Ditemukan 118013 dokumen yang sesuai dengan query
D. Edi Subroto
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
899.222 EDI w
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1983
899.231 IND w
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisi dua teks. Teks pertama (hlm.1-114) berisi wulang dari Sinuhun Pakubuwana IV untuk keturunannya. Pesan atau wulang tersebut antara lain adalah sebagai berikut: apabila berteman haruslah rukun; apabila ada kesalahan, salah satunya harus mengalah; tidak boleh bertengkar; bila menjual tanah pekarangan hendaknya memberitahu tetangganya; tidak boleh membanggakan kecakapan, keluhuran dan kekayaannya; dan lain-lain. Teks kedua (hlm. 114-115) tentang hari disertai doa untuk hari itu, nabinya, laku yang dikerjakan untuk masing-masing hari. Naskah ini semula milik Raden Ayu Puspadimeja, keterangan ini terdapat pada hlm.i yang berbunya: wulang dalem ingkang Sinuhun kaping IV; kagunganipun Raden Ayu Puspadimeja. Kalambangaken serat Kridhakresna, kagunganipun Raden Mas Ngabehi Brajakusuma; kaping 18 Setu Legi Be 1848. Belum diketahui secara pasti makna angka tahun yang tertera pada keterangan tersebut. Penyunting menduga, angka tahun tersebut merupakan tarikh penyalinan naskah ini, yaitu pada tahun 1917 M. Naskah ini telah dibuatkan daftar pupuhnya berupa cuplikan pada awal dan akhir, oleh staf Pigeaud pada bulan Juli 1930. Pigeaud memperoleh naskah ini dari Van der Gracht pada tanggal 16 Desember 1929. Keterangan selanjutnya lihat Pigeaud 1970: 437-438."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.175-NR 66
Naskah Universitas Indonesia Library
" Naskah ini merupakan alih aksara naskah KBG 702 yang dikerjakan oleh staf Pigeaud pada bulan Juli 1930 di Surakarta, rangkap dua. Berisi sebuah teks didaktik yang diberikan oleh PB IX kepada anak cucunya dengan mengambil contoh beberapa kisah masa lalu, seperti kisah Imam Sapingi, yang mengerti tentang rasa. Kisah Panembahan Senapati yang mengerti tentang pertempuran, selalu waspada, dan cerita Rama yang pandai dalam memerintah. Teks ini, yang umumnya dikenal dengan judul Serat Wira Iswara, hanya sebagian yang dikarang PB IX sendiri. Sebagian lagi merupakan hasil karangan seorang pujangga wanita bernama Nyahi Tumenggung Adisara. Sumbangan Adisara tersebut tertanggal antara 17 Februari 1876 s/d 9 Mei 1887. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah induk disalin oleh R. Wasitarukmi pada tahun 1896. Kemudian naskah ini disalin aksara oleh staf Pigeaud pada bulan Juli 1930 di Surakarta, menjadi dua salinan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.176-L 8.43
Naskah Universitas Indonesia Library
JMIPA3-4(1-2)1998/1999
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sri Sutjiatiningsih
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1999
899.221 SRI t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Titi Mumfangati
"
ABSTRACTSerat Wulang Pandhita Tekawardi merupakan salah satu karya sastra Jawa yang berisi piwulang atau ajaran. Piwulang atau ajaran tersebut pada dasarnya berupa nilai-nilai luhur hasil pemikiran nenek moyang pada masa lampau. Kehidupan masa lampau tercermin dalam karya sastra kuna, khusunya Serat Wulang Pandhita Tekawardi. Naskah ini sesuai dengan judulnya berisi piwulang atau ajaran, teridiri dari dua bagian: bagian pertama adalah ajaran atau piwulang yang diberikan oleh Pendeta Purwaduksina kepada isterinya: bagian kedua berisi ajaran pendeta Tekawardi yang berada di Gunung Malinggeretna kepada para muridnya. Permasalah dalam kajian ini adalah apa saja kandungan nilai budaya dalam Serat Wulang Pandhita Tekawardi. Selain itu akan dilihat relevansinya dalam kehidupan masyarakat sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkap nilai-nilai budaya dalam Serat Wulang Pandhita Tekawardi. Pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif analisis. Hasil kajian menujukan bahwa Serat Wulang Pandhita Tekawardi berisi nilai-nilai yang masih dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan masa sekarang. Nilai-nilai tersebut yaitu nilai religius, nilai kesetiaan, nilai moral, nilai etika, dan nilai didaktis. Oleh karena itu, mempelajari, mengungkapkan, dan melaksanakan ajaran-ajaran yang ada dalam teks tersebut merupakan tindakan yang tepat. Hal ini dimaksudkann agar nilai-nilai luhur tersebut tidak lenyap begitu saja bahkan mampu menjadi ciri jati diri bangsa Indonesia pada umumnya, masyarakat Jawa pada khususnya."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Bali: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1986
899.2 IND t (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
R. Wishnu Prahutomo
"Tesis ini mengangkat Serat Gandakusuma sebagai objeknya. Serat Gandakusuma merupakan karya sastra beraksara dan berbahasa Jawa yang bercerita mengenai Raden Gandakusuma, putra mahkota dari negara Bandaralim yang mengalami sebuah petualangan panjang setelah ia hidup kembali dari kematiannya. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menganalisis Serat Gandakusuma dalam dua perspektif. Perspektif pertama adalah Serat Gandakusuma sebagai sebuah teks sastra yang bergenre roman Islam Jawa. Bertolak dari perspektif ini, penelitian ini akan menganalisis struktur pembangun cerita Serat Gandakusuma. Sedangkan, perspektif kedua adalah Serat Gandakusuma sebagai sebuah teks alegoris yang mengandung sejumlah simbol dalam strukturnya yang mengarah pada konsep sufisme Jawa. Metode dan pendekatan yang dipergunakan adalah struktural dan hermeneutika untuk menganalisis simbol yang hadir. Hermeneutika yang dipergunakan adalah hermeneutika Islam atau metode ta`wil yang memang khusus untuk menganalisis simbol dalam teks-teks Islam.
This thesis uses Serat Gandakusuma (Story of Gandakusuma) as its object. Serat Gandakusuma is a literature written in Javanese aphabet and language which tells about Raden Gandakusuma, the crown prince of the Bandaralim Kingdom. He had a long adventure after he came back from his death. In this research, the author tried to analyze Serat Gandakusuma in two perspectives. The first perspective is to treat Serat Gandakusuma as a literature text and Javanese Islamic romace. From this perspective, this research will analyze the structure which constructs the story consisted in the text. The second perspective is to treat Serat Gandakusuma as an allegorical text which consists of several symbols in its structure which directs to the Javanese sufism concept. Methods and approaches which used in this research are structural and hermeneutic to analyzing the symbols. The hermeneutic model chosen in this research is Islamic hermeneutic or ta`wil method which has the specific specialization in term of analyzing symbols in the Islamic texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27535
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Bambang Suparmanto
Surakarta: [Mangkunegaran], 1993
899.222 BAM p (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library