Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Graham, Peter
Oxford: Blackwell Scientific Publications, 2003
624 GRA b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lenz, Bernhard
Munchen: Detail Green books, 2011
696 LEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brandon, Peter S.
"Contents :
Setting the context for evaluating sustainable development -- Time and sustainability -- Approaches to evaluation -- Indicators and measures -- Assessment methods -- A proposed framework for evaluating sustainable development -- The framework as a structuring tool : case studies -- Towards management systems and protocols -- Education and research.
"
Chichester: Wiley- Blackwell, 2011
307.76 BRA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Yosephine
"ABSTRAK
Kegiatan real estate development adalah kegiatan pengembangan sebuah proyek dengan cara membangun bangunan diatas sebidang lahan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dalam rangka mendapatkan keuntungan. Kegiatan real estate development seringkali membawa dampak berupa kerusakan lingkungan seperti menurunnya kapasitas ekologis di lokasi proyek dan sekitarnya, eksploitasi energi, dan emisi polutan yang berlebihan. Untuk mengatasinya, dewasa ini konsep green building telah dilibatkan dalam pengembangan bisnis properti di Indonesia khususnya produk perkantoran. Seperti diketahui konsep green building berdampak pada meningkatnya biaya baik untuk perencanaan, pembangunan maupun perawatan gedung. Walaupun demikian semakin banyak bangunan perkantoran yang mengaplikasikan pendekatan green building, menurut data GBCI tahun 2017 terdapat 17 gedung yang sudah mendapat sertifikasi green building dalam berbagai level. Untuk itu perlu ditelusuri lebih lanjut apakah penerapan konsep green building pada perkantoran di Jakarta berpengaruh terhadap nilai properti secara keseluruhan. Tulisan ini membahas hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh konsep green building terhadap nilai properti perkantoran khususnya di Jakarta. Penelitian membandingkan antara perkantoran yang menggunakan pendekatan green building dengan perkantoran konvensional. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan pengembang, dan pengelola gedung. Hasil yang didapatkan bahwa konsep pendekatan green building pada perkantoran di Jakarta dapat meningkatkan nilai properti terkait aspek kegunaan, kelangkaan, kebutuhan, dan transferability.

ABSTRACT
A real estate development is defined as an activity that develops a project through building parcels on a land with the goal of increasing its property value in order to gain profit. A real estate development often produces negative impacts towards the environment such as the reduction of the ecological capacity in the site and its surroundings, energy exploitation, and excessive pollutant emission. To overcome these issues, the green building concept or approach has been adapted by several real estate businesses in Indonesia especially in the office sector. As what has been known, the green building approach results in the increase of price in the planning, construction and the building rsquo s maintenance. But despite this issue, more and more office buildings are adapting the green building concept. According to the data provided by GBCI in 2017, there are 17 buildings listed as a certified green building office in various levels. Thus, it is important to further analyze about whether or not the green building approach for the office sector in Jakarta has impacted the property value. This paper will discuss about the research results regarding the effect of the green building approach towards the property value of office buildings especially in Jakarta. The research will be executed by comparing office buildings that have already adapted the green building concept with the ones that have not, or in other words, the conventional office buildings. Data gathering is done through observation and interviews with developers, building managers. The preliminary results show that by adapting the green building concept for office buildings in Jakarta, the property value regarding the utility, scarcity, effective demands, and transferability aspect can increase."
2017
T47843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mesi Shinta Dewi
"Daerah perkotaan yang menempati kurang dari 5 dari luas bumi ternyata mengkonsumsi lebih dari 75 sumberdaya alam. Studi yang lalu menyatakan bahwa tidak ada sektor lain yang mampu menghasilkan penurunan konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca seefektif sektor bangunan. Maka konsep bangunan hijau green building dipercaya merupakan jalan keluar yang paling mampu menjawab tantangan menuju kota berkelanjutan.
Indonesia mulai mengimplementasikan konsep bangunan hijau sebagai upaya mencapai keberlanjutan, namun perlu digarisbawahi bahwa di Indonesia kebijakan penerapan bangunan hijau ini masih ditujukan pada bangunan perkantoran, gedung-gedung komersial, fasilitas pendidikan serta rumah tinggal yang berupa bangunan bertingkat apartemen, rumah susun.
Berbeda dengan di negara-negara maju yang sudah membidik rumah tunggal ini sebagai target dalam penerapan konsep bangunan hijau Homestar di New Zealand, Greenstar SA Multi Unit Residential Tool di Australia, Indonesia belum secara khusus menjadikan perumahan sebagai target dalam implementasi konsep bangunan hijau padahal kenyataannya kota besar di Indonesia didominasi oleh rumah tunggal.
Analisis GIS di Kota Tangerang yang dianggap mampu mewakili karakteristik kota metropolitan di Indonesia, menunjukkan bahwa luas tutupan lahan Kota Tangerang didominasi oleh kawasan perumahan hingga 51,7 sedangkan kawasan industri hanya mencapai 24,09 dan kawasan komersial hanya 15,37. Hasil ini menjadi dasar yang kuat untuk menggali potensi penerapan konsep bangunan hijau untuk perumahan di Kota Tangerang.
Penelitian ini mengungkap potensi penurunan jejak karbon suatu kota melalui implementasi konsep bangunan hijau di perumahan. Studi difokuskan pada masa operasional gedung yang merupakan masa terpanjang dari siklus hidup bangunan sehingga bagaimana penghuni bangunan tersebut melakukan aktivitasnya menjadi faktor penentu tercapai atau tidaknya tujuan penerapan konsep bangunan hijau.
Analisis statistik menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kota Tangerang saat ini yang lulusan SMA, berada di posisi pola konsumsi yang sangat tinggi. Simulasi dengan sistem dinamik menunjukkan bahwa dengan skenario bussiness as usual jejak karbon yang dihasilkan diprediksi masih akan naik dengan pesat hingga 20-50 tahun mendatang.
Simulasi dengan skenario intervensi kebijakan penataan ruang dengan asumsi tidak ada perubahan perilaku dan pola konsumsi, menunjukkan jejak karbon perkapita masih akan terus naik pesat. Namun jika intervensi kebijakan penataan ruang ini diikuti dengan intervensi perubahan perilaku dan pola konsumsi melalui perbaikan tingkat pendidikan dan kesadaran lingkungan hidup maka jejak karbon perkapita dapat diturunkan nilainya.
Keberhasilan konsep bangunan hijau yang selama ini dipercaya mampu menjawab tantangan dalam mencapai kota berkelanjutan ternyata memiliki keterbatasan dan hanya efektif diterapkan pada kondisi masyarakat yang spesifik yaitu: mayoritas memiliki pendidikan di atas tingkat S1 dengan tingkat pendapatan lebih dari Rp 7.000.000/bulan

Urban areas occupy less than 5 of the earth but consumes more than 75 of natural resources. Some studies state that there is no sector capable to reduce energy consumption and greenhouse gas emissions as effective as the building sector. Green building concept is believed to be the most effective answer to the challenges towards sustainable cities.
Indonesia started to implement the concept of green building as an effort to achieve sustainability, but it should be underlined that in Indonesia, the implementation of green building policy is still aimed at office buildings, commercial buildings, educational facilities, and residences in the form of multi storey buildings i.e., apartments, flats.
It is different with some developed countries, which already targeted a single house as an important object in green building concept implementation Homestar in New Zealand, Greenstar SA Multi Unit Residential Tool in Australia , Indonesia has not specifically targeted housing sector in green building concept implementation, while in fact, land cover of metropolitan cities in Indonesia were dominated by single homes.
GIS analysis in Tangerang City, which is considered to represent the characteristics of metropolitan cities in Indonesia, shows that land cover of the region is dominated by the housing area up to 51.7 while industrial areas only reached 24.09 and commercial areas only 15.37.
These results should be based on the consideration to explore the potential of green buildings concept implementation for housing area. Research ASDP1 was focused on the operational phase of the building which is the longest period in the building life cycle which shows that occupant activities act as determining factor to the success of green building concept implementation.
Statistical analysis showed that the education level of the majority of people in Tangerang are high school graduates, which lead to a condition where the consumption pattern are high. Simulation with dynamics system shows that based on business as usual scenario, carbon footprint is predicted to rise rapidly in 20 50 years.
Simulation with spatial planning policy intervention scenario, with an assumption that there were no change in the behaviour and consumption patterns, and shows that carbon footprint per capita is still going up rapidly. However, if the spatial planning policy intervention was followed by the intervention to behavioural changes in consumption patterns through improvement of level of education and environmental awareness, carbon footprint per capita will be reduced.
The success of the green building concept that had been believed as as effective tool in achieving sustainable cities, was proven to have limitations and only effective if applied to specific conditions of society such as, the majority have the education level of above S1 level with the level of income of more than Rp 7,000,000 month.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richa Daniella
"Green retrofitting menjadi solusi paling efisien dalam meminimalisir emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim, salah satu fenomena yang sedang melanda dunia. Green retrofitting juga merupakan langkah penting bagi Indonesia dalam mencapai komitmen Net Zero Emission pada tahun 2060. Terdapat dua standar penilaian green retrofitting yang digunakan di Indonesia, yaitu sertifikasi Greenship dari GBCI dan sertifikasi BGH dari Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Pengembangan standar WBS gabungan antara kedua standar tersebut menjadi tingkat paling kecil, yaitu aktivitas, dari aspek WAC dilakukan agar menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan green retrofitting pada bangunan gedung bertingkat tinggi sehingga dapat lebih mudah dikelola. Standar WBS juga dikembangkan agar kebutuhan sumber daya pekerjaan green retrofitting dapat dengan mudah teridentifikasi dan direncanakan sehingga dapat meningkatkan akurasi perencanaan sumber daya. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai aspek WAC pada bangunan gedung bertingkat tinggi untuk pekerjaan green retrofitting. Hasil yang diperoleh merupakan hasil analisa arsip, analisa deskriptif, analisa delphi menggunakan kuesioner, analisa RII dan analisa statistik yang mencakup uji homogenitas, uji kecukupan data, uji validitas internal, uji reabilitas, dan uji korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan aktivitas atau tolok ukur penilaian pada struktur WBS yang penting serta yang berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya.

Green retrofitting is the most efficient solution in minimizing greenhouse gas emissions that cause climate change, one of the phenomena that is sweeping the world. Green retrofitting is also an important step for Indonesia in achieving its Net Zero Emission commitment by 2060. There are two green retrofitting assessment standards used in Indonesia, namely Greenship certification from GBCI and BGH certification from Permen PUPR Number 21 of 2021. The development of a combined WBS standard between the two standards into the smallest level, namely activities, from the WAC aspect is carried out so that it becomes a reference in carrying out green retrofitting work in high-rise buildings so that it can be more easily managed. The WBS standard was also developed so that the resource requirements of green retrofitting work can be easily identified and planned so as to improve the accuracy of resource planning. This research will only discuss aspects of WAC in high-rise buildings for green retrofitting work. The results obtained are the results of archival analysis, descriptive analysis, delphi analysis using questionnaires, RII analysis and statistical analysis which includes homogeneity test, data sufficiency test, internal validity test, reliability test, and correlation test. The result of this research is to obtain activities or assessment benchmarks in the WBS structure that are important and that affect the accuracy of resource planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Akbar Rianto
"Bangunan Hijau adalah jawaban untuk semua masalah dalam lingkungan hidup dan dunia. Bangunan adalah salah satu industri yang paling berperan, dengan dampak lingkungan, namun juga salah satu jawaban yang paling menjanjikan untuk memecahkan dampak diri mereka. The Green Building Council of Australia telah mengembangkan Green Star-Office v3 alat Penilaian untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan mendukung industri konstruksi dalam transisi untuk menerapkan praktik Bangunan Hijau dalam konstruksi gedung kantor kelas 5. Menggunakan pendekatan literatur penelitian ini menyimpulkan tantangan dan tanggapan memulai tim proyek untuk mencapai peringkat Green Star yang diinginkan.

Green building is the answer to all of the problems in the environment of living and world. Building is one of the most contributing industries to the environmental impact; it is also one of the most promising answers to solve the impacts their selves. The Green Building Council of Australia has developed Green Star-Office v3 Rating tool to promote sustainable construction and support the construction industry in the transition to implementing green building practice in a Class 5 office building construction. Using literature study approach the research concludes possible challenges and initiating responses for a project team to achieve a desired Green Star rating."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Ruben
"Proses perencanaan terpadu menjadi landasan dalam perencanaan bangunan hijau, namun bagaimana para perencana terintegrasi dalam tiap tahapan perencanaan bangunan hijau belum terdefinisi dengan baik sehingga sulit untuk mewujudkan konsep proses perencanaan terpadu. Penggunaan teknologi BIM dalam perencanaan yang mempunyai kemampuan mengakomodir kolaborasi antar pemangku kepentingan proyek masih terbatas pada entitas tertentu. Kedua hal ini membuat proses kolaborasi antar perencana atau pemangku kepentingan proyek sulit tercapai. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan alur perencanaan gedung bangunan hijau melalui integrasi blockchain pada BIM agar transparansi informasi antar perencana pada BIM dapat dikontrol dengan teknologi buku besar dengan basis hyperledger fabric. Pendekatan kualitatif melalui kajian literasi, validasi pakar dan percobaan digunakan untuk mengetahui bagaimana alur perencanaan dapat diintegrasikan dengan blockchain pada BIM. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan alur perencanaan dapat dimodelkan dengan blockchain namun proses integrasi memerlukan pembuatan aplikasi sebagai sarana komunikasi antara BIM dan hyperledger fabric.

Integrated design process is the basis for green building planning, but how the integration among the designer in each stage of green building planning is questionable, makes this process difficult to implemented. BIM is a computer-aided modeling technology with the ability to develop the design, manage project information, and collaborate between project stakeholders, bringing efficiency for the processes in the project life cycle. However, despite its advantages, information transparency and operations within BIM in supporting the collaboration of the planning team are arguably still limited to certain entities. For those reasons the integrated design process is hard to achieve. Therefore, this study aims to develop the green building design workflow through blockchain integration in BIM for information transparency among the designer on BIM controlled with distributed ledger technology on a hyperledger fabric platform. A qualitative approach through literature review, benchmarking study, and experiments were used to obtain this objective by considering the planning process of green building as a case study. The results of this study indicate that model of design workflow was build in hyerledger fabric blockchain but integration need an application as a tool for blockchain comminiacated with BIM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwards, Brian
"The comprehensively updated and expanded new edition of this no-nonsense student and practice primer equips the contemporary architect to deal with the profession's most important challenge: designing buildings for sustainability. Brian Edwards' book pulls together many of the disparate, complex strands of sustainability into one simple reference source."
London : [RIBA , RIBA ], 2010
e20436612
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Kibert, Charles J.
Hoboken: John Wiley & Sons, 2005
720.47 KIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>