Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mooryati Soedibyo
"Contrastive linguistics analysis of translation of noun phrase in English language and Indonesian language."
Surakarta : Pustaka Cakra, 2004
418.02 MOO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfi Adinillah
"Penelitian ini bertujuan membahas prosedur, metode, dan kesepadanan pada penerjemahan frasa nomina takarir film Netflix berjudul Isi & Ossi dari Bahasa Jerman ke Bahasa Indonesia. Penelitian ini berbasis kualitatif deskriptif dengan model komparatif. Teori yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah teori kesepadanan (Nida dan Taber), teori metode dan prosedur penerjemahan (Newmark), serta teori pergeseran penerjemahan (Simatupang). Frasa nomina yang dibahas dalam penelitian ini adalah frasa nomina yang mengandung adjektiva atributif bermakna superlatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima dari enam data frasa dinilai sepadan. Selain itu, ditemukan beberapa jenis prosedur penerjemahan yang digunakandalam penerjemahan takarir ini, yakni prosedur transposisi, modulasi wajib, modulasi bebas, dan pemadanan berkonteks. Prosedur-prosedur itu mengarah ke metode yang berorientasi pada BSa, yakni metode komunikatif dan penerjemahan bebas.

The aim of this research is to discuss the translation procedures, methods, and equivalences in translating noun phrases from German into Indonesian inthe subtitles of the Netflix film “Isi & Ossi”. This research was conducted through descriptive-qualitative method with comparative model. The theories used in this study are translation equivalence (Nida and Taber), translation methods and procedures (Newmark), and translation shift theory (Simatupang). The noun phrases that discussed in this research are the attributive adjective noun phrases which contain supelative meaning. Based on the results there are five translated noun phrases were classified as equivalent and one were considered non-equivalent. The result also indicate few procedures used in these translations. Those are transposition, modulation, and contextual conditioning which refer to TL-emphasis communicative and free translation method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanya Dwinanda
"Perbedaan sistem bahasa kerap kali menimbulkan masalah penerjemahan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi agar penerjemah dapat menghantarkan informasi dalam suatu bahasa ke bahasa lain dengan baik dan benar. Pada penelitian ini, objek yang dianalisis adalah frasa nominal dengan inti nomina aksi deverbal pada tujuh artikel ilmiah dalam prosiding 50 Jaar Nederlands in Indonesia '50 Tahun Studi Belanda di Indonesia’ yang ditulis oleh penutur asli Belanda dan terjemahannya. Inti dari frasa yang dijadikan data merupakan nomina aksi deverbal bersufiks -ing dan derivasi nol. Dalam penelitian ini, dianalisis pola pemadanan inti frasa juga strategi penerjemahan sintaktis dengan merujuk pada Strategi Penerjemahan Sintaktis Chesterman. Berdasarkan padanan inti frasa nominalnya, ditemukan pola bahwa nomina bersufiks -ing dapat diterjemahkan menjadi nomina bahasa Indonesia berafiks per—an, peng—an, -an, dan nomina tanpa afiks. Strategi penerjemahan sintaktis Chesterman yang ditemukan pada penelitian ini adalah pergeseran struktur frasa (76%), penerjemahan harfiah (10%), transposisi (11%), dan pergeseran unit (3%). Pergeseran struktur frasa sebagai strategi paling banyak dilakukan (75%) karena perbedaan sistem bahasa Belanda dan bahasa Indonesia.

Differences in languages system often leads to translation problems. Therefore, strategies are needed to help translator deliver information to another language properly. The object analyzed in this study are deverbal noun phrase in seven research papers texts written by native Dutch speakers and its translation which published in the proceeding 50 Jaar Nederlands in Indonesië ’50 Tahun Studi Belanda di Indonesia’. The corpus is noun phrase with deverbal action nouns with -ing suffix and zero derivation as its head. In this research, the equivalence of head of phrase and translation strategy that refer to Chesterman syntactic translation strategies are explained. Based on the head of noun phrase equivalent, it was found that deverbal action nouns with -ing suffix can be translated into Indonesian nouns with per—an, peng—an, -an affixes, and simple noun. Four Chesterman’s syntactic translation was found, namely phrase structure shift (75%), literal translation (11%), transposition (11%), and unit shift (3%). Phrase structure shift dominate (75%) due to differences in the Dutch and Indonesian language systems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"The purposes of the research are : (i) to describe the type of the noun Phrase (NP) functioning as the complement in the english clause ; (ii) to describe the structure of the continuents of the noun phrase functioning as the complement in the english clause; (iii) to describe the constituents that may be reduced, inserted, substituted, or transformed....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Yulianti
"Dalam perspektif sosiolinguistik, sabîl lebih cenderung digunakan untuk mengungkapkan suatu jalan atau cara, yang pada umumnya bermakna jalan maknawi. Sedangkan ṭarīq (‫)طريق‬ bermakna jalan fisik, yaitu jalan yang dapat dilalui menuju suatu destinasi fisik pula. Di dalam al-Qur’an, nomina sabîl (‫)سبيل‬ diulang sebanyak 170 kali, dan ṭarīq (‫)طريق‬ diulang sebanyak 4 kali. Namun, di dalam al-Qur;an, perbedaan ini tidak begitu tampak, khususnya pada QS. Al-Baqarah [2]:108 yang menyebutkan sawa assabîl (‫ل‬ِ ‫ي‬‫ب‬ِ ‫س‬‫ال‬ ‫ء‬َ ‫ا‬‫و‬َ ‫س‬) yang artinya ‘jalan yang lurus’ dan dalam QS.) yang artinya ‘jalan yang Al-ahqaf [46]:30 menyebutkan ṭarīqi mustaqim (‫يم‬ٍ ‫ق‬ِ َ ‫ت‬‫س‬ْ ‫م‬ُ ‫ق‬‫ي‬‫ر‬ِ ‫ط‬ lurus’. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap persamaa n danperbedaan nomina sabîl (‫)سبيل‬ dan ṭarīq (‫)طريق‬ dalam al-Qur’an yang diliha t dariperspektif sosiolinguistik. Penelitian ini termasuk penelitian pustaka (library research), yang tergolong pada penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu nomina sabîl (‫)سبيل‬ dan ṭarīq (‫)طريق‬ yang terdapat dalam al-Qur’an dan koran Arab. Data yang diambil dari al-Qur’an mer upakandata yang ingin dikaji persamaan dan perbedaannya, sedangkan data yang diambil dari koran merupakan data perspektif sosiolinguistiknya. Sehingga, pemaknaan nomina sabîl (‫)سبيل‬ dan ṭarīq (‫)طريق‬ dalam al-Qur’an dapat dianalisa melalui penggunaannya dalam koran. Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa persamaan antara nomina sabîl (‫)سبيل‬ dan ṭarīq (‫)طريق‬ berada dalam konteks makna leksikal, yaitu makna fisik sebenarnya yang sudah terverifikasi oleh hasil pengamatan indera manusia. Maka makna leksikal cenderung apa adanya sesuai dengan makna dalam kamus. Kemudian persamaan makna gramatikal, atributif, denotatif, dan konseptual. Sedangkan perbedaannya terletak pada konteks makna kontekstual, yaitu makna sebuah leksem yang berada dalam suatu konteks kalimat. Fungsi nomina sabîl (‫)سبيل‬ selain sebagai jalan maknawi, juga sebagai cara, jalur, alur, jejak, rute, saluran, sarana, medium, dan alat yang tertuju pada posisi yang maknawi pula. Sedangkan fungsi dan posisi nomina ṭarīq (‫)طريق‬ untuk menunjukkan jalan fisik yang dapat terukur ukurannya, baik panjangnya, lebarnya, dan medannya. Setiap ‘jalan’ yang menggunakan terminologi ṭarīq (‫)طريق‬ pasti menunjukkan bahwa jalan yang dimaksud adalah jalan fisik. Di dalam al-Qur’an, jalan menuju surga dan neraka menggunakan terminologi ṭarīq(‫)طريق‬, yang dalam perspektif sosiolinguistik nomina tersebut menunjukkan jalan fisik. Jalan menuju surga terdapat dalam QS. Al-Ahqaf ayat ke 30, sedangkan jalan menuju neraka terdapat dalam QS. An-Nisa ayat ke 169. Hal inilah yang menjadi signifikansi adanya pembedaan kata ‘jalan’ dalam al-Qur’an.

In sociolinguistic’s perspective, sabîl (‫)سبيل‬ and ṭarīq (‫)طريق‬ occupy different functions and positions. Sabîl (‫)سبيل‬ is more likely to be used to express a way, which generally means a contextual path. While ṭarīq (‫)طريق‬ its use in the physical context, that’s a path that can be passed to a physical destination as well. In the Qur'an, nomina sabıl (‫)سبيل‬ is repeated 170 times, and ṭarīq (‫)طريق‬ is repeated four times. However, in the Qur'an, this distinction is not very visible, especially in the QS. Al-Baqarah [2]: 108 which mentions sawa assabîl (‫السبيل‬ ‫)سواء‬ which means 'straight path' and in QS. Al-ahqaf [46]: 30 mentions ṭarīqi mustaqim (‫مستقيم‬ ‫)طريق‬ which means 'straight path'. Therefore, this study aims to reveal the similarities and differences of nomina sabîl (‫)سبيل‬ and ṭarīq (‫)طريق‬ in the Qur'an from sociolinguistic perspective. This research includes library research, which belongs to qualitative research in the language paradigm. The data required in this study are nomina sabıl (‫)سبيل‬ and ṭarīq (‫)طريق‬ which mentioned in the Qur'an and Arab newspapers. The data which is taken from al-Qur'an is the data to be studied equations and differences, while data which is taken from the newspaper is the data for the sociolinguistic perspective. Thus, the meaning of nomina sabıl (‫)سبيل‬ and ṭarīq (‫)طريق‬ in the Qur'an can be analyzed through its use innewspapers. The result of this thesis research shows that the equation between sabıl (‫)سبيل‬ and ṭarīq (‫)طريق‬ is in the context of lexical meaning, that is, the actual physical meaning that has been verified by the observation of the human senses. Then the lexical meaning tends to be what it is in accordance with the meaning in the dictionary. Then the meanings of grammatical, attributive, denotative, and conceptual. While the difference lies in the context of contextual meaning, namely the meaning of a lexm that is in a sentence context. The function of nomina sabıl (‫)سبيل‬ other than as a means of contextual, also as a way, path, trace, route, channel, medium, and tools are fixed in a position that contextual too. While the function and position nomina ṭarīq (‫)طريق‬ to show the physical path that can be measured size, both the length, width, and terrain. Any 'path' using the term of ṭarīq (‫)طريق‬ must indicate that the road in question is a physical path. The significance of the distinction of the word 'path' in the Qur'an is a miracle of language that explains the authenticity of the physical path to heaven and hell. In the Qur'an, the road to heaven and hell uses the term of ṭarīq (‫)طريق‬, which in the sociolinguistic perspective, terminology of ṭarīq (‫)طريق‬ shows the physical path to a physical destination as well. The road to heaven is in the QS. Al-Ahqaf verse 30, while the path to hell is contained in the QS. An-Nisa verse 169."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Detta Olyvia Nirwana
"ABSTRAK
Detta Olyvia Nirwana. Abstrak sbb. Skripsi ini membahas analisis distorsi makna nomina yang terjadi akibat penerjemahan adaptasi dalam manga Doraemon volume 1-10. Penerjemahan adaptasi mengakibatkan perbedaan referen yang diacu oleh pengarang dan pembaca sehingga menyebabkan hilangnya aspek makna sense. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berdasarkan analisis dekomposisi leksikal atau analisis komponen makna menggunakan tabel biner yang dikuatkan oleh penghitungan prosentase ketepatan makna suatu terjemahan. Hasil penelitian menyatakan bahwa metode penerjemahan adaptasi menyebabkan komponen makna yang hilang lebih banyak daripada komponen makna yang sama pada suatu terjemahan.

Abstract
The focus of this study is the distortion of noun's meaning in the 1st-10th volume of Doraemon manga which is happened because the noun is adapted. Adaptation causes difference between source language's noun and target language's noun's component of meaning leading to the non-existent of sense between author and reader. This study is a qualitative study using lexical decomposition method, as known as componential analysis. The result of this study shows that adaptation causes the number of different component of meaning higher than the same component in a translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13533
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zaim
"Telaah ini mencoba melihat masalah perpautan antar klausa dalam kalimat yang lazim disebut dengan kohesi. Kohesi dapat diwujudkan melalui pelesapan (deletion), pemakaian pronomina, dan penyebutan ulang. Telaah ini mencoba melihat jenis yang pertama, yaitu pelesapan, penghilangan suatu bagian dalam suatu konstruksi. Di dalam telaah ini yang diteliti adalah masalah pelesapan Frasa Nomina (FN). Penelitian ini perlu dilakukan karena dalam buku grammar bahasa Inggris penjelasan yang dipaparkan tentang ini hanyalah menyatakan adanya pelesapan, penjelasannya tidak mengungkapkan secara eksplisit bagaimana terjadinya pelesapan dan bagaimana kombinasi klausa yang dapat menyebabkan terjadinya pelesapan.
Ada empat masalah pokok yang dibahas dalam telaah ini, yaitu: (1) masalah konstruksi kalimat yang mempunyai pelesapan, (2) konstituen pengendali pelesapan, (3) konstituen terkendali, dan (4) hubungan antara konstituen pengendali dan konstituen terkendali.
Konstruksi koordinatif dapat ditandai dengan hadirnya konjungsi koordinatif and, or, but, so dan for. Namun, dari semua konjungsi koordinatif itu konstruksi yang dapat mempunyai unsur FN Iesap adalah konstruksi koordinatif dengan konjungsi and, or, dan but. Dari segi fungsi sintaksis, yang dapat menja.di pengendali pelesapan FN adalah fungsi subjek dan fungsi objek, sedangkan peran semantis yang dapat menjadi pengendali pelesapan adalah: peran pelaku, pengalam, dan sasaran untuk FN subjek dan peran pemanfaat dan peran sasaran untuk FN objek. Konstituen terkendali, yang mengalami pelesapan, dilihat dari keforisannya dapat dinyatakan bahwa pelesapan FR subjek selalu bersifat anaforis, sedangkan pelesapan FR objek dapat bersifat anaforis dan dapat pula bersifat kataforis. Dilihat dari sifat pelesapannya, baik pelesapan FN subjek maupun pelesapan FN objek bersifat manasuka.
Dilihat dari hubungan konstituen pengendali dan konstituen terkendali ditem.ukan bahwa pelesapan FN hanya dapat dilakukan pada salah satu dari dua FN koreferensial yang sama fungsi, bukan yang berbeda fungsi. Dalam hal dua FN koreferensial yang berbeda fungsi, pada salah satu dari dua FN yang koreferensial itu dapat dilakukan strategi penyebutan ulang atau strategi pemakaian pronomina."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995
499.222 5 SIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurachman Dwi Pratama
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas metode penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan artikel Politisches System dalam buku Tatsachen über Deutschland dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan penerjemahan artikel tersebut. Analisis data dilakukan secara deskriptif kontrastif. Hasil dari penelitian ini memaparkan ketidakoptimalan hasil penerjemahan dari artikel Tatsachen über Deutschland. Penelitian ini juga menujukan kaitan proses penerjemahan metode semantis yang tidak selalu menghasilkan terjemahan yang optimal jika tidak memperhatikan pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok sasaran.

ABSTRACT
This research discusses about methods of translating articles Politisches System in Tatsachen über Deutschland. The purpose of this study is to analyse the accuracy of the translation of the article. The descriptive contranstive method is used to examine the accuracy of the translation. The results of this study describes the inaccuracy from the results of the translation. The study also shows relation of translation process using semantic method that does not always produce effective translation if do not use the knowledge possessed by the target group.
"
2015
S59711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of the research: (1) to describe the construction of the noun phrase (NP) functioning as the adverbial in the engglish clause(ii) to describe the semantic role of the naoun phrase functioning as the adverbial...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>