Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrian
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1983
S2204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia , 1993
303.6 KEK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Yosefini Rasyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charletty Choesyana Soffat
"Penelitian ini berangkat dari pertanyaan bagaimana pembentukan sistem motif agresi sebagai hasil praktik pengasuhan anak oleh orang tua pada remaja kriminal dan remaja non kriminal. Penelitian ini menelaah keterkaitan antara praktik pengasuhan anak (oleh ibu dan ayah) dengan perkembangan kedua komponen sistem motif agresi yaitu komponen pendekat agresi (motif agresi) dan komponen penghindar agresi (hambatan agresi) yang ada di dalam diri remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah praktik pengasuhan anak yang berkaitan dengan perkembangan agresivitas yang diterapkan pada remaja kriminal, berbeda dengan yang diterapkan pada remaja non kriminal. Selain itu, juga untuk mengetahui apakah sistem motif agresi remaja kriminal tidak sama dengan sistem motif agresi remaja non kriminal.
Berdasarkan kajian teori diajukan empat belas hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian dilakukan pada remaja akhir dengan rentang usia antara 18 hingga 24 tahun, yaitu remaja non kriminal (Siswa kelas III SMU 71 & Mahasiswa Fakultas Agama Islam Univeritas Asy-Syafiyah semester II) dan remaja kriminal (narapidana kasus penganiayaan berat dan pembunuhan di RUTAN Salemba) di Jakarta.
Hasil temuan penelitian memperlihatkan bahwa:
1. Praktik pengasuhan anak (oleh ibu & ayah) yang diterapkan pada remaja kriminal adalah tidak sama dengan yang diterapkan pada remaja non kriminal.
2. Secara umum, motif agresi remaja kriminal lebih besar daripada motif agresi remaja non kriminal. Dan kekuatan motif agresi remaja kriminal lebih besar daripada kekuatan hambatan agresi yang ada di dalam dirinya.
3. Di antara kelima aspek praktik pengasuhan anak yang diteliti dalam penelitian ini (aspek kontrol, dukungan, penolakan, kasih sayang dan orientasi nilai), yang amat berperan bagi peningkatan motif agresi adalah aspek kontrol dan kasih sayang.
4. Agresivitas yang rendah pada remaja dikarenakan adanya motif agresi yang rendah, atau dikarenakan interaksi antara kekuatan motif agresi yang besar dan kekuatan hambatan agresi yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang memiliki kekuatan motif agresi yang besar. Belum tentu mudah untuk memunculkan tingkah laku agresif dan atau kriminal.
Selanjutnya, berdasarkan hasil temuan penelitian penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: Melakukan penelitian lanjutan dengan (1) memperluas jangkauan sampel yaitu dengan anak Indonesia sebagai populasi, (2) menggunakan alat ukur yang lebih standar, dan (3) metode pengumpulan data secara terpadu.
Selain itu, juga disarankan agar memanfaatkan hasil penelitian ini, sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan kepribadian remaja lebih lanjut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T7036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ardiyanti
"Kelurahan Warakas dan Kelurahan Sungai Bambu sebagai dua kelurahan dari tujuh kelurahan yang terdapat di Kec. Tanjung Priok, terletak di pinggir Teluk Jakarta, merupakan kelurahan dengan penduduk padat. Letaknya yang berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priok menyebabkan jumlah penduduk di wilayah ini semakin bertambah. Meningkatnya jumiah penduduk yang tidak diikuti dengan peningkatan kualitas hidup masyarakatnya membuat kehidupan individu, khususnya di wilayah ini semakin sulit.
Kepadatan penduduk yang tinggi, yang diperburuk oleh kondisi Iingkungan yang rawan banjir dan daerah kumuh (BPS, 1997), menyebabkan wilayah ini memiliki kondisi Iingkungan fisik dengan ciri- ciri, sebagai berikut: minimnya berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial, kekurangan air bersih untuk keperluan rumah tangga, sanitasi dan higiene yang buruk, serta minimnya tempat pembuangan sampah. Menyempitnya 'ruang pribadi', seperti halnya yang terdapat di Iingkungan padat Kelurahan Warakas dan Kelurahan Sungai Bambu, dapat menyebabkan munculnya perasaan tegang, tertekan, dan frustrasi individu yang bermukim di wiiayah ini. Kanadjaja dan Sofyan menyatakan bahwa individu yang bermukim di tempat yang relatif padat Iebih memiliki kecenderungan peningkatan agresititas. Sehubungan dengan hal tersebut, diketahui dari Iaporan hasil Survei Kelurahan (1997) bahwa telah terjadi frekuensi tindak kriminalitas di wilayah ini (BPS, 1997).
Berdasarkan uraian di atas, beberapa fakta penting yang perlu diperhatikan adalah terjadinya kepadatan di lingkungan berpenduduk padat memungkinkan terjadinya berbagai macam bentuk provokasi sehingga dapat menimbulkan berbagai kecenderungan respon perilaku agresif pada penduduknya sebagai bentuk reaksi dari kesesakan yang dipersepsikan sebagai bentuk pengalaman yang tidak menyenangkan (Berkowitz, 1993). Adanya peningkatan agresifitas diantara orang- orang yang merasakan sesak di lingkungan padat (Altman, 1987). Bahwa fenomena kesesakan di Iingkungan padat mengakibatkan menurunnya kualitas hidup pada masyarakatnya, misalnya kriminalitas (Altman, 1987).
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan lingkungan tempat tinggal akan menyebabkan perbedaan dalam perilaku pada penduduknya, yaitu dengan meneliti kecenderungan respon perilaku agresif penduduk di Kelurahan Warakas dan Kelurahan Sungai Bambu terhadap provokasl Maka permasalahan yang diteliti adalah:
Apakah perbedaan provokasi menyebabkan perbedaan proporsi kecenderungan respon perilaku agresif antara penduduk di lingkungan padat tinggi dan llngkungan padat rendah ?
Responden penelitian ini adalah penduduk di Kelurahan Warakas dan Kelurahan Sungai Bambu, berusia antara 18-30 tahun sejumlah 157 orang. Untuk pengumpulan data digunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Alat pengumpul data tersebut dibuat berdasarkan 8 indikator perilaku agresif yang dikemukakan oleh Buss (1961, dalam Morgan 1986). Teknik pengolahan data dilakukan melalui 2 tahap, yaitu; pertama, menggunakan analisis faktor, bertujuan untuk memperoleh gambaran perilaku agresif yang potensial terdapat diantara penduduk. Kedua, menghitung proporsi responden, bertujuan untuk mendapatkan gambaran perbedaan proporsi respon berdasarkan kecenderungan respon perilaku agresif yang terdapat di antara kelompok responden.
Berdasarkan hasii pengolahan data melalui analisis faktor, diperoleh tiga kecenderungan respon perilaku agresif yang potensial terdapat di kedua wilayah penelitian ini, antara Iain: respon perilaku fisik aktif Iangsung, respon verbal aktif tidak Iangsung, dan respon verbal pasif tidak langsung. Sedangkan untuk gambaran perbedaan proporsi diantara dua kelompok responden, hasil yang diperoleh adalah:
1. Peningkatan provokasi menimbulkan kecenderungan respon perilaku agresif fisik aktif Iangsung dan verbal aktif tidak Iangsung, sedangkan respon perilaku agresif verbal pasif tidak Iangsung semakin berkurang
2. Tidak terdapat perbedaan kecenderungan respon perilaku agresif fisik aktif Iangsung, verbal aktif tidak Iangsung, dan verbal pasif tidak Iangsung sebagai respon terhadap provokasi diantara kedua kelompok responden.
Selain itu, dari penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa semakin provokasi meningkat maka kecenderungan respon perilaku agresif yang ditampilkan lebih merupakan perilaku fisik aktif Iangsung dan verbal aktif tidak langsung. Bahwa perilaku agresif Iebih ditentukan oleh tingkat provokasi yang dipersepsikan individu sebagai suatu bentuk kesengajaan dan memiliki intensitas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Worchel (1974, dalam Morgan, 1986) bahwa semakin individu mempersepsi provokasi dari orang Iain sebagai suatu hal yang disengaja dan berintensitas tinggi maka kecenderungan respon perilaku agresif untuk tampil akan semakin kuat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Marswendy
"Dalam pertandingan sepakbola, perilaku agresif merupakan hal yang biasa dilakukan oleh pemain sepakbola. Perilaku agresif yang biasa ditampilkan adalah perilaku yang diperbolehkan dalam aturan permainan sepakbola, seperti mengganjal, atau membentur pemain lawan. Gejala yang terjadi saat ini tidak hanya perilaku agresif yang diperbolehkan saja yang dilakukan, tetapi perilaku agresif yang dilarang oleh aturan permainan sudah mulai sering dilakukan. Salah satunya terhadap wasit. Menurut Duggan & Rainey (1998), hal tersebut terjadi karena wasit bertindak tidak adil dan pemain meyakini wasit tersebut pantas untuk dihukum.
Dengan latar belakang tersebut disusun penelitian untuk melihat faktor0faktor yang mempengaruhi intensi perilaku agresif pemain sepakbola terhadap wasit sepakbola. Penelitian ini mengambil sampel pemain sepakbola amatir yang berjumlah 37 orang dengan rentang usia 13-25 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah sebuah kuesioner berisi 44 item yang mengukur 7 variabel, yaitu penilaian hasil, kekuatan belief, motivation to comply, belief normatif, belief kontrol yang menghalangi, belief kontrol yang mempermudah, dan intensi.
Metode analisa masalah berupa korelasi Pearson Product Moment, multiple corre/ations dan persamaan multiple regression. Dari hasil perhitungan multiple correlations didapat hubungan yang signifikan antara sikap pemain sepakbola terhadap perilaku agresif kepada wasit, norma subyektif pemain sepakbola terhadap perilaku agresif kepada wasit, dan perceived behavior control terhadap perilaku agresif kepada wasit dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (R=0,0,856, p<0,01).
Ini berarti bahwa intensi pemain sepak bola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku agresif kepada wasit yang positif, orang-orang atau kelompok yang dianggap penting oleh pemain sepakbola yang mendukung, dan tersedianya kesempatan dan sumber daya untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit.
Sementara hubungan yang signifikan juga didapat antara sikap pemain sepakbola terhadap perilaku dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (r=0,476; p<0,01), norma subyektif pemain sepakbola terhadap perilaku agresif kepada wasit dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (r=0,95; p<0,01), dan perceived behavior control terhadap perilaku agresif kepada wasit dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (r=0,383; p<0,05).
Sementara persamaan multiple regression yang didapat untuk meramalkan skor intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit sepakbola adalah : Intensi = 0,301+0,243(STP)+0,022(NS)+0,447(PBC). Untuk menambah gambaran tentang perilaku agresif kepada wasit sepakbola ada baiknya subyek penelitian berasal dari pemain sepakbola profesional yang berada di Liga Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Kurnia Boby Safarov
"Penelitian tesis ini dilakukan untuk menguji efek priming dalam meningkatkan agresivitas, meliputi dimensi penilaian kognitif dan intensi agresivitas. Subjek penelitian adalah personel polisi di Direktorat Sabhara Kepolisian Daerah Metro Jaya berusia 18-40 tahun berjumlah 135 orang yang memiliki tugas utama yaitu pengamanan unjuk rasa dan keramaian. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan menerapkan randomisasi berstrata guna menyeimbangkan kecenderungan trait agresif di ketiga kelompok. Kelompok eksperimen terdiri dari kelompok yang diberikan instruksi penanganan unjuk rasa dengan power (kelompok high priming) dan instruksi penanganan unjuk rasa secara humanis (kelompok low priming), serta satu kelompok kontrol. Pengukuran dilakukan dengan skala yang dikonstruksi berdasarkan konstruk general aggression model (GAM). Prosedur eksperimen diawali dengan stimulasi paparan media (priming) penanganan unjuk rasa, pemberian filler task dan manipulation check, kemudian memanipulasi situasi dengan tayangan situasi krisis unjuk rasa, diakhiri dengan menyebarkan skala pengukuran disertai informed consent. Analisa data menggunakan ANOVA untuk melihat pengaruh efek priming dan uji post-hoc multiple comparisons untuk melihat perbedaan secara parsial. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek priming secara signifikan terhadap cognitive appraisal dan intensi agresivitas. Hasil ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Institusi Polri untuk membuat pedoman mengenai pengamanan unjuk rasa dan keramaian menjadi lebih humanis.

This thesis research was conducted to examine the effects of priming in increasing aggressiveness, including the dimensions of cognitive appraisal and aggressiveness intention. The research subjects were police personnel in Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya aged 18-40 years, totaling 135 people whose main task is to secure demonstrations and crowds. The research was conducted using an experimental method by applying stratified randomization to balance aggressive trait tendencies in the three groups. The experimental group consisted of groups that were given instructions on handling protests with power (high priming group) and instructions on handling protests humanely (low priming group), as well as a control group. Measurements were made with a scale constructed based on the general aggression model (GAM) construct. The experimental procedure began with media exposure stimulation (priming) handling demonstrations, providing filler tasks and manipulation checks, then manipulating the situation by showing the demonstration crisis situation, ending with distributing measurement scales accompanied by informed consent. Data analysis used ANOVA to see the effect of priming and post-hoc multiple comparisons test to see partial differences. The results showed a significant priming effect on cognitive appraisal and aggressiveness intention. These results are expected to provide input to the Police Institution to make guidelines regarding the security of demonstrations and crowds more humane."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Thiorina
"Penelitian ini membahas tentang representasi perilaku agresi pada adegan-adegan sinetron Anak Langit di stasiun televisi SCTV. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan berfokus pada analisis deskriptif. Proses penelitian dilakukan dengan analisis observasi. Hasil penelitian menemukan bahwa setiap elemen-elemen drama yang digunakan dalam menyajikan adegan yang bermakna perilaku agresi. Melalui elemen-elemen drama yang diaplikasikan dalam sinetron menjadi sebuah cerita yang dapat membentuk realita drama televisi.

This study discusses the representation of aggression in the scenes of Anak Langit on SCTV. This research is qualitative research with a focus on descriptive analysis. The research process was carried out by observation analysis. The results of the study found that each of the drama elements used in presenting scenes meant aggression behavior. Through the drama elements applied in it becomes a story that can shape the reality of the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrian Rizki
"Perkelahian antar pelajar sepertinya memang menjadi persoalan klasik, namunperkembangannya menjadi perkelahian duel gladiator yang telah memakan korbanyaitu Hillarius Christian Even raharjo menjadikan fenomena tren kenakalanremaja ini tidak bisa di sepelekan lagi, Hillarius Christian Even Raharjomerupakan salah satu di antara banyak pelajar yang menjadi korban trenaktualisasi diri dari budaya kekerasan pelajar sekarang ini, dimana adanya istilah ldquo;pentolan rdquo; pada suatu sekolah menjadikan dasar terciptanya budaya baru ini.Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapanstrategi pemolisian dalam mencegah fenomena duel gladiator di kalangan pelajarSMA Kota Bogor; studi kasus kekerasan yang menewaskan siswa SMA BudiMulia Hillarius Christian Even Raharjo sehingga ke depannya dapat menjadiacuan dan pedoman dalam mencegah terjadinya budaya kekerasan yang terjadi dikalangan pelajar Kota Bogor. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukanpenulis adalah melalui pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data yangberasal dari naskah wawancara dan dokumen resmi. Teknik analisis datadilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, dan display data.Penelitian ini diketahui bahwa karakteristik dalam konflik perkelahian pelajaran ldquo;bomboman rdquo; yang dilakukan oleh SMA Budimulia dan SMA Mardiyuanatermasuk di dalam pola delikuensi sistematik yaitu di lakukan secara sistematiskarena ada norma, aturan, dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti setiap siswayang terlibat perkelahian. Faktor-faktor penyebabnya adalah pengaruh diri sendiri,pengaruh keluarga, pengaruh sekolah, dan pengaruh lingkungan sosial. PolrestaBogor Kota dalam penerapan program Pre-emtif kepolisian, dengan melakukanpendidikan masyarakat atau pembinaan penyuluhan yang ditujukan langsungkepada sekolah ndash; sekolah yang dapat menimbulkan konflik perkelahian di luarjam pelajaran sekolah.

Student fights seem to be a classic problem, but its development into a gladiator fight that has been sacrificed victim is Hillarius Christian Even raharjo make thephenomenon of juvenile delinquency trends this cannot be in funny moment,Hillarius Christian Even Raharjo is one of many students who become victims thetrend of self actualization of the current student violence culture, where the term frontman in a school makes the basis for the creation of this new culture. In thisstudy the authors aim to know how the implementation of policing strategies inpreventing gladiator duel phenomenon among high school students Bogor City acase study of violence that killed high school students Budi Mulia HillariusChristian Even Raharjo so that in the future can be a reference and guidance inpreventing the occurrence of culture of violence that occurred among studentsBogor City. In this research, the writer approach is through qualitative approachby collecting data from interview script and official document. Data analysistechniques performed by data collection, data reduction, and display data. Thisresearch is known that the characteristic in conflict of bomboman battle lessonconducted by high school Budimulia and high school Mardiyuana is included inpattern of systematic deliquency that is done systematically because there arecertain norms, rules and habits to be followed by every student involved infighting. The causal factors are self influence, family influences, schoolinfluences, and the influence of the social environment. Bogor Kota Police in theimplementation of Pre emtive Police program, by conducting communityeducation or counseling counsel directed directly to schools that can lead toconflict fighting outside school hours.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Siddharta Agung
"Menjamurnya permainan video bertema kekerasan di kalangan anak-anak usia sekolah memunculkan kekhawatiran antara lain bahwa kegiatan tersebut akan menumbuhkan atau meningkatkan agresivitas para pemainnya. Peran bermain video games kekerasan terhadap gresivitas masih kontroversial. Suatu penelitian menemukan bahwa bermain video games kekerasan berpengaruh langsung terhadap peningkatan agresivitas, ada sejumlah penelitian yang tidak menemukan hubungan antara keduanya.
Pada penelitian ini diukur pengaruh frekuensi bermain video games terhadap agresi pada pemainnya. Digunakan Buss-Perry Aggression Scale BPAS untuk mengukur agresivitas pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi bermain video games kekerasan berpengaruh terhadap agresivitas anak usia sekolah. Mengingat besaran efek bermain video game yang tidak besar, dapat dikatakan bahwa terdapat berbagai faktor lain yang memengaruhi agresivitas pemain video game kekerasan.

The proliferation of violent video games and easy access to violent video games for children rise concern regarding its negative effects. The most common concern about video games is that will result in increased aggressive and violent behavior in those who are exposed to violent video games. Research regarding this effect of playing violent video games varies. Some research found that playing violent video games positively increase aggression, some others found no correlation.
In this study, aggression was measured by using Buss Perry Aggression Scale BPAS. Linear regression analysis yielded result that there was an effect of the frequency of playing violent video games on aggression. Given that the effect size was relatively small, there must be some others factors that influence aggression in those game player students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>