Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Abdul Haris, 1918-2000
Djakarta: Mega Boostore, 1966
959.8 NAS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Tirtoprodjo
"Buku ini berisi tentang kejadian di sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ; Usaha Belanda untuk menghancurkan Indonesia ; Perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia ; Perjuangan bersenjata ; Irian Barat ; Usaha ke arah konsolidasi negara ; Dari Republik Indonesia Serikat kembali ke Negara Kesatuan RI"
Djakarta: Pembangunan, 1966
K 959.8 SUS s
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Dunia diplomasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada abad XX dan XXI. Gaya diplomasi (diplomacy style) dan ragam diplomasi telah berkembag pesat sesuai dengan keadaan zaman. Saat ini diplomasi khususnya diplomasi lingkungan sangat diperlukan dalam hubungan internasional di era globalisasi. Seluk beluk dunia diplomasi lingkungan akan sangat penting diketahui oleh berbagai pihak (stakeholders) yang memiliki kepentingan dan perhatian terhadap bidang ini. Tidak hanya kalangan pemerintah saja yang terlibat dalam dunia diplomasi lingkungan, tapi sudah banyak pihak yang turut serta dalam berbagai perundingan internasional walaupun masih terbatas."
IKI 5:26 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasjim Djalal, 1934-, translator
Bandung: Binacipta, 1979
341.44 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1970
344.04 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Deplu , 1986
341.448 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leirissa, Richard Zakarias
Jakarta: Lembaga Sejarah FSUI, 1975
991.3 LEI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, A.N. Parda
Jakarta: Bona Tora Jaya, 1980
923.159 8 SIB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Junus
Jakarta: Pustaka Mahmudiah Djakarta, 1960
297.645 98 Jun s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Poerwanto
"Bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda adat istiadat, kepercayaan, bahasa serta kebudayaannya. Namun berkat adanya Sumpah Pemuda yang telah dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928, maka semangat persatuan dan kesatuan dari Sumpah Pemuda ini tetap dipegang teguh sampai sekarang. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, sering terjadi perbedaan pendapat yang mengakibatkan retaknya persatuan ini, namun bangsa Indosia dengan sekuat tenaga mengembalikannya kepada persatuan bangsa. Hal ini dapat dilihat ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mensahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (sekarang dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945), terjadi penggantian kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya" diganti dengan kalimat "Yang Maha Esau sesudah "Ketuhanan".
Adapun alasan penggantian kalimat tersebut menurut Drs. Moh. Hatta, salah seorang Proklamator, adalah atas usul seorang Opsir Angkatan Laut Jepang yang memberitahukan kepadanya, bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dalam daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang berkeberatan atas bagian kalimat tersebut dan dianggapnya sebagai suatu diskriminasi terhadap golongan minoritas. Karena hal tersebut dianggap serius, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 sebelum PPKI bersidang, Drs. Moh. Hatta mengundang Ki Bagus Hadikusumo, Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku Hasan untuk mengadakan rapat pendahuluan guna membicarakan hal tersebut, dan mereka sepakat untuk menghilangkan bagian kalimat yang menurut bukunya Drs. Moh. Hatta "menusuk hati kaum Kristen" dan menggantinya dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pada waktu itu dari golongan Islam yang mempertahankan rumusan semula dengan alasan rumusan tersebut adalah hasil dari panitia ad hoc PPKI adalah Ki Bagus Hadikusumo, namun Ir. Soekarno selaku pimpinan sidang waktu itu mengutus Mr. Teuku Moh. Hasan untuk membujuk Ki Bagus ditambah dengan bujukan Mr. Kasman Singodimedjo yang menyatakan, bahwa dalam waktu enam bulan setelah perang Asia Timur Raya akan dibentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan menentukan Undang-Undang Dasar yang permanen. Dengan berat hati Ki Bagus Hadikusumo menerimanya.
Demikian juga menurut Prof. Deliar Noer, Ki Bagus Hadikusumo tidak puas dengan saran Drs, Moh. Hatta meskipun ia diam, tetapi dalam hatinya ia menolak. Hal ini dilampiaskan ketika Ki Bagus pidato dalam Penutupan Majelis Tani.ir Muhammadiyah."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T5368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>