Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darsiti Soeratman
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
370.92 DAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darsiti Soeratman
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1981/1982
920 DAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
H.G. Soedijono
"Ki Hajar Dewantara yang nama kecilnya Raden Mas Suwardi Suryaningrat lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889. Sejak kecil, Ki Hajar Dewantara telah menyadari bahwa bangsanya hidup dalam kemiskinan. Sebagai orang terpelajar, Ki Hajar Dewantara tahu pula bahwa kemiskinan bangsanya itu bersumber dari penjajahan bangsa asing. Dengan demikian, kemiskinan yanhg melanda bangsa Indonesia tidak disebabkan oleh faktor keberadaan bangsa itu sendiri, tetapi akibat faktor ekstern. Kemiskinan yang disebut alienasi ekonomi itu seharusnya tidak terjadi. Di samping mengalami alienasi ekonomi, bangsa Indonesia mengalami pula alienasi budaya yang terbentuk dari faktor feodalisme di dalam masayarakat Jawa. Dalam alienasi budaya itu hubungan antar-manusia tidak dapat berlangsung secara wajar karena ada stratifikasi sosial yang tajam. Lama-kelamaan alienasi ekonomi dan alienasi budaya menimbulkan alienasi sosial dan alienasi politik. Keempat alienasi itu membentuk manusia Indonesia menjadi manusia yang tidak utuh, manusia yang serba tergantung dan manusia yang tidak mampu mandiri. Dengan perpaduan beberapa pemikiran seperti pemikiran Friedrich Froebel, Maria Montessori, Rabindranath Tagore dan alam pikiran Jawa, Ki Hajar Dewantara berusaha merubah alienasi tersebut. Dengan refleksinya yang tajam, Hajar Dewantara berpendapat bahwa alienasi itu harus dihapuskan dengan cara meletakkan kedudukan manusia pada posisi yang sebenarnya yaitu manusia sebagai makhluk yang berbudaya sekaligus manusia seutuhnya. Dalam melaksanakan tugas manusia sebagai makhluk berbudaya, manusia adalah bagian dari alam dan memiliki kewajiban mengolah alam itu sebab manusia berada di dalam kodrat alam. Dengan dinamikanya manusia merubah alam dan membentuk kebudayaan. Melalui seluruh potensinya manusia mengubah hidupnya menjadi budaya. Budaya adalah ekspresi kemanusiaan. Manusia yang mampu mengekspresikan budinya adalah manusia yang utuh. Keutuhan manusia itu terwujud dalam bentuk kepribadiannya. Kepribadian itulah yang menentukan kemanusiaan seutuhnya sebab dengan kepribadian itu unsur dinamika jiwa sudah diatur oleh penguasa jiwa. Dengan adanya penguasa jiwa yang menertibkan cipta, rasa, karsa dan panca-indera maka tiap manusia memiliki perbedaan kepribadian yang terpusat pada aku. Dengan akunya manusia mampu mempertahankan diri, melanjutkan keturunan dan mengisi hidupnya dengan cara merealisasi potensi-potensi jiwa menjadi kebudayaan. Kebudayaan adalah suatu yang inheren pada diri manusia. Untuk menemukan hakekat kebudayaan, Ki Hajar Dewantara melihat peranan adat dalam kehidupan. Di dalam adat, manusia tidak hanya berhubungan dengan manusia saja, tetapi juga wajib berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat waktu. Dengan adat itulah manusia mengatur hidupnya secara harmonis. Meskipun manusia yang hidup dalam adat dapat menyelaraskan dirinya dengan alam, tetapi manusia dapat terperangkap dalam kebekuan adat itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mengikuti perkembangan zaman perlu kreativitas agar manusia mampu mencapai kebudayaan yang luhur. Untuk itu diperlukan adanya kebangkitan kesadaran berbudaya yang membuat manusia tidak terikat oleh adat, tetapi justru mengatur dan mengembangkan adat sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan adat itu terjadi dalam percampuran kebudayaan. Percampuran kebudayaan adalah usaha pembudayaan yang berjalan secara wajar, terencana dan terarah. Oleh karena itu usaha yang paling tepat adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan itu manusia dapat membebaskan dirinya dari kebodohan dan sekaligus manusia mampu mengekspresikan potensi-potensinya menjadi kebudayaan. Landasan moral yang digunakan dalam pendidikan adalah keharusan memperhatikan tindakan yang manusiawi yaitu tindakan yang baik terhadap manusia lain (sesamanya), lingkungannya (alam), dan Tuhan. Landasan itu digunakan untuk membentuk konsepsi pendidikan yaitu segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa yang dimulai dari bawah. Untuk mewujudkan konsepsi pendidikan itu Ki Hajar Dewantara menggunakan teori konvergensinya dalam bentuk kegiatan pendidikan. Sedangkan untuk merealisir cita-cita pendidikan tersebut, dicanangkanlah Pendidikan Nasional yang harus berlaku di seluruh tanah air."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S16092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Hadjar Dewantara, 1889-1959
Yogyakarta : Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa , 1994
370 KAR II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Kemdikbud RI, 2017
959.8 KIH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Suriati Damanik
"Saat ini semua pekerjaan manusia dimudahkan dengan teknologi yang disebut digital. Hampir semua bidang menggunakan teknologi sehingga tenaga manusia semakin tergeser. Begitu juga dalam dunia pendidikan. "
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 63 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farli Elnumeri
"Farli Elnumeri. Analisis pemanfaatan koleksi di perpustakaan Pramuka Ki Hajar Dewantara, Jakarta (di bawah bimbingan Prof. Sulistyo Basuki, PhD) Fakultas Sastra Universitas Indonesia. 2001. Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat referal dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan. Koleksi yang dimiliki haruslah dapat dimanfaatkan dcngan baik oleh pemakai. Ketika lembaga induk mengalami krisis keuangan, maka akan terjadi pengetatan biaya termasuk perpustakaan. Untuk itu, perlu diketahui koleksi yang layak dipertahankan atau tidak. Dan menentukan skala prioritas terhadap koleksi yang akan diadakan sesuai dengan besarnya dana yang tersedia.
Penelitian-penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa salah satu unsur yang penting dalam menentukan hal tersebut adalah pemanfaatan koleksi, penghitungan pemanfaatan koleksi berdasarkan data sirkulasi melalui cara tabulasi. Penyajian data hasil penghitungan pemanfaatan koleksi disajikan dalam bentuk tabel. Data pemanfaatan koleksi dikelompokkan berdasarkan subyek atau kelasnya. Setelah dilakukan penghitungan menunjukkan bahwa ternyata koleksi yang telah dimanfaatkan sebesar 51.54 persen, dan 48.46 persen belum dimanfaatkan selama sepuluh tahun terakhir. Dan tidak terjadi perbedaan yang mencolok antara pola pemanfaatan pada perpustakaan Pramuka Ki Hajar Dewantara dibandingkan dengan pola pemanfaatan yang telah ada sebelumnya, yaitu hampir menyamai pola pemanfaatan 80120. Hasil lainnya menggambarkan koleksi yang dimiliki dan pemanfaatannya tidak terfokus pada suatu kelas atau subyek tertentu. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa makin baru usia suatu koleksi pada perpustakaan Pramuka Ki Hajar Dewantara maka pemanfaatannya makin kuat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrachman Surjomihardjo
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1986
959.8 ABD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, H. A. H.
Jakarta: Gunung Agung, 1980
923.7 HAR k (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrachman Surjomihardjo
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1986
959.8 ABD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>