Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Sandy
Jakarta: Direktorat Topografi. Departemen Angkatan Darat, 1961?
910.598 65 IMA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Rahayuningsih Suhardjono
"ABSTRAK
Collembola merupakan Hexapoda yang mempunyai beraneka ragarn ukuran, warna, habitat, dan peran dalam lingkungannya. Kelompok antropoda ini mudah dikenal karena cirinya yang khas, yaitu alat pelenting yang disebut furkula. Dengan adanya alat pelenting ini, Collembola juga dikenal dengan nama ekorpegas.
Dasar pemilihan Collembola
Ukuran Collembola berkisar antara 0,25 mm dan 8,00 mm panjangnya. Warnanya pun bermacam-macam, dari yang paling pucat sampai yang sangat mencolok, yaitu dari putih, abu-abu, biru tua, hitam, sampai merah merona. Secara menyeluruh, Collembola menduduki habitat-habitat lapisan tanah, serasah, kulit pohon yang melapuk, daun, dan bunga. Dengan habitat yang bermacam-macam ini, peran Collembola dalam lingkungannya juga bermacamrnacam, yaitu sebagai perombak bahan organik, penyeimbang fauna tanah, pemangsa hewan lain, penyerbuk, perusak tanaman bawang dan jamur merang, serta penyerap ion racun dan/atau logam berat.
Walaupun Hexapoda ini terdiri atas berbagai kelompok yang menduduki berbagai lingkungan, yang menonjol darn segi jumlah dan peran dalam lingkungan adalah Collembola tanah. Sebagai fauna tanah, Collembola tanah terdapat pads lapisan tanah atas. Habitat seperti ini berkisar parka kedalaman tanah darn 0 cm sampai 15 cm. Dengan persyaratan kehidupan Collembola tanah seperti itu, peran kelompok ini yang dapat dimanfaatkan manusia adalah dalam aspek indikasi kandungan air tanah, ion racun dan Iogam berat, Berta sebagai faktor penyeimbangan fauna tanah.
Kias Collembola, yang terklasifikasi di dalam Induk klas Hexapoda, terdiri atas tidak kurang darn 6.000 jenis yang sudah dikenal. Jenis-jenis ini terkelompok ke dalarn seldtar 500 marga (Greenslade 1991: 548). Collembola tidak tersebar merata di bagian-bagian dunia. Di Jepang tercatat 331 jenis yang terkelompok dalam 92 marga darn 13 suku (Yoshii, 1977: 141-170), Norwegia memiiild 234 jenis dalam 48 marga dari 5 suku (Fjellberg 1980: 1-200), sedangkan di Australia tercatat lebih darn 1.600 jenis yang terkelompok dalam 14 suku.
Di Indonesia pencatatan mengenai Collembola masih sangat terbatas. Sampai tahun 1989 dikenal 154 jenis dalam 57 marga (Suhardjono 1989a: 1-22; 1989b: 117-127, Yoshii & Suhardjono 1989: 23-90). Jenis-jenis yang tercatat ini berasal clan Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sulawesi, dan Irian Jaya. Darn kenyataan ini, jelaslah bahwa masih terdapat peluang besar untuk mengungkapkan keanekaragaman Collembola darn Indonesia. Dengan inventarisasi yang lebih rinci di banyak bagian Indonesia, akan lebih banyak jenis bare yang dapat ditambahkan pads daftar Collembola Indonesia. "
1992
D336
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oemar Bahsan
Bandung: N.V. Melati Bandung, 1955
992.66 B 30
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1988
S33340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Mansjoer
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1953
D204
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Suca Sumadi
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2013
306.8 WAY t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Anwar
"
ABSTRACT
The purposes of this research are (1) to describe the perception of rural society toward mobile library services in Lombok island, West Nusa Tenggara; (2) to identify the reading habit of rural society in Lombok island, West Nusa Tenggara; (3) to know the role of mobile library in supporting the reading habit of the rural society in Lombok, West Nusa Tenggara.
This research is carried out to 331 respondents which considered from all member of the mobile library in Lombok. The sampling method used are systematically and randomly. Data collection used is multiple choice questioner.
The results of the research are as follows: (1) the collections of the mobile library are not variously sufficient and not really meet the user need; (2) the service of the mobile library is not variously available and less satisfied; (3) the service time is less appropriate; (4) the time used for reading by the rural society is more than one hour a day; (5) the collections frequently red are hooks, magazines and newspapers; (6) the way used to obtaining those collections is by borrowing from library; (7) the total collections red are four titles a month.
Based on the results of the research can be concluded as follows: (1) the perception of the 'rural society toward the mobile library in Lombok island, West Nusa Tenggara are good enough, although to certain components like collections, services and the time service are not so good; (2) the reading habit of the rural society in Lombok island, West Nusa Tenggara is good enough; (3) the role of the mobile library is very important in supporting the reading habit of the rural society in Lombok island, West Nusa Tenggara.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) menggambarkan persepsi masyarakat pedesaan terhadap layanan perpustakaan keliling di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, (2) mengidentifikasi kebiasaan membaca yang meliputi waktu untuk membaca, bahan bacaan yang dibaca, Cara memperoleh bahan bacaan dan banyaknya bahan bacaan yang dibaca bagi masyarakat pedesaan di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, (3) untuk memperoleh kepastian sejauh mana perpustakaan keliling dimanfaatkan dalam mendukung kebiasaan membaca masyarakat pedesaan di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sampel penelitian ini sebanyak 331 orang diambil dari semua anggota perpustakaan keliling yang beroperasi di pulau Lombok. Pengambilan sampel dilakukan secara sistematis dan acak. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket berbentuk pilihan ganda.
Hasil penelitian adalah: (1) koleksi perpustakaan keliling dipersepsikan kurang memadai, kurang bervariasi dan kurang sesuai dengan kebutuhan pemakai; (2) layanan kurang bervariasi dan kurang memuaskan; (3) jam buka layanan kurang tepat; (4) waktu untuk membaca bagi masyarakat pedesaan di pulau Lombok rata-rata lebih dari satu jam dalam sehari; (5) jenis bahan bacaan yang sering dibaca adalah buku, majalah dan Surat kabar; (6) cara yang paling sering dilakukan untuk memperoleh bahan baeaan adalah merninjam dari perpustakaan; (7) jumlah bahan bacaan yang dibaca rata-rata 4 (empat) judul dalam satu bulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (I) persepsi masyarakat pedesaan terhadap perpustakaan keliling secara umum baik, namun terhadap unsur-unsur tertentu seperti koleksi, layanan dan jam buka layanan dipersepsikan kurang baik; (2) kebiasaan membaca masyarakat pedesaan di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat cukup baik; (3) layanan perpustakaan keliling memiliki peranan panting dalam menunjang kebiasaan membaca bagi masyarakat pedesaan di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hirsanuddin
"Akhir-akhir ini kita tengah menyaksikan suatu proses menuju krisis sosial yang disebabkan oleh sengketa tanah. Tanah sejak lama memang menjadi hal yang sangat rawan dan menjadi potensi pemicu krisis sosial. Gejala krisis sosial akibat dari sengketa tanah telah memanifestasi dalam bentuk pertentangan kepentingan atas tanah, antara rakyat dengan negara maupun antara rakyat dengan industri merupakan sengketa yang telah terjadi di mana-mana, dan pada setiap periode zaman sistem sosial atau formasi sosial.
Pembahasan tentang kasus sengketa tanah di atas mengingatkan kita pada dua hal pokok yaltu: 1. Bahwa persoalan petani sebagai pemilik/penggarap tanah bukan hanya soal persengeketaan masalah tanah. Masalah tanah pada dasarnya erat kaitannya dengan pilihan kebijakan agraria dari suatu era tertentu. 2. Bahwa masalah tanah bagi petani tidak berdiri sendiri, dia merupakan bagian dari persoalan besar yang menyangkut aspek politik, ekonomi, budaya dan hukum. Sementara kasus sengketa tanah juga terjadi melalui mekanisme lain seperti: Melalui Hak Penguasaan Hutan (HPH). Program Hutan Tanaman Industri (HPI) dan penggunaan tanah Pembangunan Kawasan Wisata, waduk dan lain-lain.
Di Pulau Lombok kasus sengketa tanah mulai mengemuka sekitar tahun 1986, ketika pemerintah menetapkan Nusa Tenggara Barat sebagai daerah tujuan wisata. Banyak kasus sengketa tanah terjadi seperti: Kasus Gill Trawangan, Kuta dan yang terakhir yang sempat mendapat perhatian di tingkat nasional adalah kasus pembebasan tanah kawasan pariwisata Rowok yang menjadi kajian dalam tulisan ini, dengan mengajukan permasalahan sebagai berikut: Apakah yang menjadi penyebab terjadinya sengketa dan bagaimana cara penyelesaiannya.
Untuk memecahkan persoalan tersebut metode penelitian yang digunakan adalah dengan mengumpulkan berbagai macam sumber yang ada kaitannya dengan masalah yang dikaji, di samping itu mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menangani sengketa pembebasan tanah kawasan pariwisata Rowok tidak terlepas dari keterlihatan aparat secara langsung baik aparat keamanan maupun aparat pemerintah daerah, sehingga menimbulkan perlawanan yang dilakukan oleh pihak penggarap. Perlawanan yang dilakukan dengan melalui jalur di luar pengadilan formal. Tetapi upaya yang dilakukan oleh pihak penggarap selalu mengalami kegagalan. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Ujung Pandang maupun Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya yang mengadili perkara sengketa tanah tersebut mengalahkan para penggarap. Dengan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya tersebut menambah sejarah bahwa sengketa antara petani pemilik/penggarap melawan penguasa maupun pemilik modal, petani pemilik/penggarap senantiasa dalam posisi yang lemah dan selalu dengan mudah dikalahkan oleh penguasa atau pemilik modal."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oemar Bahsan
"Buku ini berisi tentang peristiwa Rengasdengklok. Beberapa kejadian dalam PETA juga diceritakan dalam buku ini. Buku ini juga dijadikan bahan untuk mengenang kawan-kawan seperjuangan yang telah mendahului kita."
Bandung: Melati Bandung, 1955
K 959.052 OEM t
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>