Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7699 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridwan Saidi, 1942-
Jakarta: Masup, 2008
899.221 RID a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Saidi, 1942-
Jakarta: Masup, 2008
899.221 RID a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Gifani Mantika
"Salah satu budaya masyarakat yang dapat dikaji adalah mengenai siklus kehidupannya. Pada kesempatan ini penulis memilih untuk mengkaji siklus hidup masyarakat Betawi melalui novel Anak Betawi Diburu Intel Yahudi (ABDIY). Permasalahan yang diangkat melalui novel ini ialah mengenai siklus hidup masyarakat Betawi beserta pemikiran dan sikap mereka. Penulis juga akan memberikan penilaian terhadap karya novel ini melalui pendekatan mimetik karya sastra. Pendekatan mimetik itu tidak terlepas dari unsur intrinsik karya, yakni pelataran dan penokohan. Metode yang digunakan dalam membahas novel ini adalah pendekatan kualitatif. Setelah melalui penelitian dan pengkajian diperoleh hasil bahwa peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam novel ABDIY merupakan mimetik kehidupan nyata masyarakat Betawi.

One of the cultural communities that could be studied is about the life cycle. On this occasion, the writer chose to study the life cycle society through the novel Anak Betawi Diburu Intel Yahudi (ABDIY). Issues raised through this novel is about the life cycle of the Betawi people and their thinking and their attitude. The writer also would provide an assessment of the novel through mimetic approach. Mimetic approach can not be separated from the intrinsic element of the novel, namely the setting and characterizations. The method used in discussing this novel is qualitative approach. The research and study results showed that the events in the novel is a mimetic real life Betawi society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11064
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyatno Kurim
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brey, Barry B.
Harlow: Pearson, 2014
004.165 BRE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuniarti
"Betawi merupakan etnis yang cukup populer dalam masyarakat Indonesia, tertitama Para penggemar acara-acara televisi yang menampilkan budaya Betawi. Selain karena sering diselingi dengan humor yang segar, bahasa Betawipun sudah dikenal dan dimengerti hampir seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini bisa jadi karena bahasa Betawi mirip dengan bahasa Indonesia dan sudah menjadi bahasa pergaulan masyarakat Indonesia. Sinetron ataupun program acara lain di televisi yang menayangkan budaya Betawi membuat etnis ini "naik daun". Terbukti dengan adanya rating yang cukup tinggi pada acara sinetron ataupun lenong yang isinya melakonkan kehidupan orang Betawi. Sangatlah ironis jika kita mengetahui bahwa justru tontonan-tontonan tersebut malah menimbulkan sejumlah stereotip, baik itu positif atau .negatif tentang orang Betawi yang belum tentu sesuai dengan realitanya. Efeknya tentu saja penonton akan mengira bahwa memang demikianlah adanya orang Betawi. Penonton tidak akan mengecek atau menyelidiki lebih dalam apakah benar orang Betawi itu seperti yang ditampilkan oleh televisi ? Sehubungan dengan itu peneliti mengambil studi eksploratif tentang efek sinetron televisi Si Doel Anak Sekolahan, yang merupakan salah satu sinetron favorit dan populer di kalangan masyarakat., terhadap pembentukan gambaran orang Betawi dalam persepsi penontonnya. Peneliti ingin mengetahui apakah tontonan ini menimbulkan stereotip orang Betawi , dan apakah penonton yang berasal dari kelompok non Betawi menganggap bahwa reality orang Betawi adalah seperti yang ditampilkan dalam sinetron tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan itu peneliti mengambil sebelas orang informan non Betawi yang merupakan penonton rutin SDAS. Dengan motede penelitian kualitatif peneliti bermaksud mengetahui lebih dalam efek SDAS terhadap stereotip orang Betawi dan bagaimana efek itu bisa terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan didasari teori kultivasi dari George Gerbner yang mengemukakan bahwa kecanduan menonton televisi dapat menimbulkan persepsi bahwa dunia ini adalah sama dengan dunia yang ditampilkan televisi. Hasil penelitian menunjukkan hal yang serupa dengan apa yang dikemukakan Gerbner. Penonton SDAS yang non Betawi mempunyai persepsi bahwa karakter orang Betawi didalam dunia nyata adalah mirip dengan karakter orang Betawi sebagaimana ditampilkan dalam SDAS. Namun hal ini hanya berlaku pada individu yang meMpunyai pengetahuan yang sedikit dan kurang mengenal orang Betawi yang sebenarnya. Teori kultivasi kurang berlaku pada individu yang sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman bergaul erat dengan orang Betawi sebelum menonton SDAS, karena stereotip tentang orang Betawi yang terbentuk dalam persepsinya cenderung lebih dikarenakan pengalaman dan keyakinannya tersebut. Dalam penelitian ini pula ditemukan beberapa faktor yang mungkin melatarbelakangi persepsi informan terhadap orang Betawi, yaitu pengalaman bergaul dengan orang Betawi ( pengalaman pernah tinggal di lingkungan orang Betawi, memiliki teman, tetangga atau saudara ipar orang Betawi ), latar belakang budaya, peran dan status, sosialisasi keluarga dan terpaan budaya Betawi dari media lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjria Novari Manan
"Subagaimana telah dirumuskan dalam bab pendahuluan, tu_juan penulisan ini adalah untuk melihat pengaruh beberapa unsur kebudaysan ( yaitu pencaharian hidup, pelapisan sosial latar belakang pendidikan, sistim kekerabatan,roligi dan upa cares yang berkaitan dongan lingkaran hidup ), tarhadap poly makan anak baliLa orang Betawi di Grogol Utara. `_ebelum sam_pai pada esimpulan,_moka akan diuraikan secara singkat pa - njaruh masincj-masing unsur di etas, sebagai basil penelitian setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S12771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Uswatun Hasanah
"Skripsi ini membahas refleksi film Si Doel Anak Betawi dan Si Doel Anak Modern karya Sjumandjaya mengenai kehidupan orang Betawi pada masa kolonial Belanda dan pemerintah Orde Baru. Kedua film ini mengangkat aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politik dalam menggambarkan perubahan sosio-kultural orang Betawi berdasarkan pengalaman pribadi Sjuman dan adaptasi novel Si Doel Anak Betawi. Sjuman melihat perubahan orang Betawi terjadi akibat kebijakan pemerintah dan gaya hidup orang Betawi. Oleh karena itu, skripsi ini menampilkan kritik Sjumandjaya dalam film Si Doel Anak Betawi dan Si Doel Anak Modern terhadap keadaan tersebut.

This study discussed about how Betawi's people live in Dutch colonial era and in New Order government through Si Doel Anak Betawi and Si Doel Anak Modern movie by Sjumandjaya. Both of these movies raised the social, economic, cultural, and political aspects in illustrating the socio-cultural changes of Betawi people by Sjuman's personal experience and novel adaptation of Si Doel Anak Betawi. Sjuman see changes occur as a result of government policy and the Betawi lifestyle. Therefore, this study shows Sjumandjaya's criticism in the film Si Doel Anak Betawi and Si Doel Anak Modern against the era.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaidah Dewi
"Kemunculan berbagai televisi swasta menyebabkan timbulnya semacam persaingan di antara televisi swasta dalam hal merebut perhatian dan minat penonton. Berbagai cara dilakukan untuk menarik hati penonton, antara lain dengan menyiarkan berbagai acara yang kiranya disukai para penonton. Salah satu acara yang tampaknya cukup disukai itu adalah sinetron. Sinetron Si Doel Anak Sekolahan merupakan satu di antara sinetron yang cukup sukses menarik perhatian penonton. Sinetron SDAS ini beberapa kali meraih rating tertinggi dalam meraih jumlah penonton. Keadaan ini menarik untuk diamati Iebih jauh, terutama karena sinetron ini menyajikan cerita dengan menggunakan latar atau setting kebudayaan Betawi, yang kemudian menimbulkan banyak komentar. Ada yang menganggap apa yang ditampilkan dalam SDAS itu sesuai dengan realitas dalam masyarakat Betawi, ada pula yang tidak. Pertentangan pendapat itu menimbulkan pertanyaan lebih jauh mengenai bagaimana sebenarnya SDAS menggambarkan budaya Betawi, sejauh mana is menggambarkan budaya tersebut. Pertanyaan-pertanyaan itu mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Hal lain yang juga menjadi alasan dilakukan penelitian ini adalah karena kelebihan yang dimiliki televisi dari media lain menyebabkan pesan yang disampaikan televisi mempunyai kecenderungan membuat penonton, khususnya anak-anak, percaya dan menganggap hal tersebut sesuai dengan kenyataan atau realitas. Padahal, belum tentu pesan yang disampaikan itu sesuai dengan realitas yang ada. Untuk melihat kesesuaian antara realitas dalam sinetron dengan realitas budaya Betawi, digunakan kerangka pemikiran yang didasarkan pada teori Model Komunikasi Gerbner. Model tersebut dianggap cukup tepat sebab dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Menurut model tersebut, terdapat dua bentuk realitas yang terjadi dalam proses komunikasi. Realitas pertama, yaitu realitas yang ada dan dialami atau dilihat oleh seseorang. Sedangkan realitas kedua yaitu hasil persepsi atau pengamatan terhadap realitas pertama yang disampaikan kepada orang lain. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian analisis isi kualitatif. Alasannya, karena peneliti ingin mengetahui secara lebih dalam bagaimana kualitas sebuah isi pesan. Analisis isi kualitatif dalam hal ini dianggap mampu memberikan hasil pengamatan yang lebih luas terhadap penelitian ini. Objek penelitian ini adalah sinetron Si Doel Anak Sekolahan bagian pertama (SDAS I). Unit analisisnya adalah segala aspek yang memperlihatkan bentuk budaya Betawi, secara umum terbagi dua, yaitu dalam bentuk data verbal (dialog dan lagu tema) serta data non verbal (adegan, setting, tema). Data dikumpulkan melalui pengamatan dengan menonton sinetron SDAS I dalam bentuk video sehingga bisa dilakukan berulang kali. Datadata yang dikumpulkan adalah keseluruhan unit analisis (data verbal dan non verbal). Data akan dianalisis dengan menggunakan model umum komunikasi Gerbner sebagai kerangka berpikir, dengan metode perbadingan, dimana data yang diperoleh dari sinetron akan diperbandingkan dengan data standar. Sebagai standar perbandingan antara realitas dalam sinetron SDAS dengan realitas dalam budaya Betawi, akan digunakan konsep tujuh unsur budaya universal, dalam hal ini tujuh unsur budaya Betawi, serta nilai-nilai dalam budaya Betawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori Gerbner memang tepat digunakan dalam penelitian ini. Dari sana diketahui bahwa gambaran budaya Betawi dalam sinetron SDAS I sebagian ada yang sesuai dengan realitas yang ada, sebagian tidak. Dengan demikian tepat yang disebutkan Gerbner bahwa realitas kedua (R2 atau realitas sinetron SDAS I) tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas pertama realitas Betawi). Dalam beberapa hal, penggambaran budaya Betawi dalam SDAS I ada yang sesuai namun ada pula yang tidak sesuai dengan realitas yang ada. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah gambaran budaya Betawi dalam sinetron SDAS I tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas Betawi yang sebenarnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekurang-sesuaian itu, antara lain adalah pengaruh sifat komersil dari sinetron, serta persepsi, pengetahuan dan pengalaman pihak pembuat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Hidayat Ali
"Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa dan kebudayaan serta beratus-ratus bahasa yang khas. Di Indonesia terdapat lebih dari tiga ratus kelompok suku bangsa yang berbeda-beda serta lebih dari dua ratus bahasa yang dipergunakan secara khas (Jaspan, 1958). Diantara bermacam-macam suku bangsa dan bahasa yang khas serta kebudayaannya masing-masing, terdapat suku bangsa Betawi, yang juga memiliki kebudayaan sendiri serta bahasa sendiri.
Orang Betawi merupakan penduduk asli kota Jakarta memiliki banyak permasalahan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Permasalahan mereka tersebut sering dituangkan dalam bentuk berupa sketsa (cerita pendek) di suratkabar-suratkabar, perbincangan di radio-radio, cerita di dalam pertunjukan Lenong maupun Topeng Betawi dan yang paling mutakhir adalah adalah sinetron ?Si Doel Anak Sekolahan SDAS? (SDAS). Dari hasil survay Litbang Kompas tahun 1995, sinetron SDAS memang merupakan tontonan yang menarik dan dari suway tersebut tercatat, 70% penduduk Jakarta mengaku selalu menonton tayangan sinetron SDAS dan menduduki peringkat pertama dari 10 besar acara TV yang disukai penduduk Jakarta. Hasil survay lainnya ditemukan bahwa sinetron SDAS merupakan tontonan menarik karena ceritanya mudah dipahami, cerita yang ditampilkan merupakan cerita sehari-hari yang bisa dilihat bahkan dialami sendiri penontonnya, sederhana dengan alur cerita yang tidak berbelit-belit, konflik antara tokoh mampu menyedot perhatian penonton, kesan kelucuan dan keluguan tokoh-tokohnya menghibur penonton dan adanya kesesuaian antara pemeran dan karakter perannya menjadi nilai tambah dari sinetron ini. Maka dapat disimpulkan bahwa sinetron SDAS menjadi tontonan yang menarik karena aspek-aspek yang dimiliki oleh sinetron SDAS yang mengena di hati pemirsa bila ditinjau dari segi skenario yaitu : aspek tema, aspek alur cerita, aspek penokohan atau karakterisasi, aspek konflik utama dan aspek dialog (Sumarno, 1996).
Namun pendapat yang dilontarkan oleh masyarakat penonton mengenai sinetron SDAS itu sendiri ternyata tidak seragam. Ada pihak yang menilai sinetron SDAS sebagai tontonan positif dan ada juga yang negatif. Berangkat dari adanya perbedaan pandangan terhadap sinetron SDAS ini, peneliti berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi pada kelompok-kelompok masyarakat penonton. Dember (1971) mengatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor sosial, belajar, motivasi dan kepribadian individu. Adanya perbedaan faktor-faktor individual yang mempengaruhi persepsi serta adanya perbedaan pandangan terhadap keadaan-keadaan obyek persepsi, dapat mengakibatkan adanya perbedaan persepsi di antara satu atau sekelompok orang dengan sam atau sekelompok orang lainnya Dengan adanya faktor pengalaman dan sosialisasi dalam pembentukan persepsi, diasumsikan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu obyek atau peristiwa dapat bembah sesuai dengan pengalaman individu terhadap obyek atau peristiwa yang dipersepsikannya tersebut.
Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana gambaran persepsi Orang Betawi yang tinggal di Jakarta, khususnya Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran baik secara umum maupun terhadap kelima aspek sinetron SDAS. Kedua kelompok tersebut mempunyai latar belakang dan wilayah tempat tinggal yang berlainan di sekitar Jakarta sehingga pengaruh yang diperoleh dalam perkembangan masyarakatnya juga berbeda. Jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa persepsi seseorang dapat berbeda dan bembah disebabkan oleh faktor-faktor sosial dan adanya proses belajar maka dapat diasumsikan bahwa persepsi Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran akan berbeda.
Penelitian dilakukan terhadap dua kelompok subyek, yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran yang berusia 16 tahun ke atas. Alat yang digunakan adalah kuesioner dengan skala 1 sampai 6 yaitu bentuk skala Likert. Data yang terkumpul diolah dengan teknik Analisa Varians (t-test) untuk melihat adanya perbedaan persepsi terhadap sinetron SDAS diantara kedua kelompok tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran bahwa sinetron SDAS secara umum dipandang sebagai sinetron yang disukai oleh responden (mean = 4.09). Demikian pula jika dilihat pada masing-masing aspek sinetron SDAS, umumnya responden cenderung memandang bahwa sinetron SDAS sebagai tontonan yang positif atau disukai penonton.
Hasil dari perbandingan terhadap kedua kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran dalam mempersepsi sinetron SDAS secara umum (2-Tail Significance equal = O.647. Demikian pula pada masing-masing aspek sinetron SDAS, tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok orang Betawi tersebut. Pada aspek tema (2-Tail significance = 0.278), aspek alur cerita (2-Tail significance = 0576, aspek penokohan (2-Tail significance = 0.989, aspek konflik utama (2-Tail significance = 0.090), dan aspek dialog (2-Tail significance = 0356)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>