Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriyanto
"Bangunan lepas pantai akhir ini telah menjadi suatu teknologi yang tak terbantahkan untuk pemenuhan kebutuhan dunia akan bahan bakar minyak dan gas bumi. Diatas dari semua kondisi dan situasi yang ditemui pada bangunan yang berada di atas tanah, bangunan lepas pantai memiliki permasalahan tambahan dimana letak bangunan yang berada di lingkungan laut lepas membuat efek pembebanan hidrodinamika, lingkungan dan respon dinamik menjadi pertimbangan utama dalam pendesainan bangunan lepas pantai tersebut. Kemudian, Tension Leg Platform (TLP) menunjukkan permasalahnnya sendiri dalam menghadapi efek hidrodinamika, kondisi penunjang dari pondasi bangunan dan karakter dari respon dinamik tidak hanya dari struktur itu sendiri tapi juga dari sistem pengangkat minyaknya (riser system) dan bangunan atasnya sendiri.
TLP itu sendiri merupakan bangunan yang memiliki bouyancy (mengapung) yang terikat dengan suatu sistem tali pengikat (mooring system). TLP serupa dengan banguan fixed platform konvensional namun pada TLP kekukuhan bangunan diikat oleh sistem pengikat yang tegang oleh karena adanya daya apung dari hull. Sistem pengikatnya merupakan sekumpulan tension legs atau disebut juga tendons yang terikat dengan platform dan tersambung dengan pondasi yang berada di dasar laut. Metode ini meredam pergerakan vertikal namun mendapatkan efek pergerakan horisontal. Bangunan atas dari TLP (fasilitas produksi, jalur pipa, dan menara penghisap) dari TLP dan kegiatan operasionalnya hampir sama dengan yang terjadi pada bangunan konvensional.

Offshore structure nowadays has become an unarguably demanding technology to fulfill our demands of fuel energy all around the globe. Over and above the usual conditions and situations met by land-based structures, offshore structures have the added complication of being placed in an ocean environment where hydrodynamic interaction effects, environmental loading effects, and dynamic response become major consederations in their design. In addition, Tension Leg Platform (TLP) pose its own perticular demands in terms of hydrodinamic loading effects, foundation support conditions and character of the dynamic response not only the structure itself but also of the riser system and also the top platform itself. Tension Leg Platform (TLP) itself is a bouyant platform held in place by a mooring system.
The TLP's are similar to conventional fixed platforms except that the platform is maintained on location through the use of moorings held in tension by the bouyancy of the hull. The mooring system is a set of tension legs or tendons attached to the platform and connected to a template or foundation on the seabed. This method dampens the vertical motions of the platform, but allows for the horizontal movements. The topside facilities (processing facilities, pipelines and surface tress) of the TLP and most of the daily operations are the same as for a conventional platform.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38100
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ma`mun
"Ketahanan tanah terhadap keruntuhan geser (shear failure) merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh suatu pondasi sebagai bagian akhir dari struktur yang menahan beban bangunan di atasnya. Perubahan kekuatan tanah yang terjadi di lapangan dapat dipengaruhi akibat adanya perubahan tekanan air pori dan tekanan air pori mempengaruhi besarnya tegangan efektf tanah, karena tegangan geser hanya dapat ditahan oleh tegangan-tegangan partikel padatnya maka perlu adanya suatu perlakuan khusus agar kekuatan tanah akibat perubahan tekanan air pori ini dapat ditingkatkan.
Secara umum tanah lempung lunak adalah suatu jenis tanah kohesif yang memiliki daya dukung yang rendah dan banyak terdapat pada daerah kota yang dipengaruhi pasang surut-air laut seperti daerah Ancol-Jakarta Utara. Peningkatan kestabilan tanah lempung lunak sebagai pendukung suatu konstruksi bangunan sipil khususnya konstruksi jalan raya {subgrade) dapat dilakukan dengan berbagai metode misalnya dengan compaction (pemadatan) atau pencampuran dengan bahan lain seperti semen, kapur , dan zat kimia lainya.
Mempercepat proses konsolidasi adalah salah satu metode untuk mempercepat peningkatan kekuatan geser tanah, kemudian dengan mengkondisikan tanah dalam kondisi terdrainasi diharapkan terdapat peningkatan kekuatan geser tanah. Pada penelitian ini digunakan metode pemberian pembebanan tambahan (pre loading) sebesar 2x (dua kali) beban yang akan bekeija dilapangan yang diberikan pada saat test konsolidasi, dilanjutkan dengan test triaxial menggunakan Instrumen manual mesin triaxial type 1496 LA - 100V dalam kondisi consolidated drained (CD) yaitu kondisi terkonsolidasi dan terdrainasi dimana tanah dikonsolidasikan teriebih dahulu kemudian pada saat kompresi diberikan tegangan aksial dengan kontrol kecepatan pembebanan ,pemberian tegangan axial dilakukan dengan kecepatan pembebanan yang sangat lambat agar tekanan pori tetap (? ? 0) dan air dalam sampel dibiarkan mengalir keluar. Pada setiap contoh tanah ketika kompresi diberikan tekanan isotropis yang berbeda-beda (?3_ = 50 ,75 dan 100 kPa).
Contoh tanah yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah lempung lunak daerah Ancol-Jakarta Utara tepatnya jalan R.E Martadinata, jenis tanah seperti ini banyak kita jumpai pada daerah yang dipengamhi oleh pasang surut air laut dimana pada dareah ini konstruksi jalan raya mengalami kegagalan pondasi akibat keruntuhan geser dan penurunan badan jalan setelah dioperasikan.
Analisa yang digunakan pada penelitian ini yaitu pertama menggunakan kriteria keruntuhan Mohr- Coulumb, akan didapat parameter kekuatan geser tanah yaitu : c (cohesi ) dan ? (sudut geser dalam) yang dibandingkan dengan data test UU , yang kedua menggunakan metode analisa lintasan tegangan untuk menganalisa kekuatan tanah yang terjadi dimasa lalu , sekarang dan masa yang akan datang.
Dari hasil uji triaxial yang dilakukan akan didapat gambaran mengenai hubungan antara regangan, tegangan dan volume spesifik. Selanjutnya dari parameter-parameter yang didapat, dianalisa apakah sudah menunjukan perubahan kekuatan geser yang menguntungkan atau mungkin terdapat keanehan yang perlu diteliti lebih lanjut dengan mengacu pada referensi yang ada sehingga interpretasi yang dilakukan tidak keluar dari kontek yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Maulina
"Dalam pembangunan rumah tinggal, pekerjaan bekisting merupakan salah satu pekerjaan besar yang perlu diperhitungkan. Dengan membandingkan bekisting dari sisi metode pelaksanaan, jenis material yang digunakan dan dimensi penampang struktur, akan mendapatkan metode bekisting yang lebih effektif.
Dalam penelitian ini akan dibandingkan metode bekisting cara tradisional dimana pekerjaan pasangan dinding dikerjakan sebelum pekerjaan struktur, dan metode bekisting semi sistem dengan menggunakan material baja dimana pekerjaan struktur dikerjakan terlebih dahulu.
Analisa perbandingan tersebut terdiri dari analisa struktur, perbandingan kekuatan dan daya layan struktur, perencanaan jenis dan dimensi bekisting, desain gambar bekisting, perhitungan pemakaian material, analisa harga material dan upah pekerja dan perbandingan biaya pekerjaan bekisting.
Pada perhitungan struktur didapat perbandingan rasio keamanan yang bervariasi. Hal ini tergantung pada dimensi penampang yang menahannya. Pada rumah tinggal dengan bekisting cara tradisional dimensi lebar penampang kolom mengikuti dimensi dinding, mengakibatkan kekuatan dan kekakuan elemen kolom pada arah lebar menjadi lebih kecil.
Harga material bekisting baja lebih mahal dari bekisting cara tradisional, tetapi dengan ketahanan yang tinggi, bekisting baja dapat digunakan berulang-ulang. Pada perhitungan analisa biaya bekisting baja akan lebih ekonomis pada pemakaian berulang-ulang dengan biaya upah kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thomy Setiawan
"ABSTRAK
Untuk menunjang proses produksi pada Assembling Plant PT Toyota Astra Motor, dibuluhkan adanya alat- alat bantu produksi yang memadai. Salah satu alat bmmyang cHgmmkmadaIah1i'amehnn0ver,ym1gbm?f\mgsi1mmkmmnuda11km tugas operator dalam pemasangan suspensi dan axle kendaraann.
Sehubungan dengan adanya rencana penyatuan line perakitan Landcruiser dan Crown , maka dibutuhkan adanya frame mm over yang mampu melayani kedua jenis item produk tersebut, baik dari segi kekuatan struktur, daya mekanisme gerak maupun sistem kontrol.
Salah satu bagian yang sangat vitaI dari i§'ame1wnoveradalahrangka vmgsanhmg -Rmska penganhms nada Mme Mn wvrbdhwssi wbagai Kemp?
bertumpunya lcngan - lcngan penjepit sckaligus sebagai rel tempat pergerakan dari lengan - lengan penjepit temebut. Dalam tugas akhir ini akan dibahas percncanaan struktur rangka penggantung dari frame tum over , yang mengalami pembebanan dari frame Landcruiser , dari ii-ame Crown maupun dari lengan penjepit im sendiri _
Dalam perhitungan metode yang digunal-can adalah Metode Kekakuan Langsung ( Direct Stiffness Method ) yang beroxientasi pada komputer. Keunggulan dari metode ini adalah kemampuannya untuk meninjau struktur secara keseluruhan sebagai satu seri operasi matriks.

"
1996
S36578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
White, Richard N.
New York: John Wiley & Sons, 1976
624.17 WHI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Irwan
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0419
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu struktur sering kali mengalami pelbagai macam pembebanan uniaksial yang berpengaruh dalam analisa struktur. Pada analisa struktur, perilaku perpindahan (displacement) suatu struktur elastis didasarkan pada hukum Hooke, yang merupakan fungsi dari modulus Elastisitas (E) dan modulus Geser (G). Ketepatan analisa suatu struktur akan sangat tergantung pada asumsi yang dipakai untuk menentukan nilai modulus Elastisitas dan modulus Gesernya. Dalam Teknik Sipil dikenal istilah beban kritis (Pcr) yang merupakan batas maksimum beban yang dapat ditahan oleh struktur sebelum atau pada saat struktur tersebut mengalami keruntuhan (failure). Perubahan dimensi dari struktur berarti akan merubah volumenya dan berpengaruh pada nilai beban kritis (Pcr). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kenaikan koefisien beban kritis uniaksial dan koefisien tegangan kritis yang menyebabkan terjadinya keruntuhan pada elemen kubus seiring dengan perubahan dimensi yang menyebabkan terjadinya perubahan volume pada elemen kubus dengan batasan material linier elastis, isotropik dan homogen. Analisa keruntuhan didekatkan kepada perilaku kekakuan elemen kubus dalam menahan gaya uniaksial."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Togar PT
"Salah satu bagian dari perencanaan struktur sebuah gedung adalah perencanaan struktur pondasi. Sesuai dengan kondisi tanah yang ada di Indonesia khususnya daerah Jakarta dan sekitarnya, umumnya digunakan pondasi tiang. Jenis pondasinya sendiri ditentukan berdasarkan keadaan tanah dan kondisi di sekitar. Dalam perencananaan, apabila kriteria-kriteria desain berdasarkan keadaan tanah dipenuhi oleh semua pilihanjenis pondasi tiang, sering ditemui kesulitan dalam menentukan jenis pilihan pondasi yang dianggap tepat. Selain faktor biaya ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menetukan pilihan. Seperti halnya penggunaan teknologi, metoda pelaksanaan, kemungkinan implementasi, dan waktu pelaksanaan. Salah satu metoda yang dapat digunakan dalam menetukan pilihan tersebut adalah metoda value engineering. Metoda ini menggunakan standarr job plan (rencana kerja) value engineering (VE) Lawrence D. Miles. Pada metoda ini dibuat tabel perbandingan altematif pilihan yang telah diberi bobot berdasarkan kriteria-kriteria yang yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian altematif pilihan yang terbaik adalah alternatif yang memiliki urutan/rangking teratas. Adapunjob plan VE tersebut berturut-turut adalah tahap informasi, tahap kreatif, tahap penilaian, tahap pengembangan, dan yang terakhir tahap presentasi/rekomendasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
Nilai daya dukung hasil loading test perlu diketahui untuk analisis terhadap konstruksi yang akan dibangun sebagai pengecekan ataupun pendimensian ulang sebelum konstruksi dilaksanakan. Metode yang paling banyak dipakai dan hasilnya paling banyak diakui untuk menentukan daya dukung ultimit pada pondasi tiang adalah dengan melakukan tes pembebanan tiang (pile loading test), dimana tiang yang akan ditest di lapangan akan dibebani sebesar 2 kali beban rencana atau hingga runtuh.
Data hasil loading test tersebut selanjutnya dapat dianalisa nilai daya dukungnya. Daya dulomg ultimi Qu dapat dicari dengan bantuan program aplikasi sehingga hasil analisanya dapat dihitung dengan cepat dan efisien.
Dalam tugas akhir ini penulis membuat suatu program aplikasi yang dapat mengolah data loading test sehingga nantinya dapat rnenganalisa nilai daya dukung ultimit dengan 6 metode, yaitu Metode Gans Singgung, Metode Chin Fung Kee, Metode Davisson, Metode Van der Veen, Metode Semilogaritmik, dan Metode Log P - Log S. Dari keonam metode tersebut selanjumya akan dianalisis metode mana yang dapat mewakili keseluruhan data dan dapat dipakai dalam pelaksanaannya.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>