Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Husnul Mawadah
"Penelitian ini beranjak dari permasalahan bagaimana pandangan dan sikap perempuan terhadap poligami dalam skenario film 13erhugi ,S'nami karya Nia Dinata. Metode yang digunakan untuk menganalisis skenario film tersebut adalah kualitatif deskriptif analisis dengan didukung teori feminisme yang berprespektif kritik feminis ideologis sehagai strategi pembacaan untuk mengungkapkan pemaknaan haru dan menghasilkan penafsiran yang herbeda. I-Iasil analisis mengungkapkan bahwa skenario film tersebut memberikan ruing hicara bagi perempuan. Tokoh-tokoh perempuan yang diceritakan bcrada dalam ikatan poligami di tiga rumah tangga yang herbeda dalam skenario tersehut memiliki pandangan dan sikap yang beragam dalam menjalani poligami. Akar dari keberagaman tersebut adalah budaya dan agama yang mereka anut. Oleh karena itu. poligami dalam teks dilihat secara multikultur. Setiap tokoh memiliki alasan yang herbeda dalam memutuskan untuk masuk atau bertahan dalam rumah tangga poligami. Budaya dan agama yang dipengaruhi oleh sistem patriarki tclah mengakar dalam kehidupan mercka sehingga mereka secara sadar menerima poligami sehagai sesuatu yang \ajar. Akan tetapi. benang merah dari perhedaan tersehut menunjukkan persamaan. yaitu semangat mendobrak poligami yang muncul dari kesadaran alas rasa ketidaknyamanan selama hidup dalam ikatan poligami. Selain itu, dalam skenario tersebut juga diketahui mengenai pandangan dan sikap pengarang terhadap poligami.
Pengarang menyampaikan kritiknya terhadap poligami melalui tiga tokoh yang berusia muda, cerdas, dan kritis. Dua tokoh di antaranya adalah laki-laki yang berperan sehagai tokoh pendukung. Melalui tokoh-tokoh tersehut pengarang dengan leluasa menyampaikan kritiknya. Hal itu mengindikasikan hahwwa pengarang menyadari peiijuangan feminisme mencapai kesetaraan gender dapat dicapai dengan kerja lama kedua helah pihak, perempuan dan laki-laki. Mclalui praktik penulisan perempuan, pengarang dalam teks ini berusaha memunculkan suara perempuan dalam poligami yang selama ini cenderung terbungkam. Dari analisis mengenai pandangan dan sikap pengarang diketahui balma pengarang cenderung menolak poligami. Pengarang mengajak kaum perempuan untuk menolak masuk dalam ikatan poligami dan berharap kaum laki-laki juga hersikap kritis terhadap fenomena tersebut. Dengan demikian. jika tidak ada perempuan yang mau dipoligami dan laki-laki memiliki sikap kritis terhadap hal itu. maka poligami pun tidak akan terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T37397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Zahro
"Perkembangan film Indonesia dimulai pada tahun 1926 dengan diproduksinya film Loetoeng Kasaroeng. Dalam perkembangannya kemudian, film Indonesia mengalami berbagai masa: penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan, orde lama sampai dengan orde baru sekarang ini. Dalam kurun waktu tersebut, ribuan judul telah dilahirkan dari rahim sejarah perfilman Indonesia, dengan beraneka tema dan jalan cerita, dalam bentuk drama, action, komedi musikal, dakwah, dan sebagainya.
Bila kita mengamati perkembangan film Indonesia dewasa ini, banyak hal menarik yang layak untuk dijadikan pertimbangan, yaitu banyaknya gagasan dan pembaruan di sektor teknis sinematografi di kalangan sineas kita, seperti tata suara yang ultrastereo dan penyajian sinematografi yang menarik. Selain itu, menurut hemat penulis, perkembangan dan penggambaran dari segi penokohan, terutama tokoh-tokoh perempuan sangat menarik untuk diamati. Sudut pandang ini jarang diamati secara mendalam oleh para sarjana yang berkompeten di bidang ini. Pengamatan atas tokoh perempuan yang dimunculkan dalam film Indonesia baru dilakukan pada tahun 1981 oleh Khrisna San, seorang pengajar di Murdoch University, Australia.
Hasil pengamatannya itu kemudian dimuat di majalah Prisma Nomor 7, Juli 1981. Kemudian, pada 1986 Komite Film DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) menyelenggarakan Pekan Film yang bertema Citra Wanita dalam Film Nasional: Dieksploitasi, Benarkah? Kesimpulan dari kedua pengamatan tersebut: perempuan yang diterima dalam film Indonesia adalah perempuan yang menikah dan bernaung di bawah lelaki, sedangkan perempuan yang mencoba untuk hidup mandiri adalah terkutuk dan contoh dari kekalahan hidup. Meskipun tersela waktu lima tahun (1981-1986), gambaran yang disimpulkan dari kedua pengamatan itu masih tetap sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perempuan Sunda digambarkan memalui beberapa media yaitu media karya sastra dan film. di dalam karya sastra perempuan Sunda digambarkan memiliki kecantikan dan kecerdasan. Hal itu digambarkan melalui tokoh Dayang Sumbing dalam cerita rakyat Sangkuriang.."
JSIO 11:26 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Laris
"[ABSTRAK
Di Indonesia terdapat beberapa kasus hak cipta terkait pelanggaran skenario film
yaitu adanya tayangan televisi di Indonesia seperti FTV, sinetron yang menjiplak
skenario film asing, yang dapat dilihat dari adanya persamaan dalam cerita, adegan,
atau dialog baik sebagian maupun seluruhnya, tanpa mencantumkan kredit untuk film
asing yang bersangkutan. Salah satu kasus di Indonesia mengenai perebutan Hak
Cipta adalah naskah/ skenario film antara Rachmawati Soekarnoputri melawan PT.
Tripar Multivision Plus, Ram Jetmal Punjabi, Hanung Bramanto. Permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perlindungan hukum terhadap hak
cipta atas skenario/naskah film soekarno dan hak cipta skenario/naskah film asing di
Indonesia ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
(?Undang-Undang Hak Cipta?); Bagaimana peran dan sikap hakim dalam memutus
perkara terkait karya cipta skenario/naskah film soekarno. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pencipta skenario film di
Indonesia dan perlindungan skenario/naskah film asing di Indonesia berdasarkan
undang-undang hak cipta di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
pengaturan mengenai hak cipta atas skenario/naskah film telah diatur dalam Pasal 12
ayat (1) huruf k Undang-Undang Hak Cipta dan perlindungan hak cipta
skenario/naskah film asing diatur di dalam Pasal 76 Undang-Undang Hak Cipta.

ABSTRACT
In Indonesia there are some cases of copyright infringement related to the screenplay
in Indonesia such as FTV, serial drama plagiarized foreign film scenario, which has
similarities in the story, scene, or dialogue in part or in whole, without mentioned the
credits for the related foreign film. One of the cases in Indonesia is the seizing of
copyright on script / screenplay between Rachmawati Soekarno Putri, the daughter of
the film?s subject against PT. Tripar Multivision Plus, Ram Jetmal Punjabi, Hanung
Bramanto. The issues raised by the author is how the legal protection of copyright in
the Soekarno? film scenario / screenplay and scenario / screenplay from foreigners in
Indonesia in terms of Law No. 19 of 2002 on Copyrights (?Copyrights Law?); What
is the role of the judge and how the judge stance in deciding the case related
copyright of Soekarno? film scenario / screenplay. The purpose of this study is to find
out how is the legal protection of the creators of the film scenario and scenarios /
scripts protection of foreign films in Indonesia based on Indonesia laws. Research of
this study note that the arrangements regarding copyright scenario / screenplay has
been regulated under Copyrights Law in Article 12 paragraph (1) letter k and
protection of screenplay / script copyright for foreign films regulated in Article 76 of
Copyrights Law.;In Indonesia there are some cases of copyright infringement related to the screenplay
in Indonesia such as FTV, serial drama plagiarized foreign film scenario, which has
similarities in the story, scene, or dialogue in part or in whole, without mentioned the
credits for the related foreign film. One of the cases in Indonesia is the seizing of
copyright on script / screenplay between Rachmawati Soekarno Putri, the daughter of
the film?s subject against PT. Tripar Multivision Plus, Ram Jetmal Punjabi, Hanung
Bramanto. The issues raised by the author is how the legal protection of copyright in
the Soekarno? film scenario / screenplay and scenario / screenplay from foreigners in
Indonesia in terms of Law No. 19 of 2002 on Copyrights (?Copyrights Law?); What
is the role of the judge and how the judge stance in deciding the case related
copyright of Soekarno? film scenario / screenplay. The purpose of this study is to find
out how is the legal protection of the creators of the film scenario and scenarios /
scripts protection of foreign films in Indonesia based on Indonesia laws. Research of
this study note that the arrangements regarding copyright scenario / screenplay has
been regulated under Copyrights Law in Article 12 paragraph (1) letter k and
protection of screenplay / script copyright for foreign films regulated in Article 76 of
Copyrights Law., In Indonesia there are some cases of copyright infringement related to the screenplay
in Indonesia such as FTV, serial drama plagiarized foreign film scenario, which has
similarities in the story, scene, or dialogue in part or in whole, without mentioned the
credits for the related foreign film. One of the cases in Indonesia is the seizing of
copyright on script / screenplay between Rachmawati Soekarno Putri, the daughter of
the film’s subject against PT. Tripar Multivision Plus, Ram Jetmal Punjabi, Hanung
Bramanto. The issues raised by the author is how the legal protection of copyright in
the Soekarno’ film scenario / screenplay and scenario / screenplay from foreigners in
Indonesia in terms of Law No. 19 of 2002 on Copyrights (“Copyrights Law”); What
is the role of the judge and how the judge stance in deciding the case related
copyright of Soekarno’ film scenario / screenplay. The purpose of this study is to find
out how is the legal protection of the creators of the film scenario and scenarios /
scripts protection of foreign films in Indonesia based on Indonesia laws. Research of
this study note that the arrangements regarding copyright scenario / screenplay has
been regulated under Copyrights Law in Article 12 paragraph (1) letter k and
protection of screenplay / script copyright for foreign films regulated in Article 76 of
Copyrights Law.]"
2015
T42913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Asyifa
"Cerpen Hati Seorang Budak (奴隶的心 Nuli de Xin) adalah karya yang ditulis oleh Ba Jin pada tahun 1931. Hati Seorang Budak mengambil perbudakan sebagai latar sosial cerpen. Cerpen ini menceritakan pertemanan antara Peng dan Zheng yang berbeda latar belakang keluarga. Peng adalah anak dari keluarga budak, sedangkan Zheng adalah anak dari keluarga pemilik budak. Latar belakang keluarga dan kondisi hidup yang bertolak belakang mempengaruhi karakter, sikap, cara hidup dan pandangan mereka terhadap perbudakan. Hal-hal tersebut hadir melalui dialog-dialog kedua tokoh, hampir di seluruh teks, yang dideskripsikan oleh Zheng sebagai narator cerita. Bagaimana pandangan kedua tokoh terhadap perbudakan, dan bagaimana sikap mereka dalam menghadapi perbudakan tersebut akan menjadi materi yang akan diulas dalam artikel ini. Melalui analisis tokoh dan penokohan Peng dan Zheng, dan mengupas pandangan masing-masing tokoh tentang lawan bicaranya, akan terlihat bahwa Peng sangat membenci kaum pemilik budak dan berambisi menjadi revolusioner untuk menghilangkan perbudakan, sedangkan Zheng menganggap menjadi pemilik budak adalah hal membanggakan.

The Heart of A Slave short story is the work of Ba Jin in 1931. The Heart of a Slave takes slavery as a storys social background. This story tells about a friendship between Peng and Zheng with different family backgrounds. Peng is a child of a slave family, while Zheng is a child of a family of slave owners.The difference of backgrounds and social conditions of Peng and Zheng affect their characters, attitude, the way of living, and views towards slavery. These things are present through the dialogues of the two characters, almost throughout the text,described by Zheng as the narrator of the story. How the two characters see slavery, and how they attitude facing slavery will be the focus of this article. Analyze the characterization of Peng and Zheng, and explore the views of each character about his interlocutor, will explain that Peng hates slave owners and has ambition to be a revolutionary to eliminate slavery, while Zheng assume being a slave owner is a proud thing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jena Sinanda
"Perempuan rentan diposisikan sebagai objek yang dinilai berdasarkan bentuk tubuh dan penampilannya. Hal ini menyebabkan terbentuknya wacana objektifikasi terhadap perempuan. Wacana tersebut terdapat pada salah satu film Indonesia yang disutradarai oleh Ernest Prakasa, yaitu film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019) yang menjadi korpus penelitian ini. Pemosisian perempuan sebagai objek di dalam film memicu perlawanan perempuan untuk terlepas dari praktik objektifikasi. Dengan menggunakan teori sinema Bordwell dan Thompson, teori objektifikasi Nussbaum, dan kritik feminis Bartky, penelitian ini berusaha membongkar struktur film dan menganalisis praktik objektifikasi serta upaya pendisiplinan tubuh perempuan di dalam film. Selanjutnya, konsep new femininity Taylor digunakan untuk menganalisis strategi perempuan yang dihadirkan di dalam film. Penelitian ini menemukan bahwa film ini berusaha menampilkan pandangan kritis terhadap objektifikasi perempuan dengan menampilkan perlawanan terhadap konstruksi tubuh ideal. Perlawanan dihadirkan melalui kesadaran perempuan sebagai seorang subjek dan menampilkan feminitas sebagai bentuk ekspresi diri, bukan sebagai hasil konstruksi kecantikan yang berlaku.

Women are vulnerably positioned as objects that are judged based on their body shape and appearance. This has led to the formation of a discourse of objectification toward women. This discourse is contained in one of the Indonesian films directed by Ernest Prakasa, Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019). The film is the corpus of this research. The positioning of women as objects in the film triggers women's resistance to being separated from the practice of objectification. By using Bordwell and Thompson's theory of cinema, Nussbaum's theory of objectification, and Bartky's feminist critique, this study tries to uncover the film’s structure and analyze the practice of objectification and efforts to discipline the female body in films. Furthermore, Taylor's new femininity concept is used to analyze the strategies of women presented in the film. The study found that this film attempts to present a critical view of the objectification of women by showing resistance to the ideal body’s construction. Resistance is presented through the awareness of women as a subject and shows femininity as a form of self-expression, not because of the existing beauty construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Nurohmah
"Penelitian ini mengungkapkan pengalaman perempuan dalam menjalani perkawinan poligami. Hal ini digali melalui pemaknaan mereka pada perkawinan poligami dan strategi bertahan dalam perkawinan poligami. Untuk mengetahui makna perkawinan dalam persepsi perempuan dan strategi yang mereka terapkan, penelitian ini menggunakan konsep perkawinan, perkawinan poligami, dan perkawinan menurut perspektif feminis. Selain itu, digunakan teori kuasa Foucault dan teori strategi bertahan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berperspektif perempuan dan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam. Subjek penelitian berjumlah sepuluh orang perempuan Betawi Cinere yang menjalani perkawinan poligami.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memberi makna yang beragam pada perkawinan mereka, di antaranya perkawinan sebagai wadah untuk menyatukan rasa cinta, Fase hidup yang harus dilalui sebagai perempuan, pengabdian pada orang tua dengan menerima perjodohan, dan melepaskan status janda. Perkawinan poligami sebagian besar dimaknai sebagai taqdir yang harus mereka lalui. Dalam perjalanannya, perkawinan poligami lebih banyak menimbulkan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, karena perlakuan tidak adil dari suami. Bentuk kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak-anak terjadi karena tidak dipenuhinya hak dasar manusia meliputi pemenuhan sandang, pangan, papan dan kasih sayang. Selain itu menimbulkan kekerasan baik kekerasan fisik, ekonomi, psikis, dan seksual. lni menunjukkan bahwa pencapaian keluarga sakinah mawaddah dan rahmah dalam keluarga sangat mungkin tidak tercapai dalam perkawinan poligami.
Dalam menjalani kehidupan tersebut ada strategi yang dilakukan oleh para subjek : pertama, strategi resistensi berupa "perlawanan sehari-hari" walaupun tidak bertahan lama karena sering menjadi stimulus tindak kekerasan suami. Kedua, strategi adaptasi melalui kepasrahan perempuan pada kondisi yang mereka hadapi, sikap menerima, dan mengabdikan diri sepenuhnya pada tugasnya sebagai perempuan ; serta berbaik hati dengan keadaan menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh para subjek agar mereka tetap bertahan dalam menjalani perkawinan poligami.

This research exposes women experience in passing through and living on polygamy marriage. It is explored through their understanding on polygamy marriage and endurance strategies in polygamy marriage. To find out the meaning of marriage in women's understanding and their survival strategies, this research uses the concept of wedding, polygamy marriage, and marriage as indicated by feminist perspective. The authority theory of Foucault and theory of endurance strategy are used, too. This research applies a qualitative approach of women perspective and compiles data through in-depth interview. The research subject is the ten Betawi women in Cinere, which live in polygamy marriage.
The research result said that women have various understanding on marriage, e.g. marriage is such space to share love and affection with her spouse, marriage is part of the living stage that must be passed through as women, and dedication for the parents by accepting the future husband from their parents, or just releasing a widowhood status. Most of women interpret polygamy marriage as destiny that should be passed through. In its implementation, polygamy marriages develop more violence against women and children because they receive injustice treatment from their husband: Violence against women and children is occurred since there is no fulfillment for basic human rights such as clothes, food, home and affection.
It also extends in any physical, economical, psychological and sexual violence. This could be said that to establish a "sakinah mawaddah and rahmah" (peaceful and blessing) family in such polygamy marriage.
In passing through such life, the subjects conduct strategies i.e.: first, strategy of everyday form of resistance. However, it sometimes does not work since this become stimulus for any violence of their husbands. Second, adaptation strategies such as surrender and accept with those conditions, and dedicate totally their nature as women; and be warm-hearted and have forgiving heart with the condition become an effort of the subject to live on polygamy marriage.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Angrika
"Penelitian ini menggambarkan pandangan dan sikap terhadap fenomena peran ganda, KDRT dan TKW dalam hubungannya dengan program organisasi perempuan Islam. Alasan yang mendasari penelitian ini adalah adanya tudingan bahwa organisasi perempuan Islam kurang vokal, cenderung lamban dalam merespon isu-isu gender, dan terkooptasi oleh Orba. Akibatnya, organisasi perempuan Islam (OPI) seolah tidak peduli akan persoalan perempuan dan tenggelam dalam lingkaran gerakan perempuan di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berperspektif perempuan, melibatkan 24 subjek penelitian yang terdiri dari 12 orang dari PPNA Yogyakarta dan 12 orang dari PP Fatayat NU Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan dan sikap terhadap fenomena peran ganda, KDRT, dan TKW pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh pemahaman pengurus tentang konsep gender. Sejauh pengurus memiliki pemahaman dan kepekaan gender, maka semakin tumbuh program yang berwawasan gender pula. Nasyiah dan Fatayat, sesungguhnya mempunyai perhatian dan kepedulian yang tinggi, serta cukup responsif dalam menanggapi persoalan gender. Ini terlihat dari program kerja yang mencoba melepaskan diri dari bias gender dan berpihak pada kepentingan perempuan. Program kerja yang relevan dengan ketiga isu gender yang diangkat dalam penelitian ini dikemas oleh Nasyiah dan Fatayat dalam fokus program gender masing-masing. Nasyiah berfokus pada program kewirausahaan perempuan, dan Fatayat pada penguatan hak perempuan melalui penguatan hak reproduksi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa Nasyiah dan Fatayat tidak hanya menekankan pada program untuk memenuhi kebutuhan praktis gender perempuan, tetapi telah mulai memenuhi kebutuhan strategisnya. Nasyiah dan Fatayat perlu berbenah diri dan merumuskan kembali program-programnya khususnya yang berkaitan dengan ketiga isu di atas. Keduanya harus berusaha agar ketergantungannya terhadap lembaga dana dan organisasi induk dapat diminimalisir.
Islamic Women's Organizations' Perception and Attitude towards Gender Issues (Case study of Nasyiatul Aisyah Yogjakarta and Fatayat NU Jakarta)This research is grounded on the assumption that Islamic women's organizations have not been actively involved in addressing women's issues as well as been cooped by the New Order Ruler. This research thus aims to reveal the perception and attitude of the organizations towards gender issues, namely dual roles, domestic violence, and women labors.
Using qualitative approach with feminist perspective, 24 subjects from PPNA Jogjakarta and Fatayat NU Jakarta are interviewed.
Findings show that the perception and attitude towards gender issues of the organizations have been mostly influenced by the concepts of gender shared by the members of the board. Good understanding of gender issues shared by the members will result in good work program in addressing women's issues. Nasyiah and Fatayat have good understanding of gender concept as reflected by their work program that focuses more on women's interests. Even though Fatayat and NU have different approach, both organizations to some extent have set up work program dealing with gender issues. While Nasyiah has been intensely working on women's entrepreneurship, Fatayat focuses more on women's reproductive rights.
Both organizations also focus more on programs dealing with strategic than practical needs. It concludes, however, both Fatayat and Nasyiah still need to reformulate their work programs especially those tackling issues such dual roles, domestic violence and women labors.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapis Sulaiman
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sekaligus menganalisis citra tokoh utama perempuan dalam skenario tersebut. Deskripsi citra tokoh perempuan dalam analisis ini didasarkan pada perkembangan penokohan yang meliputi karekter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan. Pemilihan skenario KDKK karya Asrul Sani sebagai objek penelitian didasarkan pada keinginan melihat keistimewaan skenario ini, terutama dalam kaitan dengan tema perempuan. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa KDKK merupakan film yang mendapat penghargaan piala Citra sebagai film terbaik pada FFI tahun 1987. Selain itu, beberapa skenario karya Asrul Sani seperti Nagabonar dan Apa yang Kaucar, Palupi? Juga memperlihatkan tema perempuan. Skenario Kejarlah Daku Kau Kutangkap mengungkapkan problematika peran dan karekter perempuan. Di dalamnya diungkapkan perubahan status dan peran perempuan yang berpengaruh pada perubahan karakter, sikap dan pola pikir mereka. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tersebut pada akhirnya mengakibatkan perubahan citra mereka. Di sisi lain, perubahan karakter, sikap dan pola pikir ini memperlihatkan kedinamisan citra perempuan yang ditandai dalam dua kategori, citra stereotip dan tidak stereotip. Hal ini juga menunjukkan upaya perempuan dalam mempertahankan eksistensi mereka. Tokoh Mona yang dicirkan perempuan dengan citra stereotip digambarkan sebagai perempuan yang bergantung dan tidak mampu membuat keputusan. Sebaliknya, tokoh Marni yang dicirikan sebagai perempuan dengan citra tidak stereotip digambarkan sebgai perempuan mandiri, tegas, mampu mengambil keputusan, dan enggan menikah karena penilaian buruknya tentang laki-laki. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan dalam skenario tersebut, menunjukkan adanya pergeseran terhadap citra perempuan. Pergeseran citra terjadi sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi tokoh. Hal ini sesuai dengan pemahaman yang menyebutkan penggenderan bersifat fleksibel. Segala sifat, peran yang menempel pada laki-laki atau perempuan yang diberikan oleh masyarakat dapat saling bertukar tempat dan berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yuniarto
"Reformasi bergulir sejak pertengahan bulan Mei 1998 ditandai dengan jatuhnya pemerintah Orde Baru. Reformasi diasumsikan sebagai era baru bagi lahir dan berkembangnya demokratisasi maupun transparansi. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia memiliki persepsi tentang reformasi sama dengan organisasi kemahasiswaan lainnya. Karena letaknya yang strategis di ibukota negara, gerakan dan sepak terjang organisasi ini dijadikan sebagai barometer bagi organisasi kemahasiswaan lainnya. Oleh sebab itu mengetahui berbagai pandangan yang mungkin berpengaruh pada sikap mereka terhadap jalannya reformasi menjadi signifikan. Bagaimana pandangan dan sikap BEM-UI terhadap jalannya reformasi? Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi lahirnya pandangan dan sikap BEM-UI terhadap jalannya reformasi ? Bagaimana bentuk strategi aksi perjuangan mereka dalam mengawal jalannya reformasi di masa mendatang ?
Hasil penelitian terhadap 30 mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian menunjukkan bahwa pandangan dan sikap mereka 73,3% dipengaruhi oleh latar belakang asal mereka yang baik sehingga berdampak positif terhadap kualitas kegiatan institusi mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap jalannva reformasi ialah karena pemerintah belum menjalankan visi reformasi (53,7%), kasus KKN belum diberantas 62,5%, dan juga belum tampak itikad pemerintah meminta pertanggungjawaban terhadap pelaku-pelaku Orde Baru 12,50%. Juga karena aplikasi ilmu yang digeluti, seperti mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang mendominasi kesertaan mereka di BEM-UI mencapai 26,7%, dari Fakultas Teknik menduduki urutan kedua (20%), kesertaan mereka sebagai bentuk solidariras terhadap sesama mahasiswa dan satu almamater. Sedangkan dari Fakultas Kedokteran (0%), hal ini dimungkinkan karena padatnya jadwal perkuliahan, dan secara praktis aktivitas ini kurang menopang profesionalisme mereka. BEM-UI melakukan aksi turun ke jalan menuntut diakomodasikannya 6 visi reformasi yaitu: a) penegakan supremasi hukum, b) otonomi daerah yang seluas-luasnya, c) demokrasi yang rasional dan egaliter, d) pencabutan dwi fungsi TNI, e) amandemen UUD 1945, dan f) pertangggungjawaban Orde Baru dan kroni-kroninya.
Implikasi pandangan dan sikap ini terhadap ketahanan nasional adalah menjadikan ketahanan nasional sebagai metode pemecahan masalah, melihat gerakan reformasi Indonesia sekarang ini belum menunjukkan arah perjuangan yang jelas. Hal ini terlihat dari adanya indikasi sebagai berikut : a) Kondisi kehidupan nasional pada kurun lima tahun mendatang belum dapat diprediksikan secara detail sebab gerakan reformasi ini belum menunjukkan suatu gejala arah gerakan yang jelas dan terukur; b) Malaysia telah mampu menentukan prediksi kondisi negerinya di tahun 2020, sementara Indonesia pada tahun 2020 belum dapat menentukan arah dan wujud kondisi nasionalnya; c) Jika kondisi kehidupan nasional awal Orde Baru relatif terkendali dan terarah gerakannya, maka pada masa reformasi ini menunjukkan ketidakteraturan dalam berbagai aspek, hal ini tercermin dari tuntutan 6 visi reformasi mahasiswa."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T10818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>