Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124596 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bondhan Rakasiwi
"Perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan sekarang menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan atau Work In Process (WIP) di lini produksi dan waktu proses (lead time). Pendekatan yang digunakan dalam melakukan minimisasi WIP dan lead time adalah dengan menggunakan sistem kanban. Kanban yang digunakan adalah kanban tarik dan kanban perintah produksi. Kanban tarik digunakan untuk pengambilan bahan baku, kemasan primer, dan kemasan sekunder. Sedangkan kanban perintah produksi digunakan untuk perintah produksi pada tiap tahapan proses produksi sampai ke pengemasan produk. Secara garis besar sistem kanban yang diusulkan mempunyai aliran informasi produksi yang berjalan dari gudang bahan jadi, pengemasan, proses, gudang bahan baku. Ini mengubah sistem perintah produksi yang lama yaitu push system menjadi pull system.

Production planning and controlling was used now caused the dump of materials in production line and long process time. The purpose of this examination is to reduces inventories or Work In Process (WIP) on production line and process time (lead time). Approximation was used to get the minimum inventories and process time is with kanban system. Kanban which used consist of pull kanban and production order kanban. The pull kanban is used to derivation raw materials, primer packaging, and secunder packaging. Even though the production order kanban is used to give the production commands on each work stations in production line up to packaging. Kanban system which is inquired have flow of production information is used from finished goods storage, packaging, process, to raw material warehouse. This is changes the old production order system, from push system become pull system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52037
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryono
"Industri farmasi adalah induslri yang berbasis pada regulasi, semakin berkembangnya teknologi teknik pengobatan dan proses manufaktur rnenuntut adanya perbaikan standar regulasi yang harus dipenuhi oleh setiap industri farmasi, karena setiap negara memiliki standard acuan yang berbeda-beda maka pengenalan standard intemasional sangat dibutuhkan. Sistem HVAC merupakan prasarana yang sangat vital dalam proses pembuatan obat dirnana dibuluhkan bukan hanya sebagai sarana kenyamanan operator melainkan juga sebagai sarana untuk menghindari kontarninasi produk serta sebagai sarana pengaman operator selama proses produksi. Perancangan layout dan jenis sistem distribusi udara pada sistem HVAC perlu diperhitungkan secara matang agar didapat kondisi udara ruangan yang diinginkan tampa harus mengeluarkan beaya yang terlalu besar serta meminimalkan beaya operasional. Setiap jenis peralatan, material dan desain memiliki kelebihan aan kekurangan masing-rnasing, maka pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan. Penentuan sistem kontrol temperatur dan kelembaban Serta perhitungan beban pendinginan didasarkan pada estimasi kondisi aktual selama proses produksi sehingga tidak terjadi over desain tanpa harus mengorbankan pemenuhan spesiiikasi yang diinginkan. Setian perancangan pasti akan ada penyimpangan, analisa dari setiap penyimpangan tersebut perlu dianalisa secara mendalam sehingga pada perancangan berikutnya dapat diminimalkan penyimpangannya. Agar dapat memberikan jaminan kualitas/performa sistem yang dirancang perlu dilakukan kualilikasi baik tcrhadap instalasi maupun operasionalnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djemi
"Industri farmasi merupakan salah satu industri yang memiliki banyak aturan yang ketat. Oleh sebab itu, proses pemeliharaan mesin-mesin dan fasilitas menjadi salah satu perhatian utama manajemen perusahaan. Saat ini, belum banyak penelitian yang dikhususkan untuk menilai kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi. Melalui penelitian ini, penulis berusaha mencari, mengelompokkan, dan membobotkan kriteria utama dan subkriteria dalam penilaian kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah para manajer pemeliharaan di beberapa perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia. Untuk melakukan pembobotan pada kriteria utama dan subkriteria digunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Hasil akhir dari penelitian ini adalah model hirarki keputusan untuk penilaian kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi yang berupa kriteria utama dan subkriteria penilaian beserta bobotnya. Untuk memperjelas penggunaan model hirarki keputusan tersebut, diberikan contoh model hipotesis berikut analisis sensitivitasnya.

Pharmaceutical industry is one of some high-regulated industries. that is why the maintenance of machines and facilities becomes highly concerned by the company management. today, there are only few researches on performance measurement of maintenance management in pharmaceutical industry. in this research, the writer search, classify and weight the criteria and sub criteria for measuring performance of maintenance management in pharmaceutical industry. respondents of this research are managers of soma pharmaceutical companies operating in indonesia. In order to weight the criteria and sub criteria, analytic hierarchy process (ahp) is used.
The result of this research is a model of decision hierarchy for performance measurement of maintenance management in pharmaceutical industry, containing criteria and sub criteria with their weights. the implementation of the model is illustrated by an example of hypothesis model and its sensitivity nalysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujo Raharjo
"Kamban adalah suatu alat kontrol penting untuk produksi just in time. Proses berikut hanya mengambil atau menarik barang yang diperlukan dari proses sebelumnya. Proses sebelumnya hanya memproduksi sejumlah barang yang telah diambil oleh proses berikut. Fungsi dari kamban yaitu sebagai alat informasi instruksi untuk produksi dan transportasi, alat visual control dengan harapan mencegah kelebihan produksi dan mendeteksi elastisitas waktu proses (normal/ abnormal). Metode pengambilan data yaitu studi kasus di lini SA--l PT Kayaba Indonesia, khusus 10 model dari 6-1 model yaug ada. Pemhatasan ini dilakukan karena rata-rata pembuatan 10 model tersebut memenuhi batas minimum J 00 pcs perhari, sedangkan 54 model dikerjakan dengan sistem tablet karena tidak memenuhi kriteria tersebut. Tujuan yang diharapkan dari implementasi ini adalah meningkatkan ontime produksi menjadi di atas 70% dan meningkatkan achievement rate menjadi 80%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Hidayat
"Sistem produksi memegang peranan yang vital pada perusahaan manufaktur. Penerapan sistem produksi yang tidak sesuai dapat menurunkan kinerja perusahaan terutama dengan persaingan dengan perusahaan lain. Dalam hal ini, PT X selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya melalui peningkatan efisiensi dan efektifitas produksi. PT X sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di industri alat pengukuran ingin menerapkan sistem yang dapat membantu mengurangi persediaan yang menumpuk yang ada di perusahaan. Dengan produk meteran listrik yang bervariasi- PT X berusaha mengurangi persediaan barang yang menunggu diproses melalui sistem Jusi-ln-Time menggunakan kanban. Sistem kanban yang digunakan adalah kanban penarikan dan kanban perintah produksi. Kemudian akan dihitungjumlah kartu kanban yang diperlukan, ditentukan desainnya dan dibuatkan pergerakannya di dalam lini produksi dan perakitan. Adapun sistem ini akan dibandingkan dengan sistem yang dilakukan saat ini dengan bantuan software pemodelan. Keluaran yang diharapkan adalah persediaan barang yang menunggu diproses sebagai faktor yang ingin diminimalisasi. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, sistem produksi menggunakan kanban menghasilkan jumlah barang yang menunggu diproses (WIP) lebih sedikit dengan penurunan 36% dari kapasitas akhir. Sedangkan kapasitas secara maksimum, pengurangannya sebesar 75%.

Production system holds vital role in manufacturing environment. The improper application of production system could decrease company's competitive forces with others. In this case. PT X always strives to improve their final product by the improvement in production efficiency and effectiveness. PT X as one of the manufacturer in metering system is looking for the appropriate system that reduces the waiting inventory in their production line. With variances in electrical metering product, PT X tries to reduce the waiting work-in-process by Just-In-Time system using kanban. The use of kanban system is withdrawal kanban and production-ordering kanban. Then the number of kanban which needed is counted, the design is created, and the (low is generated in production and assembly line. Then this system is compared to the established system by the help of modeling software. The expected output is the work-in-process as the minimize factor. Based on the simulation, kanban production system decreases work-in-process by 36% in final capacity. In maximum capacity, it decreases by 75%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panuntun, Aulia Bagus
"Persaingan usaha di bidang industri otomotif di Indonesia semakin ketat. Agar tetap bertahan dalam situasi saat ini setiap perusahaan di tuntut untuk menciptakan strategi - strategi baru untuk menghasilkan sistem produksi yang efisien dan efektif. Salah satu cara untuk menciptakan efisiensi adalah dengan menekan biaya inventory. Sistem pengadaan order komponen pada perusahaan komponen mobil saat ini menggunakan sistem order dengan penjadwalan, system ini akan berjalan dengan baik apabila kegiatan produksi berjalan sesuai dengan rencana produksi. Untuk menggatikan sistem penjadwalan ini maka di rancangalah suatu sistem yang di namakan kanban barcode.

In tigher competitive in automotive industry in Indonesia, all of manufacture must have a system to survive with this business climate. The system is made to make efficient and effective production system. One way to make efficient and effective production system is reduce cost of inventory. Today, parts order system in automotive component industry was used order system with delivery schedule. This system have advantage if the production activity is harmoniously with the production planning schedule. Suppliers of Electronic Kanban System Design on Production line in automotive Component Industry is made to replace the old system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2008
S52131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pungkas Raharjo
"PT X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengemasan fleksibel dirnana sistem keljanya menggunakan sistem job order (pesanan) Produk yang dihasilkan adalah produk kemasan Noodles, Jamu, Agar-agar dan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah bahan balcu lokal dan bahan baku impor (resin)- Bahan baku lokal terdirl dari berbagai jenis film (plastik), paper, tinta, solvent dan bahan baku lolcal kecil seperti tape, double tape, kain lap, sarung tangan dan Iain-lain.
Dalam menyusun skripsi ini penulls melakukan kegiatan pengamatan sistem suplai material dani pemasok ke gudang bahan baku. Kegiatan ini meliputi pengamatan langsnng proses penerimaan bahan di gudang bahan baku, proses pengiriman bahan dari gudang bahan baku ke lini produksi, penyimpanan bahan di glldang bahan baku, sarana dan prasarana yang `mendukLmg, proses administrasi penerimaan dan pengiriman bahan serta kegiatan di lini produksi. Masalahnya dibaiasi hmya umuk bahan baku lokal.
Proses penglriman material dilakukan dari Pemasok ke Gudang Bahan Baku PT X. Di tempat ini bahan baku tersebut diturnpuk sementara untuk pengambilan berikutnya dengan menggunakan sistem LIFO (Last in First Out) dan ke lini produksi yang membutuhkarmya. Kegatan arus material yang terjadi saat ini banyak kelemahannya seperti pemborosan dalam hal waktu kerja, banyaknya bahan yang terbuang akibat rnengalami kerusakan dalam produksi, tempat penyimpanan, biaya penyimpanan akibat barang banyak yang rusak, dan sering tezjadinya kesalahan perhitungan jumlah bahan yang ada di gudang bahan baku tersebut.
Usaha yang dilakukan untuk mengumngi kelemahan-kelemahan itu adalah membuat suatu rancangan sistem kanban pemasok dengan pendekatan just in time Rancanan ini meliputi rancangan sistem kanban dengan menggunakan kanban pemasok dan sarana-sarana yang mendukungnya seperti palet, rak penyimpanan, dan kelancaran arus infomrasi antar karyawan dan antara PT X dengan pihak pemasok dan alat transportasi yang memadai. Hasil yang diharapkan adalah menyediakan bahan pada Saat yang tepat ketika dibutuhlcan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan balk untuk bahan 1ol"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrias Yohanson
"Persaingan dalam menghadapi ora globalisasi semakin terasa dengan semakin tumbuh dan berkembangnya produk-produk baru. Hal ini mendukung para produsen untuk saling meningkatkan kinerjanya untuk persiapan menghadapi era persaingan bebas yang beberapa tahun Iagi akan berlaku. Efesiensi dan Efektifitas momogang peranan penting karena kemenangan bukan lagi diraih kepada kekuatan yang besar melainkan kepada kinerja yang baik dan tems meningkat. Porbaikan socara berkesinambungan ini yang hams dilakukan secara terus menerus agar mencapai pada taraf kesempurnaan.
Makin tajamnya persaingan satu industri, khususnya di bidang automotif, menyebabkan PT. Toyota-Astra Motor harus berupaya mencari terobosan-terobosan secara lebih baik dalam memproduksi barang dengan tingkat kualitas tinggi serta harga bersaing untuk menghadapi lonjakan permintaan yang besar tersebut maka persiapan dan pemecahan masalah harus dilakukan, terlebih lagi sumber daya yang dimiliki sangat torbatas.
Sistom Produksi Toyota yang telah merealisasikan Just In Time dengan alat bantu Kanban, telah berhasil dalam menghadapi era persaingan. Agar sistem ini terus berjalan dan dapat terus menghadapi permintaan dan persaingan maka harus terus dilakukan prinsip yang dikenal sebagai Continuous Improvement atau dalam bahasa Jepang dikenal sebagai Kaizen. Prinsip ini mengharuskan terus dilakukan perubahan demi mencapai tingkat produksi yang lebih efesien dan Iebih efektif.
Cycle Issue merupakan sistem pemesanan yang terdapat dalam Sistem Produksi Toyota. Dampak dari Cycle Issue ini adalah kedatangan pihak pemasok untuk mengirim kan barang sesuai dengan kebutuhan yang ditandai dengan banyaknya jumlah kanban, sehingga barang yang diterima tepat waktu dan tepat jumlah. Masalah yang timbul adalah keterbatasan sumber daya tempat untuk menyesuaikan dengan tingkat produksi yang terus meningkat. Untuk itu pelu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai standar yang berlaku bagi Cycle Issue ini.
Dalam penelitian sebelumnya telah diuraikan berbagai metode yang dapat mengindikasikan ketersediaan sumber daya yang ada dengan tingkat permintaan dan kemampuan pemasok untuk itu perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut mongenai jumlah ketersediaan sumber daya tempat yang masih bisa dipergunakan di area produksi PT. Toyota Astra Motor.
Penelitian ini membutuhkan keterampilan dan kemampuan dalam bidang simulasi yang akan mengukur kinerja sistem dan tempat yang masih tersedia Cycle Issue sebagai pemicu jumlah pasokan yang harus ditampung oleh area penerimaan harus diuji terlebih dahulu sebelum diberlakukan untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang ada. Pengujian ini berdasarkan data real yang terdapat dilapangan dan hasil yang diperoleh dapat dipergunakan bagi kedua belah pihak yaitu pemasok maupun pihak PT. Toyota Astra Motor sendiri, sebagai dasar pertimbangan penyesuaian keadaan apabila terjadi kenaikan tingkat produksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renada Sheila Noor
"Penjahit merupakan pekerjaan yang memiliki peran mendesak dalam industri fashion. Nyatanya, industri fashion saat ini berkembang sebagai akibat dari modernitas, terutama di Indonesia.  Dengan adanya tren pembelanjaan online, permintaan pasar mengenai fashion meningkat secara signifikan. Dampak akan peningkatan pembelanjaan Online membuat pertokoan online berlomba-lomba untuk memberikan kualitas produk yang terbaik. Oleh karena itu, peran penjahit sangat mendesak dalam industri fashion, khususnya dalam kalangan online shop. Alhasil, jam kerja penjahit meningkat secara pesat. Tingginya intensitas pekerjaan dalam rangka produksi stok oleh penjahit memicu para penjahit untuk mengalami Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). Berdasarkan insiden WMSDs, peneliti menganalisis pekerjaan penjahit dengan metode Human Centered Design untuk mengevaluasi postur tubuh para penjahit. Hasil akhir berupa perancangan stasiun kerja yang ditujukan untuk para penjahit pada proses kerja membuat pola, menggunting pola, dan menjahit. Penelitian ini menunjukkan adanya  penurunan skor kesakitan tubuh yang membuktikan bahwa ketiga perancangan stasiun kerja dapat menurunkan risiko Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs)

Tailor is a job that has an urgent role in the fashion industry. In fact, the fashion industry is currently developing as a result of modernity, especially in Indonesia. With the trend of online shopping, market demand for fashion has increased significantly. The impact of increasing online shopping makes online shops compete to provide the best quality products. Therefore, the role of tailors is very urgent in the fashion industry, especially among online shops. As a result, the working hours of tailors increased rapidly. The high intensity of work in the context of stock production by tailors triggers tailors to experience Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). Based on the WMSDs incident, researchers analyzed the work of tailors using the Human Centered Design method to evaluate the tailor's body posture. The final result indicates work station design aimed for tailors in the work process of making patterns, cutting patterns, and sewing. This study shows a decrease in body pain scores which proves that the three work station designs can reduce the risk of Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Suzy Farida S
"ABSTRAK
Pemenuhan order customer pada industri manufaktur ditentukan oleh ketepatan penyelesaian order produksi. Order produksi mengalami keterlambatan karena keterlambatan kedatangan material kanban. Terlambatnya kedatangan material kanban disebabkan oleh keterlambatan replenishment kartu kanban dan lamanya monitoring terkait material kanban. Data material kanban yang tidak real time juga mengakibatkan manajemen puncak tidak bisa memberikan keputusan yang real time. Saat ini pengelolaan material kanban masih bersifat manual, belum terintegrasi dengan ERP. Penelitian mengusulkan perubahan proses untuk mempercepat aliran informasi di area produksi dan warehouse dengan cara mengintegrasikan kanban supplier dengan ERP. Perubahan proses ini membutuhkan metodologi rekayasa ulang proses bisnis melalui metode Business Process Reengineering (BPR). Penelitian ini memetakan aliran informasi proses produksi kondisi saat ini menggunakan flowchart dan IDEF0. Kondisi saat ini di area produksi dan warehouse meliputi enam sub-process yaitu production planning, BPA master, requisition, issuing dan supplier performance reporting. To-be yang diusulkan meliputi eliminasi aktivitas berulang, eliminasi aktivitas mengunggah dan mengunduh, mengintegrasikan database ERP dengan kanban dan dashboard untuk supplier performance reporting. Usulan perbaikan dapat mengurangi waktu proses aliran informasi selama 136.24 jam dari 198.8 jam yaitu 69% dari waktu proses pada proses saat ini.

ABSTRACT
Fulfillment of customer orders in the manufacturing industry is determined by the accuracy of completion of production orders. Order production has been delayed due to late arrival of materials kanban. Delayed arrival kanban material caused by delays card kanban replenishment and kanban material related monitoring duration. Data kanban material that is not real time also resulted in top management can not provide real-time decisions. Currently kanban material management is still manual, yet integrated with ERP. Research proposed to change the process to speed up the flow of information in the area of production and warehouse by integrating with ERP supplier kanban. This process changes require business process reengineering methodology through methods Business Process Reengineering (BPR) is mapped. Research production process information flow current conditions using the flowchart and IDEF0. Current conditions in the production area and warehouse covering six sub process ie production planning, master BPA, requisition, issuing and reporting supplier performance.To-be proposed include the elimination of repetitive activities, elimination upload and download activity, integrating the ERP database with kanban and dashboard for supplier performance reporting. Proposed improvements can reduce processing time information flow for 136.24 hours of 198.8 hours being 69% of the processing time in the current process.
"
2016
T46239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>