Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Morrison, John
Ringwood: Penguin Books, 1984
823 MOR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hongkong: Design Media Publishing Limited, 2010
712 WAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hoffer, Eric
Titusville: NJ : Hopewell Publications, 2009
920 HOF w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clarke, Marcus
Sydney, NSW: Hale & Iremonger, c1983
823 CLA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Regulus Nugroho Putro
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S47991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Breen, Ann
New York: McGraw-Hill, 1996
307.141 6 BRE n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gastil, Raymon W.
New York: Princeton Architectureal Press, 2002
720.974 GAS b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Daniella
"Di tengah pertumbuhan kota yang semakin menghimpit, masyarakat kota tetap membutuhkan ruang terbuka dimana mereka dapat beraktifitas dengan bebas. Ruang terbuka tersebut dapat diibaratkan sebagai living room sebuah rumah karena memiliki peranan yang sama. Salah satu jenis living roomkota yang dimiliki oleh negara kepulauan seperti Indonesia ialah tepian pantai yang juga dapat disebut sebagai waterfront. Dengan adanya perairan, kawasan ini dapat menjadi ruang beraktifitas yang secara alami mendekat manusia dengan alam sehingga terjadi interaksi yang penting bagi kehidupan manusia. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai bagaimana mengembangkan waterfront yang diibaratkan sebagai living room pada sebuah kota terkait dengan keunikan yang dimiliki oleh waterfront.

In the midst of density of a growing city, open space is a necessity for urban society. A place where people can do activities loosely. Open space could be imagined as a living room inside one house, both open space and living room have the same function. One type of city's living room provided by archipelago like Indonesia is the sea shore, or widely known as waterfront. Thanks to the existence of water, this area becomes the centre of activity which stimulates people to attach more to nature and creates important interactions between them. This thesis discusses how to develop the waterfront as a living room for a city, focusing on the uniqueness of waterfront itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Winarto
"ABSTRAK
Kehidupan manusia sehari-hari berhubungan erat dengan elemen air. Air berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan kawasan aktivitas publik. Setiap kota yang berbatasan dengan air memiliki kawasan yang biasa disebut dengan waterfront. Waterfront terdapat di berbagai sudut kota dengan bentuk dan fungsi yang berbeda. Dalam skripsi ini, saya mencoba menguraikan dan memahami lebih dalam mengenai arti, bentuk dan fungsi kawasan waterfront. Saya akan melakukan pembahasan mengenai bagaimana karakter, potensi, dan permasalahan waterfront, khususnya pada area laut dan kanal, dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan kota dalam bentuk privatisasi kawasan maupun identitas kota.

ABSTRACT
Daily human life are closely related to water element. Water is used to meet the needs of life and area for public activities. Every city that borders the water has an area commonly called the waterfront. Waterfront areas are located in every corner of the city with different forms and functions. In this thesis, I tried to enlighten and understand more about the meaning, form, and function of waterfront. I will do the study on how the character, potential, and problems of waterfront, particularly in the area of the sea and canal, can greatly affect the development of the city in the form of privatization of area and city identity."
2015
S59525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Yosua Raja Saptama
"Jakarta merupakan kota yang sedang tumbuh, yang masih sedang mencari jati dirinya. Pembangunan fisik terus dilakukan baik dalam perbaikan sistem transportasi, pembangunan gedung bertingkat tinggi baik kantor, hotel, maupun apartemen, penggusuran perumahan liar, dan lain-lain. Jakarta dengan segala macam caranya berusaha untuk memiliki gambaran kota yang berkelas internasional. Walaupun demikian, gambaran banyak orang tentang Jakarta masih tetap sama seperti dulu. Jakarta adalah kota dengan tugu Monas, daerah-daerah pusat bisnis dengan gedunggedung tingginya, macet yang selalu terjadi tidak mengenal waktu, aktifitas rutin 24 jam, rumah-rumah kumuh dan liar, dan masih banyak lagi. Gambaran-gambaran tersebut menyebabkan ada satu hal yang terlupakan; gambaran Jakarta sebagai kota tepi air. Sama seperti kebanyakan kota di dunia, pertumbuhan kota Jakarta bermula dari air, karena letaknya yang berada di pinggir laut dan juga memiliki beberapa sungai besar yang membentuk karakter tapak kota secara signifikan. Ini semua mulai ditinggalkan ketika masyarakat lebih memilih dataran kota untuk hidup dengan efektif dan efisien. Dan lama kelamaan, daerah-daerah tepi air menjadi terabaikan dan ditinggalkan. Tulisan ini ingin memaparkan bahwa seharusnya pembentukan karakter kota harus bermula dari pengenalan akan karakter alam atau wujud tapaknya. Dalam hal ini, alam yang dimaksud adalah elemen air. Selain mengandung nilai sejarah dan nostalgia bagi masyarakat setempat, elemen air, walaupun merupakan sebuah wujud sederhana yang selalu dijumpai, memiliki sisi puitis yang dapat menyentuh perasaan dan jiwa setiap manusia. Oleh karena itu, elemen air pada kota tepi air seharusnya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jakarta yang terjadi pada ruang publiknya.

Jakarta is a growing city that is still seeking for its real character. All physical development is being occurred recently, such as transportation system improvement, high rises erections, illegal housing removal, etc. Jakarta with all this efforts, is trying to reach an international image of city. Indeed, people?s images about Jakarta is remain the same; a city with Monas, central business districts, traffic jams that occur every moment, 24 hours daily routine, illegal housing, and so on. Those images caused one thing forgotten; Jakarta?s image of waterfront city. Like most of other cities in the world, Jakarta arises from the activities on water. It was located near the sea and significantly shaped by sea and rivers. But then, all these facts were left behind, when people prefer to stay in city?s inland, seeking for more modernized and simple life. That's why every waterfront areas became wasted and separated from people of Jakarta. This writing is proposed to see that city?s character should be formed by the consideration of its natural component subsistence; the development has to see the Genius Loci of the place; has to see what the city want to be. Water is one of the natural elements that have a contribution on the city form. Beside it contained historical values and nostalgia to the natives, water, though it is simple and familiar substance, it has poetic part that can touch every emotion of human beings. Therefore, water element should ?exist? in the daily activity of people which takes place in the public spaces in waterfront city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>