Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teeuw, Andries, 1921-
Jakarta : Pustaka Jaya, 1983
808.81 TEE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
Jakarta: Pustaka Jaya, 1983
811 AND t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Sastra-Universitas Indonesia, 1993
899.212 UNI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sumenep: Pustaka Pelajar, 2000
899.221 KAM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lies Purnawati
"Dimasa lalu pembangunan nasional yang telah dilaksanakan di Indonesia dalam semua aspek kehidupan telah meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat didaerah perkotaan maupun pedesaan. Hal ini berdampak meningkatnya perilaku kehidupan modern antara lain diet tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat serta kurangnya aktivitas fisik sehingga berakibat pada meningkatnya prevalensi gizi lebih. Seiring dengan meningkatnya gizi lebih meningkat pula prevalensi penyakit degeneratif, seperti penyakit diabetes melitus khususnya Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI). Penyakit tersebut sangat merugikan, karena disamping menimbulkan banyak penderitaan dapat juga menurunkan kualitas sumber daya manusia mengingat penyakit tersebut banyak menyerang pada usia produktif. Sementara perawatan dan pengobatannya membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk itu maka diperlukan usaha untuk pengelolaan penyakit tersebut termasuk usaha pencegahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengan kejadian penyakit tersebut. Dikatakan status gizi obesitas mempengaruhi kejadian DMTTI. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh antara lain status gizi atau Indek MassaTubuh (IMT), tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat aktivitas dan ada tidaknya riwayat penyakit dalam keluarga. Desain penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol dengan matching golongan umur dan jenis kelamin dengan jumlah responden 240 orang dimana masing-masing kasus dan kontrol sebanyak 120 responden. Pengolahan data menggunakan progam SPSS 6 dan stata 4, dimana analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat, dan stratifikasi.
Hasil penelitian rnenunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara IMT dengan terjadinya DMTTI , dengan OR sebesar 2 yang artinya pada EMT tinggi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk terkena DMTTI dibandingkan dengan pada EMT rendah. Variabel aktivitas dan riwayat mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian DMTTI. Variabel aktivitas mempengaruhi hubungan antara IMT dengan DMTTI atau disebut sebagai konfounder. Demikian juga variabel riwayat mempengaruhi hubungan antara EMT dengan DMTTI atau disebut sabagai konfounder.
DMTTI dapat terjadi di semua golongan ekonomi dan tingkat pendidikan. Oleh karenanya sebagai tindakan pencegahan perlu adanya informasi tentang DMTTI secara luas kepada masyarakat agar mereka dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit DMTTI. Konsultasi genetik dapat dilakukan pada pasangan yang akan menikah tentang riwayat penyakit pada keluarga dan usaha untuk mengurangi resiko. Pola makan penderita sebelum sakit, dapat menjadi lanjutan penelitian yang sudah dilakukan.

A long time ago the national development has begun in Indonesia generally for all living aspects to improve the standard living and quality of human resources on the community in the urban and rural area. Because of that it can be improving of impact for changing of behavior to modern living among other high calorie diet high fat and low fiber also it can decrease physical activities so it makes an increase in over nutrition prevalence. During with improving of over nutrition can also increase the degenerative disease prevalence such as diabetes mellitus disease especially NIDDM. NIDDM is very detrimental because it can be making more suffering also it can decrease the quality of human resources. Considering that NIDDM mostly attack the productive age. Mean while its care and treatment need high cost. That is why we need an effort to manage including how to prevent the disease.
The aim of this research is to get a lot of information about factors which could be related to NIDDM. It is said that obesity influence NIDDM. Some factors as assumed can influence NIDDM among other nutrition status or BMI, income, education, activity and family history. The research design is matched case control study by using age and sex matching. With 240 respondents, each case and control is 120 respondents. Data analysis uses program of SPSS-6 and strata 4 where analysis conducted including univariate, bivariate and stratification analysis.
The result shows that there is a significant relationship between BMI and NIDDM with DR-2 which means that the high BMI has risk two times greater to be exposed NIDDM than the low BMI. The variable of activity and family history has a significant relationship to NIDDM. Activity influences the relationship between BMI and NIDDM or it's called as a confounder. Also family history influences the relationship between BMI and NIDDM or it is called as a confounder. NIDDM can attack every economic and education level. Because of that to prevent NIDDM it is necessary information about NIDDM spread out to the community. So that they can lived healthy and prevent NIDDM. Genetic consultation can be done to the couple going to the married, about family history and effort to lessen the risk. A further research about eating behavior before ill can be done."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adang Sabarudin
"Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan yang serius dan menurut survei PAPDI (1993) menempati urutan nomor lima sebagai penyebab ra\'vat inap1. Berdasarkan surYei epidemiologis, kekerapan diabetes melitus di Indonesia berkisar 1,4%-2,3% 2. Sejak ditemukannya insulin oleh Banting dan Best pada tahun 1921, komplikasi diabetes melitus berangsur-angsur bergeser ke komplikasi menahun. lmpotensi merupak.an salah sa tu komplikasi menahun diabetes melitus. lmpotensi adalah suatu keadaan ketidakmampuan penis untuk ereksi baik parsial maupun menyeluruh dan atau mem.pertahankannya agar dapat penetrasi ke dalam vagina 3. Penelitian yang dilal.-ukan The h1assachussets h1ale Aging Study (MMAS) pada tahun 1987-1989 yang melibatkan 1290 orang, mendapatkan angka kejadian impotensi 5% - 15% pada pria sehat usia 40 - 70 tahun. Angka ini menjadi 3 kali lipat apabila menderita diabetes melitus4. Penelitian di Indonesia yang melibatkan subyek dalam jumlah besar belum ada. Ian Effendi dkk5, mendapatkan angka kejadia11 impotensi pada pasien diabetes melitus sebesar 43% sedangkan Nasution AW dkk6, mendapatkan angka sebesar 46%. Angka yang tepat sukar ditentukan karena kelainan ini, apabila ti.dak ditanyakan, tidak selalu dikemukak.an pasien karena malu. Meskipun demikian, tidak jarang bahwa in1potensi merupakan keluhan utama yang membawa pasien maupun istrinya mengunjungi dokter.

Diabetes mellitus is a serious health problem and according to the PAPDI survey (1993) ranks number five as a cause of hospitalization1. Based on epidemiological surveys, the frequency of diabetes mellitus in Indonesia is around 1.4% -2.3% 2. Since the discovery of insulin by Banting and Best in 1921, diabetes mellitus complications have gradually shifted to chronic complications. Impotence is one of the chronic complications of diabetes mellitus. Impotence is a condition of the inability of the penis to erect either partially or completely and/or maintain it so that it can penetrate into the vagina. 3. Research carried out by The Massachusetts Age Aging Study (MMAS) in 1987-1989 involving 1290 people, found an incidence of impotence of 5% - 15% in healthy men aged 40 - 70 years. This figure triples if you suffer from diabetes mellitus4. There is no research in Indonesia involving large numbers of subjects. Ian Effendi et al5, found that the incidence rate of impotence in diabetes mellitus patients was 43%, while Nasution AW et al6, obtained a figure of 46%. The exact figure is difficult to determine because this disorder, if not asked, is not always brought up by the patient because of embarrassment. However, it is not uncommon for in1potency to be the main complaint that brings the patient and his wife to visit the doctor."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1993
I 899.212 08 S 116
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>