Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyai Kartika
"Daerah Majalengka vane dimaksud dalam tesis ini merupakan salah satu kabupaten yang ada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Kabupaten tersebut terletak 300 km dari ibukota Republik Indonesia dan I) km dari ibu kota Propinsi .lawa Bat-at. Sebelumnya. Kabupaten \1ajalengki ila berada di bawah Kersidellan Cirebon, bernama Kabupaten N1aja herdasarkan Slurrlshk1(1 1319 No 9 tanggal G, Januari, dengan ibukotanva Sindangkasiii. I'ada perkelllbangan selanjutnva, keluarlah J7aais'h/cuc1 1340 No 7 tentallg perllbahaal nama Kabupaten \laia. Keresidenan Cirebon. menjadi Kabupaten 7\,1aialengka clan ihukotanva h.rubah dari Sindangkasih menjadi Majalew.tka. Kemudian dengan S7crcrl.,:hkrii I c)2 390 K aluipaten Nlaj ;k ngka menjadi daerah pemerintahan vang bertha seudiri herd:n ar!:an poratu:iat teatai het)I)alilalradli i'Jdhaliwi.:~:„Ïiit i~C:ii:;:uiiL~ menimbulkan perkembangan di kabupaten it u. Diiaksanakannya pemerintallan Kabllpateii T'lalaiengka inenimhuikan dampak terhadap kehidupan masyarakatnya. Adapun dampak yang timbul meliputi peningkatan penduduk dan pemukiman. Dampak terhadap kehidupan Soslai 1121~i ek0ll0rlll dilokUskan hepada mina pe anaIldn iLaS`vdidkai Piibuini. Eropa, Cina, dan Arab yang meliputi perdagangan. pertanian. peternakail. dan perkebunan. Dampak terhadap peningkatan sarana kehidupan diiakuskan pada reorganisasi dan penlbangunan tisik kola juga perkembangan da1am bidang pendidikan dan, kebudavaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T39931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
"ABSTRAK
"Kesultanan Butun memperlihatkan poly ""ketidakstabilan yang tetap"". Corak ini disebabkan oleh faktor ancaman balk yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. Keberadaan Butun di tengah kekuatan-kekuatan besar--Gown, Ternate, dan VOC--mengakibatkan dirinya memilih secara bergantian antara sekutu dan seteru. Oleh karena ancaman Gowa, Butun bersekutu dengan VOC, pihak yang juga berlawanan kepentingan dengan Gowa. Dalam menghadapi Gowa itu pula, Butun, VOC, dan Ternate secara bersama-sama menggalang kekuatan mereka. Bahkan untuk menghadapi Gowa itu pula Butun bersekutu dengan Bone, kerajaan yang berusaha lepas dari tekanan Gowa. Dalam hubungan Butun dengan Gowa tampaknya lebih merupakan soal perluasan kekuasaan dan ekonomi. Bagi Gowa, Butun hares dikuasai atau setidaknya dipengaruhi agar dapat memudahkan orang Makasar berlayar ke Kepulauan Maluku. Beberapa kali pasukan Gowa menyerang Butun dan mengambil ""upeti"" serta merhmpas penduduknya. Bagi Butun, Gowa adalah ancaman yang datang dari arah haluan (rope). Tidak sebagaimana terhadap Gowa, dalam hubungannya dengan Ternate, Butun menempatkan dirinya secara politik dan kultural berada di bawah Ternate. Meskipun selalu ada upaya Butun untuk berdiri sejajar dengan Ternate tetapi setiap kali hal itu dilakukan setiap kali itu pula is hares mengakui hegemoni kultural Ternate. Hal itu berkaitan dengan latar belakang mitos ""dunia Maluku"" dan masuknya Islam ke Butun dari Ternate. Meskipun demikian dalam kenyataan politik, Butun mencoba beberapa kali menantang Ternate untuk mempertahankan daerahnya dari aneksasi dan perampasan warganya oleh Ternate. Bagi Butun, Ternate merupakan ancaman yang datang dari arah buritan (u.unuu). Berakhirnya dua ancaman di atas, VOC merupakan bentuk ancaman yang lain dan mempunyai karakteristik tersendiri. Pola hubungan Butun dengan VOC terlihat dalam kontrak tahun 1613 yang menunjukkan bentuk aliansi militer. Pola hubungan berikutnya tercermin dalam kontrak tahun 1667 yang memperlihatkan peneguhan kekuasaan tunggal sultan Butun terutama untuk menghadapi perebutan kekuasaan""
1999
D1823
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh A. Djamhari
"ABSTRAK
Empat tahun seusai pemberontakan Diponegoro Kolonel Jhr. F.V.A. Ridder de Stuers, anak menantu dan mantan ajudan Letnan Jenderal H.M. de Kock, mencrbitkan memoarnya yang berjudul Memoires sur la guerre d'ile de Java de 1825 _ 1830, (1834). Memoar ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Letnan Kolonel H.M. Lange dengan judul Gedenkschrift van den Oorlog op Java van 1825 tot 1830, terbit pada 1847. Khusus pada Bab III, yang berjudul: 1827, amat menarik perhatian peneliti. Pada tahun 1827 tersebut oleh penulisnya, disebut sebagai tahun titik balik strategi militer Belanda, tahun peralihan dari strategi mobilitas ke strategi benteng atau Stelsel Benteng. Strategi benteng adalah strategi militer yang tidak sekedar memiliki ciri yang unik, baik aspek pemikiran maupun pelaksanaannya, namun amat berkaitan dengan aspek politik, sosial, kultural, Beni perang kedua belah pihak yang belum pernah diterapkan dalam perang kolonial mana pun. Dengan asumsi demikian, peneliti memilihnya sebagai topik kajian utama. Berhadapan dengan topik kajian ini, peneliti menyusun kerangka pertanyaan:' Seberapa besarkah kekuatan militer Diponegoro sehingga berhasil memaksa tentara Belanda untuk mengubah strategi militernya pada 1827? Sejauh manakah motivasi perang Diponegoro dan pengikutnya"
2002
D1643
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bastin, John
Depok: Komunitas Bambu, 2011
959.57 BAS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Masita Jasmin
"Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik fisik dengan potensi yang besar untuk terjadinya tanah longsor. Menghasilkan peta daerah rawan longsor di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dengan menggunakan modifikasi metode Indeks Storie adalah tujuan dari penelitian ini. Modifikasi metode indeks storie memperhitungkan variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya longsor yaitu penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan. Dari peta rawan longsor yang dihasilkan, secara umum Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan terhadap longsor dengan intensitas sedang hingga sangat tinggi yang tersebar dari bagian tengah hingga selatan wilayah penelitian sedangkan bagian utara Kabupaten Majalengka hanya ditemui tingkat kerawanan sangat rendah hingga sedang. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan longsor sedang yaitu sebesar 43,43%. Peta Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Majalengka memiliki tingkat akurasi sebesar 55,26% dengan menghitung jumlah kejadian longsor tahun 2018 yang terjadi di daerah rawan longsor tinggi dan sangat tinggi. Hasil tersebut melebihi separuh dari data kejadian longsor yang terjadi di Kabupaten Majalengka sehingga peta yang dihasilkan adalah peta dengan tingkat akurasi yang baik.

The Majalengka Regency has a lot of physical characteristic with great potential for landslides to happen. To produce the map of susceptibility of landslide area in The Majalengka Regency, West Java using the modification of the Storie index method is the aim of this study. The modification of the Storie index method is taking into account the variables that influence the occurrence of landslides such as land use, slope, type of soil, and precipitation. From the map that is resulted, in general Majalengka Regency is dominated by moderate level to high level of susceptibility which are sca scattered from the middle part to the southern part of the region meanwhile in the northern part of Majalengka Regency could only be found very low level to moderate level of susceptibility. Overall, The Majalengka Regency Region is dominated by moderate level of susceptibility as big as 43.43%. The Susceptibility of Landslide Area Map in Majalengka Regency has accuracy rate of 55.26% by calculating the number of landslides happened in 2019 in high level and very high level of susceptibility area. The result exceeded half of the number of landslides happened in Majalengka Regency so the map produced is a map with good accuracy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Surya Asri
"Banjir merupakan bencana hidrometeorologi yang paling sering terjadi jika dibandingkan dengan bencana hidrometeorologi lainnya. Kabupaten Majalengka termasuk salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki potensi dan luas bahaya banjir yang tinggi, selain itu kerugian yang dirasakan tidak hanya material namun immaterial seperti jatuhnya korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik curah hujan pada kejadian banjir di Kabupaten Majalengka tahun 2014 hingga 2018 dan mengidentifikasi faktor penyebab banjir pada wilayah banjir yang sudah ditentukan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi curah hujan, penggunaan lahan, ketinggian, dan lereng. Curah hujan dihitung dengan metode mononobe untuk menghasilkan intensitas harian dan dihitung dengan API5 untuk memperkirakan kelembaban tanah. Hasil menunjukkan bahwa kejadian banjir di Kabupaten Majalengka disebabkan oleh kelembaban tanah yang lembab dan sangat lembab, sedangkan variasi curah hujan dan intesitas hujan pada saat kejadian tidak mempengaruhi banjir. Berdasarkan penggunaan lahan, banjir di Kabupaten Majalengka terjadi pada wilayah lahan terbangun (permukiman atau aksesbilitas) atau sawah, kemudian banjir berdasarkan morfologi terjadi di dataran banjir (floodplain) ataupun rawa belakang (backswamp).

Flood is one of the most common hydrometeorological disasters that occur in West Java, especially Majalengka Regency that has high potency of flood hazards. Furthermore, the floods did not only cause the loss in material, but also non-material things such as the loss of life. This study discussed the characteristics of rainfall in flood events in Majalengka District from 2014 to 2018 and regulated the flood causes in predetermined flood areas. The variables used in this study included rainfall, land use, altitude, and slope. Rainfall was calculated by the mononobe method to produce daily intensity and was calculated by API5 to calculate soil moisture. The results showed that the incidence of flood in Majalengka Regency was caused by moist and very moist soil moisture, while variations in rainfall and rainfall intensity during the incident did not affect flood. Based on land use, floods in Majalengka Regency occurred in built areas (settlements or accessibility) or fields; meanwhile flood based on morphology occurred in the floodplain through the backswamp."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Adlan
"ABSTRAK
Keberadaan sistem perminyakan di kabupaten majalengka dapat di identifikasi oleh keberadaan rembesan minyak. Berdasarkan dari penelitian LIPI 2016 menggunakan data gravitasi memperlihatkan keberadaan sub cekungan di majalengka. Keberadaan struktur sub cekungan menjadi indikasi yang utama tentang keberadaan hidrokarbon. Potensial terbentuk nya hidrokarbon berdasarkan dari penelitian praptisih dan kamtono 2016 berada di Formasi Cinambo yang berisi batuan sedimen. Namun keberadaan batuan sedimen tersebut tertutupi oleh batuan vulkanik yang di produksi oleh gunung Ciremai. Berdasarkan dari section Audio Magnetotellurik pada penelitian sebelumnya memperlihatkan struktur patahan yang diperkirakan sebagai jebakan hidrokarbon. Untuk mengidentifikasi struktur patahan dan keberadaan potensi struktur sub cekungan maka dilakukan pengambilan data gravitasi. Pengabilan data dilakukan dengan luas area 22 x 17 km2 dengan 170 titik pengukuran dan interval titik sejauh 1 km. Identifikasi keberadaan patahan akan dilakukan dengan menganalisis peta reidual dan penentuanjenis patahan digunakan metode Second Vertical Derivatif SVD . Hasil akhir dari penelitian ini adalah perkiraan model bawah permukaan dengan hail interpretasi terpadu data gaya berat dengan data data pendukung lain nya.
hr>
ABSTRAK
The existence of petroleum systems in the area of Majalengka can be identified by the presence of several oil seeps. Based on reasearch by LIPI 2016 using gravity method shown the presence of hydrocarbon sub basin in Majalengka. The presence of sub basin in the study area can be a major indication of the presence of hydrocarbon. Hydrocarbon potential according to the research by Praptisih and Kamtono 2016 are in the Cinambo Formation that consist of sedimentary rocks. Unfortunately, the sedimentary rocks are covered by volcanic rocks as a product of Mt. Ciremai. According to resistivity cross section acquired by Audio Magnetotelluric survey by Alfiansyah 2016 show that the faults structure exist which estimated as a hydrocarbon trap. To identify the fault structure and sub basin area we used gravity method. The gravity data acquisition performed in the area of 22 x 17 km2 with more than 170 stations. Identification of the presence of the fault and the type of fault structures can be done by performing the analysis of the gravity data. To identify the fault we analylsed the residual map and and to view the vertical contact between the body below the surface and produce the anomaly contour map Second Vertical Derivative SVD is used. Then the estimated subsurface structure models are made with the integrated interpretation of geological data available. The results of the study showed the structures that control the formation of traps for hydrocarbons accumulation is in the form of normal fault and showed that the study area is covered by the hydrocarbon sub basin."
2017
S68075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Any Rahmayani
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
381.3 ANY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Slamat Muljana
Jakarta: Inti Idayu Press, 1983
992.02 SLA p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>