Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djakarta: Kedutaan Besar Republik Rkjat Tiongkok, [Date of publication not identified]
327.510 TEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Minum teh, pada dewasa ini merupakan satu kebiasaan umum, bukan saja dikalangan rakyat di negeri Tiongkok, akan tetapi juga di negeri Indonesia, dimana pohon teh juga dapat ditanam di lereng-lereng gunung yang tinggi. Sebuah pepatah Tionghoa berbunyi Secangkir teh wangi akan menambah tenaga berlipat ganda. Akan tetapi, pada umumnya, orang-orang di dunia ini suka minum teh untuk dinikmati."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1957
S12884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setianegara
"Kommune di Tiongkok berkembang dalam tempo yang sangat cepat dan luar biasa. RRT dengan kommune rakyat berhasil merubah Tiongkok menjadi negeri militer yang kuat. RRT menjadi negara dengan industri yang berkembang dengan kuat dan cepat tanpa melupakan pada sektor pertanian, perdagangan, pendidikan dan kebudayaan. "
Djakarta: Bintang Terang, 1960
K 307.774 SET s
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Lie, Tek Tjeng
Djakarta: LIPI, 1976
327 LIE t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Agustinus
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pemikiran Liem Koen Hian, salah satu pendiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI), tentang kedudukan orang Tionghoa di Indonesia. Skripsi ini mengambil periodisasi tahun 1919 ? 1951. Tahun 1919 adalah tahun ketika Liem mulai aktif menunjukkan pemikiran-pemikiran politiknya, sedangkan 1951 merupakan tahun ketika Liem memutuskan untuk meninggalkan arena politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikirannya mengenai kedudukan orang Tionghoa dipengaruhi oleh kedudukan orang-orang Tionghoa sebagai minoritas perantara di Hindia Belanda dan perkembangan nasionalisme Indonesia. Dalam pemikiran Liem, kebangsaan Indonesia didasari oleh persamaan kepentingan, nasib, dan cita-cita sehingga tidak mustahil bagi peranakan Tionghoa untuk menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Penerlitian ini juga memperlihatkan bahwa Liem adalah salah satu peletak dasar bagi bergabungnya golongan peranakan Tionghoa dalam kebangsaan Indonesia.

ABSTRACT
This thesis is explain Liem Koen Hian‟s thoughts, one of the founders of Partai Tionghoa Indonesia (PTI), about the Chinese position in Indonesia. The period of this thesis is between 1919 ? 1951. On 1919 Liem started active show his political thoughts, therefore 1951 is the year when Liem decide to leave the arena of politic. The result from this study shows that his thoughts about the Chinese position was influenced by the Chinese‟s position as the middleman minority in Dutch Indische and the development of Indonesian nationalism. In Liem‟s thoughts, Indonesian nation was based by the similarity of interest, fate, and desire until it is possible for the peranakan Chinese to be a part of Indonesian. On this study also shows that Liem is one of the founders for the peranakan Chinese to gather into the Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabina Susie Kosasih
"Suatu kenyataan bahwa membicarakan tentang Tiga Agama Tiongkok yang telah rmenjadi dasar pegangan hidup orang Tionghoa, selalu menarik perhatian para penulis yang ingin mengetahui sejarah pemikiran orang-orang Tionghoa yang banyak mempengaruhi jalannya peristiwa sejarah negara Tiongkok. Dengan perkataan lain, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan baru Tiongkok berkembang dari kebudayaan kuno Tiongkok di masa silam. Banyak anggapan orang-orang awam yang mengatakan bahwa orang-orang Tionghoa menganut agama yang sinkritisme antara Taoisme, Konfusianisme dan Budhisme. Apabila ditelaah kembali makna dari sinkritisme, maka dapat dikatakan agama Tionghoa tersebut bukan suatu sinkritisme, yang sinkritis adalah tradisi, tata cara peribadahan atau upacara ritual. Hal ini diperkuat dari hasil wawan_cara penulis dengan para tokoh rohaniawan Tridharma yang mendapat tanggapan yang sama dengan pendapat penulis, bahwa Agama Tionghoa bukan suatu sinkritisme. Di Indonesia, ketiga agama tersebut dihimpun di dalam suatu wadah yang bemama Gabungan Tridharma Indonesia. Tridharma berarti tiga ajaran / tiga agama. Hal tersebut di atas dapat terjadi karena pada hakekat_nya inti dari ketiga ajaran tersebut tidak bertentangan satu sama lain, walaupun dalam beberapa hal ketiga ajaran tersebut terdapat perbedaan. Penulis juga melihat adanya pengaruh langsung maupun tidak di dalam diri orang-_orang Tionghoa, yang menunjukkan ketiga ajaran tersebut telah meresap, baik di dalam pemikiran dan kehidupan mereka. Ketiga ajaran tersebut seakan-akan telah menyatu dalam aspek-aspek kehidupan mereka, dimana dalam suatu masa tertentu, setiap orang pun mempunyai penekanan ter_hadap salah satu dari ketiga ajaran. Misalnya, ketika sedang senang, mereka cenderung untuk menjalankan ajaran Konghucu, sedangkan bila sedang dalam keadaan susah seperti kebimbangan, mendapat bencana atau penyakit dan kemalanagan, biasanya mereka mencari ketenangan di dalam Taoisme atau budhisme. Dalam hal ini perlu dijelaskan, bahwa yang merupakan obyek pengamatan penulis adalah orang-orang Tionghoa yang beragam Budha dan berdomisili di Jakarta"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Li Fu-Tjun
Peking: Pustaka Bahasa Asing, 1956
951.05 LIF l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengertian tentang bangsa minoritet di Tiongkok. Dalam Undang-Undang Dasar Republik Rakjat Tiongkok Pasal 3 dikatakan, bahwa Republik Rakjat Tiongkok adalah Negara kesatuan jang berbangsa banjak. Seluruh bangsa jang terhimpun didalam keluarga besar_ Republik Rakjat Tiongkok itu menurut djumlah penduduknja dapat digolongkan menjadi dua golongan bangsa, jaitu golongan bangsa majoritet dan golongan bangsa minoritet. Jang termasuk golongan bangsa majoritet di Tiongkok ialah bangsa Han, sedangkan bangsa-bangsa Han termasuk sebagai golongan bangsa minoritet. Berdasakan dua matjam penggolongan menurut djumlah penduduk itu , pertama dapat kita katakana bahwa jang dimaksudkan dengan bangsa minoritet di Tiongkok ialah bangsa jang djumlah penduduknja sedikit djika dibandingkan dengan bangsa Han ..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S13059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bao, Gan
Jakarta: Elex media komputindo, 2011
895 BAO a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Kurniawati
"Pada era globalisasi ini, setiap kelompok masyarakat dituntut untuk bergerak dan berpikir dinamis sesuai dengan keadaan zaman. Begitu pula halnya dengan masyarakat etnis Cina yang sudah dikenaI dengan nilai-nilai budaya yang telah berusia ribuan tahun lamanya. Berbagai perubahan atau penyesuaian pun dilakukan untuk bisa bertahan hidup dalam kelompok masyarakat yang majemuk dengan peraturan-peraturan yang ada di dalamnya. Ada kalanya nilai-nilai yang sudah dipertahankan selama ribuan tahun harus diubah dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka atau bahkan dihilangkan sama sekali karena berbagai faktorDalam tulisan ini, kasus yang penulis ambil sebagai bahan tulisan adalah Persepsi Kaum Muda Etnis Cina di Bandung Tentang Tradisi Ritual Qing Ming. Data-data yang diperoleh untuk tulisan ini diambil dengan dua cara atau metode, yaitu kepustakaan dan wawancara. Wawancara dilakukan setelah dilakukannya studi pendahuluan dengan menggunakan kuesioner, Sample yang diambil berjumlah 25 orang dengan dua puluh orang berasal dari golongan muda dengan rentang usia 15hingga 30 tahun, yang dipilih secara acak dari beberapa sekolah negeri dan swasta di kota Bandung, dan beberapa orang yang tinggal atau beraktivitas di sekitar wilayah Pecinan di Bandung. Bagaimana persepsi baru yang muncul pada kaum muda etnis Cina ini dan faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah beberapa masalah yang akan dibahas dalam tulisan iniHasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan persepsi kaum muda etnis Cina di Bandung mengenai tradisi ritual Qing Ming dan berbagai hal yang berkaitan dengan tradisi tersebut. Ada dua faktor yang penulis anggap sebagai penyebab terjadinya perubahan persepsi ini, yaitu lingkungan sosial budaya dan peninggalan sejarah. Karena faktor-faktor inilah, maka akhirnya terjadi perubahan nilai dan persepsi yang sudah ada dalam masyarakat Cina serta nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh orang tua pada pada informan, terutama mengenai tradisi ritual Qing Ming..."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S12986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>