Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Mansur Suryanegara
Jakarta: Yayasan Wira Patria Mandiri, 1996
320.959 8 AHM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Irma WInarni
"Untuk memenuhi permintaan yang tinggi akan bawang merah dan meningkatkan daya saingnya, usaha tani bawang merah harus terus ditingkatkan produktivitasnya. Salah satu faktor yang selama ini diabaikan dan diduga berpengaruh terhadap produktivitas adalah modal sosial. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis hubungan antara modal sosial dengan produktivitas usaha tani bawang merah di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Studi kasus dilakukan di dua desa yang produktivitasnya berbeda secara mencolok yaitu di Desa Margamulya (dengan produktivitas bawang merah yang relatif tinggi) dan di Desa Lamajang (dengan produktivitas bawang merah yang relatif rendah). Dimensi modal sosial yang dianalisis adalah jaringan kerja, norma kepercayaan, norma resiprositas, tata nilai dan norma kerjasama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterkaitan antara modal sosial dengan produktivitas di daerah penelitian relatif lemah. Hal ini disebabkan karena baik di desa yang produktivitasnya rendah (Lamajang) maupun di desa yang produktivitasnya tinggi (margamulya), kedua-duanya memliki modal sosial yang rendah walaupun karakteristik modal sosialnya berbeda. Desa Margamulya yang produktivitasnya relatif tinggi memiliki modal sosial yang baik untuk dimensi jaringan kerja, tetapi tidak disertai tumbuhnya dimensi modal sosial lainnya yaitu kepercayaan dan tata nilai. Sebaliknya, Desa Lamajang yang produktivitasnya relatif rendah memiliki modal sosial yang baik untuk dimensi kepercayaan, tetapi tidak diiringi dengan tumbuhnya dimensi jaringan kerja, tata nilai dan norma kerjasama. Karena karakter modal sosial yang demikian itulah, maka modal sosial di dua desa tersebut masih relatif rendah.

Shallot productivity should be increased to meet a high demand for it as well as enhance its market competitive power. A significant factor that has been so long neglected but has allegedly great influence toward shallot productivity is social capital. This study aims to analyze a correlation between the social capital and shallot productivity at Bandung's shallot plantation of Pangalengan.
A case study was conducted at two villages where shallot productivity is considerably different from each other, i.e., Margamulya with relatively high shallot productivity and Lamajang with relatively low one. Dimensions of social capital analyzed in this study are network, norms of trust, norm of reciprocity, shared values and norms of cooperation.
The study results in a conclusion that there is a relatively weak correlation between the social capital and onion productivity at the two villages. This is due to the difference in characteristic of the poor social capital possessed by the respective villages. The high productivity village of Margamulya, despite its good social capital dimension for network, however, has a poor social capital dimensions for trust and shared values. On the contrary, the low productivity village of Lamajang, despite its good social capital dimension for truth, has a poor social capital dimension for network, shared values and norms of cooperation. It is the difference characteristic or dimension of the social capital possessed by the two villages that makes their social capital relatively low."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29781
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Julaeha
"Penelitian mengenai Perkebunan Teh di Hindia-Belanda Studi Kasus: Perkebunan Teh Malabar di Pangalengan-Bandung 1930-1934 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah ekonomi dan sejarah perkebunan khususnya perkebunan teh di Indonesia. Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penulisan ini hanya menggunakan sumber-sumber tertulis.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perkebunan Teh Malabar yang didirikan oleh Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha pada tahun 1896 di Pangalengan-Bandung merupakan salah satu perkebunan teh terbesar pada masanya. Dari tahun ke tahun perkebunan mengalami peningkatan baik dari luas lahan yang digunakan maupun volume produksi. Penurunan terjadi setelah Bosscha wafat pada tahun 1928 hingga tahun 1930-an pasca terjadinya depresi ekonomi. Dalam menghadapi krisis, pengurus perkebunan mengambil beberapa langkah yaitu menghentikan sementara pengirirman teh ke pasaran dunia di London, melakukan penghematan serta pemecatan pegawai, memakai cadangan-cadangan modal dan terakhir meminta bantuan dana kepada pemerintah. Oleh karena langkah-langkah yang diambil tersebut belum mampu menolong kondisi perkebunan, maka pada tahun 1934 Perkebunan Teh Malabar diambil alih oleh Pemerintah Belanda.Perkebunan Teh Malabar telah memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat sekitar. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan pada masa pemerintahan Belanda, tetapi hingga saat ini masyarakat sekitar dan bahkan negara masih tetap merasakan manfaat dari keberadaan perkebunan ini.

This research, concerning on tea plantation in Netherlands India Case Study: Malabar Tea Plantation in Pangalengan Bandung 1930-1934, is aimed to complete the literature about economy and plantation history, particularly about tea plantation in Indonesia. The process of writing usined historical method, that consist of four stages: heuristics, criticisms, interpretation, and historiography. The process only included written documents.The obtained results show that the Malabar Tea Plantation, founded by Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha in Pangalengan-Bandung, 1896, was one of the biggest tea plantations in that era. From year to year, the plantation grew in the occupied land and the volume of production. The declining of Malabar tea plantation occurred after Bosscha passed away in 1928 which lasted until 1930th after the economic depression. In order to face economical condition in 1930_1934, the management took some strategies which were the temporary ceased of tea distribution to world market in London, used the money thriftily, conducted the efficiency of labor, used the capital reserves, and asked for liquidity from the government. The strategies had not given enough improvements; therefore in 1934 the Malabar was taken over by the Netherlands India government. Nevertheless, the Malabar plantation has given significant influences to the surrounding people. Not only in Netherlands India era, but also up to now does the Malabar gives the benefits to the people and this country for its existence."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S12572
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan , 1996
959.802 24 PET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The farm household face with mary risk,especially,product price and production. The objective of this study are to analyze the product price and production risk,factor incorporating the farm household economic behavior and the effect of external factors on the farm household economic behavior under price and production risk
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinar Cahya Wijayanti
"Pengelolaan peternakan sapi perah yang buruk merupakan faktor utama penurunan kualitas kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Upaya untuk menangani masalah tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan sapi perah dan menyelidiki hubungan antara karakteristik peternak dengan pengelolaan peternakan sapi perah di Kecamatan Pangalengan. Sebanyak 230 peternak dipilih melalui cluster random sampling. Evaluasi pengelolaan dilakukan dengan mengkompositkan komponen pengelolaan sesuai dengan pendekatan ecohealth dalam pedoman penilaian, yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui jumlah peternak yang telah menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakannnya. Komponen yang dievaluasi meliputi pembibitan, pemberian pakan, pemerahan, penanganan susu sapi, pengolahan limbah, perkandangan, sanitasi lingkungan, penanganan dan pencegahan penyakit. Regresi logistik digunakan untuk mengetahui pengaruh hubungan masing-masing variabel karakteristik peternak dengan variabel pengelolaan peternakan sapi perah secara simultan. Karakteristik peternak meliputi usia, luas peternakan, lama beternak, tingkat pendidikan, pengetahuan, jumlah tanggungan, pemilikan ternak, motif beternak, lama tinggal dan tingkat pendapatan. Sebanyak 34 orang (14,8%) dari 230 peternak sapi perah di Kecamatan Pangalengan telah menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakannya. Karakteristik peternak yang berhubungan dengan pengelolaan peternakan adalah semakin besar luas peternakan (Odds ratio=1,005), pemilikan ternak (Odds ratio=1,236), pengetahuan (Odds ratio=1,239) dan jumlah tanggungan (Odds ratio=1,798) maka peluang untuk menerapkan pendekatan ecohealth dalam pengelolaan peternakan sapi perahnya lebih besar. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dalam menentukan strategi penerapan ecohealth dalam pengelolaan peternakan yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.

Bad management of dairy farm was the main factor reduction in the quality of human, animals and enviromnent health. Efforts to resolve these problem can be done with the ecohealth approach in farm management. This research to evaluate the current dairy farm management base on ecohealth approaches and investigate the relationship between farmer`s characteristics with dairy farm management practices in Pangalengan Subdistrict. A total of 230 farmers were chosen through cluster ramdom sampling. Management evaluated conducted by combine management component with ecohealth approach in assessment guidelines, which are then used to determine the number of farmers who have applied ecohealth approach in dairy farm management. Component that were evaluated as includes livestock breeding; milking practice and hygiene; postproduction milk handling; nutrition and feeding; waste management and the environment; the cowshed-care, equipment and resources; cowshed cleaning; disease prevention and control. Logistic regression used to determine the effect of each relationship variables farmer`s characteristics with variable dairy farm management simultaneously. Farmers chracteristic include age, extensive dairy farm, experience dependents, level of education, knowledge, number of dependents, ownership of dairy farm, motive, long settled and level income. A number of 34 person (14,8%) from 230 farmer in Pangalengan Subdistrict has applied ecohealth approach in his dairy farm. Characteristic of farmer which are related with dairy farm management, greater of size dairy farm (Odds ratio=1,005), ownership of dairy farm (Odds ratio=1,236), knowledge (Odds ratio=1,239), and the number of dependents (Odds ratio=1,798), the opportunities for applying the ecohealth approach in the management of dairy farms larger. Further research needs to be strategy for applied ecohealth approach in dairy farm management that can improve the quality of human, animal and health.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>