Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Straelen, H. Van
Leiden: E.J. Brill, 1952.
952.037 STR y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shigeru,Yoshida
New York: Praeger, 1967
952.03 SHI j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beasley, W.G.
California: Stanford University Press, 1972
952.031 BEA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Forbis, William H.
New York: Harper & Row Publisher, 1975
952 FOR j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, D.C: Foreign Area Studies The American University, 1983
952 JAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Columbia U.P, 1967
895.6 PIL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Kartika
"Keberhasilan Jepang menguasai perekonomian dunia saat ini tidak terlepas dari proses industrialisasi dan modernisasi Jepang yang telah dipersiapkan pada akhir zaman Tokugawa dan revolusi industrinya berpuncak pada zaman Meiji. Proses industrialisasi Jepang pada awalnya mengalami kegagalan dan menimbulkan kegelisahan pada masyarakat Jepang. Tetapi negara ini telah banyak mendapat pelajaran yang berharga dari kegagalan menghadapi teknologi dari luar negeri (Barat). Semula pemerintah Jepang beranggapan bahwa dengan teknologi maju dari Barat dapat memacu pertumbuhan ekonomi negara tesebut. Namun, setelah mereka tidak berhasil dengan strategi itu, mereka dengan segera merubah atau membenahi strategi berikutnya, antara lain dengan nenyesuaikan teknologi yang cocok dengan kapasitas nasional (domestic capacity) dan kemampuan sosial (social capability) untuk nendukung industri di Jepang.
Industri yang dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer Jepang dengan melaksanakan slogan fukoku kyohsi (negara kaya militer kuat) dan shokusan kogyo (meningkatkan produktivitas dengan menggalakkan industrialisasi) dibedakan atas dua kategori utama. Pertama, industri sutera, kapas dan pemintalan benang sebagai industri yang diandalkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Kedua, industri besi-baja dan transportasi sebagai industri strategis militer. Revolusi industri memberikan dampak yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi, politik dan keamanan, tetapi tidak memperlihatkan perubahan yang berarti terhadap perubahan sosial-budaya. Kepribadian masyarakat Jepang relatif tidak terpengaruh oleh adanya kebijaksanaan masuknya teknologi dan kelembagaan Barat.
Dampak revolusi industri terhadap perekonomian Jepang dapat dilihat dari perbaikan sumber modal, pertumbuhan ekonomi (GNP) yang meningkat, dan perbaikan struktur ekonomi Jepang. Dampak terhadap perubahan politik dan keamanan berupa munculnya gerakan-gerakan demokrasi (jiyu minken undo) yang bersumber dari ketidakpuasan sekelompok intelektual Jepang terhadap industrialisasi. Revolusi industri juga memberi dampak terhadap masuknya kelembagaan-kelembagaan politik modern Jepang, seperti partai politik dan konstitusi. Di samping itu industrialisasi memberi dampak yang eukup besar terhadap kekuatan militer Jepang, yang bahkan mampu menguasai beberapa negara melalui aksi perang untuk menguasai pasaran produk-produk mereka dan atau bahan-bahan baku yang dibutuhkan Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Tamzis Hudi
"Ryosai Kenbo adalah suatu paham yang membentuk wanita menjadi seorang istri yang baik dan ibu yang bijaksana yang dijadikan pemerintah Jepang sebagai tujuan pendidikan wanita Jepang pada zaman Meiji. Dengan dilaksanakannya Restorasi Meiji, pemerintah Jepang zaman Meiji melakukan pembaharuan-pembaharuan di segala bidang kehidupan dalam rangka mengejar ketertinggalan negaranya dari negara-negara Barat dan memajukan bangsa serta negaranya. Dan Ryosai Kenbo dijadikan pemerintah Jepang sebagai usaha untuk mencapai tujuan negaranya tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui mengapa Ryosai Kenbo dijadikan sebagai usaha untuk memajukan Jepang. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan pendekatan kepustakaan dengan memilih, menganalisa, dan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan terkait dengan skripsi. Hasilnya menunjukkan bahwa pemerintah Jepang menjadikan Ryosai Kenbo untuk mendukung usahanya dalam memajukan Jepang karena makna dari Ryosai Kenbo itu sendiri. Yaitu Ryosai Kenbo dijadikan sebagai salah satu ideologi yang menjadi dasar untuk negara Jepang dalam mencapai tujuan negaranya tersebut. Dengan dijadikannya sebagai ideologi yang berlaku di Jepang, Ryosai Kenbo menempatkan dan melembagakan secara jelas peran wanita Jepang di dalam lingkungan domestik yaitu rumah dengan menjadi istri yang melayani suami dengan setia dan patuh, mendukung karir suami, dan dapat mengerjakan semua urusan rumah tanganya dengan baik; dan menjadi seorang ibu yang membesarkan dan mendidik anaknya dengan bijaksana sehingga menghasilkan anak-anak yang dapat menjadi generasi penerus bangsa yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh A.
"Selama kurang lebih 250 tahun kepulauan Jepang menutup diri dari dunia luar dengan pelaksanaan politik sakoku(isolasi) di bawah rezim keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa mengelompokkan masyarakat Jepang ke dalam 4 kelas sosial yaitu pedagang, pengrajin, petani dan yang paling tinggi kedudukannya adalah kelas samurai. Hanya kelas samurai lah yang mempunyai hak-hak istimewa di dalam masyarakat, bisa dibilang bahwa mereka adalah kelas yang paling elit dalam strata sosial pemerintahan feudal Tokugawa. Kedudukan kelas samurai berubah sejak dimulainya peristiwa Restorasi Meiji. Pemerintahan Meiji pada saat itu melakukan restorasi dan reformasi besar-besaran dalam bidang politik, sosial, kebudayaan dan ekonomi; seluruh rakyat Jepang dari berbagai kalangan mengalami efek positif maupun efek negatifnya pada saat itu. Perubahan ini pun berdampak pada posisi dan kedudukan kelas samurai pada saat itu. Pemerintah Meiji menganggap keberadaan kelas samurai selama masa damai hanya menjadi gangguan saja yang otomatis berdampak pada hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kelas samurai sejak era sebelumnya. Makalah ini berusaha membahas secara lebih detil efek-efek modernisasi di Jepang selama peristiwa Restorasi Meiji kepada kelas samurai dalam bidang politik, sosial, budaya maupun ekonomi.

For more than 250 years, the islands of Japan isolated themselves from the outside world by implementing the politic of sakoku (isolation) under the regime of Tokugawa. Tokugawa regime grouped the Japanese society into 4 social classes, i.e merchants, craftsmen, farmer and the highest of all the samurai. Only the samurai class had special privileges in the society. It can be said that they are the elite class in the feudal Tokugawa government. The position of samurai class changed since the beginning of Meiji Restoration. The Meiji government in those time greatly restored and reformed the political, social, cultural and economic areas; the whole Japanese people from all classes of society experiences positive as well as negative effects at that time. Their change also affected the positive and power of the samurai class. The Meiji government considered the presence of the samurai class during the peace era, only as disturbance that automatically affected the special privileges that the samurai class had once in the previous era. This paper attempt to discuss in more detail the modernization effect in Japan during the occurance of meiji Restoration to the samurai class, in the area of politic, social, culture and economy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>