Ditemukan 104665 dokumen yang sesuai dengan query
Harlis Kurniawan
Jakarta Rihlah Press 2006
I 899.27 K 438 d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
James Danandjaja
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999
808.87 JAM h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Wisnu Nugroho, 1976-
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010
923.1 WIS t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rustono
"Implikatur percakapan merupakan konsep yang paling penting di dalam pragmatik (Levinson 1983:97). Konsep itu merujuk pada implikasi pragmatis tuturan akibat adanya pelanggaran prinsip percakapan, yaitu prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan, di dalam suatu peristiwa percakapan dengan situasi tutur tertentu. Penelitian tentang implikatur belum banyak dilakukan, lebih-lebih di dalam wacana humor verbal lisan yang berfungsi sebagai penunjang pengungkapan humor. Pemahaman implikatur percakapan juga lebih sulk daripada pemahaman makna tersurat tuturan, lebih-lebih di dalam wacana jenis ini yang penuh dengan berbagai permainan kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
D1623
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Harlis Kurniawan
Jakarta: Pesona Buku Islami, 2003
899.208 HAR m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Harlis Kurniawan
Jakarta: Pesona Buku Islami, 2004
899.208 HAR m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Pidi Baiq
Bandung: Dar! Mizan, 2010
808.87 PID a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sulaiman Budiman
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2012
152.43 SUL b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rachely Noermalia Ichwan
"Fenomena humor telah lama menjadi pusat penelitian lintas bidang sebagai ekspresi manusia dan sarana komunikasi yang kaya makna. Namun, dalam konteks era kesetaraan gender, fokus penelitian semakin tertuju pada analisis humor, terutama humor seksis yang menjadi sorotan kritis. Teori humor Henri Bergson, yang menekankan mekanisme sebagai sumber komik, telah menjadi dasar banyak penelitian, tetapi aplikasinya pada humor seksis memunculkan pertanyaan relevansi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkritik teori Bergson melalui lensa humor seksis, menyoroti aspek-aspek yang tidak diakomodasi. Dengan membuka diskusi tentang relevansi teori ini terhadap isu-isu gender dan kekuasaan, penelitian ini secara khusus mengeksplorasi tujuan untuk memahami ketidakmampuan teori dalam menghadapi humor seksis, berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan kompleks antara humor, gender, dan kekuasaan dalam masyarakat.
The phenomenon of humour has long been at the centre of cross-field research as a human expression and a means of communication rich in meaning. However, in the context of the era of gender equality, the focus of research is increasingly on the analysis of humour, especially sexist humour, which has come under critical scrutiny. Henri Bergson's theory of humour, which emphasizes mechanism as a source of comic relief, has been the basis of many studies, but its application to sexist humour raises questions of relevance. This study aims to critique Bergson's theory through the lens of sexist humour, highlighting aspects that are not accommodated. By opening a discussion on the theory's relevance to issues of gender and power, this research specifically explores the goal of understanding the theory's inability to deal with sexist humour, contributing to a deeper understanding of the complex relationship between humour, gender, and power in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Faza Fat han Fadhilah
"Unsur humor merupakan daya tarik emosional yang sering digunakan di dalam iklan. Iklan humor seringkali digunakan karena dianggap dapat meningkatkan perhatian, ingatan, dan sikap terhadap merek. Selain itu, humor pada iklan harus dapat dipahami oleh konsumen sedangkan budaya dapat mempengaruhi persepsi pada humor. Penelitian ini membahas bagaimana pandangan konsumen dalam melihat iklan humor. Metodologi yang digunakan adalah studi kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui focus group discussion. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya humor yang diminati pada para konsumen adalah jenis humor afiliasi, karena humor afiliasi adalah humor yang tidak menyinggung dan dapat diterapkan di dalam iklan humor. Keberhasilan dalam memahami humor pada Iklan humor dapat menghasilkan perhatian dari audiens yang tinggi terhadap iklan dan keberhasilan iklan humor ini perlu memperhatikan budaya humor dari target pasar, tokoh, dan intensitas unsur humor.
The element of humor is an emotional appeal that is often used in advertisements. Humorous advertising is often used because it is thought to increase attention, memory, and attitudes toward the brand. Other than that, the humor in advertisements must be understood by consumers, while culture can influence the perception of humor. This study examined how consumers view humorous advertisements. The methodology used is a descriptive qualitative study with data collection techniques through focus group discussions. The results of the study show that the culture of humor that consumers are most interested in is affiliation humor, because affiliation humor is humor that is not offensive and can be applied in humor advertisements. Therefore, success in understanding humor in humor advertisements can generate great attention from the audience to the advertisement. The success of this humor advertisement likewise needs to pay attention to the humor culture of the target audience, characters, and the intensity of the humor elements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library