Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Niamullah Muiz
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
S2045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaputra
"Penelitian ini membahas kualitas penerapan Pengendalian Intern pada Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (BPPNFI) Regional V Makassar. Dalam mengukur kualitas tersebut penulis melakukan survey dengan alat bantu daftar pertanyaan (kuesioner) dengan mengacu kepada parameterparameter Pengendalian Intern pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Peraturan ini dibuat dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Hasil penelitian menunjukkan penilaian secara umum 5 (lima) unsur pengendalian intern berada pada kategori "baik", namun pada aspek-aspek dan parameter-parameter yang ada didalamnya terjadi ketimpangan yang menjadi hambatan dan kendala dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern yang efektif.

This research talks about the application quality of internal controls in BPPNFI Regional V Makassar. In the measurement, the writer surveyed using some questionnaires related to the parameters of internal controls in Government Regulation No.60/2008 about Government Internal Controls System. The regulation was made to improve transparency & accountability of countrys's finance management. The results shows general value of internal controls material are in "good" category, but in the aspects and parameters inside, there is some unbalance that becomes a threat and problems in an effective internal control system application."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28305
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Nisa Aprilia
"Pandemi COVID-19 terjadi di seluruh dunia, dan juga di Indonesia. Selain menyebabkan korban jiwa, pandemi ini juga menyebabkan kerugian di berbagai sektor. Pemerintah
berupaya mengurangi penyebaran COVID-19 dengan menerapkan berbagai kebijakan seperti kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), serta kebijakan terkait lainnya. Namun kebijakan ini belum efektif dilihat dari tingkat penyebaran COVID-19 yang belum menurun. Kurangnya kesadaran masyarakat menjadi penyebab tingkat penyebaran COVID-19 di Indonesia. Untuk itu penelitian ini meneliti pengaruh dari dukungan sosial dan kepercayaan sosial pada respons efikasi terhadap COVID-19 menggunakan metode structural equation modeling (SEM). Faktor tersebut dipilih karena dukungan sosial merupakan aspek penting di kehidupan masyarakat Indonesia.
Adapun penelitian ini dilakukan pada pekerja formal dan informal, karena pekerja masih diharuskan beraktivitas di luar rumah. Hasil menunjukan bahwa dukungan sosial dan
kepercayaan sosial lebih berpengaruh pada pekerja formal dibandingkan pekerja informal. Rekomendasi strategi disusun berdasarkan studi literatur. Setelah itu, pemberian bobot dilakukan menggunakan relationship matrix. Hasil dari relationship matrix tersebut adalah tujuh strategi untuk diprioritaskan bagi pekerja formal, dan tiga strategi yang di prioritaskan bagi pekerja informal

The COVID-19 pandemic has occurred throughout the world, and also in Indonesia. Apart from causing casualties, this pandemic also caused losses in various sectors. The government try to reduce the spread of COVID-19 by implementing various policies such as the large-scale social restriction (PSBB) policy, as well as other related policies.
However, this policy has not been effective in view of the level of the spread of COVID-19 which has not decreased. Lack of public awareness is the cause of the spread of COVID-19 in Indonesia. For this reason, this study examines the effect of social support and social trust on the efficacy response to COVID-19 using the structural equation modeling (SEM) method. This factor was chosen because social support is an important aspect of the life of Indonesian society. This research was conducted on formal and informal workers, because workers are still required to have activities outside the home.
The results show that social support and social trust are more influential on formal workers than informal workers. Strategy recommendations are compiled based on literature studies. After that, the weighting was done by using a relationship matrix. The results of the relationship matrix are seven prioritized strategies for formal workers, and three prioritized strategies for informal workers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muh Tommy Nganroputra
"DKI Jakarta memiliki bonus demografi angkatan kerja yang tercermin dari peningkatan angka pencari kerja perkotaan. Pencari kerja memiliki kecenderungan tertentu pada sektor pekerjaan yang bersifat formal maupun informal. Namun, belum banyak penelitian yang membahas preferensi tersebut berdasarkan faktor demografi dan aksesibilitas. Faktor demografis dapat memberikan gambaran karakteristik pencari kerja dan preferensinya sedangkan faktor aksesibilitas memiliki kaitan erat dengan kemudahan dalam mencapai lokasi pekerjaan yang juga dapat menentukan preferensi pencari kerja. Pengetahuan tentang pengaruh faktor-faktor tersebut dapat memberikan masukan dalam perencanaan kebijakan berbasis wilayah serta pengembangan perkotaan yang mengakomodasi kebutuhan layanan akses pada pusat-pusat ekonomi kota. Dalam penelitian ini diterapkan autokorelasi spasial pada data pencari Kerja di Jakarta dengan menggunakan variabel bebas jumlah penduduk, usia produktif, luas wilayah dan lokasi pelatihan (sebagai representasi aspek pendidikan) sebagai faktor demografis. Sementara itu, untuk mengetahui faktor aksesibilitas pencari kerja digunakan variabel jarak tempuh, waktu perjalanan, dan biaya perjalanan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan spasial untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing wilayah (kecamatan) di DKI Jakarta Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan responden untuk memilih sektor pekerjaan formal dibandingkan informal. Secara kewilayahan juga ditemukan bahwa kecamatan dengan jumlah pencari kerja tertinggi berada di kecamatan Tanjung Priok (Jakarta Utara), Kalideres (Jakarta Barat), dan Duren Sawit di Jakarta Timur. Hasil analisis spasial juga menemukan variabel jumlah penduduk, penduduk usia produktif dan jumlah lokasi pelatihan berpengaruh terhadap preferensi pencari kerja. Sementara itu, variabel aksesibilitas juga signifikan dan berpengaruh terhadap preferensi pencari kerja (jarak tempuh, waktu tempuh, dan biaya perjalanan) untuk memilih pekerjaan di sektor formal.

DKI Jakarta has a demographic bonus of the labor force which is reflected in the increase in the number of urban job seekers. Job seekers have certain tendencies in the formal and informal job sectors. However, there have not been many studies that discuss these preferences based on demographic and accessibility factors. Demographic factors can provide an overview of the characteristics of job seekers and their preferences, while accessibility factors have a close relationship with the ease of reaching job locations which can also determine the preferences of job seekers. Knowledge of the influence of these factors can provide input in area-based policy planning as well as urban development that accommodates the needs of access services in urban economic centers. In this research, autocorrelation is applied to the data on job search in Jakarta by using independent variables of population, productive age, area, and location of training (as a representation of educational aspects) as demographic factors. Meanwhile, to find out the accessibility of job seekers, variables distance, travel time, and travel costs are used. Data analysis was carried out using a spatial approach to determine the influence of each region (observation) in DKI Jakarta This study used a quantitative approach by collecting data using questionnaires that were disseminated online. The result shows respondents’ tendency to choose formal rather than informal work sectors. Regionally, it was also found that the districts with the highest number of job seekers in Tanjung Priok (North Jakarta), Kalideres (West Jakarta), and Duren Sawit sub-districts in East Jakarta. The results of spatial analysis also found that the variables number of population, population age and, number of occupation exercise affect the preferences of job seekers. Meanwhile, accessibility is also significant and influences the preferences of job seekers (mileage, travel time, and travel costs) to choose jobs in the formal sector."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo
"Bekerja sebagai salah satu tugas perkembangan kelompok usia dewasa merupakan kegiatan yang bermakna. Hal tersebut dapat dilihat dari waktu yang dialokasikan untuk bekerja. Sejalan dengan perkembangan zaman, selain wktu kerja "konvesional" yaitu penuh waktu (full time), berkembang waktu kerja alternatif, salah satunya adalah waktu kerja paruh waktu (part time). Waktu kerja penuh waktu adalah minimal 40 jam kerja seminggu, dimana individunya menduduki posisi inti dalam organisasi dan memiliki perkembangan leluasa ke jenjang yang lebih tinggi. Waktu kerja paruh waktu adalah di bawah 40 jam kerja seminggu, menempati posisi non inti dalam organisasi dan memiliki perkembangan terbatas ke jenjang yang lebih tinggi. Kedua kelompok pekerja tersebut menerima fasilitas-fasilitas kerja (fringe benefits) yang berbeda, dimana kelompok pekerja paruh waktu menerima fasilitas yang lebih terbatas dibandingkan kelompok pekerja penuh waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil makna kerja pada kedua kelompok pekerja tersebut, berdasarkan perbedaan penerimaan fasilitas-fasilitas kerja. Makna kerja adalah derajat kepentingan (significance), kepercayaan-kepercayaan (beliefs), definisi-definis (definitions) dan nilai (value) yang diberikan oleh individu maupun kelompok. Makna kerja terdiri atas 3 kelompok variabel : (1) variabel kondisional, (2) variabel sentral dan (3) konsekuensi. Penelitian ini berfokus pada variabel sentral yang terdiri dari 4 domain : (1) sentralitas kerja (work centrality): derajat kepentingan tujuan-tujuan kerja (Importance of work goals): derajat kepentingan relatif tujuan kerja, dan (4) identifikasi peran kerja (work role identifiation): peran individu dalam bekerja. Sebagai data tambahan, penelitian ini juga menggali definisi kerja (work definition): kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu aktivitas sebagai bekerja.
Penelilian survey ini befsifat deskriptif kuantitatif, menggunakan 80 stat pengajar dari institusi pendidikan swasta formal dan informal sebagai subyek. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Incidental sampling dengan instrumen kuesioner adaptasi Meaning of Working.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada domain sentralitas kerja, meskipun mengalokasikan waktu lebih sedikit untuk bekerja, pekerjaan menduduki posisi lebih sentral/penting bagi kelompok pekerja paruh waktu dibandingkan dengan kelompok pekerja penuh waktu yang Iebih mementingkan keluarga dibandingkan dengan pekerjaan. Pada domain hasil- hasil yang bernilai dari bekerja, kedua kelompok mementingkan fungsi kerja ?penghasilan (fungsi 'ekspresi diri yaitu bekerja demi kepuasan batin iuga penting bagi kelompok pekerja paruh waktu). Pada domain derajat kepentingan tujuan-tujuan kerja, kelompok pekerja paruh waktu mementingkan dimensi ekspresif (bekerja untuk menyalurkan kreativitas, originalitas dan kemampuan) sedangkan kelompok pekerja penuh waktu mementingkan dimensi ekonomis (bekerja untuk memperoleh hal-hal yang berhubungan dengan uang, promosi dan karir). Pada domain identifikasi peran kerja, kedua kelompok ini mementingkan peran kerja yang sama yaitu peran profesional (orang yang ahli/kompeten di bidangnya). Hasil tambahan, yaitu definisi kerja, menunjukkan bahwa kedua kelompok menggunakan dmensi yang sama yaitu dimensi tugas (tanggung jawab dan peran indvidu dalam organisasi) dan dimensi sosial (hubungan dengan orang lain dan kontribusi pada masyarakat). Hasil utama dan hasil tambahan dari kedua kelompok pekerja tersebut terkait erat dengan usia dan tahapan karir subyek , status perkawinan dan tanggung jawab finansial. Pekerjaan yang sama antara kedua kelompok, yaitu sebagai staf pengajar, juga terkait erat dengan hasil utama dan hasil tambahan tersebut. Bekerja belum dipandang sebagai sauna untuk belajar dan mengembangkan di bagi kelompok pekerja paruh waktu, dlkaitkan dengan minimnya fasilitas-fasilitas kerja berupa pelatihan dan kesempatan promosi jabatan yang dperoleh oleh kelompok pekerja tersebut.
Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan pengambilan sampel dengan jumah yang Iebih besar dan dari bidang pekerjaan yang Iebih bervariasi sehingga dapat diperoleh data yang Iebih kaya serta melakukan penelitian Ianjutan terhadap fasilitas-fasiitas kerja dan waktu- waktu kerja alternatif Iainnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989
370.959 8 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizka Chandra Dewanti
"ABSTRAK
Berbagi merupakan sebuah bentuk aktivitas manusia sebagai makhluk sosial, yang dilakukan atas sumber daya atau ruang. Secara umum manusia membatasi ruangnya sesuai dengan kebutuhan psikologis dan biologis manusia. Namun, bagaimana jika berbagi ruang itu terjadi pada ruang lingkup kawasan perkotaan? Di kawasan Kemang, fenomena berbagi ruang terjadi oleh dua sektor yang berbeda, yakni sektor formal dan informal, dimana keduanya melakukan kegiatan komersial secara mandiri. Dalam kajian mengenai teritori dan latar perilaku manusia, kualitas lingkungan dapat memberikan pengaruh terhadap terbentuknya pola kegiatan manusia, sehingga terjadi aktivitas berbagi dalam sebuah ruang. Skripsi ini membahas dan memaparkan gambaran ruang yang terbentuk oleh sektor formal dan informal di area komersil melalui kualitas lingkungan yang berbeda-beda. Suatu bentuk berbagi ruang bisa meningkatkan nilai ruang tersebut hingga menghasilkan ruang bersama, dimana kedua sektor sama-sama mengambil manfaatnya. Namun, dalam kondisi lain bisa berakibat sebaliknya. Nyata bahwa perbedaan dalam lingkungan fisik dan lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap terbentuknya cara berbagi ruang serta nilai ruang yang dihasilkan dalam sebuah kaw asan.

ABSTRACT
Sharing is a form of human activity as a social being, over resources or spaces. Humans generally define their space according to their psychological and biological needs. However, what if space sharing takes place in an urban scope The phenomenon of space sharing happens in Kemang area done by two distinct sectors, formal and informal which both are engaged in commercial activities independently. In the study of territory and the behavior settings, the quality of environment can affect the formation of human activities in a space, occurs a phenomenon of space sharing. The researcher will discuss and present a form of the space sharing by the formal and informal sectors in a commercial area through different environmental qualities. In some circumstance, a form of space sharing can increase the value of space and obtain to a shared space, where both sectors mutually take benefits. Otherwise, it leads to an adverse impact in some others. It is clear that differences in the physical environment and social environment have an impact on the formation of space sharing and the value of space in an urban region. "
2017
S67585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
": Street space, as a form of public space, accommodates various activities. Jenderal Sudirman Street in Salatiga is an example of a main street downgraded to a lesser classification because it has to accommodate accumulating function and activities. This condition has a direct bearing on the development of the physical Setting of formal activities on the street space. Informal act ivities emerge as a response of space user to the existence of establish formal activity Setting. Predominant commercial function, especially traditional markets, give rise to informal activities in the form of street vendors and its internodes. Limited high-value street space causes conflict among its users. The aim of this research is to formulate types of relationship among formal and informal activity in the street space than describe element which interconnected based on type of relationship . This can be achieved by identifying factors influencing the relationship between behavior of informal activities and formal physical Setting. The method applied by this research is behavioral mapping. This method applies a mapping technique called Placed Centered Map to identify the pattern of various activities happening at an activity node and another mapping technique, Person Centered Map, which identifies the pattern of a street user character dynamically along the street space which function as public space. This method can be used to describe specific human needs at the physical Setting depending on local behavior. Relationship between growing informal an formal activities developing in the same street space will be interconnected an mutually influencing, especially in character, intensity an the physical Setting of street vendors as informal activity. This research has found different types of relationship, interconnected elements and relational pattern between formal and informal activities at Jenderal Sudirman Street, Salatiga. The research focuses on the relationship between traded commodities and the street vendors motivation. In conclusion, four types of relationship were established : same commodity relationship, complementary commodity relationship, neutral commodity relationship and no relation with no street vendors in the area. Elements which interconnected from each type of relationship are fixed element that are pedestrian ways, building character and building set front ; semi fixed elements that are display and drop off area ; and non fixed elements that are pedestrian intensity, speed of vehicle and internodes. This research also found various factors which influence the relationship that are concentric commercial area such as traditional market as main activity nodes, linier commercial area such as shop matters will be attract ed people to walk along the street, access to the building block area, operational time of formal activity, various street users, building physical character and achievable distance for pedestrian."
2008
720 JAP 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Turner, Bryan S.
Yogyakarta: IRCISOD, 2003
306.66 TUR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>