Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
FitzGerald, Robert David, 1902-
St Lucia: Melbourne University Press, 1963
809.1 FIT e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chicago : The Modern Poetry Association
050 POT 142 (1983)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Oktaviani
"Bangsa Arab adalah bangsa yang sangat besar dan berbudaya. Banyak peninggalan- peninggalan bersejarah yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati, baik itu bangunan fisik maupun tulisan-tulisan berseni tinggi. Salah satunya adalah karya sastra Arab yang berasal dari zaman Jahiliyah yaitu mulai dari satu setengah abad atau dua abad sebelum Islam hingga zaman Modern yaitu mulai abad 13 H. Pada zaman Jahiliyah, puisi (As-syi‟ir) merupakan karya yang menempati posisi tertinggi. Salah satu penyair terkenal meski bukan termasuk al mu‟allaqat ketika itu adalah Al-Khansa yang memiliki banyak karya diantaranya puisi yang bertemakan ar-ritsa (ratapan). Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi tersebut. Puisi ar-ritsa karya Al-Khansa adalah bukti bahwa ia merupakan penyair wanita yang memiliki kelebihan karena keindahan kata-katanya dan mudah dimengerti. Puisi Al-Khansa merupakan puisi zaman Jahiliyah yang masih terikat aturan pembuatan puisi zaman Jahiliyah yaitu memiliki wazan atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan keunikan dalam penempatan awal larik yang beragam, ada yang dimulai dari pinggir kanan, ada yang dimulai dari tengah.

Arab nation is a nation that is very great and cultured. Many historic relics that are still can be enjoyed, are building physical and high artistic writings. One is the work of Arabic literature from the Jahiliya era which is from a half a century or two centuries before Islam to the Modern era starting from the 13th century H. In the Jahiliya era, poetry (As-syi'ir) is a work of the highest position. One of the famous poet, although not including al mu'allaqat, was Al-Khansa who has many works of poetry on the theme of which ar Ritsa (lament). This paper is made to explain the intrinsic and extrinsic elements of poetry ar-ritsa by Al-khansa using structural analysis of the literature and the poetry. Poetry ar-ritsa by Al-Khansa is proof that she was poetess who had the advantage of the beauty of her words and simple to understand. Al-Khansa poetry is poetry that still bound the Jahiliya era rules of poetry-making era Jahiliya that has wazan or bahr (prosody or rhythm following the old style) and uniqueness in the initial placement of a diverse array, there are starting from the right edge, there is the beginning of the middle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdina Wahyu Arista
"Matsuo Bashō hidup di era Tokugawa. Dunia sastra di negara Jepang saat itu dapat dikatakan bersih dari kontaminasi aliran sastra barat karena politik sakoku yang diterapkannya. Sementara di Eropa telah berkembang aliran sastra baru yang disebut dengan romantisisme. Aliran ini menitikberatkan pada perasaan dan emosionalitas. Meskipun Jepang tidak mendapatkan pengaruh dari pemikiran barat, unsur-unsur romantisme banyak ditemui dalam karya sastra Jepang, seperti puisi karya Matsuo Bashō. Dalam karya Matsuo Bashō terdapat pemujaan terhadap alam, pengungkapan perasaan yang dalam dan spontan, imajinasi serta subjektivitas yang bersifat individual, yang merupakan unsur romantisme. Adanya unsur romantisme dalam karya Matsuo Bashō disebabkan oleh banyaknya kemiripan ideologi sastra Jepang klasik dengan romatisme.

Bashō Matsuo lived in the Tokugawa era. The literature world in Japan at that time can be said to clean from the streams of western literature contamination due to the political sakoku are applied. While, in Europe has been growing a new stream of literature called romanticism. This stream focuses on the feelings and emotionality. Although Japan did not get the influence of western thought, the elements of romanticism were encountered in the works of Japanese literature, such as poetry by Bashō Matsuo. In the Matsuo Basho poetry there is the glorification of nature, the disclosure of a spontaneous feelings, imagination and subjectivity, which is an element of romanticism. The element of romanticism in the works Matsuo Basho caused by many similarities between ideological of Japanese classical literature and romaticisme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Usamah Khan
"Imam Syafi'i adalah salah seorang imam mazhab yang mazhabnya paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Walaupun kepopuleran Imam Syafi'i telah menyebar di dunia Islam, khususnya Indonesia, tetapi banyak orang yang tidak tahu bahwa ia juga adalah seorang penyair yang piawai. Keistimewaan puisi-puisinya bukan hanya terletak pada bahasanya, namun juga pada pesan yang disampaikannya yang memiliki kandungan nilai moral yang berlaku sepanjang zaman. Makalah ini berusaha mengungkapkan kerelevanan pesan yang disampaikan dalam salah satu puisi Imam Syafi'i dengan kondisi di zaman sekarang ini. Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode studi literatur/kepustakaan yang bersifat kualitatif. Puisi ini sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang dimana orang saling tuding yang terlihat di media massa, baik online maupun cetak. Sehingga pendapat yang mengatakan bahwa puisi Imam Syafi'i relevan sepanjang masa adalah benar adanya.

Imam Shafi'i is one of the most prominent mazhabs of the people of Indonesia. Although the popularity of Imam Shafi'i has spread in the Islamic world, especially Indonesia, but many people do not know that he is also an excellent poet. The specialty of his poems not only lies in his language, but also in his message which contains the moral values that prevail throughout the ages. This paper seeks to express the relevance of the message conveyed in one of Imam Shafi'i's poems to the conditions of today. This paper is prepared by using qualitative methods and literature study. This poem is highly relevant to today's conditions where people are accusing each other of being seen in the mass media, both online and in print. So the opinion that says that the Imam Shafi'i poetry is relevant all the time is true."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Koolhaas, Rem
2014: Venice, Marsilio
R 724.7 KOO e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muliani Setiawati
"Sejak masa Jahiliyah, puisi adalah seni sastra yang penting bagi bangsa Arab. Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang paling banyak berperan, kegemaran mereka akan puisi besar sekali. Kedatangan Islam memberikan beberapa perubahan dalam kesusasteraan Arab, seperti tema dan tujuan pembuatan puisi. Hassan bin Tsabit merupakan salah satu penyair yang hidup di dua zaman; Jahiliyah dan Islam. Puisi al-hija’ adalah salah satu karyanya yang pada masa Islam berbeda dengan masa Jahiliyah. Puisi ini tidak lagi ditujukan untuk mencela, mengejek, atau menghina kabilah lain akan tetapi hanya digunakan untuk membalas ejekan dari orang kafir yang mengganggu dakwah Nabi. Makalah ini dibuat untuk menjelaskan unsur intrisik dan ekstrinsik puisi al-hija’ karya Hassan bin Tsabit dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi tersebut.

In the period of Jahiliyah, poetry has been an important literature work for the Arabs. Poetry becomes one of the communication forms since the Arabs strongly interested in it. The arrival of Islam provides some changes in the Arabic literature, such as in the theme and the purpose of making poetry. Hassan bin Tsabit was a poet who lived in two periods, Jahiliyah and Islam. Al-Hija’ poetry was one of his works in the Islamic period which is difference from the Jahiliyah period. In the Islamic period, al-hija’ poetry was not any longer intended either to critize or to insult other tribes, but to face the unbelievers who bother the prophet.This paper discusses both the elements of intrinsic and extrinsic of al-hija’ poetry by Hassan bin Tsabit using literature method and structural analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Arthur Justin
"ABSTRAK
Gu Cheng merupakan salah satu penyair eksentrik (guguashi) yang mulai dikenal pada
1980-an dan disebut juga sebagai penyair samar (menglong). Pada periode akhir
hidupnya, Gu Cheng menyebut periode puisi yang dihasilkannya sebagai periode
Subjektif atau Wuwo (无我). Puisi Gu Cheng merupakan puisi liris yang bertumpu
pada suara dan karakteristik emosi atau perasaan dari pemikiran, visi, suasana hati
ataupun perasaan pedih yang tidak menawarkan fondasi yang kuat untuk terciptanya
bagian dari sebuah peristiwa yang berasal dari imajinasi penulis itu sendiri. Dalam
penelitian ini, penulis menganalisis tiga puisi Gu Cheng pada periode subjektif, yang
diambil dari kompilasi puisi Gu Cheng yang berjudul Merkuri (水银) sebanyak dua
judul, dan Dunia Lagu (颂歌世界) sebanyak satu judul. Analisis dilakukan dengan
menggunakan pendekatan unsur instrinsik, diksi, figur retoris (majas), pengimajinasian,
tema dan perasaan penyair untuk mengetahui seberapa besar unsur puisi Gu Cheng yang
kontradiktif antara kenyataan dengan yang diungkapkannya dalam puisi. Kesuraman
hidup Gu Cheng mempengaruhi suasana hati dalam penulisan karya puisinya yang
merupakan puisi samar atau berkabut.

ABSTRACT
Gu Cheng was one of the eccentric poets (guguashi) who became known in the 1980s
and was also called the misty poet (menglong). In the final period of his life, Gu
Cheng called the period of his poetry as Subjective period or Wuwo (无 我). Gu
Cheng s poetry is a lyrical poem that relies on sound and emotional characteristics or
feelings from thoughts, visions, moods or feelings of pain that do not offer a strong
foundation for the creation of a part of an event that comes from the imagination of the
author himself. In this study, the author analyzed three Gu Cheng s poems in the
subjective period, which is two titles from Gu Cheng s poem compilation of Mercury (水􀀀), and one title from Ode s World (􀀀歌 世界). The analysis was carried out by using intrinsic elements, diction, rhetorical figures, imagination, themes and poets feelings to find out how much the elements of Gu Cheng s poetry were contradictory between reality and what he expressed in poetry. The gloom of Gu Cheng's life affected the mood in writing his poetry which was a misty poem."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Kinasih
"Penelitian ini membahas tentang analisis tema dan unsur estetika puisi Jawa modern melalui analisis unsur-unsur pembentuk puisi. Puisi yang dianalisis adalah puisi berjudul Anyar Katon karangan Roewandi yang telah dipublikasikan oleh majalah Panjebar Semangat pada bulan Maret 2012. Analisis ini menggunakan teori Karsono H. Saputra yang terdapat pada buku Puisi Jawa: Struktur dan Estetika. Menurut teori tersebut, unsur-unsur pembentuk puisi terdiri dari empat aspek, yaitu aspek bunyi, aspek spasial, aspek kebahasaan, dan aspek pengujaran.
Berdasarkan analisis keempat aspek tersebut, puisi Anyar Katon membicarakan tentang seseorang yang terlihat menawan dan berbudi baik, tetapi sebenarnya ia bertindak jahat dan tidak sepantasnya disebut menawan. Dengan demikian, tema dalam puisi ini adalah kemunafikan. Unsur estetika dalam puisi ini diwujudkan melalui pengulangan bunyi guru lagu, keteraturan pola guru gatra, serta penggunaan kosakata dari tiga ragam bahasa Jawa yang berbeda, yaitu ragam bahasa ngoko, ragam bahasa krama, dan bahasa arkais.

This research discusses the analysis of themes and aesthetics of modern Javanese poetry through analysis of the elements of poetry. Poetry analyzed is poem entitled Anyar Katon by Roewandi that has been published in Panjebar Semangat magazine on March 2012. This analysis uses the Karsono H. Saputra’s theory which contained in Puisi Jawa: Struktur dan Estetika book. According to the theory, constituent elements of poetry consisting of sound aspect, spatial aspect, language aspect, and pronouncement aspect.
Based on the analysis of the four aspects, Anyar Katon poetry is talking about someone who looks charming and have agood character, but in fact, he is a criminal and does not deserve to be called charming. Thus, the theme of this poems is a hypocrisy. Aesthetic elements of poetry realized through repetition sounds of guru lagu, regularity pattern of guru gatra, and the used of three kinds of Javanese in difference, are ngoko, krama, and archaic language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Imah Puspitasari
"Penelitian ini membahas kesatuan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi dalam menemukan makna puisi karya Imhwa yang berjudul Uri Oppawa Hwaro. Dalam menganalisis makna puisi ini penulis menggunakan metode deskriptif-analitis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dari puisi Uri Oppawa Hwaro melalui analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi. Hasil analisis struktural menunjukkan bahwa puisi Uri Oppawa Hwaro memiliki makna tentang perjuangan kesetaraan kelas kaum buruh. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan diksi pada puisi ini yang menggunakan kata-kata sederhana dan tidak terlalu banyak menggunakan majas, tetapi tersirat semangat perjuangan yang tinggi untuk memperjuangkan kesetaraan kelas. Puisi ini bertema perjuangan yang diamanatkan untuk masyarakat Korea khususnya para kaum buruh agar memiliki semangat juang yang tinggi dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Berdasarkan analisis unsur ekstrinsik menunjukkan bahwa biografi Imhwa dan latar belakang pembuatan puisi ini juga berpengaruh dalam membentuk makna puisi ini.

This study examines the unity of the intrinsic and extrinsic elements poetry to find the meaning of the Uri Oppa Wa Hwaro poetry by Imhwa. The method used in this study is the descriptive-analytic. This study attemps to find the meaning of the Uri Oppawa Hwaro poetry through intrinsic and extrinsic elements poetry analysis. The result of the structural analysis show that the poetry Uri Oppawa Hwaro by Imhwa has the meaning about the equality of class struggle of the labour. This can be seen from the using of diction in this poetry thas uses simple words and do not use too much figure of speech, but implied a high spirit of struggle to fight for equality class. The theme of this poetry is about struggle that mandated for Koreean people. Especially for the labours to have high spirit of struggle to fighting their rights. Based on the extrinsic elements analysis show that Imhwa biography and background of this poetry also influence within the meaning of this poetry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>