Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yost, Edna
Djakarta: Kinta, 1961
509.22 YOS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Subaktina Partiwi Arianto
"Dalam Bella, Juliette aux Pays des Hommes, Suzanne et le Pacifique, nama-nama kecil para tokoh wanita menjadi judul buku. Dalam teater Giraudoux juga memilih wanita sebagai tokoh-tokoh antik (Electre) atau untuk tokoh-tokoh Kitab Bibel (Judith). Malahan jika judul sandiwara itu adalah nama kecil tokoh-tokoh pria seperti Amphitryon 38, Jean Giraudoux memusatkan perhatiannya pada si tokoh wanita : Alcmene. Masalah yang timbul adalah mengapa Giraudoux tertarik pada kaum wanita khususnya dan apakah wanita mempunyai arti khusus bagi Jean Giraudoux?"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syivie Meiliana
"ABSTRAK
Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan
Ciri-ciri umum kesusastraan periode Victoria, perlu disebut bahwa zaman itu adalah zaman prosa. Sehubungan dengan itu, kesusastraan Inggris banyak menghasilkan novelis-novelis besar seperti Charles Dickens, William Makepeace Thackeray, dan Mary Ann Evans yang terkenal dengan nama George Eliot. Pada zaman itu juga muncul seorang novelis muda, Thomas Hardy, yang menurut Marion Davis dalam bukunya berjudul Bloomsbury Guide To Encaish Literature mendominasi periode akhir zaman tersebut.
Thomas Hardy dilahirkan di Upper Buckhamton, dekat Dorchester pada tanggal 2 Juni 1840, meninggal dunia pada tanggal 11 Januari 1928 di Dorchester dalam usia 88 tahun. Thomas Hardy merupakan seorang penulis yang hidup dalam masa peralihan antara abad ke-19 dan abad ke-20.
Hal ini tercermin dalam karya-karyanya yang terus mengikuti perubahan zaman.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni I. Bachtiar
"Aspek yang menonjol di dalam ketiga novel tersebut adalah penggambaran tokoh-tokoh wanita utamanya yang memiliki banyak persesuaian ciri dengan ciri para wanita pioneer yang hidup di daerah frontier.
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai ciri-ciri wanita pioneer dalam tokoh-tokoh utama wanita karya Willa Cather tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis untuk menghubungkan karya-karya tersebut dengan sejarah dan aspek-aspek wanita di abad kedelapan belas dan kesembilan belas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh utama wanita ketiga novel tersebut banyak memiliki persesuaian ciri dengan ciri para wanita pioneer yang hidup di jaman frontier. Karenanya, mereka merupakan tokoh-tokoh utama wanita pioneer."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Waluyo
"Dari lima novel dan dua cerita pendek yang telah dibahas, dapat dilihat dengan nyata bahwa tokoh-tokoh utama wanitanya mempunyai banyak persamaan, baik dalam novel-novel yang diciptakannya sebelum pengembaraannya, setelah pengembaraannya yang pertama, maupun dalam karya-karyanya yang terakhir. Ciri-ciri tokoh-tokoh wanita itu tidak berubah. Perubahan hanya terjadi pada kritik-_kritiknya terhadap keadaan masyarakat dan sosial yang menyangkut modernisasi di bidang industri. Kritik-kritiknya di bidang pendidikan dan agama telah terasa se_jak karyanya sebelum pengembaraannya.Tokoh-tokoh wanita yang dibahas : Mrs. Morel dan Miriam (Sons and Lovers); Lydia Lensky dan Anna Lensky (The Rainbow), Ursula Brangwen dan Gudrun Brangwen (Women in Lave), Kate Leslie (The Plumed Serpent), dan Con_nie Chattarley (Lady Chatterley's Lover) adalah wanita-_wanita yang cantik dan menarik, serta terpelajar. Tampaknya wanita-wanita ini adalah cermin dari zamannya. Mereka berasal dari golongan atas dan menengah atas. Demikian juga tokoh wanita tanpa nama dalam The Woman Who Rode Away dan tokoh Pauline dalam The Lovely Lady, mereka berasal dari golongan menengah, cantik, menarik, dan cerdas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Hamersma
Jakarta: Gramedia, 1983
921.9 HAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Hamersma
Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 1992
921.9 HAR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Sutiara
"Perkembangan zaman dan keleluasaan wanita untuk mendapatkan kesempatan meraih pendidikan setinggi mungkin mempengaruhi pola pikir dan perilaku mereka. Wanita yang selama ini, dianggap memiliki sifat-sifat yang stereotip, seperti bergantung, lemah, pasif, tidak berani menyuarakan pendapat pribadinya, berkat pendidikan yang tinggi dan keterbukaan masyarakat dalam menerima perubahan nilai-nilai tentang wanita, menunjukkan sikap-sikapnya yang berbeda. Wanita golongan ini, terutama yang hidup di kota besar, telah menjadi lebih berani dalam menentukan pilihan, lebih mandiri, lebih aktif dalam kompetisi studi dan karier, yang tentu raja bertentangan dengan karakteristik stereotipnnya terdahulu.
Ciri-ciri karakteristik seperti itulah yang penulis temukan dalam 13 cerpen karya Prasanti yang terkumpul dalam kumpulan cerpen Cintaku Pelabuhanku. Pemunculan sifat-sifat yang nonstereotip ini tidak hanya ditemukan pada tokoh-tokoh utama wanita yang masih lajang atau belum menikah, tetapi juga pada tokoh-tokoh wanita yang telah menikah. Bagaimanapun, konflik yang timbul dalam sebagian besar cerpen-cerpen ini, tidaklah melulu mengenai kompetisi studi dan karier yang menunjukkan kemandirian tokoh-tokoh wanita itu, tetapi juga masalah cinta dan keluarga sebagai masalah yang paling dasar dalam kehidupan setiap manusia. Apabila dikaitkan dengan kehidupan nyata, khususnya di kota-kota besar, di mana banyak sekali wanita yang berperan dalam sektor industri dan bisnis, kemungkinan munculnya karakteristik yang nonstereotip seperti itu bukanlah hal yang aneh. Prasanti mencoba merekamnya dalam bentuk fiksi, sebagai upaya untuk memperlihatkan kondisi masyarakat yang tengah terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Su`ud
"Penelitian terhadap tiga hikayat yang memakai tokoh wanita sebagai tokoh utamanya dilakukan sekitar bulan September 1992-Februari 1993. Penelitian ini bertujuan untuk nengungkapkan tema-tema apa saja yang digunakan serta bagainana tokoh wanita ditampilkan dalam hikayat-hikayat tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan netode deskriptif dan analisis dengan nenggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Sedangkan teknik yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil penelitian membuktikan bahwa ketiga hikayat tersebut memiliki tema yang terbatas, dan dapat dibagi menjadi dua kelonpok. Pertama hikayat-hikayat yang menggunakan tema pengkhianatan dan kedua hikayat yang menggunakan tema pembangkangan. Tokoh-tokoh wanitanya yang ditampilkan hampir memiliki kesamaan. Umumnya mereka memiliki kecantikan lahiriah tetapi miskin dalam kecantikan batiniah..."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S13393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turita Indah Setyani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan ingin mengungkapkan mengapa dan apa tujuan para wanita disayembarakan dalam cerita dan lakon wayang serta citra dan posisi wanita Jawa melalui citra dan posisi para wanita yang disayembarakan itu. Cerita dan lakon wayang yang digunakan sebagai bahan untuk mengumpulkan data berasal dari teks, oleh karena itu penelitian ini bergantung pada teks yang berbicara, di mana berdasarkan teks-teks cerita dan lakon wayang tersebut diperoleh gambaran bagaimana sesungguhnya citra dan posisi wanita Jawa seperti yang tercermin dalam wayang.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dalam penelitian ini digunakan pendekatan intrinsik dan metode kualitatif, sebab penelitian bersifat deskriptif analisis sehingga ditemukan hasil yang obyektif dari gambaran keadaan sebenarnya sesuai dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan hasil yang ditemukan itu, dapat diketahui bahwa penyebabnya adalah pertama karena memang sudah waktunya bagi para wanita yang disayembarakan tersebut untuk menikah, namun hingga dewasa belum mau menikah dan belum mempunyai pilihan untuk dijadikan suami, selain itu juga karena banyaknya raja dan satria yang ingin melamar mereka, kedua karena banyaknya pria yang ingin menyunting sang putri yang mempunyai kelebihan-kelebihan, ketiga karena memang untuk menanti jodoh yang sudah dipastikan; keempat karena hilangnya sang putri dari kerajaan, kelima untuk memperoleh pasangan yang sesuai dengan keinginan, dan keenam tidak disebutkan alasannya, maka diadakanlah sayembara. Oleh karena itu, dapat pulalah diketahui tujuan mereka disayembarakan, yaitu untuk mencari calon suami bagi mereka.
Sedangkan penggambaran tentang citranya secara garis besar para wanita yang disayembarakan itu taat dan patuh kepada ayah atau saudara laki-lakinya, serta memiliki sifat-sifat santun dan pasrah. Dengan citra yang senantiasa taat dan patuh serta setia dan pasrah tersebut, mengakibatkan para wanita menduduki posisi yang tersubordinat Hal itu diakibatkan oleh tidak diberinya wewenang dan hak untuk mengungkapkan pendapat pribadi yang sesuai dengan keinginan mereka. Sementara di sisi lain terdapat citra wanita yangpantang menyerah, sabar, belas kasih, dan pendendam. Disamping itu mempunyai watak yang teguh pada pendiriannya Dengan citra yang seperti itu mengakibaikan para wanita menduduki posisi yang sejajar dengan para pria. Posisi seperti itu diakibatkan oleh adanya kesempatan untuk menggunakan wewenang dan haknya mengemukakan sesuatu sesuai dengan keinginan, sehingga dapat menentukan dan memutuskan kehendaknya berdasarkan keadaan yang dialaminya.
Dengan demikian, dari hasil citra dan posisi wanita yang disayembarakan dalam cerita dan lakon wayang dapat diketahui bahwa citra dan posisi wanita Jawa tidak berbeda dengan citra dan posisi wanita yang disayembarakan tersebut Sebab selama ini konsep-konsep budaya Jawa yang menyatakan bahwa wanita adalah kanca wingking `sebagai yang dipimpin' dan laki-laki adalah kanca ngajeng `sebagai pemimpin atau yang memimpin' sudah begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat nya Demikian juga dengan konsep gurulaki, swarga nunur naraka karat, menyebabkan wanita selatu berada pada posisi di belakang atau bahkan di bawah laki-laki. Meskipun konsep-konsep itu sudah tidak dianut secara fanatik, dan bahkan terdapat ungkapan-ungkapan yang menilai kedudukan wanita cukup tinggi, misalnya 'Ibu pertiwi', Ibu jari.'', dan `surga di bawah telapak kaki Ibu', namun tanpa disadari mereka (masyarakat Jawa) masih terkungkung oleh budaya yang melingkupinya.

ABSTRACT
Image and Position of Javanesse Woman: Case Study in Women Figure which are Contested in Stories and Lakon WayangThe objective of this research is to find out why and what the purpose of contested woman is in stories and lakon wayang and image and the position of Javanesse women as well in terms of the contested image and position of the women. Stories and lakon wayang are used as material to collect data originated from texts, therefore, this research is depending upon the speaking texts, where the real image and position of Javanesse women are obtained in accordance to the texts as reflected in wayang.
To answer the above question, intrinsic and qualitative methods are used in this research for the research is analysis descriptive, so the unbiased result of real image is obtained up to the objective of this research.
Based on the result, there are some reasons why the contest is conducted; first, they are already have to get married, but they don't want it yet, and also they aren't find yet a goad pair, apart from that, there are so many prince and king want to proposed them; second, quite a few nobles men want to marry them; third, they waiting for somebody who has a faith to be their husband; fourth, somebody kidnapped the princess; fifth, to find somebody who fulfilled her desired; sixth, contested performed without any reason. Therefore, we can find the purpose of the contest, that is to find a marriage partner.
From that research we can find out that the image of the Javanesse women are always obey to the father and the brother's will, have a loyal and submit to their fate,-The consequences of these characteristic put the women in the subordinate position. Women can't expose their right and opinion as their wanted to. In the other side, women are describe have strong character, patient, mercifully, and bears a grudge. Consquences on that image cause the women have a similar position with a man. In that case, women can dicided what ever she wanted to do.
Javanesse culture have a concept of that a women is kanca wingking (follower), and a man is kanca ngajeng (leader), and also guru lake, swrzrga nunut, naraka katut (should follow the man in a good place or a bad place). All of these concept make a woman always in the lower position or even under the man. Besides that perceptions, in the wayang plays, there are another concept which is contrary different as we mention before. For example; i pertiwi (home land); ibu fart (thumb) and surga di bawah telapak kaki ibu (heaven is under mother's foot). These concept try to put the women in a good position. But that can't change so much, because man still fells that he is a leader and the women is the follower. Until now that conditions still continue and that continuation influenced with the patron of education and socialization that still life in the society.
Actually with wayang we can change the perception of the society. For example with the presentation of the Damayanti story. With the lakon wayang we also can influence the mission of equality of man and woman. We can change the perception of the society about the images and position of woman, from the subordinate to equality.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>