Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Di Lampedusa, Giuseppe Tomasi
London : Everyman's Library, 1998
853 LAM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Di Lampedusa, Giuseppe Tomasi
New York: Time life books, 1960
853.914 LAM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Matthiessen, Peter
New York: Bantam Books, 1978
914.95 MAT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Wirya Slamet
"Fenomena kasus terorisme di Indonesia terus berkembang semakin kompleks. Pada awalnya kasus teror dilakukan oleh kelompok dengan afiliasi tertentu, kini muncul fenomena kasus baru yang biasa disebut lone wolf. Di satu sisi, kemajuan teknologi informasi yaitu internet dimanfaatkan oleh individu radikal pro teror. Dengan demikian penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisa motivasi, faktor serta latar belakang proses radikalisasi dan aksi teror lone wolf, serta bagaimana internet bertindak sebagai pendorong aksi teror lone wolf. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori yang di kemukakan oleh Kruglanski dan Webber tentang proses radikalisasi seseorang yang mengarah pada tujuan penggunaan cara-cara radikal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi kasus lone wolf oleh Suliono dan Leopard. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumen, kemudian dilakukan teknik triangulasi dalam pemeriksaan keabsahan data dan diolah menggunakan alat risk assessment MIKRA. Hasil penelitian menerangkan bahwa proses radikalisasi kasus lone wolf kepada individu radikal diakibatkan oleh internet menjadi katalisator radikalisasi diri, juga sebagai alat dan bahan penyebaran paham dan aksi terorisme.

The phenomenon of terrorism cases in Indonesia continues to grow increasingly complex. At first, terror cases were carried out by groups with certain affiliations, now a new phenomenon known as lone wolf has emerged. The Advances in information technology, namely the internet, are being used by radical pro-terror individuals. This study aims to analyze the motivation, factors and background of the radicalization process and lone wolf terror acts, as well as how the internet acts as a driver for the lone wolf terror act. The analysis in this study was carried out using the theory put forward by Kruglanski and Webber about the radicalization process of a person which leads to the goal of using radical methods. The research method used is a qualitative method with a case study of lone wolf by Suliono and Leopard. Data collection techniques used were interviews and document study, then triangulation techniques were used to check the validity of the data and processed using the MIKRA risk assessment tool. The results of the study explained that the process of radicalization of lone wolf cases to radical individuals was caused by the internet as a catalyst for self-radicalization, as well as a tool and material for the dissemination of terrorism and acts of terrorism."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofiqoh Naimatun
"Macan Tutul (Panthera pardus melas) merupakan karnivora yang terancam punah dan di lindungi Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1999. Penelitian dilakukan untuk mengetahui wilayah jelajah Macan Tutul dan karakteristiknya. Penelitian ini menggunakan metode interpolasi dan overlay. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak semua area di Semenanjung Ujungkulon merupakan wilayah jelajah Macan Tutul. Wilayah jelajah macan tutul berada di Ci Nyiur, Ci Karang, Ci Pamagaran, Ci Cangketeuk, Ci Genter, Ci Handeleum, Ci Bandawoh, Ci Bunar, Ci Ujungkulon,dan Ci Kembang. Karakteristik wilayah jelajah Macan Tutul berada pada wilayah dengan ketinggian 0 - 250 m dpl, kemiringan lereng 0% hingga >40%, jarak dari sungai 0 m hingga >1000 m, jarak dari jalan 0 m hingga >1000 m, nilai Encounter Rate (tingkat penjumpaan pakan) <25 hingga 125, dan satwa mangsa yang ada yaitu Muntiacus muntjak, Bos javanicus, Gallus gallus, Sus scrofa, Tragulus javanicus, dan Cervus timmorensis russa dan pada tipe tutupan vegetasi baik hutan hujan maupun savana.

Leopard is carnivore that has endangered status and be protected based on Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1999. The aim of this research is knowing the home range and the characteristic. The research using overlay and interpolation method. The conclusion, not all of area Ujungkulon Peninsula is home range of Leopard. The home range cover Ci Nyiur, Ci Karang, Ci Pamagaran, Ci Cangketeuk, Ci Genter, Ci Handeleum, Ci Bandawoh, Ci Bunar, Ci Ujungkulon,dan Ci Kembang. The characteristic of home range, the home range in area that has 0 - 250 m above sea level in elevation, 0 % until >40% in slope, 0 m until >1000 m from water source, 0 m until >1000 m from road, ER < 25 until 125, the prey are Muntiacus muntjak, Bos javanicus, Gallus gallus, Sus scrofa, Tragulus javanicus, and Cervus timmorensis russa and the vegetation cover type rain forest and savanna."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Macan Tutul (Panthera pardus melas) merupakan karnivora yang terancam punah dan di lindungi Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1999. Penelitian dilakukan untuk mengetahui wilayah jelajah Macan Tutul dan karakteristiknya. Penelitian ini menggunakan metode interpolasi dan overlay. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak semua area di Semenanjung Ujungkulon merupakan wilayah jelajah Macan Tutul. Wilayah jelajah macan tutul berada di Ci Nyiur, Ci Karang, Ci Pamagaran, Ci Cangketeuk, Ci Genter, Ci Handeleum, Ci Bandawoh, Ci Bunar, Ci Ujungkulon,dan Ci Kembang. Karakteristik wilayah jelajah Macan Tutul berada pada wilayah dengan ketinggian 0 – 250 m dpl, kemiringan lereng 0% hingga >40%, jarak dari sungai 0 m hingga >1000 m, jarak dari jalan 0 m hingga >1000 m, nilai Encounter Rate (tingkat penjumpaan pakan) <25 hingga 125, dan satwa mangsa yang ada yaitu Muntiacus muntjak, Bos javanicus, Gallus gallus, Sus scrofa, Tragulus javanicus, dan Cervus timmorensis russa dan pada tipe tutupan vegetasi baik hutan hujan maupun savana., Leopard is carnivore that has endangered status and be protected based on Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1999. The aim of this research is knowing the home range and the characteristic. The research using overlay and interpolation method. The conclusion, not all of area Ujungkulon Peninsula is home range of Leopard. The home range cover Ci Nyiur, Ci Karang, Ci Pamagaran, Ci Cangketeuk, Ci Genter, Ci Handeleum, Ci Bandawoh, Ci Bunar, Ci Ujungkulon,dan Ci Kembang. The characteristic of home range, the home range in area that has 0 – 250 m above sea level in elevation, 0 % until >40% in slope, 0 m until >1000 m from water source, 0 m until >1000 m from road, ER < 25 until 125, the prey are Muntiacus muntjak, Bos javanicus, Gallus gallus, Sus scrofa, Tragulus javanicus, and Cervus timmorensis russa and the vegetation cover type rain forest and savanna.]"
Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheza Maulana
"Satwa liar adalah aspek penting bagi lingkungan, namun saat ini banyak satwa liar yang terusir dari habitat alaminya. Sebagian satwa liar yang terusir akan ditempatkan di penangkaran, seperti pada pusat penyelamatan satwa dengan tujuan rehabilitasi untuk kemudian dilepasliarkan. Masalah yang terjadi pada satwa di penangkaran adalah munculnya zoochosis, yaitu penyakit kejiwaan pada satwa yang ditunjukkan dengan perilaku stereotip berulang akibat stres dalam kurungan. Zoochosis tentunya akan mengganggu peluang sukses rehabilitasi, maka zoochosis sebaiknya tidak terjadi pada satwa yang direhabilitasi. Pemahaman mendalam mengenai kebutuhan dan perilaku satwa sangat diperlukan dan harus diterapkan dalam rancangan kandang, dalam hal ini mengenai satwa macan tutul Jawa. Tidak hanya untuk mencegah zoochosis, tetapi untuk meningkatkan dan mengembangkan perilaku alami macan tutul Jawa. Melalui metode penelitian qualitative assessment of behaviour dan perancangan arsitektur, yang dilakukan pada suatu pusat penyelamatan satwa di Sukabumi. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi rancangan bangunan rehabiltiasi secara keseluruhan, dan perilaku macan tutul Jawa.
Hasil yang didapat adalah bahwa bangunan rehabilitasi macan tutul Jawa yang ada, sesuai dengan tujuan pemeliharaan satwa. Dari lima gejala zoochosis hanya satu yang muncul, dan frekuensi terjadinya sangat rendah yaitu hanya tiga kali dalam empat minggu penelitian. Macan tutul Jawa yang diamati dapat dikatakan tidak memiliki gejala zoochosis yang signifikan. Rancangan bangunan rehabilitasi yang baik adalah yang memperhatikan jumlah, ukuran, ketinggian, dan lingkungan kandang serta memenuhi kebutuhan teknis mengenai keamanan, kenyamanan, dan kemudahan peratawan satwa.

Wild animals are important aspect of the environment, unfortunately most are driven away from their natural habitat. Some wild animals would be put in captivity, such as at rescue centers for rehabilitation purposes to release them back to the wild. The issue with animals in captivity is the occurrence of zoochosis, a mental illness in animals showcased by repetitive stereotypic behaviour due to stress in confinement. Zoochosis will definitely interfere with the success of rehabilitation process. Cases of zoochosis must not occur in rehabilitation facilities. A further understanding of animal`s needs and behaviour is needed and must be implemented in the design of the enclosure, in this case is for Javan leopards. Not only to prevent zoochosis, but also to improve and promote the natural behaviour of the Javan leopard. This study aims to analyse how the design of an enclosure correlates to Javan leopard`s behaviour. Through methods of qualitative assessment of behaviour and architectural design, conducted at at a rescue center in Sukabumi. By studying the overall facility design and the behaviour of the leopards.
Results shows that the Javan leopard enclosure is suited for Javan leopard rehabilitation. From five symptoms of zoochosis, only one is shown and at a low rate which is only three times of occurrence during four weeks of research. The Javan leopards shows no significant sign of zoochosis. A good rehabilitation building design is one that pays attention to the number, size, height, and environment of the enclosure also one that meets the technical needs regarding safety, comfort, and efficiency of animal care.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Fatta Mazida
"Macan tutul jawa (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) adalah salah satu spesies endemik dengan pola tutul yang menjadi identitasnya. Hewan soliter ini memiliki tingkat keterancaman kepunahan yang tinggi dengan status Endangered (En) menurut IUCN. Oleh karena itu, konservasi macan tutul jawa terutama di Indonesia sangat penting dilakukan baik secara in-situ maupun ex-situ untuk menyelamatkan populasinya. Salah satu upaya konservasi macan tutul jawa dapat dilakukan di lokasi konservasi ex-situ Gembira Loka Zoo yang terletak di Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis perilaku harian dan tingkat kesejahteraan populasi macan tutul jawa yang berlangsung selama 32 kali pengulangan dengan menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum. Subjek pada penelitian ini adalah empat individu macan tutul jawa yang terdiri dari dua individu jantan dan dua individu betina. Penelitian dilakukan pada periode Januari—Februari 2024 selama 8 pekan dengan total waktu 11.520 menit. Hasil dari penelitian menunjukkan keempat individu memiliki frekuensi perilaku harian dari tertinggi ke rendah adalah inactive (60,79%) > locomotion (15,46%) > feeding (7,42%) > grooming (7,13%) > individu (6,83%) > playing (2,69%) > stereotip (0,23%). Perilaku lainnya, seperti perilaku reproduksi juga teridentifikasi dikarenakan periode pengamatan bertepatan dengan dilakukannya pemasangan satu individu jantan dan satu individu betina di dalam kandang. Kesejahteraan macan tutul jawa terpenuhi dengan sangat baik sesuai prinsip Five Freedoms of Animal Welfare dengan hasil skor akhir adalah 80,32.

The Javan leopard (Panthera pardus melas Cuvier, 1809) is an endemic species distinguished by its unique spotted pattern. This solitary animal faces a high risk of extinction, classified as Endangered (En) by the IUCN. Consequently, conservation efforts for the Javan leopard, particularly in Indonesia, are crucial to safeguard its population. One such conservation endeavor can be undertaken at the ex-situ conservation site of Gembira Loka Zoo, situated in Yogyakarta City. This study aims to analyze the daily behavior and welfare level of the Javan leopard population over 32 repetitions, employing focal animal sampling and ad libitum methods. The subjects of this study were four Javan leopards, comprising two males and two females. The research was conducted during the January—February 2024 period for 8 weeks, with a total observation time of 11,520 minutes. The findings indicate that the four individuals exhibited daily behaviors in the following order of frequency, from highest to lowest: inactive (60.79%) > locomotion (15.46%) > feeding (7.42%) > grooming (7.13%) > individual (6.83%) > playing (2.69%) > stereotypy (0.23%). Other behaviors, such as reproductive behaviors, were also identified due to the observation period coinciding with the pairing of one male and one female in the enclosure. The welfare of the Javan leopards was met very well according to the Five Freedoms of Animal Welfare principles, with a final score of 80,32."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library