Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Yokomori
New York: Duckworth Overlook, 2006
895.636 RIK bt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Ilana
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022
823.912 TAN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mundiharno
"ABSTRAK
Pada tahun 1997 ini Indonesia sudah memasuki tahap "penduduk tua" dimana persentase penduduk lansia sudah mencapai 7 persen atau lebih. Bahkan untuk beberapa propinsi seperti D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah dan Sumatera Barat proses penuaan penduduk sudah berlangsung lebih cepat dibanding yang terjadi di tingkat nasional. Salah satu konsekuensi yang amat kritis dari penuaan penduduk adalah bagaimana memberikan iklim dan pelayanan yang memadai sehingga penduduk lansia dapat mempertahankan standar kehidupannya secara wajar dan normal. Sayangnya, di Indonesia dukungan institusional terhadap lansia masih terbatas.
Dalam kondisi dimana dukungan institusional yang diberikan pemerintah masih amat terbatas maka keberadaan lansia amat ditopang oleh besarnya dukungan keluarga. Dukungan keluarga terhadap keberadaan lansia antara lain dapat diwujudkan melalui dua pola yaitu (-1) koresidensi anak dewasa dengan orang tua mereka, dan; (2) adanya transfer dari anak kepada orang tua (intergenerational transfer). Chan (1997) menyebut koresidensi dan intergenerational transfer sebagai informal social security bagi lansia. Namun beberapa studi menunjukkan bahwa tingkat koresidensi -sebagai bentuk panting dukungan anak kepada orang tua di banyak negara mengalami penurunan sejalan dengan perubahan sosial ekonomi yang terjadi. Sejalan dengan makin menurunya tingkat koresidensi, dukungan anak kepada orang tua diharapkan mengambil pola intergenerational transfer. Oleh karena itu perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi intergenerational transfer.
Analisis determinan sosial ekonomi intergenerational transfer dalam studi ini rnenggunakan data Indonesia Family Life Survey I (IFLS I). Analisis dilakukan secara deskriptif maupun secara inferensial. Analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan model logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya intergenerational transfer.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 55,1 persen responden (anak) pemah memberikan transfer kepada orang tua mereka selama 12 bulan terakhir sebelum survei. Dari model logistik yang digunakan dalam studi ini diketahui bahwa faktor-faktor yang secara statistik berpengaruh nyata terhadap probabilitas anak memberikan transfer kepada orang tua adalah status kawin anak, usia anak, pendapatan anak, pendidikan orang tua, kedekatan tempat tinggal orang tua, frekuensi anak bertemu orang tua, status bekerja orang tua, usia orang tua dan kesehatan orang tua. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas anak menerima transfer dari orang tua adalah pendidikan anak, jenis kelamin anak, daerah tempat tinggal anak, status kawin anak, usia anak, pendapatan anak, pendidikan orang tua, kedekatan tempat tinggal orang tua, frekuensi anak bertemu orang tua, status kawin orang tua, status bekerja orang tua dan kesehatan orang tua. Berpengaruhnya faktor interaksi antara variabel kedekatan tempat tinggal dan frekuensi bertemu dapat diinterpretasikan bahwa quasi corresidence merupakan variabel yang berpengaruh terhadap terjadinya intergenerational transfer."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soji Shimada
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022
895.6 SHI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo : Fuji Bijutsukan, 1989
R 759 TOK
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Nafah Rizali
"Abstrak Penelitian mengenai manfaat penduduk lansia orang tua kepada anak-anak mereka yang sudah dewasa sudah banyak dibahas pada penelitian-penelitian mengenai transfer antar generasi yang sudah berkembang sejak akhir abad ke-20. Walau demikian, hanya sedikit dari penelitian-penelitian ini yang memperhatikan aspek agama dalam keluarga sebagai salah satu faktor pendorong terjadinya transfer, padahal agama juga bisa menjadi salah satu penentu kualitas hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya. Hal ini perlu diteliti karena banyak penelitian konvensional yang telah membuktikan bahwasannya hubungan emosional dan service yang terjadi antara anak dengan orang tuanya justru menjadi hal yang paling signifikan dalam mempengaruhi probabilitas terjadinya transfer, baik itu yang sifatnya warisan atau inter-vivos. Indonesia sendiri memiliki masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di sisi lain, dengan silaturahmi yang sudah menjadi bagian dari budaya pada masyarakat Indonesia, yang dimana bersilaturahmi itu juga merupakan sebuah kewajiban pada ajaran Islam yang bertujuan untuk mempererat tali kekeluargaan dan menjadi wadah bagi anggota keluarga untuk saling membantu satu-sama lain, maka penelitian ini ingin mencari tahu apakah religiositas Islam dan perilaku silaturahmi pada masyarakat Indonesia dapat mempengaruhi probabilitas terjadinya transfer antara orang tua dengan anak-anak mereka. Dengan menggunakan data dari IFLS5, 2970 responden muslim Indonesia, serta menggunakan model probit, penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwasannya silaturahmi dapat mempengaruhi probabilitas terjadinya transfer inter-vivos antara orang tua dengan anak-anak mereka dan religiositas Islam yang dinilai dengan frekuensi dilaksanakannya salat oleh anak dapat membuat probabilitas transfer dari orang tua yang terjadi meningkat.

Research on the benefits of the population of elderly people parents to their adult children has been widely discussed in studies of intergenerational transfers that have developed since the end of the 20th century. However, many of these studies never address religious aspects of the family as one of the drivers of transfer, although religion can also be a determinant of the quality of the relationship between parents and their children. This is worth investigating because in fact, many conventional studies have proved that the emotional and service relationships that occur between children and their parents are the most significant factors in influencing the probability of transfer, whether it is bequest or inter vivos transfers. Indonesia itself has a predominantly Muslim society. On the other hand, with silaturahmi has already become a part of the culture for many muslims Indonesians, and silaturahmi is also an obligation on Islamic teachings that aims to strengthen the kinship ties between family members and also acts as a vessel for mutual help between family members, thus this study wanted to find out whether the religiosity of Islam and the behavior of silaturahmi in Indonesian society can affect the probability of transfer between parents and their adult children. Using data from IFLS5 and using 2970 Muslim respondents in Indonesia, and using the probit model, this study succeeded in making the conclusion that the silaturahmi could affect the probability of inter vivos transfers between parents and their children and deep Islamic religiosity that is judged by the frequency with which the prayer is performed by the child can make the transfer probability of the parents increases. keywords intergenerational transfer inter vivos transfer islamic religiosity transfer silaturahmi"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LI Wenwen
"This study explores how multigenerational family members negotiate intergenerational relationships and reconfigure family norms through childcare practices in contemporary Chinese middle-class families. The study draws upon semi-structured interviews with seven young wives, all of whom are only daughters, from various cities in China. The study found that intergenerational relationships were significantly tilted in favor of the wifeʼs side, and the power of the maternal family was intensified by providing childcare support. In the wivesʼ narratives, tension and conflict with in-laws were the main reason alienating them from each other. Moreover, traditional family norms have gradually transformed. The husbandʼs parents were more likely to hold traditional values, such as a preference for multiple children or boys, but their influence has been considerably diluted. On the other hand, the maternal family has selectively rejected, accepted, or modified traditional norms through their achieved power, and exploits traditional norms to further their advantage."
Kyoto : Institute of International Relations and Area Studies, 2023
327 RITSUMEI 19 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Haizka Aleine Kalya
"

Penelitian ini meneliti pengaruh antara status pekerjaan ibu kandung pada masa remaja dan dewasa anak perempuannya dengan stabilitas status pekerjaan anak perempuan tersebut. Data yang digunakan adalah data dari IFLS 4 dan 5 dengan unit analisis yaitu anak perempuan berusia 20 sampai 25 tahun pada IFLS 5. Rentang tahun bekerja anak perempuan diambil dari tahun 2009 sampai tahun 2014. Status pekerjaan ibu kandung dibagi menjadi tiga kategori: tidak bekerja, bekerja formal, dan bekerja informal, dan dianalisis pengaruhnya terhadap stabilitas status pekerjaan anak perempuan dengan kategori selalu tidak bekerja, selalu bekerja formal, selalu bekerja informal, dan tidak bekerja. Analisis dilakukan dengan metode multinomial logistic regression. Hasilnya menunjukkan bahwa ibu yang bekerja formal pada masa dewasa anak perempuan, atau pada tahun 2014, berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kecenderungan anak perempuan untuk selalu bekerja formal dari tahun 2009 sampai tahun 2014. Selain itu, status pekerjaan ibu pada saat anak perempuan berusia remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas status pekerjaan anak perempuan, yang menandakan bahwa efek role model pada masa remaja lebih lemah. Stabilitas status pekerjaan anak perempuan juga lebih dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh anak perempuan tersebut dibandingkan dengan yang dimiliki ibunya, seperti pendidikan ibu kandung yang tidak berpengaruh signifikan bagi stabilitas status pekerjaan anak perempuan.


This research examines the influence between the biological mother's employment status during her daughter's adolescence and adulthood and the stability of the daughter's employment status. The data used is data from IFLS 4 and 5 with the daughters that are 20 to 25 years old in IFLS 5 as the unit of analysis. The stability of employment status is taken from the year 2009 to 2014. Mother’s employment status is divided into three categories: unemployed, working formally, and working informally, and daughter’s employment status stability into the categories of constantly unemployed, constantly working formally, constantly working informally, and changing employment status. The results show that mothers who work formally in daughters’ adulthood, or in 2014, have a significant influence on increasing the odds for daughters to always work formally from 2009 to 2014. In addition, the mother's employment status when the daughter was an adolescent did not have a significant influence on the stability of the daughter’s work status, which implies that the role model effect is weaker during adolescence. A daughter’s employment status stability is also more influenced by the characteristics of the daughter herself than her mother’s, such as the mother's education which does not have a significant effect on the stability of the daughter's employment status stability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davy, Ross
Melbourne : Penguin Books, 1985
828.99 DAV k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bejart, Maurice
Tokyo: Shinshkan , 1986
793.319 BEJ k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>