Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelda Tjiam
Depok: Universitas Indonesia, 1968
S2131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Vidya
"Peningkatan prevalensi Perilaku Makan Menyimpang (PMM) baik secara global maupun nasional merupakan masalah yang cukup besar. PMM yang terjadi saat masa remaja dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, berupa terhambatnya perkembangan pubertas, defisiensi zat gizi mikro, depresi, gangguan kecemasan, penyalahgunaan obat-obatan dan gangguan kepribadian komorbid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari media komik terhadap kecenderungan PMM pada remaja perempuan di SMA WR. Supratman 2 Medan. Media komik yang diberikan berbentuk webtoon. Penelitian menggunakan rancangan kuasi eksperimen, yang dilakukan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara tidak acak. Total sampel yang digunakan adalah sejumlah 63 siswi. Hasil penelitian diperoleh melalui kuesioner secara daring, menunjukan adanya pengaruh media komik terhadap perubahan pengetahuan PMM setelah diberikan media komik pada kelompok perlakuan (nilai p= 0,032). Akan tetapi, variabel kecenderungan PMM, kepuasan terhadap tubuh serta citra tubuh tidak mengalami perubahan yang signifikan setelah diberikan media komik maupun tidak diberikan media komik. Peningkatan prevalensi PMM pada remaja perempuan karena faktor-faktor eksternal seperti sosial-budaya, dan perkembangan teknologi, sehingga perlu dilakukan pencegahan PMM. Dari hasil penelitian ini, komik dapat digunakan sebagai materi tambahan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai PMM, namun tetap diperlukan kelas interaktif agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif terkait pencegahan PMM.

The increasing prevalence of eating disorders globally and nationally in Indonesia is a big problem. Eating disorders that occur during adolescence could have a negative impact on physical and mental health, like delayed pubertal development, micronutrient deficiencies, depression, anxiety disorders, drug abuse and comorbid personality disorders. This study aims to determine the effect of comics as a media on adolescent girls' eating disorders at WR. Supratman 2 High School in Medan. The comic media provided is in the form of a webtoon. The study used a quasi-experimental design, which was carried out in the treatment group and the control group non randomly, with the total sample being 63 female students. The results is provided through online questionnaire showed that there was an effect of comic media on knowledge related to eating disorder changes after being given comics to the experimental group (p value = 0.032). However, the variabels of eating disorders tendency, body satisfaction and body image did not experience significant changes after being given comic media or not. The increase of eating disorder prevalence in adolescent girls is due to external factors such as social- culture, and technological developments, so it is necessary to have eating disorder prevention. From the results of this study, comics can be used as an additional material to increase knowledge related to eating disorders, but interactive classes are still needed in order to provide more effective results related to eating disorder prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Maulida
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan dan manfaat program pendidikan seksual di jenjang sekolah dasar bertajuk Girl's Talk dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa tujuan, materi, dan metode yang dimiliki program Girl's Talk sejalan dengan konsep pendidikan seksual komprehensif. Adanya program Girl's Talk memberikan manfaat bagi sekolah dan anak. Namun terdapat beberapa hal yang disarankan kepada pihak sekolah agar manfaat program lebih luas yaitu membuat kurikulum dan panduan pelaksanaan program, mengadakan pelatihan tentang pendidikan seksual bagi guru, dan peningkatan kreatifitas guru dalam metode penyampaian.

ABSTRACT
This research aims to describe the implementation and benefits of Girl's Talk as a sexual education program in elementary school using qualitative descriptive research method. The results of the research shows that the program's purposes, materials, and methods are in line with the concept of Comprehensive Sexual Education. The implementation of Girl's Talk benefits school and students. However, there are suggestions to broaden the benefits of the program that can be implemented by the school for the program : create a program's guide and curriculum, organize a sexual education training for teachers, and upgrading teachers' creativity on giving the materials.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heyster, Sis
Djakarta: Balai Pustaka, 1965
370.15 HEY g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Panitya Kongres Desentralisasi Daerah Otonom, 1955
352 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dacey, John S.
Boston: McGraw-Hill, 1997
155.5 DAC a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Badingah
"Penelitian ini beranjak dari pemikiran dan keprihatinan penulis sehuburngan dengan peningkatan agresivitas yang dilakukan oleh sebagian remaja di beberapa kota di Indonesia. Di sisi lain remaja sebagai individu yang sedang dalam tahap perkembangan dari rentang hidupnya, sangat memerlukan bimbingan serta pengarahan dari lingkungan terutama dari orang tua untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas perkembangan. Oleh karena itu pemahaman mengenai tingkah laku remaja khususnya tingkah laku agresif merupakan hal yang mendasar atau esensial. Dengan dasar pemahaman tersebut diharapkan usaha pembinaan dan pengarahan remaja menjadi lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh, tingkah laku agresif orang tua dan kegemaran menonton film keras dengan agresivitas remaja. Dalam penelitian ini agresivitas remaja dinilai oleh orang tua, remaja dan teman sekelas.
Berdasarkan kajian teori, diajukan 8 hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini dilakukan pada remaja awal dengan rentang usia antara 12 sampai dengan 14 tahun yaitu murid SMP Negri 1, SMP Negri 3 dan SMP Negri 4 di Kodya Bandar Lampung tahun ajaran 1992/1993.
Analisis data dengan korelasi parsial dan korelasi ganda menunjukkan bahwa hanya kriteria aggresivitas remaja menurut penilaian anak (remaja) yang bermakna. Secara rinci hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pola asuh otoriter dan tingkah laku agresif orang tua tidak berhubungan dengan agresivitas remaja.
2. Pola asuh demokratis dan permisif berhubungan dengan penurunan agresivitas remaja.
3. Kegemaran menonton film keras berhubungan dengan peningkatan agresivitas remaja.
4. Pola asuh, tingkah laku agresif orang tua dan kegemaran menonton film keras secara bersama-sama mempunyai hubungan dengan agresivitas remaja, tetapi hanya kegemaran menonton film keras yang memberi sumbangan bermakna terhadap agresivitas remaja.
Selanjutnya dengan hasil temuan ini diajukan saran agar orang tua lebih menerapkan pola asuh permisif dan demokratis dibanding pola asuh otoriter, serta meningkatkan pengawasan dan pembatasan lebih cermat terhadap kegiatan anak dalam menonton film keras. Kepada instansi yang berwenang (Pemerintah Daerah, Departemen Penerangan) agar lebih selektif dan melakukan pembatasan pemutaran film keras pads acara-acara televisi dan gedung bioskop serta menyebar luaskan melalui media massa bahwa menonton film keras berkaitan dengan agresivitas remaja. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperluas jangkauan sampel penelitian, menambah variabel penelitian, menggunakan alat yang lebih standar, metode penelitian yang lebih terpadu, serta dimanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya mengatasi atau mencegah agresivitas remaja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlis
"ABSTRAK
Jumlah remaja kelurahan Sindang Barang Bogor adalah 20 % dari jumlah penduduknya
Pada masa remaja terjadi berbagai perubahan baik fisik maupun psikologis dan social.
Dalam perkembangannya, remaja mengalami berbagai stress psikologis, tekanan dari
teman sebaya dan gejolak emosi akibat perubahan dalam dirinya. Remaja memerlukan
kegiatan mental untuk meningkatkan ketrampilan sosial dalam menghadapi setiap
permasalahan hidup yang dihadapinya melalui suatu latihan mengembangkan
kepercayaan diri. Penelitian yang dilakukan berjudul “ pengaruh latihan membangun
rasa percaya diri” bertujuan mengembangkan rasa percaya diri remaja.Metode
penelitian ini dengan desain quasi experiment melalui pendekatan pre dan post test dan
tehnik pengambilan sampel secara purposive sampling, responden berjumlah 90 orang
remaja yang dibagi dalam tiga kelompok latihan. Latihan kelompok pertama diberi
buku pedoman , dilatih serta dibimbing dua kali, kelompok kedua diberi buku pedoman,
dilatih dan tanpa dibimbing serta kelompok ketiga hanya diberi buku pedoman tanpa
dilatih dan dibimbing. Rasa percaya diri diukur sebelum dan sesudah intervensi dengan
menggunakan kuesioner. Kemudian hasil ini dianalisis secara statistik . Hasil penelitian
membuktikan ada perbedaan peningkatan rasa percaya diri secara bermakna sebelum
dan sesudah intervensi pada ketiga kelompok. Rasa percaya diri remaja yang diberi
buku pedoman, dilatih dan dibimbing dua kali lebih meningkat dari dua cara lainnya.
Usia remaja berpengaruh terhadap peningkatan rasa percaya diri. Disarankan kegiatan
mengembangkan rasa percaya diri remaja dengan memberi buku pedoman, dilatih dan
dibimbing

ABSTRACT
Adolescent at Sindang Barang Village Bogor City are about 20% of total population. In
their development, adolescent are having various physic, psychologic and social changes
and facing various psychologic stresses, pressure from their peer and emotional
fluctuation due to the changes in their body. Thus, adolescent need mental activity to
improve their social capability in facing every problem they have through a self
confidence development training.This research was aimed to develop adolescent self
confidence. Method used was quasi experiment design using pre and post test approach.
90 adolescents were selected by porpusive sampling, devided into three groups. Training
given was differed into three groups, first group given guideline book, trained and guided
twice, second group given guideline book, trained without being guided, and the third
group only given guideline book without being trained and guided. Self confidence was
evaluated before and after intervention using questionaire, and analized statistically. The
result revealed that there was a significant difference in increased self confidence before
and after intervention given to the three groups. Self confidence of adolescent who given
guideline book, trained and guided twice have increased compared to the two other
groups. Adolescent age have an influence on increased self confidence. It is suggested to
develop adolescent self confidence by giving guideline book, training and guidance."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Desa Sumber adalah desa yang terletak di lereng Gunung Merapi,tepatnya berada di Wilayah Kecamatan Dukun,Kabupaten Magelang,Provinsi Jawa Tengah.Desa tersebut sarat dengan kehidupan berkesenian. Kesenian di Desa Sumber diikuti oleh sebagian besar warganya,baik anak-anak,remaja,dewasa dan orang tua
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Sylviani
"Masa remaja adalah masa transisi yang memiliki beberapa ciri khas, yaitu rasa ingin tahu yang besar, menyukai petualangan/tantangan, cenderung ingin bebas, suka mencoba-coba, berkelompok, masih mencari jati diri, mudah terpengaruh lingkungan serta cenderung melakukan sesuatu tanpa pemikiran yang masak. Dengan ciri khas seperti itu, remaja berisiko mengalami berbagai permasalahan, termasuk dalam hal kesehatan reproduksi dan seksualitas. Berbagai masalah dapat muncul jika remaja kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas dan jika mengambil keputusan yang salah. Pengambilan keputusan yang salah disebabkan karena remaja mendapat informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah yang lebih sering didapatkan dari teman yang sebaya. Untuk mengatasi pemasalahan tersebut Departemen Kesehatan RI melalui puskesmas mengembangkan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) salah satu strateginya adalah pelatihan konselor sebaya. Hal ini bertujuan untuk menyediakan tempat curhat yang menyenangkan dan tepat bagi permasalahan remaja. Pelatihan konselor sebaya juga dilakukan oleh Puskesmas Bogor Timur di sekolah-sekolah yang berada di wilayah kerjanya termasuk SMAN 3 dan MAN 2.
Penelitian kualitatif yang bertujuan untuk melihat pelaksanaan pelayanan konseling oleh konselor sebaya ini dilakukan di kedua sekolah tersebut karena Puskesmas Bogor Timur menilai konselor sebayanya cukup aktif melakukan pelayanan konseling remaja. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2008 menggunakan metode wawancara mendalam kepada konselor sebaya, guru pembina dan petugas Puskesmas Bogor Timur serta focus group discussion pada klien remaja.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam melakukan konseling, konselor sebaya tidak memerlukan ruangan khusus dan tidak bergantung jadwal tertentu. Tidak ada alur khusus bagi klien untuk memanfaatkan layanan konseling tersebut. Sebagian besar klien yang pernah memanfaatkan layanan konseling adalah perempuan dan berteman dekat dengan konselor. Kasus konseling yang paling sering ditemui adalah masalah pacar. Dalam melakukan konseling remaja, seorang konselor sebaya di pengaruhi oleh tiga variabel yaitu variabel individu konselor sebaya, variabel psikologis konselor sebaya dan variabel organisasi. Permasalahan utama yang terjadi adalah pemanfaatan konselor sebaya untuk membantu menyelesaikan masalah masih kurang maksimal, yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan konselor sebaya yang kurang proaktif. Jika sosialisasi sekolah mengenai keberadaan, kompetensi dan peran konselor sebaya, serta cara untuk mengakses layanan konseling oleh konselor sebaya lebih digalakkan, dan konselor sebaya lebih proaktif kepada eman-temannya, maka peran konselor sebaya untuk membantu menyelesaikan permasalahan remaja akan dapat dicapai secara optimal."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>