Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: Depsos Dirjen Bantuan Sosial, 1980
959.802 IND c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Sosial RI, 1997
959.8 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pertimbangan Perintis Kemerdekaan, 1994
959.8 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Sosial RI, 1998
959.8 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Reinhard
"Skripsi ini membahas mengenai indigenisasi yang terjadi di dalam lembaga HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) sebagai salah satu gereja etnis di Indonesia. Penyebaran agama Kristen ke Tanah Batak sejak tahun 1824 baru mengalami keberhasilan ketika missionaris dari zending RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) datang. Missionaris RMG tersebut bergerak dengan nama Batakmission, dengan Ludwig Ingwer Nommensen sebagai tokoh sentral. Seiring perkembangan waktu, jemaat mulai menuntut posisi sebagai pemimpin gereja. Penolakan misionaris RMG menyebabkan lahirnya HKB (Hatopan Kristen Batak) yang mempelopori lahirnya HChB (Huria Christen Batak), yang merupakan gereja pertama yang berdiri di luar naungan zending. Ditangkapnya orang Jerman yang ada di Hindia Belanda akibat pendudukan Jerman atas Belanda di perang Dunia ke dua membuat HKBP memilih Kasianus Sirait sebagai ephorus Batak pertama. Selanjutnya, HKBP masih harus menghadapi BNZ (Batak Nias Zending) yang menguasai aset RMG dan baru selesai ketika kedatangan Jepang ke Hindia Belanda.

This undergraduate thesis discusses about the indigenization that occured in the HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), i.e. a prominent ethnic church in Indonesia. The Christianity in Batak land began in 1824 and succeeded with the works of RMG (Rheinische Missionsgesellschaft). They institutionalized it as Batakmission, in which Ludwig Ingwer Nommensen played a central figure. Over the years, the church demanded a higher position as a top leader of the church, that was refused by the RMG.It led to the birth of HKB (Hatopan Kristen Batak) as the organization of Christian Bataks. Fulfilling their wishes, they formed the HChB (Huria Christen Batak), which would be considered as the first church that arised without the involvement of the zending, that transformed the Batakmission as HKBP in 1929. In the 1930s a unexpected but conducive event, the initial WW II came up that caused the arrest of the Germans in Indonesia, included the Germans leaders of HKBP. The situation encouraged the congregation to elect Kasianus Sirait, the Batak born priest, as the first HKBP or the Ephorus. Later, HKBP still had to deal with BNZ (Batak Nias Zending) to take over the control of RMG assets, and the process completed when Japan arrived to Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mantik, Maria Josephine
"Pembedaan gender antara laki-laki dan perempuan telah lama menjadi pembicaraan yang menarik perhatian para pejuang perempuan di dunia. Masyarakat membedakan laki-laki dan perempuan sejak awal kehidupan manusia. Keberadaan masyarakat dalam budaya patriarkat di tengah kehidupan manusia ikut memberi andil dalam menempatkan laki-laki dan perempuan pada peran mereka masing-masing. Dalam kehidupan masyarakat patriarkat, pandangan hidup yang berlaku bersifat seksis. Artinya, harkat dan keberadaan diri manusia dibedakan atas jenis kelaminnya. Akibat pembedaan ini, masih banyak perempuan yang tidak mendapat kesempatan untuk berkarya sesuai kharisma dan kemampuan mereka. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, hingga saat ini perempuan masih mengalami diskriminasi dan berbagai bentuk ketidakadilan akibat bias gender. Walaupun kenyataan menunjukkan telah banyak perempuan memperoleh pendidikan yang sama dengan laki-laki dan peran perempuan yang semakin besar dalam berbagai sektor, namun diskriminasi dalam berbagai bentuk masih dirasakan. Diskriminasi dan ketidakadilan tersebut antara lain muncul dalam bentuk: marginalisasi, subordinasi, dan stereotipe. Berbagai isu marginalisasi, subordinasi, dan stereotipe ini juga terjadi di lingkup Gereja. Dalam Gereja, masih terdapat perbedaan peran kepem mpinan antara laki-laki pendeta dan perempuan pendeta, walaupun sebenarnya misi Gereja adalah memberitakan Injil serta melayani sesama menurut pola hidup Tuhan Yesus. Untuk itu, perlu dipertanyakan makna kepemimpinan yang sebenarnya. Apakah perempuan tidak dapat menjadi pemimpin? Apakah perempuan hanya boleh memimpin organisasi atau Gereja dalam kegiatan tertentu yang ada kaitannya dengan perempuan? Memang secara angka telah terjadi peningkatan jumlah perempuan pendeta yang mengambil bagian dalam pelayanan Gereja dan masyarakat. Namun demikian, pemahaman dan pemikiran yang dikembangkan perempuan pendeta belum sepenuhnya dipahami dan diterima oleh sebagian pimpinan Gereja (yang adalah laki-laki) sebagai sumbangan perempuan yang berprofesi pendeta dalam kebersamaan Masalah bias gender juga terjadi di Gereja Protestan Indonesia di bagian Barat (GPIB). Perempuan pendeta mengalami berbagai kendala untuk menempati jabatan tertinggi di tingkat Mupel dan Sinodal di GPIB. Peluang perempuan pendeta untuk menduduki jabatan tertinggi di tingkat Mupel dan Sinodal di GPIB sangat kecil karena dimarginalisasikan dalam bias gender. Karena tersubordinasi dalam bias gender, maka perempuan pendeta masih banyak yang enggan berkompetisi dengan laki-laki pendeta untuk menduduki jabatan tertinggi di tingkat Mupel dan Sinodal. Selain itu, perempuan pendeta masih banyak yang berpikiran stereotipe (domestik) dalam bias gender, artinya is hanya ingin melayani sebagai pendeta dengan kapasitas sebagai isteri dan ibu. Adanya permasalahan marginalisasi, subordinasi, dan stereotipe dalam bias gender yang mempengaruhi kepemimpinan perempuan pendeta seperti diuraikan di atas melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian. Oleh sebab itu, penulis melakukan pembatasan masalah penelitian pada pengaruh marginalisasi, subordinasi, dan stereotipe dalam bias gender terhadap kepemimpinan perempuan pendeta GPIB di Musyawarah Pelayanan (Mupel) DKI Jakarta.Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh marginalisasi, subordinasi, dan ..."
Jakarta: Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia, 2008
D1664
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yamin
Jakarta: Balai Pustaka, 1998
959.8 MUH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asai, Shojiro
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2002
808.81 AMR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>