Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elly Susanty Rachman
"Kesusastraan Aborigin tidak dapat lepas dari situasi sosial dan sejarah Aborigin yang terkait pula dengan kulit putih Australia. First Settlement kulit putih yang dimulai tahun 1788 mengubah seluruh kehidupan orang Aborigin. Tahun tersebut bagi Aborigin merupakan penandaan awal penjajahan orang kulit putih terhadap orang Aborigin. Sejak itu, orang Aborigin hidup dalam tekanan kulit putih. Tekanan tersebut berupa pembunuhan besar-besaran, penularan penyakit dari kulit putih, penggusuran, disposesi, diskriminasi dalam segala aspek kehidupan, pemenjaraan dan politik aslimilasi. Oleh sebab itu kesusastraan Aborigin muncul dari jeritan hati orang Aborigin yang berada dalam opresi kulit putih dan ditujukan pads orang kulit putih. Karya sastra Aborigin dipergunakan sebagai alat perjuangan. Salah satu gambaran kehidupan Aborigin yang diangkat ke dalam novel yang dianalisis dalam tesis ini adalah keterpenjaraan yang mengungkung kehidupan Aborigin. Mudrooroo mengangkat tema keterpenjaraan dalam trilogi novelnya. Novel Wildcat Falling (1965), Doin Wildcat (1988), dan Wildcat Screaming (1992) memakai latar yang sama yaitu penjara. Dalam novel pertama, Wildcat Falling, penjara muncul sebagai keterpenjaraan fisik, ekonomi, mental dan tekstual. Penjara muncul sebagai tempat, ekonomi, mental yang mengungkung seluruh aspek kehidupan tokoh utama sehingga ke mana pun tokoh utama pergi, is akan menemui tembok-tembok pembatas yang memenarakan dirinya yang diciptakan kulit putih. Begitu besarnya kekuasaan kulit putih membuat tokoh utama tidak berdaya menghadapi keterpenjaraan tersebut. Penjara tekstual yang merupakan keharusan tunduk pada aturan-aturan tekstual kesusastraan kulit putih ditunjukkan melalui adanya kata pengantar dalam novel pertama. Dalam novel kedua, Doin Wildcat, penjara muncul sebagai keterpenjaraan ekonomi. Tokoh utama tidak berdaya menghadapi kekuatan modal, keahlian dan penguasaan pasar oleh kulit putih. Dalam novel ketiga, Wildcat Screaming, penjara muncul sebagai keterpenjaraan fisik tetapi tidak secara mental. Selain keterpenjaraan, penulis juga melihat adanya strategi menghadapi keterpenjaraan tersebut dad sisi tokoh utama maupun dari sisi pengarang novel. Dalam novel pertama, Wildcat Falling, strategi menghadapi keterpenjaraan berupa penggunaan bahasa Inggris Standar, pemakaian tokoh utama yang berdarah seperempat Aborigin sebagai narator untuk memberikan kesempatan Aborigin untuk berbicara tentang penderitaan mereka, dan penokohan tokoh utama yang sulit didisiplinkan merupakan strategi penolakan kontrol kulit putih terhadap Aborigin. Dalam novel kedua, Doin Wildcat, strategi menghadapi keterpenjaraan berupa penggunaan bahasa Inggris Aborigin, pengguuran genre dan penulisan kembali sejarah dari sudut pandang Aborigin. Dalam novel terakhir, Wildcat Screaming, strategi menghadapi keterpenjaraan berupa penjara sebagai tempat inisiasi tokoh utama, politik pecah belah kulit putih terhadap Aborigin dibalikkan fungsinya menjadi alat pemersatu Aborigin, dan pikiran tokoh utama yang bebas. Pergeseran keterpenjaraan dalam trilogi Mudrooroo menunjukkan pergeseran dalam perjuangan orang Aborigin. Keterpenjaraan dalam novel pertama menunjukkan pesimisme pengarang terhadap perjuangan orang Aborigin karena besarnya kekuasaan kulit putih. Keterpenjaraan dalam novel kedua menunjukkan perlawanan orang Aborigin terhadap otoritas kulit putih. Keterpenjaraan dalam novel ketiga menunjukkan sikap kedewasaan dalam perjuangan Aborigin. Mudrooroo berpendapat bahwa perjuangan orang Aborigin dapat dilakukan dengan jalan mencerdaskan orang Aborigin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T37338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Masitah
"Bagaimana ideologi Oksidentalisme sebagai pengimbang (counter knowledge) bagi ideologi dominan Orientalisme tampil dalam teks Silver Sister dan Love and Vertigo merupakan obyek dari penelitian ini. Konstruksi identitas yang diperoleh melalui teori representasi, ternyata menghasilkan representasi yang sangat problematik mengenai Barat dan Timur. Kedua teks dinarasikan oleh para subyek perempuan Timur yang mengalami opresi dalam wilayah patriarki. Opresi yang mereka alami dan perjalanan mereka ke Barat menghasilkan representasi yang bias mengenai kebudayaan Timur dan Barat. Timur melalui para tokoh, kota-kota dan institusi perkawinan, keluarga dan tradisi direpresentasikan sangat stereotipik sebagaimana yang telah dikonstruksi dalam wacana dominan Orientalisme. Sebaliknya Barat melalui wilayah tujuan imigrasi, yaitu Australia serta institusi pendidikan, agama dan teknologinya direpresentasikan lebih ideal daripada Timur. Namun, representasi Barat yang ideal tersebut juga problematik mengingat para subyek Timur di dalam teks merupakan masyarakat imigran Cina yang sangat tertutup di Australia. Minimnya bahkan hampir tidak ada kontak antara imigran Cina dengan masyarakat dominan Australia dalam teks secara tidak langsung kembali merepresentasikan Timur sebagai kelompok marjinal di dalam masyarakat dominan Australia. Dui venelusuran sejarah yang juga menjadi bagian penting dalam pnelitian ini, ternyata kedudukan masyarakat imigran Cina memang masih diperlakukan secara rasis oleh kelompok anti-multikultural Australia. Akhirnya, melalui representasi dan konstruksi identitas yang dihasilkannya, penulis sampai pada kesimpulan bahwa ideologi Oksidentalisme melalui kedua teks di atas, belum mampu menjadi pengimbang (counter knowledge) bagi ideologi dominan Orientalisme yang demikian hegemonik"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T37362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narogin, Mudrooroo
Melbourne : Hyland House , 1988
823.914 NAR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roderick, Lawson
London Angus & Robertson 1985
828.99 L 43 zr
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susilastuti Sunarya
"Sejarah perkembangan drama di Australia menunjukkan bahwa sampai ,dengan paruh kedua abad 20 karya-karya dramawan Australia laki-laki berfokus pada tokoh bushman dan kemudian ocker yang diyakini merupakan tokoh yang khas Australia dan mencakup segenap ciri masyarakat Australia yang male-dominated. Tokoh perempuan tidak mendapat peranan dan sengaja ditampilkan hanya sebagai foil characterdan pendukung tokoh laki-laki. Menyimak hal ini, maka karya-karya Louis Nowra merupakan suatu pengecualian dan pembaruan karena keberaniannya untuk menentang arus dengan menciptakan tokoh-tokoh perempuan yang kuat dan berperan, yang tidak hanya kulit putih saja, tetapi juga berasal dari kelompok etnis non-kulit putih. Pembaruan dalam penciptaan tokoh perempuan ini juga membawa pembaruan dalam unsur tematik dan perspektif gender dibanding karya-karya dramawan pendahulunya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
D1822
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paul, Raymond
New York: WW Norton, 1987
813.54 P 41 b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardi Djoko Damono, 1940-2020
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2000
899.222 3 SAP p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irmayanti
"Novel Imra'ah 'inda Nuqtah al-Sifr karya Nawal al-Sa'adawi merupakan novel yang mendapatkan perhatian cukup luas dari masyarakat, selain itu juga memiliki arti penting bagi penarangnya. Aspek yang menonjol dari novel ini adalah aspek penokohan. Tokoh utama ditampilkan dengan karakter yang terperinci beserta perubahan dalam perwatakan sebagai akibat dari konflik yang temui"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Cahyo Mulyadi
"Gambaran mengenai manusia yang dirumuskan oleh kelom_pok penguasa melukiskan gambaran negatif dan rendah tentang masyarakat miskin untuk membenarkan dan merasionalisasikan penaklukkan serta penguasaan kelompok bangsawan dan tuan tanah terhadap krepostnoe pravo. Krepostnoe pravo merupa_kan suatu sistim yang telah berlangsurtg lama di Rusia. Pembenaran serta rasionalitas berlaku pula dalam memandang petani-petani miskin sebagai sebuah benda. Kemajuan dari suatu kebudayaan ataupun yang dibuat sebagai peradaban telah memberikan wawasan berbeda terhadap krepostnoe pravo. Tuntutan obscestvo yang besar terhadap emansipatsija menyebabkan kelompok penguasa memberikan janji-janji terhadap emansipatsija. Tetapi pada kenyataannya janji-janji tersebut hanyalah omong kosong belaka. Kenyataan tersebut memunculkan kelompok yang tidak puas dan menjadi penentang sang penguasa, sehingga timbul konsep-konsep tentang nihilisme yang unsur-unsurnya muncul dalam kelompok yang disebut sebagai nihilis. Kemunculan kelompok tersebut diabadikan oleh I.S turgenev yang juga hadir pada masa itu dengan novelnya yang berjudul Generasj Ayah dan Generasi Anak, melaiui tokoh fiksinya E.V Bazarov. Dan unsur-unsur nihilisme yang muncul pada diri tokoh tersebut adalah, di dalam sikap serta ucapannya yang selalu menonjolkan keegoisan di dalam ketakterhinggaan rasionalitasnya dalam mencari kebenaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S16217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kristianto, reviewer
"Dalam kesusatraan Amerika Jack London dikenal sebagai seorang novelis, cerpenis dan penulis esai-esai sosial yang cukup terkenal. Ia menganut banyak pemikiran yang diperolehnya dari banyak buku yang ia baca. Salah satunya adalah pemikiran filsuf Eropa Friedrich Nietzsche, yang mulai rnempengaruhi pemikiran masyarakat Eropa dari Amerika pada waktu itu. Tetapi Jack London tidak sekedar membaca dan memahami, melainkan is menulis sejumlah besar novel, cerpen, dan esai yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran filsafat yang didapatnya. Dua novel yang banyak dipengaruhi oleh filsafat Nietzsche adalah The Call of the Wild dan White Fang. Jack London menulis dua novel ini dengan muatan-muatan nilai yang beragam, salah satunya adalah konsep struggle for existence sebagai bagian dari pemikiran Charles Darwin mengenai evolusi. Di samping itu, dua novel ini sarat dengan pemikiran Jack London tentang kehidupan dan konsep manusia ideal yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Nietzsche. Dua novel ini juga sangat berbobot karena memiliki penokohan yang bagus dan pemilhan latar serta sudut pandang yang tepat. Karya tulis ini ditujukan untuk menggali pemikiran Nietzsche yang sangat panting, yaitu kehendak untuk berkuasa (The Will to Power) dan konsep manusia unggul (Uhennensch) dalam dua novel di atas. Di samping itu, karya tulis ini bertujuan untuk menentukan bagaimana kritik atau pemikiran Jack London terhadap filsafat Nietzsche dan menentukan dimana posisi Jack London terhadap filsafat Nietzsche. Kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa cara hidup dalam dunia yangkeras dan bersifat naturalistik adalah dengan memuja kekerasan dan membebaskan kehendak untuk berkuasa dalam proses menuju manusia unggul. Walau demikian, seorang Uhermensch tidak hidup semata-mata untuk mengembangkan kehendak untuk berkuasa tetapi juga menuruti dorongan nilai-nilai cinta dan kesetiaan yang tulus, dan menggunakan segenap kekuatan, kecerdasan dan naluri kekerasan untuk memenuhi tuntutan yang muncul dari nilai-nilai tersebut, Hal ini sekaligus menunjukkan sikap Jack London yang ambivalen dan tidak konsisten terhadap filsafat Nietzsche."
2000
S14020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>