: 50) with a qualitative descriptive method according to Satoto (2014: 15). Analysis of character image using structuralism theory by Nurgiyantoro (1998: 37). The results of this study are that the main character of the novel has physical disabilities and mental disabilities. Even though he is described as having a high social status, under these circumstances, he still receives discrimination from other figures. This research also explains the Javanese cultural values contained in the novel, namely aja dumeh, ngundhuh wohing pakarti, and nrima ing pandum. Based on the analysis, it can be concluded that humans as social beings should respect each other and embrace all differences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dasuki
"Pembangunan kesejahteraan sosial terhadap penyandang cacat (tubuh) dewasa ini telah banyak yang berhasil mengangkat harkat dan martabat sebahagian penduduk miskin dan rentan, khususnya bagi penyandang cacat Pembangunan itu dilaksanakan melalui program rehabilitasi vokasional baik oleh pemerintah maupun masyarakat pada lembaga sosial atau panti-panti sosial penyandang cacat. Upaya tersebut merupakan perjuangan untuk mewujudkan memperoleh hak yang sama dalam mendapatkan pekerjaan guna memperbaiki kesejahteraan dan kondisi kehidupan para penyandang cacat.
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Jepang (IMCA) membangun Pusat Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (PRVBD) di Cibinong Bogor. Pusat ini merupakan salah satu lembaga di bawah Departemen Sosial RI yang melaksanakan program pemberdayaan para penyandang cacat berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tujuan utama PRVBD adalah meningkatkan sumber daya manusia penyandang cacat di bidang keahlian maupun keterampilan dalam bidang tertentu seperti : elektronik, penjahitan, percetakan, komputer dan meta/ work.
Kegiatan evatuasi program rehabilitasi vokasional dalam pemberdayaan pelayanan dimaksudkan untuk mempelajari dan mendalami perencanaan strategis dan pelaksanaan manajemen kinerja, dalam upaya penyaluran pendayagunaan tenaga kerja penyandang cacat di masyarakat.
Evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauh mana keberhasilan kinerja pemberdayaan yang telah banyak dilakukan oleh lembaga pelayanan sosial dapat dimonitor. Pelaksanaan evaluasi dilakukan melalui beberapa cara antara lain dengan membandingkan rencana strategis dan rencana operasional dengan kenyataan yang terjadi. Berbagai indikator mengenai rencana strategis dan program ditentukan untuk mengukur kinerja agar dapat diketahui tingkat perkembangan maupun kemajuannya.
Analisis SWOT dikerjakan untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan lembaga dalam mernanfaatkan peluang, dan kesempatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan dengan mengurangi ancamannya. Untuk melengkapi informasi juga dilaksanakan wawancarai, diskusi, dan observasi terhadap kinerja PRVBD.
Berdasarkan hasil kajian di lapangan diperoleh fakta bahwa posisi pelayanan sebagai petaksana kegiatan program rehabilitasi vokasional menunjukkan lancarnya pelaksanaan bimbingan dan keterampilan, dapat menyerap pengetahuan dan dapat mengembangkan kualitas diri secara integritas dengan kinerja, serta sistematis dalam proses pemberdayaan. Prinsipnya terietak pada faktor kekuatan dan hambatan diri dalam proses pemberdayaan itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyaluran pendayagunaan tenaga lokal selama empat angkatan pada umumnya dapat ditempatkan dalam pasar tenaga kerja.
Pada akhir pembahasan pelaksanaan hasil evaluasi program rehabilitasi vokasional bina daksa, untuk kegiatan tidak lanjut bagi arah perkembangan lembaga pelayanan sosial penyadang cacat di masa depan, dapat di rumuskan formulasi strategi kebijaksanaan berupa penetapan dari beberapa rekomendasi bagi kegiatan kinerja pelayanan. Penetapan kebijakan ini akan menjadi pola acuan pelaksanaan program dalam mencapai keberhasilan menghadapi masa depan organisasi, antara lain sebagai berikut :
1. Mendukung tersedianya peluang pasar tenaga kerja kelayan berdasarkan kompetensi manajemen.
2. Meningkatkan strategi manajemen organisasi dalam resosialisasi penyaluran penempatan tenaga kerja kelayan.
3. Meningkatkan soslalisasi program PRVBD terhadap Iembagal instansi/ perusahaan dalam upaya mengatasi kompetisi tenaga kerja di masyarakat.
4. Memperkuat kompetensi staff dan manajemen dalam mengantisipasi pengaruh giobalisasi.
5. Meningkatkan kemampuan kinerja kerjasama guna memanfaatkan UU Penyandang cacat dan PP UPKS Penyandang carat terhadap peluang pasar tenaga kerja pada perusahaan-perusahaan.
6. Meningkatkan kepedulian program pemberdayaan penyandang cacat tubuh kepada perusahaan-perusahaan.
7. Meningkatkan kerjasama inter/ antar Iembagal perusahaan di dukung staf dan perlengkapan saranal prasarana kantor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T1326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Diva Setiady
"ABSTRAK
Pada saat ini, keberadaan suatu perpustakaan sekolah luar biasa di Jakarta. Menduduki peran yang sangat penting bagi pembinaan serta menjadi sumber informasi bagi para siswa berkebutuhan khusus. Namun, keadaaan di lapangan sangat berbeda dari harapan masyarakat. Peran pustakawan menjadi sangat starategis dalam layanan perpustakaan. Skripsi ini bertujuan mendeskripsikan fenomena tersebut di sekolah luar biasa YPAC Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan pustakawan bahwa dalam peyelengraaan perpustakaan untuk siswa berkebutuhan khusus diperlukan interaksi secara langsung antara pustakawan dengan siswa berkebutuhan khusus. Layanan perpustakan ypac belum dapat dikatakan ideal karena masih memiliki kendala sumber daya manusia,anggaran dan fasiltas yang memadai ter penting dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan.

ABSTRACT
At this time, the existence of an outstanding school library in Jakarta. Occupy a very important role for the development as well as a source of information for students with special needs. However, the circumstances on the ground is very different from the expectations of society. The role of the librarian becomes very starategis in library services. This thesis aims to describe the school phenomenon exceptional YPAC Jakarta. This study used a qualitative approach with case study method. Findings from this study revealed that in peyelengraaan library librarian for students with special needs required direct interaction between librarians and students with special needs. YPAC library services can not be said to be ideal because it still has the problem of human resources."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Judul buku ini tidak diketahui. Halaman teks dimulai dari halaman 21 sampai dengan 116. 1. Halaman 21--29, diawali dengan uraian mengenai keikhlasan seorang istri terhadap suaminya; 2. Halaman 29--32, mengenai kedudukan wanita di tanah Arab; 3. Halaman 33--37, mengenai wanita di Eropa; 4. Halaman 37--116, tuntunan yang ditujukan bagi wanita Jawa dengan mengutip atau memetik dari sejumlah serat, antara lain: serat Maha Darma, Maharaka, Mahaprana, piwulang Nyai Cemporet kepada Rara Kumenyar, kata-kata Sri Rama kepada Dewi Shinta, Jaka Pramana dengan Retna Artati, serat piwulang Sukma, dan Kawidadaning Palakrama."
no place: no publisher, no year
BKL.0356-LL 30
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini tanpa judul dan diawali dari halaman 372. Bagian pertama (hlm. 372-395) berupa: 1. Tedhakan Qur'an; 2. Pusaka Kagunan Jawi; 3. Jejering kagunan; 4. Wosipun. Bagian kedua (hlm. 396-416): ringgit tiyang topeng jaman rumiyin sarta ing sapunika. Bagian ketiga (hlm. 417-479): kadospundi madegipun nagari Majapahit ingkang saestunipun. Bagian keempat (hlm. 481-530): bab wawenang-wawenang siti ing salebeting kitha Ngayogyakarta Hadiningrat. bagian kelima (hlm. 531-568): serat cariyos purwa lampahan Ismaya Laku."
Yogyakarta: Kolff-Buning, [date of publication not identified]
BKL.0450-LL 46
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini terdiri atas sejumlah artikel: De Hindoe ? Javanen in Midden ? en zuid ? Sumatra, Katrangan Bab Joged, De Slametan Entas-entas der Tenggereezen en de Memukur Ceremonie op Bali, De Bedhoyo Ketawang, Een Hypothese Omtrent den Oorsprong der Hindu ? Javaansche Kunst, Rassenmenging, Lezing Wiropustaka, De Madureesche Taal en Letterkunde, De Javaansche Grammatica op Javaanschen Gronslag, Een Hypothese ter Verklaring van de naam Borobudur, Opmerkingen Over de Ontwikkelingsmogelikheid der Inheemse Bouwkunst, Panji en Semar, Iets Over Banten en de Banteners, De Kuwera in het voorpoortal van Tjandi Mendoet, Ojong-ojong Bangkong, Tjareta Naghara Songennep, Een Javaansche Tristan ? Figuur, De Oudste Mohammedaansche Inscriptie op Java n. m. de Grafsteen te Leran, dan Bijdrage tot de Kennis der Soendasche Taal."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0849-JR 18
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku diawali pada halaman 17 mengisahkan tentang Sri Kresna yang berbicara dengan Dewi Kunthi berkenanaan dengan Raden Karna. Dewi Kunthi ingin agar Kresna membujuk Karna untuk berpihak pada Pandhawa, namun Karna tidak bersedia. Diperkirakan buku ini memuat cerita mengenai Bharatayuda"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1079-CW 35
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Nursiah Armas
"Resosialisasi penyandang cacat tubuh adalah salah satu bagian dari rehabilitasi sosial. Dalam resosialisasi diberikan beberapa bimbingan agar penyandang cacat tubuh memiliki keterampilan dan kemampuan untuk berintegrasi dengan masyarakat. Ada 4 macam bimbingan yang diberikan yaitu: Pertama, bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat. Kedua, bimbingan sosial hidup bermasyarakat. Ketiga, bimbingan pembinaan bantuan stimulan usaha produktif. Keempat, bimbingan usaha/kerja produktif. Setelah dilakukan resosialisasi penyandang cacat tubuh diberikan evaluasi akhir, kemudian disalurkan dan ditempatkan di masyarakat.
Penempatan dalam masyarakat terbagi 3 yakni: Pertama bekerja di perusahaan. Kedua, mendirikan kelompok usaha bersama (KUBE). Ketiga, kembali kepada orang tua/bekerja secara mandiri. Dalam penelitian ini dikaji dua masalah yakni: Pertama, bimbingan apa saja yang diberikan kepada penyandang cacat tubuh dalam proses resosialisasi ?. Kedua, bagaimana pandangan masyarakat (pengguna jasa tenaga kerja) terhadap penyandang cacat tubuh ?. Kerangka konseptual yang digunakan dalam menganalisis permasalahan ada 2 yakni: Pertama, mengenai resosialisasi. Kedua, mengenai bimbingan. Instrumen yang digunakan adalah wawancara mendalam ( Indepth Interview ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan yang diberikan dalam resosialisasi pada Panti Sosial Bina Daksa satria Utama Cengkareng Jakarta Barat, dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan penyandang cacat tubuh sesuai dengan bakat dan minatnya. Manfaat yang diperoleh penyandang cacat tubuh adalah mereka dapat mandiri dan diterima oleh masyarakat, sehingga mereka tidak menjadi beban bagi keluarga, masyarakat, tetapi dapat menghidupi diri dan keluarganya. Setelah penyandang cacat tubuh selesai mengikuti resosialisasi, mereka kembali ke Panti untuk mengikuti evaluasi akhir, kemudian diberikan penempatan dan penyaluran. Pandangan masyarakat sangat positif. Hal itu dapat diukur dari kerelaan masyarakat (pengguna jasa) untuk mempekerjakan penyandang cacat tubuh pada perusahaannya. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suminto
"Penelitian ini menyoroti tentang pelaksanaan peranan para pekerja sosial dalam proses rehabilitasi sosial penyandang cacat tubuh di PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta. Permasalahannya adalah bahwa di dalam proses rehabilitasi sosial, para pekerja sosial memiliki posisi yang sangat strategis bagi terbentuknya penyandang cacat tubuh yang mandiri. Posisi strategis dimaksud adalah bahwa para pekerja sosial berwenang penuh untuk melakukan intervensi terhadap klien melalui berbagai peranan yang dimiliki. Peranan pekerja sosial itu sendiri dalam penerapannya mencakup berbagai aspek kehidupan yang sangat luas, yaitu meliputi: individu, keluarga, kelompok dan organisasi sosial masyarakat.
Konsep/istilah "peranan pekerja sosial" yang dipakai dalam penelitian ini, secara operasional pengertiannya mengacu pada ketentuan buku panduan pekerja sosial terbitan Departemen Sosial yang sampai sekarang masih dijadikan pegangan seluruh Pekerja Sosial di PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dukumentasi, wawancara dan observasi. Untuk setting penelitian ini dipilih sebanyak 41 orang sebagai informan yang terbagi dalam dua kategori, yaitu (1) 25 orang sebagai informan utama yang diambilkan dari para pekerja sosial di unit 1 seksi 1 instalasi yang secara teknis terlibat langsung di dalam proses rehabilitasi sosial, dan (2) 16 orang sebagai informan tambahan, yang terdiri dari 6 orang pejabat struktural (Kepala Seksi) yang terkait langsung dengan proses rehabilitasi sosial, serta ditambah 10 orang lagi informan dari klien yang sedang mengikuti rehabilitasi sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pekerja sosial di PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" telah berusaha melaksanakan peranannya menurut ketentuan buku panduan, namun tidak semua peranan tersebut dapat terpenuhi. Hal ini disebabkan ada beberapa peranan di tingkat mikro (seperti: pencari informasi, evaluator, pembentuk opini, elaborator, pencatat teknisi prosedural, pengikut dan pengatur kompromi) dan di tingkat makro (peranan sebagai penggerak) tidak dapat/kurang relevan pelaksanaannya dalam kehidupan panti (seperti PRSBD). Peranan-peranan tersebut lebih relevan pelaksanaannya di luar panti. Misalnya, seperti yang dilaksanakan para pekerja sosial di kecamatan yang mendampingi kelompok masyarakat miskin dalam program Inpres Desa Tertinggal (IDT), atau Kelompok Usaha Bersama (KUBE) beberapa periode lalu.
Di dalam penelitian ini juga terungkap bahwa profesionalisme pekerja sosial di PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" masih menjadi persoalan, karena sebagian besar dari mereka berlatar belakang pendidikan SLTP/SLTA/Sarjana Mudal Sarjana Non Profesi Pekerjaan Sosial (lihat Tabel 5). Di samping masalah ketidakprofesionalan, para pekerja sosial dalam melaksanakan peranannya juga dihadapkan berbagai kendala, seperti : faktor klien (tingkat kemampuar yang berbeda, sensitif, tidak disiplin, dll.), faktor birokrasi (kurang koordinasi), maupun sarana dan prasarana yang sudah tidak dapat mendukung kegiatan operasional dan belum mendapatkan ganti atau ditambah jumlahnya.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka yang dapat disarankan adalah agar pihak-pihak yang berkompeten melakukan upaya peningkatan profesionalisme para pekerja sosial, meminimalisir prosedur birokrasi yang cenderung berbelit-belit, serta diberikannya aksesibilitas seluas-luasnya bagi para eks klien (penyandang cacat tubuh) sehingga mereka menjadi mandiri dan dapat menjalankan aktivitas kehidupan dan penghidupannya secara layak sesuai amanat Undang-Undang Nomor: 4 Tahun 1997, pasal 1."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>