Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Grace Suryadi
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S2165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Herawaty
"ABSTRAK
Keluarga dengan pola asuh yang cenderung otoriter (parent-center), menerapkan
mengharapkan kepatuhan langsung dari anak; kontrol yang sangat ketat; tingkah laku dan
sikap anak dievaluasi menurut standar mutlak yang ditetapkan otoritas tertinggi dalam
keluarga; dituntut hormat pada otoritas yang merupakan tradisi dan sistem struktur
tracisional dalam keluarga; tidak mengijinkan terjadinya diskusi antara orang tua dengan
anak dalam membahas suatu hal; anak harus menerima bahwa apa yang dikatakan orang
tua adalah benar dan lain-lain (Baumrind, dalam Berns, 1997;Ormrod,2000).Rachel Elder
(da am Bigner,1979) dalam risetnya menemukan bahwa konsep secara tradisional adalah
ayah berperan sebagai kepala keluarga dan berkuasa atas keputusan penting keluarga. Hal
ini bertentangan dengan tugas perkembangan anak usia dewasa muda yakni otonomi diri
yang menyebabkan kemungkinan terjadinya konflik antara ayah dan anak usia dewasa
muda. Peneliti tertarik meneliti dewasa muda yang memiliki status mahasiswa karena
keunikannya. Salah satunya adalah lebih peduli dengan hal-hal yang menarik bagi dirinya,
leb.h responsif pada beberapa situasi yang menekan yang mungkin bagi individu lain tidak
mempengaruhi tindakan mereka (Sear, dalam Wrightsman,1993).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran isu konflik yang terjadi antara ayah
dan anak dan penghayatan anak terhadap isu konflik yang menekan serta strategi coping
yang digunakannya. Peneliti menggunakan pembagian strategi coping yang dikembangkan
oleh Carver, Scheier, dan Weintraub (1989). Lima strategi Problem Focus Coping (active
coping, pianning, suppression ofcompeting activities,restrain coping, seeking sociai support
fot instrumental reason). Lima strategi Emotiona/ Focus Coping (seeking sociai suppoit for
emotiona/ reason,positif reappraisal,denial, acceptance, turning to reiigion). Tiga strategi
coping yang maladaptif {Focusing on and venting of emotion, behaviorai dan mental
dit .iengagement).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan
data adalah wawancara mendalam pada 2 mahasiswa perempuan dan 2 mahasiswa laki-laki.
Metode pengambilan responden yang digunakan adalah non probability sampling yakni
in, :endentai purposif sampling.
Hasil penelitian ini menemukan isu konflik yang sering muncul adalah otonomi diri
sebagai individu dewasa muda, pekerjaan rumah tangga, perbedaan prinsip dengan ayah
dan sifat ayah, perencanaan arah hidup, pemilihan bidang kerja, dan terlibat dalam aktifitas
masyarakat.
Isu-isu konflik dengan ayah yang dirasa menekan oleh hasiswa dewasa mdua
penelitian ini meliputi 5 hal yakni otonomi responden yakni ayah masuk kamar responden
tanpa seijin responden; ayah yang menuntut prestasi tertentu di bidang kuliah yakni harus
luius SI 4 tahun; pekerjaan yakni ayah yang tidak setuju responden bekerja di luar bidang
studi kuliahnya dan bekerja sebelum lulus kuliah; terlibat hubungan asmara dan pemilihan
pncar; perijinan aktivitas. Perasaan yang umumnya dirasakan mahasiswa usia dewasa muda saat
mengalami konflik dengan ayah mengenai masalah yang menekan adalah tertekan,
sedih, merasa tidak terima; marah; benci dan jijik; merasa frustrasi, tidak berguna, dan
Tuhan pun tak dapat menolong; menyesal yang dalam akan ketidakmampuannya berani
mengambil sikap di waktu lampau; dendam dan kecewa.
Strategi coping yang digunakan responden untuk mengatasi isu-isu konflik yang
dirasa menekan adalah mental disengagement,fbcusing on and venting emotion, restrain
coping, dan active coping, turning to reiigion, deniai, planning, dan seeking socia!support
fcr intrumental reason,seeking socia/ support for emotional reason, acceptance,
suppression ofcompeting activfaes dan behavioral disengagement.
Bahan diskusi penelitian ini. adalah ada kemungkinan faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan strategi coping mahasiswa sebagai anak yakni kondisi keluarga,
selain faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping yang ada dalam penelitian
Holahaan dan Moos (1987) dan Carver, Scheier, dan Weintraub (1989). Selain itu, tiaptiap
karakteristik kepribadian yang ada dalam faktor karakteristik kepribadian, ternyata
seling berkaitan dan mempengaruhi sehingga sulit menentukan strategi coping individu
berdasarkan karakteristik kepribadian.
Saran untuk anak dan orang tua adalah mengembangkan komunikasi yang
terbuka antara ayah dan anak dalam mengunkapkan kebutuhan masing-masing dan
juga mengembangkan empati di kedua belah pihak. Selain itu, untuk anak sebaiknya
nrengggunakan restrain coping saat konflik verbal dengan ayah dan juga menggunakan
turning to reiigion disamping menggunakan strategi coping yang adaptif lain.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melihat konflik antar ayah dan anak
duri dua belah pihak dan coba melihat penyebab orang tua menerapkan pola asuh yang
o oriter serta strategi coping anak saat konflik dengan orang tua mengenai pemilihan
jurusan SI, menggali data lebih dalam saat pengambilan data,membatasi tahap stress."
2002
S3093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriati
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikam Gading Fajar Romadhon
"Studi ini berupaya untuk menganalisis bagaimana persepsi masyarakat terhadap wacana anggota militer aktif untuk mengisi jabatan strategis di kementerian/lembaga di Indonesia. Studi sebelumnya menjelaskan bahwa secara historis militer dan sipil di Indonesia memiliki hubungan yang erat, terutama era orde baru. Studi-studi sebelumnya turut memperlihatkan bahwa terdapat sentimen dan pengaruh atas persepsi masyarakat terhadap militer. Selain itu, terdapat persepsi bahwa tokoh militer merupakan salah satu alternatif sebagai pemimpin, dan memiliki pengaruh dalam pemerintahan. Peneliti memiliki argumentasi bahwa persepsi masyarakat terkait dengan rencana pemerintah Indonesia untuk memperbolehkan anggota militer aktif untuk mengisi jabatan strategis di kementerian/lembaga akan menuai respon negatif dari setiap generasi yang ada, baik generasi Z, generasi milennial, dan generasi X akan cenderung memandang hal tersebut sebagai re-implementasi dwifungsi ABRI. Namun, peneliti memiliki keyakinan bahwa terdapat perbedaan cara pandang dari setiap generasi dalam melihat rencana kebijakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persepsi yang bersifat negatif dan positif dari wacana kebijakan pemerintah tersebut, di mana generasi terdapat cara pandang yang berbeda yang ditunjukkan oleh Generasi X dalam menilai wacana kebijakan tersebut dibandingkan Generasi Z dan Generasi Y. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif yang akan mencari tahu bagaimana persepsi masyarakat dari setiap generasi yang berbeda melalui wawancara mendalam.

This study analyzes the public perception about the plan to let the active military to get the strategic position on ministry/government institution. Previous studies explain that Indonesia has a historical relationship with civil-military relations, especially in the new era. The previous studies also explained any sentiment of public perception about the military and how the public perception can influence the military and policy decisions. Besides that, the previous study also explained that the military figure can be the alternative leader and has an influence in government. Researcher has an argument that public perception about the to let active military members occupy strategic positions will get the negative responses from the public and think if it is the reimplementation of Dwifungsi ABRI. However, researcher is sure that the generation gap contributes to the different point of view from every generation to analyze that plan. The result of this research shows there are negative and positives public perception about the government plan, and the result also shows that any different point of view mechanism from Gen X than Gen Z and Y.   This research used descriptive qualitative research that will find out how the public perception from different generations through in-depth interviews."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Puspasari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Adhaningrum
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Kelompok Studi Wanita, FISIP-UI, 1990
R 011.75 UNI r
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Susanna
"Interaksi sosial pada awal kehidupan berperan penting bagi seluruh aspek perkembangan anak. Salah satu aspek penting dari perkembangan anak adalah kemampuan meregulasi diri. Studi di ranah perkembangan anak telah menunjukkan bahwa interaksi dan hubungan yang positif menjadi media bagi perkembangan dan peningkatan kemampuan regulasi diri pada anak. Pendekatan Developmental, Individual Differences, Relationship-Based (DIR) merupakan salah satu intervensi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara caregiver dan anak. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi efektivitas DIR/Floortime untuk meningkatkan kualitas interaksi antara seorang ibu dan anak laki-lakinya yang berusia enam tahun yang menunjukkan beberapa gejala psikotik. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pendekatan DIR/Floortime efektif untuk meningkatkan kualitas interaksi ibu dan anak serta kemampuan regulasi diri anak yang terukur dari peningkatan skor pada skala FEAS, CBCL dan Self Regulation Questionnaire.

Early social interaction plays a vital role in the overall development of the child. One of the important aspects of child development is self-regulation. Many studies on child development have indicated that positive interaction/relationship served as a medium for developing and improving self-regulation in children. The Developmental Individual Diferences and Relationship (DIR) is one of the interventions that have been used to improve the quality interaction between a caregiver and child. Thus, this study is interested in evaluating the effectiveness of DIR/ Floortime approach to improve the quality of interaction between a mother and six-year-old Indonesian boy who displays psychotic symptoms. This results showed that DIR/ Floortime approach is effective in improving the quality of mother-child interaction as well as self-regulation ability in a child as reflected in the increase scoring of the child?s FEAS, CBCL and Self-Regulation Questionnaire."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosdiana
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S2058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>