Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ngakan Putu Putra
"ABSTRAK
"Sekalipun agama Hindu diperkirakan berumur lebih dari 5000 tahun, dan sebagai agama tertua yang tetap hidup, banyak orang tidak mengetahui dengan benar paham ketuhanan yang dianutnya, termasuk orang-orang Hindu sendiri. Sebagian besar orang-orang di luar Hindu menganggap Hindu menganut politheisme. Dalam banyak buku perbandingan agama dikatakan demikian. Orang-orang Hindu, menyatakan bahwa agama Hindu adalah monotheistik. Sikap semacam ini bisa diartikan sebagai upaya orang Hindu untuk menyesuaikan diri dengan kategori-kategori yang dibentuk oleh orang lain. Orang-orang Hindu seperti tunduk di bawah kekuasaan wacana orang lain, dalarn hal ini filsafat Barat dan agama-agama Abrahamik, khususnya Kristen dan Islam. Tetapi bisa juga karena kekeliruan menafsirkan teks-teks di dalam Weda maupun Upanisad yang menyebut Tuhan sebagai ""Yang Esa,"" ""Satu-satunya"", ""Tiada Yang Kedua"" dan sebagainya. ""Para maharesi menyebut banyak nama kepada Yang Satu."" (RigVeda I: 164, 6; 46); ""Dalam kebenaran sejati Yang Satu menjadi seluruh dunia."" (RigVeda VIII: 58, 2-8, vi); ""Dia adalah Satu menyusupi segalanya, tamu manusia"" (AtharvaVeda VII: 21, vi); ""Dia adalah Satu, Satu-satunya, yang hanya Satu. Di dalamnya semua para Dewa menjadi Satu."" (AtharvaVeda XIII: 4, 12- 24). Tetapi `""Yang Satu"" di ini bisa berarti, selain monotheisme, juga pantheisme, parwntheisme atau monisme. Kekeliruan menafsirkan kata ""Yang Esa"" atau ""Yang Satu"" dapat terjadi karena filsafat ketuhanan di dalam agama Hindu, sangat berbeda dengan filsafat Barat. Di dalam Hindu, kategori-kategori seperti politheisme, monotheisme dan sebagainya tidak dikenal. Pemikiran ketuhanan berfokus pada perbedaan antara Tuhan berpribadi dengan nama dan rupa (Saguna Brahman) dan Tuhan tak berpribadi tanpa nama dan rupa (Nirguna Brahman). Di samping itu, di dalam Hindu terdapat konsep Istadewata, di mana setiap orang bebas memilih Ideal yang ingin dipujanya. Seseorang dapat mengikuti filsafat ketuhanan tertentu yang dikehendakinya, Nirguna Brahman atau Saguna Brahman. Bila ia mengikuti filsafat Saguna Brahman, ia dapat memilih nama dan rupa tertentu dari Tuhan yang ingin dipujanya. Konsep Istadewata ini lalu menimbulkan kesan bahwa Hindu adalah politheistik atau henotheistik. Upanisad menjelaskan Tuhan, yang disebut Brahman, ada di dalam ciptaan, sekaligus melingkupi ciptaan. Maka paham ketuhanan menurut Upanisad, dalarn kategori filsafat ketuhanan Barat, adalah pantheistik/panentheistik. Tetapi Upanisad juga menjelaskan Tuhan, sebagai substansi transenden dan personal, disebut Isvara, yang dalam kategori filsafat Barat dapat dikategorikan sebabai monotheisme. Brahman sebagai substansi tunggal, dicari ke dalam diri melalui meditasi atau jnana dan raja yoga. Sedangkan Isvara dipuja sebagai praktek dari bhakti yoga. Di samping diperbolehkan memilih nama rupa, orang Hindu juga bebas memilih berbagai jalan menuju Tuhan. Tuhan yang mahatakterbatas, tidak mudah untuk didefinisikan, diberikan batasan-batasan. Akses kepadanya juga tidak mungkin dibatasi. Ramakrishna Paramahamsa seorang yogi Ilindu menyatakan,""
2007
T39133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Louis Leahy SJ
Yogyakarta; Jakarta: Kanisius; Gunung Mulia , 1994
113 LOU f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Paulus
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2006
111.1 PAU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Paulus
Bogor: Maharani Press, 1998
113 MAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Latifah
"Skripsi ini merupakan usaha untuk menjelaskan pengalaman tentang Tuhan (ketuhanan) dalam ranah estetika. Immanuel Kant dengan term sublimnya membuka peluang untuk menjelaskan hal tersebut. Dengan menggunakan peluang yang diberikan oleh Kant, akan memperlihatkan tentang pengalaman ketuhanan itu selain berhubungan dengan iman, juga bersentuhan dengan estetika, yaitu sublim.

This thesis is about an effort in way to explaining the empirical study with reference to God (divinity) in the aesthetics domain of Immanuel Kant, within his sublimacy theory as it to opening more chances definition of his term. By using Kant's chance it will show about the empirical divinity related to the faith, and so do related to the aesthetic, called by sublimation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Latifah
"Skripsi ini merupakan usaha untuk menjelaskan pengalaman tentang Tuhan ketuhanan dalam ranah estetika. Immanuel Kant dengan term sublimnya membuka peluang untuk menjelaskan hal tersebut. Dengan menggunakan peluang yang diberikan oleh Kant, akan memperlihatkan tentang pengalaman ketuhanan itu selain berhubungan dengan iman, juga bersentuhan dengan estetika, yaitu sublim.

This thesis is about an effort in way to explaining the empirical study with reference to God divinity in the aesthetics domain of Immanuel Kant, within his sublimacy theory as it to opening more chances definition of his term. By using Kant rsquo s chance it will show about the empirical divinity related to the faith, and so do related to the aesthetic, called by sublimation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Parulian
"Dalam era digital yang semakin maju, konsep ketuhanan terus mengalami perubahan dan transformasi. Salah satu area yang menarik untuk dikaji adalah metaverse, sebuah realitas virtual yang semakin populer. Artikel ini akan menganalisis pemikiran ketuhanan Alfred North Whitehead dalam konteks metaverse. Pandangan Whitehead menekankan pentingnya keterhubungan dan kreativitas dalam proses penciptaan, yang kemudian akan diterapkan untuk menganalisis hubungan Tuhan dan pengalaman spiritual dalam metaverse. Dalam artikel ini penulis berargumen bahwa Tuhan akan dapat terus menjadi relevan dan tidak begitu saja kehilangan tempat dalam realitas yang sepenuhnya baru ini. Di saat yang bersamaan, penulis juga akan menunjukkan bagaimana kita dapat terus memaknai spiritualitas dalam metaverse dengan cara yang sama dari yang apa sudah dipercaya oleh masyarakat sejak dulu.

In this increasingly advanced digital era, the concept of divinity continues to experience change and transformation. One interesting area to study is the metaverse, a virtual reality that is gaining popularity. This article will analyze Alfred North Whitehead's divine thought in the context of the metaverse. Whitehead's view emphasizes the importance of connectedness and creativity in the process of creation, which will then be applied to analyze the relationship between God and spiritual experience in the metaverse. In this article the author argues that God will be able to continue to be relevant and not simply lose his place in this entirely new reality. At the same time, the writer will also show how we can continue to interpret spirituality in the metaverse in the same way that people have believed for a long time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
K.H. Bahaudin Mudhary
Sumenep: Pustaka Da'i, 2001
232 BAH d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aboebakar Atjeh
Jakarta: Tintamas, 1966
297.2 ABO i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmizi Taher
Jakarta: Hikmah, 2003
297.27 TAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>