Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Slamet Riyadi
"ABSTRAK
Matematika mempakan mata pelajaran penting yang diberikan di sekolah baik di SD, SMP, SMU/SMK bahkan Perguruan Tinggi. Matematika memiliki fungsi memberi kemampuan berpikir logis, kritis dan sistematis. Matematika juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan ini. Mengingat pentingnya peranan matematika, wajar bila matemaiika mendapatkan perhatian yang utama dibanding pelajaran yang lain dan tidak berlebihan bila diharapkan siswa menunjukkan prestasi belajar yang baik dalam pelajaran tersebut di sekolah. Namun pada kenyataannya banyak siswa yang prestasi belajar matematikanya rendah atau kurang memadai. Bahkan sampai sekarang matematika masih dianggap sebagai momok dalam pelajaran di sekolah.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berhubungan dengan prestasi belajar matematika antara lain adalah self efficacy dan minat terhadap matematika. Setiap siswa memiliki kemampuan dalam mempelajari matematika namun seringkali mereka ragu apakah ia mampu atau tidak dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Siswa seringkali tidak bertingkah Iaku optimal meskipun tahu apa yang harus dilakukannya. Keyakinan seseorang akan kemampuannya inilah yang menurut Bandura (1986) dikenal sebagai self efficacy.
Penulis meneliti hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar matematika yang diduga memiliki hubungan yang bermakna. Di samping itu penulis juga meneliti hubungan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika mengingat kurang minatnya siswa terhadap matematika karena ketika berhadapan dengan matematika siswa terlebih dahuiu menganggapnya sebagai suatu mata pelajaran yang sukar (Sinergi, Januari-Maret 1998). Tujuan penelitian adalah menguji apakah ada hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika. Kemudian berapa besar sumbangan variabel tersebut terhadap prestasi belajar matematika.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 Jakarta. Alasannya ialah subyek sudah dapat menilai dirinya sendiri secara cukup realistis dan subyek sudah mandiri dalam membentuk minat serta sudah sejak lama mengikuti pelajaran matematika. Subyek yang dijadikan sampel sebanyak 115 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. lnstrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala self efficacy dan kuesioner minat matematika. Data penelitian diolah menggunakan metode multiple regression.
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori Bandura(l986) yang mengatakan bahwa self efficacy berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini juga tidak mendukung penelitian Schunk (1982) yang menyatakan bahwa self efficacy berhubungan secara signifikan dengan prestasi belajar matematika. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian Simanjuntak (1994) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara minat dengan prestasi matematika siswa laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui self efficacy dan minat terhadap matematika secara bersama-sama tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika.
Tidak bemaknanya hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika mungkin disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika seperli inteligensi, motivasi, kecemasan terhadap matematika dan skema tentang pemecahan masalah yang diajarkan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut mungkin mempunyai peran yang lebih besar dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa dibandingkan dengan self efficacy dan minat terhadap matematika. Tidak signifikannya hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika juga bisa disebabkan oleh instrumen-instrumen penelitian ini yang mungkin tidak valid secara eksternal, kecenderungan subyek penelitian untuk menjawab kuesioner secara social desirability dan variabilitas sampel penelitian yang rendah.
Saran untuk penelitian lanjutan yakni melakukan validasi eksternal terhadap instrumen-instrumen ini dengan cara mengkorelasikan skala self efficacy dan kuesioner minat terhadap matematika dengan alat-alat dan metode-metode lain yang valid secara internal maupun eksternal yang mengukur konstruk yang sama. Sebaiknya menggunakan sampel penelitian dan beberapa sekolah agar subyeknya heterogen dan menggunakan teknik pengambilan sampel secara random/acak. Membuat tes matematika yang standar agar valid dan reliabel. Perlu melibatkan valiabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti inteligensi (kecerdasan), motivasi, kecemasan terhadap matematika dan skema tentang pemecahan masalah yang diajarkan sebelumnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Irvina
"Pemilihan terhadap jurusan/bidang studi tertentu biasanya disesuaikan dengan minat seseorang Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi diasumsikan memilih sekolah tersebut karena minatnya di bidang ekonomi (minat ekonomi). Begitu juga dengan siswa yang mengikuti pendidikan di Sekolah Perawat Kesehatan dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi, karena minatnya di bidang kesehatan (minat kesehatan).
Dalam membicarakan masalah pendidikan, yang menjadi topik utama adalah mutu siswa atau prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena sekalipun keberhasilan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi proses pendidikan itu, namun yang menjadi terminal penilaian adalah prestasi belajar yang dicapai siswa pada akhir pendidikan atau pada saat ujian, baik pengetahuan maupun keterampilan.
Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah minat (Suryabrata, 1983). Menurut Horrocks (1976) minat adalah kumpulan sikap yang tampil dalam bentuk perhatian selektif pada suatu obyek atau aktivitas tertentu.
Dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa, sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, seperti penelitian Fredericksen & Melville, 1954; Barrileaux, 1961; Barak & Rabbi, 1982; serta Wiley & Magnon, 1982 (dalam Brown & Lent, 1984). Namun beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain menunjukkan tidak ada hubungan antara keduanya (Super & Crites, 1962 dan Stanley & Hopkins, 1978 dalam Brown & Lent, 1984).
Perbedaan hasil-hasil penelitian itu mendorong penulis untuk meneliti hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa SMK. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada tahun 1997. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah Incidental Sampling. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas 1 dari dua jurusan SMK, yaitu SMK jurusan/bidang ekonomi (program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi) serta SMK bidang kesehatan (Sekolah Perawat Kesehatan/SPK dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi/SPRG). Penelitian ini memperoleh 158 orang subyek penelitian, yang terdiri dari 84 orang siswa SMK bidang kesehatan dan 74 orang siswa SMK bidang ekonomi.
Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah inventori minat dan tes formatif. lnventori minat digunakan sebagai alat ukur minat siswa dan tes formatif digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase (deskriptif statistik) dan Partial Correlation untuk melihat ada tidaknya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, dengan mengontrol variabel kecerdasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara minat dengan prestasi belajar tidak terbukti secara signifikan pada penelitian ini. Walaupun tidak terdapat hubungan yang signifikan, ada dimensi-dimensi minat ekonomi dan minat kesehatan yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu 'melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bilangan' dan 'menjalankan standar kesehatan'.
Dari penelitian ini memang tidak dapat dilihat kaitan antara minat dengan prestasi belajar. Namun masih banyak aspek lain yang berhubungan dengan minat. Masalah minat siswa SMK ini penting untuk ditelaah, karena akan berkaitan dengan pembinaan siswa itu sendiri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elizabeth L Tanty
"Ketunarunguan adalah kecacatan yang disebabkan oleh kurang maksimalnya fungsi organ pendengaran (Mittler, 1987)- Masalah utama ketunarunguan terletak pada ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi yang berdampak pada ketrampilan berbahasa, kemampuan menulis, penyesuaian sosial, prestasi akademis, serta aspek perkembangan dan kehidupan. Kendala komunikasi ini berpangkal dari kesulitan para penyandang tunarungu dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan, dan kehendak mereka. Selain sulit bagi orang lain untuk mengerti, mereka juga sukar untuk memahami orang lain sehingga timbul perasaan terkucil atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka (Mangunsong, 1998). Oleh karena itu, seorang penyandang tunarungu perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki berbagai kemampuan serta ketidakmampuan secara bersamaan. Setelah itu, kelebihan yang dimiliki perlu dikembangkan dan diangkat menjadi suatu andalan (Semiawan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 3 hipotesis menggunakan metode korelasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua baik secara masing-masing maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu di SLTPLB. Sampel penelitian adalah siswa SLTPLB bagian B Santi Rama sehanyak 49 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua secara sendiri-sendiri maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu. Hal ini berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa bila motivasi belajar dan dukungan orang tua pada siswa penyandang tunarungu semakin besar baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, maka prestasi akademis yang diperoleh akan semakin meningkat. Akan tetapi, hubungan antara dukungan orangtua dan prestasi akademis ternyata Iebih kuat dibandingkan hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademis. Kesimpulan penelitian adalah dukungan orang tua mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan siswa penyandang tunarungu di sekolah, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari lirngkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengatasi kendala komunikasi sebagai sarana pencrimaan dan pengakuan eksiqnsi dalam pergaulan. Pembabasan kesimpulan diuraikan dalam diskusi dan implikasi penelitian, kemudian dikemukakan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat bermanfaat,
agar tumbuh konsep diri yang realistik dan mampu mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Ayutya Wardhani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Adman Maliawan
"Pendidikan penting bangsa bagi Indonesia. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang balk Pendidikan dapat di ikuti melalui 2 jenjang, pendidikan formal dan non format. Kesuksesan jangka pendek seseorang dalam mengikuti pendidikan dapat dilihat dan prestasi belajar yang dimilikinya. Menurut Suryabrata prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal; faktor eksternal dibagi menadi faktor non sosial dan sosial; faktor sosial dibagi menjadi faktor lingkungan keluarga dan Iingkungan sekolah. Faktor internal dibagi menjadi faktor psikologis dan fisiologis. Faktor psikologis dipengaruhi oleh intelegensi minat, bakat, motivasi, dan tanggung jawab. Penelitian ini bermaksud untuk melihat hubungan antara tanggung jawab dengan prestasi belajar. Menurut Schneiders sejak seorang anak lahir akan di ajarkan disiplin dari orang tuanya dengan tujuan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Disiplin ini disebut dengan disiplin eksternal.
Tujuan dan disiplin eksternal adalah membentuk dlsiplin internal yang pada akhimya akan membentuk self dicipline, self-control dan will power. Menurut Anderson dan Prawat individu yang memiliki self-control dapat bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Menurut Morris terdapat 2 macam tingkah laku bertanggung jawab, yaitu bertanggung jawab (being responsible) dan terpaksa bertanggung jawab (being held responsible). Bacon mengatakan bahwa siswa siswi sekolah yang bertanggung jawab akan mengerjakan tugasnya tanpa pengawasan orang Iain. Hal ini terkait dengan disiplin internal. Sedangkan siswa-siswi sekolah yang terpaksa bertanggung jawab hanya mengerjakan tugas jika ada pengawasan dari pihak Iuar. Hal ini terkait dengan disiplin eksternal. Corno menemukan ada siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar kemudian berusaha dengan belajar sendiri, dengan teman dan bertanya kepada guru. Ini adalah ciri-ciri siswa-siswi yang bertanggung jawab. Tingkah laku belajar sendiri, dengan teman dan bertanya kepada guru dapat meningkatkan prestasi belajar. Bacon telah menemukan 6 kategori tingkah laku bertanggung jawab menurut persepsi siswa-siswi sekolah itu sendiri. Penemuan Bacon menjadi dasar terbentuknya alat ukur tanggung jawab yang akan dihubungkan dengan prestasi belajar di sekolah.
Dalam metode penelitian ini, hipotesa alternatif yang disusun adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tanggung jawab pada pelajaran di sekolah dengan prestasi belajar yang dicapai olah siswa sekolah menengah umum di Jakarta. Sedangkan hipotesa nol yang disusun adalah tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tanggung jawab pada pelajaran di sekolah dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sekolah menengah umum di Jakarta. Sebagai variabel tergantung adalah prestasi belajar yang secara operasional diukur melalui nilai total masing-masing mata pelajaran. Sebagai variabel bebas adalah tanggung jawab dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Sebagai variabel konstan dalam penelitian adalah intelegensi yang diukur dengan menggunakan PM Advanced dari Raven Subyek yang digunakan adalah siswa kelas II SMU.
Teknik pengambilan sampel adalah Incidental Sampling. Jumlah responden adalah sebesar 148 orang. Alat pengumpul data variabel tergantung adalah legger, yaitu Iembar kerja guru yang di dalamya tercantum secara lengkap nilai, nilai total, ranking, absen dan hasil tes intelegensi siswa. Alat pengumpul data variabel bebas adalah kuesioner yang dibuat berdasarkan 6 kategori tanggung jawab dari Bacon. Skala yang digunakan merupakan adaptasi dari skala Likert yang terdiri dari 6 kutub. Uji validitas dilakukan dengan face validity dan internal consistency. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode alpha cronbach. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi pada cawu 1 p = 0,003 kecil dari 0,05 dan cawu 2 p = 0,005 kecil dari 0,05. Nilai korelasi pada cawu 1 r12.3 = 0,2430 dan pada cawu 2 r12.3 = 0,2324.
Kesimpuian dari penelitian adalah hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternatif diterima. Kontribusi tanggung jawab terhadap prestasi belajar sebesar R2 = 4%. Dan faktor intelegensi dan faktor-faktor lain yang belum diketahui sebesar 96%. Belajar di sekolah sebenarnya bukan kegiatan yang menarik bagi siswa-siswi SMU. Persepsi terhadap tanggung jawab diri dari siswa-siswi SMU ini adalah mereka tidak bertanggung jawab pada pelajaran disekolah. Sebagian besar tanggung jawab dari siswa-siswi ini adalah terpaksa bertanggung jawab (being held responsible). Saran dalam penelitian ini agar melakukan uji validitas eksternal pada kuesioner tanggung jawab.
Pada penelitian lebah lanjut disarankan agar meningkatkan heterogenitas sampel. Penelitian Iebih lanjut agar diupayakan mengontrol faktor-faktor Iain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar selain tanggungjawab. Dengan hasil yang positif dan signifikan maka dapat diupayakan pengadaan pelatihan tanggung jawab bagi siswa-siswi SMU. Perlu diupayakan adanya referensi mengenai tanggung jawab yang lebih banyak. Pelaksanaan penelitian perlu memperhatikan agenda akademik siswa-siswi sekolah. Mengingat mereka memiliki jadwal akademi yang berbeda dengan dunia perguruan tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rini Hastuti Ramelan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>