Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azhari
"Situs yang menjadi objek dalam kajian ini adalah situs Banten Lama, yang terdiri dari Situs Kompleks Mesjid Agung, Situs Keraton Surosowan, Situs Keraton Kaibon, Situs Jembatan Rante, Situs Tasik Ardi dan Pengidelan, Situs Benteng Speelwijk, Situs Vihara Avalokiteswara, Situs Pelabuhan Karangantu dan sebnah Meriam Ki Amuk. Situs kawasan ini merupakan sumberdaya arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, posisi tawar¬menawar (bargaining position), menyebabkan terjadinya tarik-menarik antara beberapa faktor kepentingan.
Permasalahan yang dihadapi dalam kajian ini adalah bagaimana pemanfaatan sumberdaya arkeologi situs Banten Lama dilihat dari sudut pandang masyarakat Banten lama, Pemda Banton dan dad Manajemen Sumberdaya Budaya. Kajian ini menggunakan metode penelitian arkeologi yang bersifat terapan (applied research) dan melihat juga undang-undang serta aturan-aturan yang telah dikeluarkan pemerintah dalam menjawab permasalahan yang dihadapi bertujuan mengetahui potensi sumberdaya arkeologi, lanskap budaya dan kehidupan masyarakat Banten Lama serta menemukan cara yang arif. bijaksana , tepat dalam Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya budaya arkeologi disitus Banten Lama.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa situs Banten Lama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan untuk agama, sosial, kepariwisataan, pendidikan, penelitian dan ilmu pengetahuan. Pengelolaan Situs Banten Lama harus melibatkan empat komponen yang berkepentingan terhadap situs Banten Laman keempat komponen adalah Keluarga Kesultanan Banten, Pemda Tk I dan Tk II, Bapeda Serang, Tokoh Masyarakat dan kepemudaan , Suaka dan dinas kepariwisaraan serang/propinsi. Keseimbangan pertimbangan kepentingan antara terhadap beberapa faktor kepentingan yang baik di situs ini. Situs ini juga telah didukung oleh museum situs sebagai tempat penampungan dan penyelamatan hasil penelitian dan penyajian kepada masyarakat. Sehingga keberadaan sumberdaya arkeologi ini diharapakan tidak hanya dapat mengaktualisasikan suatu nilai yang memiliki sejarah yang panjang, tetapi dapat pula ikut berpatisipasi dalam pembangunan bangsa yang ditekankan pada peningkatan taraf hidup masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari
"ABSTRAK
Situs yang menjadi objek dalam kajian ini adalah situs Banten Lama, yang terdiri dari Situs Kompleks Mesjid Agung, Situs Keraton Surosowan, Situs Keraton Kaibon, Situs Jembatan Rante, Situs Tasik Ardi dan Pengidelan, Situs Benteng Speelwijk, Situs Vihara Avalokiteswara, Situs Pelabuhan Karangantu
dan sebuah Meriam Ki Amok. Situs kawasan ini merupakan sumberdaya arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, posisi tawar menawar (bargaining position), menyebabkan teijadinya tarik-menarik antara beberapa faktor kepentingan. Permasalahan yang dihadapi dalam kajian ini adalah bagaimana pemanfaatan sumberdaya arkeologi situs Banten Lama dilihat dari sudut pandang masyarakat Banten lama, Pemda Banten dan dari Manajemen Sumberdaya Budaya.
Kajian ini menggunakan metode penelitian arkeologi yang bersifat terapan (applied research) dan melihat juga undang-undang serta aturan-aturan yang telah dikeluarkan pemerintah dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. bertujuan mengetahuai potensi sumberdaya budaya arkeologi, lansekap budaya dan kehidupan masyarakat Banten Lama serta menemukan cara yang arif, bijaksana, tepat dalam Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya budaya arkeologi disitus Banten Lama.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa situs Banten Lama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan untuk agama, sosial, kepariwisataan, pendidikan, penelitian dan ilmu pengetahuan. Pengelolaan Situs Banten Lama harus melibatkan empat komponen yang berkepentingan
terhadap situs Banten Lama keempat komponen adalah Keluarga Kesultanan Banten, Pemda Tk I dan Tk II, Bapeda Serang, Tokoh Masyarakat dan kepemudaan, Suaka dan dinas kepariwisataan seranglpropinsi. Keseimbangan pertimbangan kepentingan antara terhadap beberapa faktor kepentingan yang ada, maka akan ditemukan suatu sistem pengelolaan sumberdaya arkeologi yang baik di situs ini. Situs ini juga telah didukung oleh museum situs sebagai tern pat penampungan dan penyelamatan hasil penelitian dan penyajian kepada masyarakat. Sehingga keberadaan sumberdaya arkeologi ini diharapkan tidak
hanya dapat mengaktualisasikan suatu nilai yang memiliki sejarah yang panjang, tetapi dapat pula ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa yang ditekankan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswadi Syahri
Riau: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2007
930.1 ASW k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Antara manusia dengan lingkungan agamanya terdapat hubungan yang linier sehingga pendekatan ekologi semakin dirasakan penting untuk memahami masalah ekologi. Pendekatan ekologi adalah pandangan yang mempersoalkan adanya hubungan timbal balik antara manusia berikut pengetahuan yang dimilikinya. Dengan upaya pengelolaan sumberdaya yang tersedia. Berdasarkan pandangan tersebut, dapat diperkirakan bahwa lingkungan yang berbeda akan mempengaruhi strategi adaptasi masing-masing kelompok masyarakat yang hidup didalamnya. Situs Banten Lama dan Situs Trowulan dijadikan daerah penelitian dengan alasan, (a) kompleksitas di kedua situs dapat dikatakan sama, yaitu situs kota, perbedaannya hanya kronologi, (b) kedua situs itu masing-masing meninggalkan data sumur, (c) belum adanya penelitian lintas budaya yang dilakukan oleh disiplin arkeologi. Pengumpulan data sebaran sumur di kedua situs ternyata tidak memperlihatkan adanya adaptasi langsung terhadap kedua lingkungan itu, mungkin lebih dekat dengan pola huni dan tata ruang tempat tinggal. Pengumpulan data bentuk dan ukuran sumur mungkin lebih dekat dengan banyaknya jumlah pemakai. Pengumpulan data mengenai bahan, di kedua situs terakota dipergunakan, kerang dan karang di Banten Lama dipergunakan karena lingkungan menyediakannya sedangkan di Trowulan tidak dipergunakan karena lingkungan tidak menyediakan. Pembuatan struktur dinding di Trowulan hanya untuk penguat dan Banten Lama untuk menyaring air laut. Perbedaan ketinggian muka air di kedua situs mungkin karena perbedaan ketinggian situs dari muka laut."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korompis, Edmund
"Penelitian mengenai pipa tembakau Gouda di Situs Keraton Surosowan, Banten Lama sejauh ini belum diteliti secara khusus. Artefak ini sebenarnya cukup menarik untuk diteliti sebab jumlahnya yang cukup banyak dan diharapkan dapat menggambarkan aspek kehidupan masa lalu di Banten Lama. Sasaran Pokok penelitian ini adalah mengenali secara rinci bentuk-bentuk pipa tembakau Gouda, untuk mengetahui fungsi dan peranan pipa tersebut di dalam masyarakat. Penelitian ini diawali dengan tahap identifikasi semua atau sebagian ciri yang terdapat pada temuan pipa Gouda, antara lain bentuk wadah, ukuran, hiasan, cap, dan atribut-atribut lain. Selanjutnya, setelah mengenali berbagai bentuk wadah, ukurannya, hiasan, cap, serta atribut-atribut lainnya, maka penanganan data utama dirangkaikan dengan pengelompokan taksonomis. Pengamatan terhadap pipa tembakau Gouda di Situs Keraton Surosowan, menghasilkan 2 tipe bentuk pipa dan berhasil pula mengelompokkan 84 cap ke dalam 5 tipe cap."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S11847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prio Widiyono
"Dari sekian banyak masalah arkeologi di Indonesia yang belum diusahakan pemecahannya secara khusus dan sistematis ialah masalah yang berkaitan dengan mata uang logam, yang merupakan bagian dari sistem pembayaran dalam perdagangan. Lebih besar lagi mata uang logam sebagai bagian dari sistem moneter. Hu-bungan perdagangan yang terjadi itu mula-mula diper_kirakan berupa hubungan dagang yang dilakukan antara dua pihak atau lebih.
Secara umum istilah perdagangan (trade) diguna_kan untuk menjelaskan jaringan hubungan timbal balik yang dilakukan paling tidak antara dua pihak sebagai suatu usaha untuk memperoleh barang melalui pertu_karan (exchange) dengan lebih menekankan aspek kebu_tuhan daripada aspek sosial (Rowland 1973:589; Sonny Wibisono 1983:1). Pada dasarnya mekanisme perdagang_an didorong oleh kebutuhan akan barang atau bahan baku yang tidak dapat diperoleh dan tidak ekonomis dibuat di suatu tempat, sementara itu di tempat lain..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S11601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charunia Arni L. D.
"Gerabah merupakan salah satu benda atau alat yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, misalnya untuk tempat menyimpan makanan - baik dalam bentuk cair maupun padat - untuk mengolah makanan, maupun keperluan lainnya. Gerabah seringkali diternukan di berbagai situs arkeologi di Indonesia, dari salah satu daerah persebaran tersebut adalah situs Banten Lama. Dari beberapa situs di Banten Lama yang menghasilkan banyak temuan gerabah, baik temuan permukaan maupun hasil ekskavasi, salah satunya adalah situs Surosowan. Penelitian tentang ragam hias gerabah dari situs Surosowan yang menjadi koleksi Museum Situs Banten Lama belum pernah dilakukan. Oleh karena itu Penelitian dititikberatkan pada usaha untuk mengidentifikasi variasi hiasan pada gerabah-gerabah berhias dari situs tersebut. Pengamatan juga ditujukan pada teknik-teknik yang digunakan untuk membuat hiasan-hiasan tersebut serta lokasi atau tempat hiasan pada bagian wadah. Analisis dilakukan secara khusus, dengan pengamatan utama pada atribut-atribut yang dimiliki oleh benda tersebut, dan dalam penelitian ini yang menjadi atribut kuatnya adalah atribut gaya. Selanjutnya dilakukan pemilahan yang didasarkan pada (1) ragam hias, (2) teknik hias, dan (3) bagian-bagian wadah. Setelah pemilahan tersebut selesai dilakukan kemudian ditarik hubungan antara masing-masing atribut, yaitu antara atribut ragam hias dan teknik hias, serta antara ragam hias dan bagian-bagian wadah."
1990
S11425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keraton merupakan bangunan yang memegang peranan sangat
pcnting bagi sebuah kerajaan. Selain sebagai pusat pemerintahan, keraton
juga berfungsi sebagai tempat tinggal raja/sultan dan keluarganya beserta
perangkat kerajaan laixmya. Sering pula, keraton memiliki nilai dan makna
simbolis religius-magis.. Salah satu keraton yang terkenal di Indonesia
adalah keraton Surosowan + Banten. Keraton Surosowan merupakan
peninggalan dari kerajaan Banten yang terletak di provinsi Banten sekarang
yang didirikan pada abad ke-I6 dan dihancurkan terakhir kali pada abad
kc-I9.
Sebagai salah satu peninggalan kerajaan Islam terbesar di tanah air
tercinta ini, keraton Surosowan banyak menyimpan misteri terutama dari
dari segi bentuk dan tata Ietaknya. Walaupun sudah banyak penelitian
yang dilakukan atas bangunan ini, namun aspek bentuk keraton ini masih
memerlukan kajian lebih mendalam. Penelitian ini berusaha mengkaji
bentuk keraton Surosowan berdasarkan data yang diperoleh dari peta atau
gambar kurva yang berasal dari abad ke-I 6 hingga abad ke-19.
Bcrdasarkan analisis peta atau gambar diketahui bahwa tidak
satupun data yang mcmberikan penjelasan rinci mengenai bentuk dan lata
letak keraton Surosowan. Kenyutaan scrupa juga dijumpai pada naskah
kuna dan catatan asing.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 03 Per k
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Keraton merupakan bangunan yang memegang peranan sangat penting bagi sebuah kerajaan. Selain sebagai pusat pemerintahan keraton juga berfungsi sebagai tempat tinggal raja/sultan dan keluarganya beserta perangkat kerjaan lainnya. Sering pula, keraton memiliki nlai dan makna simbolis religis magis, Salah satu keraton ynag terkenal di Indonesia adalah keraton Surosowan - Banten Keraton Surosowan merupakan peninggalan dari kerajaan Banten yang terletak di provinsi Banten sekarang yang didirikan pada abad ke 16 dan dihancurkan terakhir kali pada abad ke 19
Berdsarkan analisis peta atau gambar diketahui bahwa tidak satupun data yang memberikan penjelasan rinci mengenai bentuk dan tata letak keraton Surosowan. Kenyataan serupa juga dijumpai pada naskah kuno dan catatan asing."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 03 Per k
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.

This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas. "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>