Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Muis
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi lalu mengelompokkan data jenis jenis oposisi makna leksikal di dalam bahasa Indonesia. Teori tentang oposisi makna leksikal seturut Cruse (1986) dijadikan kerangka acuan di dalam tesis ini. Kajian ini menggunakan metode kualitatif. Data pasangan oposisi makna leksikal diperoleh dari sejumlah terbitan. Di dalam telaah ini dibicarakan sebelas subtipe oposisi makna leksikal, yang mencakupi oposisi makna (1) komplemen, dengan tiga subtipenya: (la) komplemen interaktif. (lb) komplemen satisfaktif, dan (lc) komplemen kontraaktif, (2) antonim--dengan tiga pembagiannya: (2a) antonim berkutub, (2b) antonim seimbanglekuipolen, dan (2c) antonim bertumpang-tindih, yang di dalamnya mencakupi antonim ketunaan/privatif--, (3) tentangan direksional—yang meliputi subtipe (3a) tentangan antipodal, (3b) tentangan timbalan, (3c) tentangan reversif, dengan dua pembagiannya: tentangan reversif takbersandar dan tentangan reversif restitutif—, dan (4) tentangan relasional, yang mencakupi dua subtipe: (4a) konversif langsung dan (4b) konversif taklangsung. Di dalam beberapa pasangan oposisi leksikal itu terdapat pelbagai macam fitur makna. Beberapa fitur makna di dalam pasangan oposisi leksikal itu dideskripsikan di dalam kajian ini. Misalnya, laki-laki : perempuan fitur maknanya adalah fitur jenis kelamin dan pria : wanita berfitur makna fitur usia/umur. Tesis ini juga menjawab persoalan kelas kata apa raja yang mengungkapkan jenis oposisi makna leksikal tertentu. Di dalam bahasa Indonesia diketahui bahwa pasangan jenis oposisi leksikal tidak terdapat pada semua kelas kata. Melalui penelitian ini diketahui bahwa kekomplemenan terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva_ (3) nomina, dan (4) adverbia. Keantoniman terdapat pada (1) verba dan (2) adjektiva Tentangan direksional terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva, (3) nomina, (4) pronomina penunjuk, dan (5) preposisi. Tentangan relasional terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva. (3) nomina, dan (4) konjungtor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T39167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Puri Handayani
"Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari unsur bahasa. Bahasa bervariasi dan latar belakang penutur bahasa sangat berpengaruh terhadap variasi bahasa yang ada, seperti pekerjaan, pendidikan, ekonomi, suku, agama, dan gender. Sayangnya, variasi bahasa berdasarkan gender belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian mengenai hal ini dapat menjawab kebenaran folklinguistik yang ada di Indonesia. Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk menunjukkan ada atau tidaknya variasi leksikal dalam bahasa Indonesia tulis berdasarkan gender.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari metode penelitian yang pernah dilakukan oleh Jastrow di Amerika. Data diperoleh dengan cara meminta responden untuk menulis 100 kata yang melintas dalam pikirannya dalam waktu yang singkat dan waktu tersebut dicatat. Kemudian, daftar kata tersebut diklasifikasikan berdasarkan kelas kata dan medan maknanya. Penelitian ini dilakukan pada latar belakang budaya yang berbeda dengan penelitian Jastrow. Penelitian dilakukan di FIBUI. Responden yang berpartisipasi sebanyak 20 orang dari setiap gender. Responden merupakan mahasiswa S-1 FIBUI semester 4-10, berusia 20-24 tahun, serta berasal dan suku Jawa dan Sunda.
Hasil dari penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam jumlah kata secara keseluruhan. Akan tetapi, hasil analisis berdasarkan klasifikasi kelas kata dan medan makna akan memperlihatkan perbedaan pikiran -yang dianggap mewakili-setiap gender."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cokorda Gde Angga Indra Pratama
"Penelitian ini membahas komponen makna cerdas dan pintar dalam bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI digunakan sebagai korpus data dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen makna cerdas dan pintar, dan relasi makna dari cerdas dan pintar. Teori yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain teori makna yang berdekatan, teori komponen makna, dan teori relasi makna digunakan untuk tercapainya tujuan tersebut. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa cerdas memiliki 25 komponen makna, sedangkan pintar memiliki 39 komponen makna. Dari komponen makna ini diperoleh relasi makna antara cerdas dan pintar, yaitu relasi makna sinonim dekat.

This research analyze component meaning of cerdas and pintar in Indonesian language. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI is used as corpus data in this research. The aim of this research is to determine component meaning of cerdas and pintar, and to determine semantic relation between cerdas and pintar. To reach the objectives of the research, the researcher used component meaning theory, and semantic relation theory. The result of this research showed that cerdas has 25 component meaning while pintar has 39 component meaning. The result also showed that semantic relation between cerdas and pintar is a close synonym relation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutejo
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002
499.221 SUT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Puryadi
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
499.221 2 DED p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
V. Ronauli Ilyawati
"Setiap bahasa mempunyai system semantis yang berbeda. Yang dibahas dalam sistem semantis ini antara lain medan makna. Medan makna suatu unsur leksikal dalam bahasa yang satu memang jarang sekali yang identik dengan medan makna unsur sejenis dalam bahasa lain. Adanya perbedaan medan makna antara unsur leksikal dan padanannya merupakan titik tolak penelitian ini. Selain perbedaan medan makna, masalah lain yang akan dibahas adalah teknik penerjemahan dan sifat padanan. Karena penelitian ini berfokus pada adanya perbedaan medan makna dalam sebuah karya terjemahan maka sejumlah konsep mengenai semantik dan terjemahan digunakan sebagai dasar penelitian.
Data yang berhasil dikumpulkan berjumlah 61 buah. 24 buah di antaranya termasuk dalam kategori semantis objek sedangkan sisanya, yaitu 37 buah termasuk dalam kategori semantis peristiwa.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan medan makna antara BI dan BP disebabkan oleh faktor kebudayaan, yaitu kebudayaan matari1 (2 data), kebudayaan sosial (3 data), religi (3 data) dan bahasa (4 data). Sebab lainnya adalah masalah pilihan kata, maksudnya dalam sejumlah data penerjemah memilih unsur leksikal yang bermedan makna luas sebagai padanan unsur leksikal yang bermedan makna sempit.
Dilihat dari teknik penerjemahan, sebagian besar teknik yang ditempuh adalah modulasi sebagian untuk keseluruhan dan jumlahnya mencapai 38 buah atau 62,2%. Sisanya terbagi dalam padanan berpenjelasan 11 data, modulasi dinamis-statis 1 data, modulasi wadah isi 1 data dan modulasi 10 data.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, walaupun ada perbedaan medan makna antara unsur leksikal BP yang dipadankan dengan unsur leksikal BI, sebagian besar merupakan padanan memadai. Yang lainnya adalah padanan kurang memadai 7 buah dan padanan tidak memadai 5 buah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Irawan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas proses pemadanan dan pendefinisian lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi Kelima. Lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi Kelima yang menjadi data penelitian berjumlah 961 dan diperoleh dari sumber tunggal, yaitu KBBI Daring yang dapat diakses melalui http://kbbi.kemdikbud.go.id/. Melalui studi leksikografi, penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan proses pemadanan dan pendefinisian lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi kelima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi Kelima mengalami tiga proses pemadanan, yaitu penerjemahan, penyerapan, dan gabungan antara penerjemahan dan penyerapan. Dalam hal pendefinisian, terdapat 3 tipe definisi dengan 896 definisi berpola genus diferensial, 39 definisi berpola sinonim, dan 26 definisi berpola tanpa genus. Aspek pendefinisian lema dan sublema bidang komputer masih memperlihatkan permasalahan. Salah satu strategi dalam menyusun definisi lema dan sublema bidang komputer, yaitu dengan dekomposisi leksikal.

ABSTRACT
This thesis discusses the correspondence and defining entry and sub entry of computer field in KBBI Edisi Kelima. The entry and sub entry of computer field in KBBI Edisi Kelima become research data amounted to 961 and obtained from single source, that is KBBI Daring which can be accessed at http kbbi.kemdikbud.go.id . Through lexicographic study, this qualitative descriptive research aims to explain the process of matching and defining entry and sub entry of the computer field in KBBI Edisi Kelima. The results of this study indicate that 961 entry and sub entry of computer field in KBBI Edisi Kelima experienced three matching processes, namely translation, absorption, and a combination of translation and absorption. In terms of defining, 961 entries and sublema of the computer field have 3 types of definitions with 896 genus differential definition, 39 definition of synonymous patterns, and 26 definitions patterned without the genus. Aspects of defining entry and sub entry of the computer field in KBBI Edisi Kelima still show the problem. One of the strategies in compiling the definition of the entry and sub entry of the computer field, namely using lexical decomposition analysis."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Saiful Mubin
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas medan makna rasa heran dalam bahasa Jawa. Objek kajian pada penelitian ini adalah kata-kata yang memiliki makna rasa heran. Kata-kata tersebut dicari dalam majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2012 terutama pada rubrik, Cerita Sambung, Cerita Cekak, Alaming Lelembut, Gelanggang Remaja, dan Wahana Bocah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bermedan makna rasa heran dalam bahasa Jawa, mengetahui komponen makna, dan mengetahui relasi makna. Penelitian ini menggunakan teori medan makna, komponen makna, dan relasi makna. Metode penelitian yang digunanakan adalah penelitian kualitatif. Metode penulisan dalam peneletian ini adalah deskriptif-analitis. Langkah pertama dalam menganalisis data adalah menemukan komponen makna yang dilanjutkan dengan menganalisis hubungan makna dari masing-masing kata. Hasil penelitian menunjukkan ada 22 kata yang masuk dalam medan makna rasa heran. Dari kedua puluh dua kata kata tersebut menunjukkan adanya hubungan sinonimi.

ABSTRACT
This thesis analizes semantic domain of a sense of wonder in the Javanese language. Object in this thesis are the words that have meaning sense of wonder. The words are searched in Panjebar Semangat magazine of the 2012th edition especially on the rubric, Cerita Sambung, Cerita Cekak, Alaming Lelembut, Gelanggang Remaja, and Wahana Bocah. The purposes to find out words from semantic domain of a sense of wonder in the Javanese language, the semantic components, and the semantic relation. This thesis uses semantic domain theory, the semantic component theory, and the semantic relation theory. The method for this thesis is a qualitative research. The method of writing is descriptive-analytical. The first step in analyzing the data is to find the semantic components and then analyzing the semantic relation of each words. The results of this thesis show there are twenty-two words that entering the semantic domain of a sense of wonder. The twenty-two words indicate the synonymy."
2014
S53154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisar Budiman
"Morfem atau satuan bentukan terkecil dalam bahasa terbagi menjadi dua, yakni morfem terikat dan morfem bebas. Morfem dalam kosakata bahasa Indonesia ternyata bisa merepresentasikan gender, baik morfem terikat (-wan, -man, -wati) maupun morfem bebas (kata dasar yang memiliki beban makna berorientasi pada gender tertentu). Selain itu,  penggunaan fonem /i/ dan fonem /a/ yang dapat menjadi pembeda yang merepresentasikan gender tertentu. Umumnya, berdasarkan paparan di atas sufiks -wan, -man menjadi representasi dari perwakilan maskulin, terutama untuk hal yang berkaitan dengan profesi atau sebutan, sedangkan sufiks –wati menjadi representasi dari perwakilan feminin. Begitu pula dengan fonem vokal /a/ yang mewakili maskulin dan fonem vokal /i/ yang mewakili feminin pada kata-kata tertentu.

The smallest units of formation in language, morphemes, can be divided into two categories: bound morphemes and free morphemes. In the vocabulary of the Indonesian language, morphemes can represent gender, both bound morphemes (-wan, -man, -wati) and free morphemes (base words with gender-oriented meanings). Additionally, the use of the phonemes /i/ and /a/ serves as a distinguishing factor representing specific genders. Typically, based on the above exposition, suffixes such as -wan and -man become representations of masculine entities, particularly in terms of professions or designations. Meanwhile, the suffix -wati represents feminine entities. Similarly, the vowel phoneme /a/ is associated with masculinity, while the vowel phoneme /i/ is associated with femininity in specific words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parera, Jos Daniel
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
R 401.4 Jos l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>