Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aswadi Syahri
Riau: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2007
930.1 ASW k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
913.959 8 KEG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Shabrina Mazaya
"ABSTRACT
GPR menjadi salah satu metode geofisika yang dimanfaatkan untuk survei arkeologi yang dapat membantu para arkeologis dalam melakukan identifikasi objek benda bawah permukaan tanpa harus melakukan penggalian terlebih dahulu untuk mencari objek benda ndash; benda anomali. GPR memanfaatkan gelombang elektromagnetik EM yang sangat sensitif terhadap material yang bersifat konduktif. Interpretasi data GPR dapat menggambarkan ukuran dan kedalaman dari objek bawah permukaan. Survei di benteng Speelwijk Banten Lama menggunakan frekuensi 600 MHz, frekuensi ini sangat baik digunakan untuk penetrasi dangkal dan resolusi tinggi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mencari benda anomali yang terkubur di bawah benteng untuk mendapatkan informasi jejak ndash; jejak bangunan masa lalu dari benteng Speelwijk. Anomali dari data GPR akan menghasilkan reflektor kuat berbentuk hiperbola. Warna reflektor yang terang menandakan bahwa material bawah permukaan memiliki sifat konduktivitas rendah dan warna reflektor yang tidak terang memiliki sifat konduktivitas tinggi. Hasil akhir setelah pengolahan data adalah model 2D objek bawah permukaan.

ABSTRACT
GPR is one of the geophysic methods utilized for achaeological surveys which is can assist archaeologists in identifying object of subsurface object without having to excavation to find the anomalies objects. GPR utilizes electromagnetic EM waves which are highly sensitive to conductive materials. Interpretation of GPR data can identify the shapes, sizes and depth of the subsurface object. Survey in the Speelwijk Castle in Banten Lama using a frequency of 600 MHz, this frequency is very well used for shallow penetration and high resolution. The main purpose of this research is to find anomalies object buried under the castle to obtain information on the past traces of the Speelwijk castle. Anomalies from GPR data will produce a strong reflectors with the patterns is a hyperbola. The strong color from reflector indicates the subsurface material properties has a low conductivity, and reflectors with a color that is not too bright has a material properties with high conductivity. The final results after processing data is the 2D model of subsurface."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ivan Efendi
"Megalitik merupakan peninggalan masa brcocok tanam yang memberikan banyak informasi dari analisis fisik bangunan. Dan lingkungan alamnya. Peninggalan megalitik dengan satuan analisis situs dan satuan runag analisis skala makro dapat dijadikan data untuk mencapai tujuan arkeologi. Peninggala megalitik yang menjadi data dalam skripsi ini berada di kab. Kuningan, yang terdiri atas 23 situs. Kemudian dibagi menjadi dua tipe berdasarkan fungsi yaitu : kelompok situs I dengan jenis tinggala peti kubur batu terdiri atas tujuh , yaitu situs cibuntu, pasawahan, cibari, pagerbarang, gibug, rajadanu dan panawarbeas dan kelompok situs II dengan jenis tinggalan bukan kubur yang terdiri atas menhir, arca megalitik, batu lumpang, meja batu, batu dakon, jambangan batu, dan punden berundak. Kelompok ini terdiri atas enambelas situs, yaitu, situs cimara, cibunar, sigenteng, sangkanerang, timbang, linggabuana, Buyut Sukadana, Balongkagungan, Nusa, Cangkuang, winduherang, Bagawat, Darmaloka, Hululinga, panyusupan dan saliya. Situs-situs itu tersebar di kai gunung Ciremai (3078 m dpal) sebelah timur. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di jawa barat, dan hamper seluruh bagian barat wilayah kabupaten ini merupakan areal kaki gunung tersebut. Selain itu ditemukan juga pada pada beberapa situs megalitik sejumlah beliung persegi, gelang batu dan temuan serta lain. Hal ini menarik untuk dipelajari dalam kaitan dan orientasinya terhadap gunung itu. Permasalahannya adalah variable-variabel lingkungan alam yang bagaimana, yang mempengaruhi peletakan peninggalan megalitik di kab. Kuningan, jawa Barat? Bagaimana persebaran dan orientasinya terhadap gunung ciremai? Serta pada kerangka batu yg mana bias ditempatkan? Tujuan penelitian ini adalah pertama mengetahui variael-variabel lingkungan alam yang berpotensi dalam peletakan peninggalan megalitik di kab. Kuningan jawa Barat, sehingga terlihat kearifan manusia dalam beradaptasi dengn lingkungannya. Kedua menentukan bentuk pesebaran dan melihat orientasinya terhadap gunung Ciremai, sehinggga dapat diketahui keterkaitannya. Ketiga mengetahui pada kerangka waktu yang mana sehingga dapat diketahui sejarah kebudayaan prasejarah khususnya di Jawa Barat dan umumnya di Indonesia. Ruang linkup penelitian ini sebatas hubungan antar situs megalitik sebagai salah satu unsure pemukiman masa prasejarah, dan keberadaan situs megalitik dengan ekologinya. Dengan menekankan pada skala ruang makro, sehingga dapat dijelaskan pola persebarannya. Penelitian ini menggunakan metode yang mengacu pada metode penelitian arkeologi ruang oleh Bruce G. Tigger. Adapun dalam upaya memahami keadaan lingkungan pada zaman prasejarah diperlukan perpaduan data arkeologi dan ekologi. Maka dari itu digunakan pendekatan ekologi. Dalam paradigmanya menyatakan bahwa unsure lingkungan fisik dipandang sebagai factor penenut letak dan pola suatu pemukiman. Asumsinya adalah pemukiman ditempatkan di suatu tempat sebagai responatas factor lingkungan tertentu. Dalam modelnya paradigma ini juga beranggapan bahwa factor teknologi dan lingkungan yang mengondisikan penempatan situs arkeologi. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah variabel alam yang mempengaruhi peletaka situs megalitik di Kab. Kuningan adalah ketinggian permukaan tanha antara 101_751 m dpl, bentuk medan lereng, batuan geologi QYU, wilayah akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir setempat dengan akuifer produktif, jarak ke sumber air tanah 0,5 km sampai 100 liter/detik, jarak situs ke sungai"
2000
S11760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalihah Sri Prabarani
"Prasasti Mātāji merupakan prasasti yang dikeluarkan pada tahun 973 Ś / 1051 M. Berdasarkan isinya, diketahui bahwa prasasti ini berasal dari kerajaan Pangjalu dan banyak menyebutkan unsur-unsur yang belum pernah dijumpai dalam prasasti sebelumnya. Prasasti Mātaji berisi uraian mengenai pemberian anugerah sīma oleh raja kerajaan Pangjalu, Śrī Mahārajyetêndrakara Wuryyawīryya Parakramā Bhakta, kepada penduduk desa Mātaji atas jasajasanya membantu raja menumpas musuh dalam peperangan yang sering terjadi di desa ini. Pangjalu merupakan pecahan kerajaan Airlangga setelah dibagi dua dengan kerajaan Janggala. Prasasti Mātaji merupakan prasasti pertama yang memuat informasi mengenai keberadaan kerajaan Pangjalu setelah peristiwa pembagian kerajaan oleh Airlangga. Prasasti ini juga menyebutkan berbagai informasi seperti unsur birokrasi kerajaan, nama raja beserta gelar lengkapnya, serta peristiwa perang yang sering terjadi di kerajaan Pangjalu pada masa itu. Minimnya sumber mengenai kerajaan Pangjalu mengakibatkan informasi yang dapat disampaikan tidak begitu lengkap.

The inscription of Mātaji was issued in 973 Ś / 1051 M by the kingdom of Paŋjalu and mentioned many elements that had never been found on other inscription from previous period. It commemorates the establishment of a freehold of Mātaji as a grant from the King, Śrī Mahārajyêtendra Wuryyawīryya Parakrama Bhakta, to the people of Mātaji. Its motive is that the people of Mātaji always helped the king to fight back those who attacked the kingdom for many times. It was said that some wars were often occurred at Mātaji for many times. Paŋjalu is a part of Airlangga?s kingdom after the partition, whereas the other side is Jaŋgala. The inscription of Mātaji is the first inscription mentioned about ?Paŋjalu? after the partition of Airlangga?s kingdom. Furthermore, it contains much information as bureaucracy elements, the King?s name and his title, and that there were some wars often occurred at Mātaji. For lack of the information about Paŋjalu, however, it is too insufficient in number to enable the historians to draw a clear and complete picture of Paŋjalu and Jaŋgala"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11980
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Timurti Novia P.
"Prassasti Panagaran dan prasasti Sumundul adalah dua batu prasasti yang ditemukan pada halaman kompleks Candi Kedulan yang berada di usun Kedulan, Kel. Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kec. Sleman, Prp. Yogyakarta. Prasasti berangka tahun 791 Saka (869 M0 ini adalah dua batu prasasti yang ditemukan di situs Candi Kedulan. Prassasti ini dikeluarkan oleh seorang tokoh bernama Rakyan Wiku Padan Lwar bernama Pu Manohari. Dapat diketahui pula bahwa prasasti tersebut mengandung data sejarah terkait dengan pendirian suatu bendungan (dawuhan) di desa Panangaran yang dibangun untuk mengairi tgal sekeliling bangunan suci (parhyanan). Berdasarkan angka tahun ( 791 Saka/869 Masehi) yang tercantum selaras dengan gaya aksara, dua batu prasasti ini merupakan salah satu prasasti sima yang berasal dari masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Pu/Dyah Lokapala, salah seorang pengusa Mataram Kuna Jawa Tengah yang banyak mengeluarkan prasasti"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12036
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
Jakarta: Kiblat Buku Utama, 2010
930.1 HAS k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kempers, August Johan Bernet
"situs arkeologi dan karya sejarah di Indonesia pada masa setelah perang."
s-Gravenhage: W.V. Hoeve, 1954
BLD 930.1 KEM o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>