Ditemukan 3088 dokumen yang sesuai dengan query
Samsudjin Probohardjono
Solo: Sadu Budi, 1956
899.222 SAM s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ki Prawirosoedirdjo
Solo: Sadu - Budi, 1960?
899.222 PRA p II
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ki Prawirasudirdja
Solo: Satu Budi, [1900]
899.222 PRA s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Lembaga kebudayaan rakjat, 1961
791.5 SAK w
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Naskah ini terdiri atas bagian I. cerita-cerita lakon kethoprak: 1. Kresna Nguntal Raga; 2. Merang Resmi; 3. Tambang Sukesi; 4. Demang Pancal Pugung; 5. Agung pingit; 6. Sri Tanjung; 7. Batak koba; 8. Panji pulang jiwa; 9. Prabu Adidarma, limpating putri; 10. Demang Surya Ngalam; 11. Lelana Ngakerat; 12. Prabu Pastapa, Gilingwesi; 13. Rara Blorong. Bagian II. Pakem Balungan ringgit purwa sebanyak 46 buah, diawali dengan 1. Prabu Wiramba, diakhiri dengan no.46. lakon Semar Papa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.15-KS 62
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks berisi kisah Kurawa yang berusaha membunuh Pandawa. Pertama-tama Bratasena dibuat mabuk, dan dimasukkan ke sumur Jalatunda. Saudara-saudara Bratasena diundang ke Astina, dengan alasan akan diadakan penyerahan separuh negara. Sambil menunggu kedatangan Bratasena, Puntadewa disuruh mengatur ketandan, Arjuna menjual kapur sirih, Nakula dan Sadewa menggembalakan kambing dan itik. Raksasa Batangsidalancang, penjaga gada kepunyaan Bratasena, marah ketika gada itu diangkat oleh Kurawa untuk dipukulkan kepada Puntadewa. Pihak Kurawa mengadakan sayembara untuk mencari orang yang sanggup mengangkat gada itu. Hyang Antaboga menyuruh Bratasena mengikuti sayembara tersebut dengan minta imbalan separuh negara Astina. Bratasena kemudian diubah wujudnya menjadi anak berusia sembilan tahun. Teks berakhir dengan kisah penyerangan para Kurawa ketika Bratasena berusaha menagih janji setelah berhasil mengangkat gada tersebut. Cerita ini juga disebutkan dalam MSB/W.25 dan W.28, dengan judul Lakon Pandawa Dulit. Dalam sumber-sumber lain, teks juga dikenal dengan judul Lakon Bondhan Paksa Jandhu. Keterangan penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.23-A 41.03
Naskah Universitas Indonesia Library
Amsterdam, 1973
D 899.21 W 20
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisik teks sejumlah adegan dari berbagai cerita wayang krucil dan wayang purwa, dimulai dari cerita Damarwulan, episode Menak Jingga Bali sampai dengan cerita lahirnya Retnagawa, dan setiap adegan diberi judul."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.14-KS 61
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks ini berisi daftar nama-nama tokoh wayang dan mantera dalang. Selain itu juga cerita balungan wayang purwa, dari lahirnya Dasamuka, Lokapala, Rama Duta sampai dengan Rama Tambak. Asal koleksi naskah dari RM. Sajid."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.20-KS 57
Naskah Universitas Indonesia Library
Angger Joko Timur
"Serat Pakem Ringgit Purwa Lampahan Dewa Amral (SPRPLDA) merupakan sebuah karya sastra Jawa yang ditemukan dalam Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3 Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Teks SPRPLDA merupakan lakon carangan yang memuat kisah tentang tokoh Yudhistira ketika berubah menjadi Dewa Amral. Dewa Amral adalah raksasa tiwikrama dapat terjadi ketika tokoh Yudhistira murka. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana sifat tokoh Yudhistira yang teridentifikasi dalam naskah SPRPLDA? Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kandungan isi teks SPRPLDA dan mengidentifikasi sifat tokoh Yudhistira di dalamanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menerapkan metode filologi. Kajian isi teks dilakukan menggunakan pendekatan psikoanalisis Sigmund Frued. Hasil penelitian ini menyatakan: (1) SRPLDA merupakan naskah lakon gaya Surakarta yang memuat kisah Dewa Amral (2), Dewa Amral sebagai sosok raksasa putih termasuk dalam kategori raksasa tiwikrama, 3) Yudhistira memiliki kepribadian antar lain: (a) Unsur Id Yudhistira yaitu rasa balas dendam kepada Dewa di Kahyangan, (b) Unsur Ego Yudhistira yaitu sifat penyayang dalam menyelamatkan adik-adiknya dari Cemaniloka, (c) Unsur Super Ego Yudhistira yaitu sikap lila legawa dalam menerima dengan tulus. Berdasarkan analisis tokoh Yudhistira dinyatakan bahwa Yudhistira bukan manusia sempurna. Yudhistira masih memiliki sifat baik dan buruk pada dirinya.
Serat Pakem Ringgit Purwa Lampahan Dewa Amral (SPRPLDA) is a Javanese literary found in the Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3 Fakultas Sastra Universitas Indonesia.The SPRPLDA text is a carangan play that contains a story about the character of Yudhistira when he turned into Lord Amral.The god Amral is a giant of tiwikrama who appears when the character Yudhistira is enraged.The main problem in this research is how the nature of the Yudhistira's character identified in the SPRPLDA manuscript?This study aims to reveal the content of the SPRPLDA text and identify the nature of yudhistira's character in it. This research is a qualitative descriptive research by applying philological methods.The content's research of the text was carried out using the psychoanalytic approach of Sigmund Freud. The results of this study stated: (1) SRPLDA is a Surakarta-style play manuscript that contains the story of Lord Amral (2), Lord Amral as a white giant figure is included in the category of giant tiwikrama, (3) Yudhistira has a personality among others: (a) The element of Id Yudhistira, is a sense of revenge for the God's in Kahyangan, (b) The ego element of Yudhistira, is the compassionate nature in saving his younger siblings from Cemaniloka, (c) The element of the Yudhistira Superego is the attitude of lila legawa in accepting sincerely.Based on the analysis of yudhistira, it is stated that Yudhistira is not a perfect human being.Yudhistira still has a good and bad qualities to him."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library