Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142581 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuankotta, Jamaluddin
"Rumah sakit merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Namun, tak sedikit keluhan selama ini diarahkan pada kualitas pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah, terutama rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Di antara berbagai unit yang ada di rumah sakit adalah laboratorium yang merupakan unit paling vital bagi rumah sakit dan merupakan prioritas bagi program peningkatan kualitas. Sebagai usaha untuk mencapai peningkatan kualitas, diperlukan suatu studi mengenai biaya kualitas (quality cost).
Tujuan penulisan ini adalah menghitung berbagai parameter biaya untuk menilai kualitas indikator sebuah rumah sakit. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengalokasikan biaya kualitas adalah Activity Based Costing (ABC) dengan Metode ABC ini dapat digunakan untuk memudahkan identifikasi biaya kualitas.
Penelitian ini mengambil tempat di RSUD Cibinong yang merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Kabupaten Bogor. Penghitungan biaya kualitas ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi peningkatan suatu pelayanan rumah sakit.

Hospitals are one of spearheads for developing people health. However, there are many complains addressed against the hospital service quality which is still poor, especially for regional or state hospitals. Laboratory is one of the vital units and a becomes hospital priority for quality improvement program. As an effort to reach better quality, a certain study about quality cost is needed.
The main purpose of the study is to see calculate many cost parameters to analyze the quality of a hospital laboratory. The method used to identify, measure, and allocate the quality cost is Activity Based Costing (ABC). The ABC Method can be used to identify the many quality costs.
This research is in Cibinong Regional Public Hospital which is one of the biggest hospitals in Bogor County. This quality cost calculation became only a first information to improve hospital quality service.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51738
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roberta Fifin Amandaningrum
"Persaingan di industri kesehatan, pertumbuhan pelayanan Endoskopi dan rendahnya tarif BPJS dibandingkan dengan tarif rumah sakit, mendorong Rumah Sakit XYZ untuk mengevaluasi perhitungan biaya pelayanannya secara lebih
mendalam. Manajemen kendali mutu dan kendali biaya merupakan kunci sukses dalam menerapkan strategi pelayanan kesehatan berbasis nilai (Value-based healthcare). Time-Driven Activity Based Costing (TDABC) adalah metode
akuntansi biaya yang memberikan perkiraan biaya secara lebih akurat dibandingkan dengan metode biaya tradisional. TDABC menunjukkan kapasitas tidak terpakai (unused capacity) dari sumber daya yang dimiliki sehingga membantu pengelolaan sumber daya agar lebih efisien dan efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bagaimana penerapan metode TDABC di unit Endoskopi Rumah Sakit XYZ melalui pemahaman tentang berbagai kelompok sumber daya (resource group) yang digunakan dalam proses pelayanan dan bagaimana melakukan alokasi biaya tidak langsung (indirect cost) dengan menggunakan waktu sebagai pemicu biaya utama (cost driver) sehingga dapat diketahui unused capacity dan disusun capacity-based income statement. Jenis penelitian ini adalah studi kasus deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui analisa biaya dan profitabilitas di unit Endoskopi. Pengumpulan data berdasarkan data Rumah Sakit XYZ periode Januari-Desember 2017 serta hasil wawancara dan observasi langsung yang
dilakukan pada Oktober dan November 2018. Hasil studi kasus ini menyimpulkan bahwa dengan metode TDABC, biaya dan profitabilitas setiap jenis tindakan Endoskopi dianalisa secara lebih rinci dan akurat dimana indirect cost dialokasikan sesuai dengan sumber daya aktual yang digunakan sehingga dapat diketahui unused capacity dari setiap resource group. Melalui capacity-based income statement yang disusun, tingkat efisiensi menjadi lebih jelas dan terukur. Peninjauan kembali secara periodik terkait manajemen biaya dan tarif rumah sakit perlu dilakukan agar tetap selaras dengan perubahan lingkungan bisnis Rumah Sakit XYZ.

Competition in the healthcare industry, the growth of endoscopy procedures and the low rate of BPJS for endoscopy compared with the regular tariff, prompted XYZ
Hospital to evaluate the cost of its services. Management of quality and cost control are key to success in applying Value-based healthcare strategy. Time-Driven Activity Based Costing (TDABC) is a cost accounting method that can provide more accurate cost estimation than traditional costing method. TDABC can reveal the unused capacity of its resources that help hospital resource management runs
efficiently and effectively. The purpose of this case study is to demonstrate how TDABC method is applied in Endoscopy unit of XYZ Hospital by understanding the various resource groups used in the service processes and the indirect cost allocation using time as the main cost driver so that unused capacity can be identified, and capacity-based income statement can be prepared. This is a
descriptive case study with qualitative and quantitative approaches through cost and profitability analysis in the Endoscopy unit. Data collection based on XYZ Hospital database from January to December 2017 and the results of interviews and a direct observation conducted in October and November 2018. The result of this case study concludes that through TDABC, the cost and the profitability of
endoscopy procedures can be analyzed in more detail and accurate where indirect costs are allocated according to the actual usage of resources, therefore the unused capacity can be identified for each resource group. Through the capacity-based income statement, the efficiency level can be clearly defined and more measurable. Periodically, a review of the company's cost management and tariff is needed in order to stay in line with the company's business and environments.
"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Noviyanti
"Sistem pembayaran INA-CBG’s merupakan pembayaran berdasarkan tarif
pengelompokkan diagnosis yang mempunyai kedekatan secara klinis dan
homogenitas sumber daya yang dipergunakan. Rumah sakit akan mendapat
pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh suatu kelompok
diagnosis. Sistem ini telah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran penghitungan tarif pelayanan hemodialisis dengan mentode
Activity Based Costing. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada layanan tindakan
hemodialisis terdapat selisih antara rata-rata biaya satuan dengan Menggunakan
metode Activity Based Costing pada mesin Nipro maupun mesin Fresenius. Biaya
dengan metode tersebut diketahui lebih rendah bila dibandingkan dengan tarif HD
BPJS maupun tarif RS. Hal itu menunjukkan dengan Menggunakan metode Activity
Based Costing memberikan keuntungan bagi rumah sakit.

The INA-CBG payment system is a paymend basd on the rate of grouping diagnoses
that have clinical closeness and homogeneity of the resources used. Hospitals will be
paid based on the average cost spent by a diagnostic group. This system has been
implemented by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in order to
improve service quality. This study aims to determine the description of the
calculation of hemodialysis service rates using the Activity Based Costing method.
The research is a quantitative research with a descriptive design. The results of this
study indicate that in the hemodialysis service there is a difference between the
average unit cost using the Activity Based Costing method on the Nipro machine and
the Fresenius machine. Costs with this methods are known to be lower when
compared to HD BPJS rates and hospital rates. This shows that using the Activity
Based Costing method provides a advantage for the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Putradinata
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan. Penggunaan metode ABC, untuk mendapatkan besaran perhitungan biaya kualitas yang lebih akurat. Perhitungan biaya kualitas di PT. X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas perusahaan yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan yang terjadi di PT. X pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode Januari 2005-Maret 2006 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas di PT X berada dalam bentuk biaya kegagalan yaitu sebesar 80%, diikuti biaya pencegahan sebesar 15%, sedangkan kategori biaya penilaian memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 5% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Usulan dari hasil analisis biaya kualitas dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut.

Measuring and analyzing the cost of quality is the first step in quality management program. Cost of quality consists of all cost associated to quality control activities, quality system planning, prevention and covering poor product quality characteristic. Cost of quality can be used as information to identify major opportunities for product and process quality improvement. By measuring that cost of quality, company also knows potential expenses which can be saved, and finally higher profit margin can be reached. The ABC method is use to define the better COQ calculation. The first step of measuring the cost of quality in PT X is identify all production and supporting activities that related to cost of quality elements. The cost of quality for any period is the sum of prevention cost, appraisal cost and failure cost which PT. X spend at that period. The result of the cost of quality calculation for January 2005 until Maret 2006 showed that the highest percentage, about 80%, is failure cost, then about 15% due to prevention cost, finally the lowest percentage about 5% of cost of quality is appraisal cost. Chance to reduce the cost of quality is at failure cost category. Based on COQ analyze, response proposed to reduce that failure cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romad Anjar Sukrawan
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan langkah awal pada total quality management. Perhitungan biaya kualitas mencakup akumulasi dari biaya conformance dan biaya non-conformance, dimana biaya conformance merupakan biaya yang keluar untuk mencegah terjadinya kualitas yang buruk dan biaya nonconformance merupakan biaya dari kualitas yang buruk yang disebabkan karena kegagalan produk. Analisis biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal diperlukan atau tidaknya improvement.
Metode ABC digunakan untuk membantu penghitungan biaya kualitas yang lebih efektif. Perhitungan biaya kualitas pada PT. X melibatkan biaya-biaya yang terjadi pada rentang Bulan April 2007 hingga Februari 2008, yang mencakup biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya kegagalan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari biaya kualitas merupakan biaya kegagalan, dengan kondisi biaya kualitas terhadap penjualan rata-rata sebesar 14%.

Measuring and analyzing the cost of quality is the first step in total quality management. Measuring the cost of quality is consist a sum of conformance plus non-conformance costs, where cost of conformance is the price paid for prevention of poor and cost of non-conformance is the cost of poor quality caused by product. Cost of quality analysis can be used as a initial information to knows whether improvement is necessary to do or not.
The ABC methode is use to helps defining quality costs more effectively. The cost of quality calculation in PT. X incurred cost in April 2007 until Februari 2008, consist of prevention cost, appraisal cost, and failure cost. The result of the cost of quality showed that more than 50% cost of quality are failure cost, with the average condition of the cost of quality toward selling is about 14%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2008
S50281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairiyah
"Skripsi ini membahas penelusuran aktivitas yang berkaitan dengan biaya kualitas pada suatu perusahaan jasa di bidang telekomunikasi. Hasil penelitian ini adalah diketahuinya besar biaya kualitas dan pembebanannya kepada tiap jasa yang dihasilkan serta rekomendasi perbaikan untuk dilakukan perusahaaan. Pengukuran biaya kualitas merupakan langkah awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas adalah seluruh biaya yang dikeluarkan karena ketidakmampuan suatu produk atau jasa memberikan kualitas yang baik. Metode ABC dalam analisis biaya kualitas digunakan untuk mengetahui proporsi biaya kualitas yang dihabiskan untuk tiap produk ataupun jasa yang dihasilkan. Dari penelitian diketahui biaya kualitas di perusahaan sudah mendekati titik optimal, namun belum optimal pada pemanfaatannya.

This thesis discusses activities related to the cost of quality in a service company engaged in telecommunication. The expected outcome of this thesis is to know the cost of quality and make recomendations for improvements to the company. Analysis of quality cost is the first step in quality management programs. The quality cost is defined as all costs incurred due to the inability of product or service provides good quality. ABC method in the quality costs analysis is intended to determine the proportion spent on quality costs for each services produced. The research shows that quality costs is near to the optimum point. However, the utilization is not optimum yet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1021
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Nur Islami
"Analisis biaya dilakukan untuk memudahkan perhitungan tarif karena adanya aktivitas
sterilisasi di Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD) yang menimbulkan biaya. Rumah Sakit
Universitas Indonesia (RSUI) merupakan rumah sakit baru yang memerlukan penentuan
tarif sterilisasi alat-alat kesehatan, sehingga perlu dilakukannya analisis biaya di CSSD
berdasarkan aktivitas-aktivitas sterilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
biaya sterilisasi di CSSD RSUI pada tahun 2019 dengan menggunakan metode Activity-
Based Costing (ABC). Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan
mengumpulkan data sekunder yaitu laporan keuangan yang berkaitan dengan aktivitas
sterilisasi di CSSD RSUI dari bulan Januari hingga Desember 2019 berdasarkan biaya
langsung dan tidak langsung, serta data primer dengan melakukan wawancara mengenai
alur kegiatan dan aktivitas sterilisasi dengan staf CSSD RSUI. Populasi dari penelitian
ini adalah seluruh aktivitas sterilisasi yang menimbulkan biaya di CSSD dan sampelnya
adalah aktivitas sterilisasi alat-alat kesehatan yang dapat dipakai kembali dengan
menggunakan otoklaf suhu tinggi atau suhu rendah. Output dalam penelitian ini adalah
total cost dan unit cost per mesin. Hasil penelitian diperoleh total cost berdasarkan
aktivitas biaya langsung dan biaya tidak langsung sebesar Rp3.446.452.193, sedangkan
unit cost per mesin sterilisasi sebesar Rp3.411.947; Rp860.827; Rp6.283.597 dan
Rp5.526.039 berturut-turut untuk mesin otoklaf besar suhu tinggi, otoklaf kecil suhu
tinggi, otoklaf Etilen oksida dan otoklaf Formaldehid. Unit cost per mesin dapat
digunakan untuk merekomendasikan tarif sterilisasi untuk setiap alat-alat kesehatan
berdasarkan mesin sterilisasi yang digunakan

Cost analysis is carried out to provide the calculation of tariff due to the sterilization activity at the Central Sterile Supply Department (CSSD) which incurs costs. Universitas Indonesia Hospital (RSUI) is a new hospital which requires the determination of sterilization tariff for medical devices, therefore it is necessary to do a cost analysis in
CSSD based on sterilization activities. This study aimed to analyze the cost of sterilization at CSSD RSUI in 2019 using the Activity-Based Costing (ABC) method. This study used a cross-sectional design by collecting secondary data, specifically financial reports related to sterilization activities at CSSD RSUI from January to December 2019 based on direct and indirect costs, and primary data by conducting interviews about the flow of activities and sterilization activities with CSSD staff. The population of this study was all
sterilization activities that incur costs in CSSD and the samples were the sterilization activities of reusable medical devices using high or low temperature autoclaves. The output in this study is the total cost and unit cost per machine. The total cost based on direct and indirect cost activities was Rp3.446.452.193 while the unit cost per machines were Rp3.411.947; Rp860.827; Rp6.283.597 and Rp5.526.039 respectively for large high temperature autoclave, small high temperature autoclave, Ethylene oxide autoclave and Formaldehyde autoclave. The unit cost per machine can then be used to recommend the sterilization tariff for medical devices based on the sterilization machine used"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Anom Ratmaya
"Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pembiayaan kamar operasi dan tingkat pemulihan biaya dari hasil kamar operasi untuk tiap jenis operasi di Rumah Sakit Umum Puri Raharja berdasarkan activity based costing. Studi ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan kwantitatif.
Hasil perhitungan dengan menggunakan ABC system terhadap 54 jenis pembedahan di Rumah Saakit Umum Puri Raharja diperoleh nilai perhitungan tertinggi pada jenis operasi Extended Pyelolithomy dengan nilai Rp 581,190.- sedangkan nilai perhitungan terendah pada jenis tindakan EKEK+IOL sebesar Rp 298,726.- dan nilai rata-rata penghitungan berdasrkan jenis operasi adalah sebesar Rp 456,018.-.Hasil perhitungan Activity Based Costing dibandingkan dengan hasil pendapatan didapatkan tingkat pemulihan biaya perjenis tindakan rata rata 286,4% atau hasil pendapatan yang didapatkan dari kamar operasi sudah dapat munutupi biaya opersional kamar operasi berdasarkan jenis operasi.
Disarakan agar dilakukan perhitungan kembali pada beban untuk tenaga kerja, pembaharuan peralatan, dan evaluasi pada beberapa tindakan yang memiliki nilai CRR dibawah 100%, untuk menghasilkan profit untuk pengembangan rumah sakit ke depan.

This research was carried out on the operating room cost and cost recovery level of operating room resulted for each kind of operation at Puri Raharja General Hospital based on activity based costing. This study is in analytic descriptive with qualitative and quantitative approaches.
The research result for 54 kind of surgery based on activity based costing shows highest calculated values obtained on the Extended Pyelolithomy operation with a value of Rp 581.190, while the lowest value calculated on the EKEK+IOL is Rp 298.726. - and the average value calculation based on type of operation is Rp 456.018. -. The result of cost calculation with Activity Based Costing compared with the average revenue is in average 286.4% or the revenue which is gained from operating room can cover the operational cost of operating room based on the kind of the operation.
It is suggested to do the recounting on the burden of the workers, renewal the equipments and evaluation on some activities, which have CRR value fewer than 100%, so that the operating room can function properly and can be revenue centre which results profit to the development of the hospital in the future."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31795
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yuliami
"Tesis ini membahas tentang analisis biaya pada penyelenggaran diklat fungsional calon widyaiswara dengan metode Activity Based Costing. Penelitian ini dilakukan di Lembaga Administrasi Negara yang merupakan lembaga pembina diklat dan jabatan fungsional widyaiswara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Data akan diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menyarankan bahwa dengan metode Activity Based Costing diharapkan perencanaan anggaran bisa lebih terinci, menganggarkan setiap komponen diklat secara proporsional dengan dilandasi perhitungan yang akurat.

The focus of this study is about the cost analysis on the implementation of Training for Candidate Trainer with Activity Based Costing method. This research was conducted at the Institute of Public Administration (Lembaga Administrasi Negara) which is an institution builder training and also trainers. This research is a qualitative descriptive interpretive. The data were collected by observation and deep interview.
The results of this research suggest that the Activity Based Costing method is expected to be more detailed budget planning, budget each component in proportion to the education and training based on an accurate calculation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Frans Agustinus
"Mengukur dan menganalisa biaya kualitas (Cost Of Quality) adalah suatu langkah awal dalam program manajemen kualitas. Sistem COQ adalah batu loncatan dalam peningkatan kepentingan dikarenakan COQ-related activities mengkonsum sebanyak 25% atau lebih dari sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.
Akutansi biaya tradisional, dimana yang menjadi fungsi utamanya adalah penilaian inventori dan penentuan pendapatan untuk laporan finansial eksternal, sehingga tidak dapat melingkupi informasi COQ yang dibutuhkan. Namun, kekurangan-kekurangan ini dapat dengan mudah diatasi dengan activity-based costing (ABC). ABC menggunakan dua langkah prosedur untuk mendapatkan akurasi biaya dari bermacam objek-objek biaya dan melacak sumber dari biaya pada aktivitas dan kemudian melacak biaya dari aktivitas pada objek biaya.
Kegagalan-kegagalan kegiatan pengendalian di PT. X dalam mengurangi kegagalan produk, antara lain adalah kurangnya kegiatan pencegahan dan penilaian dalam mengantisipasi kegagalan produk yang terjadi, dan kegiatan pencegahan yang dilakukan cenderung lebih bersifat mencegah, tidak khusus dilakukan menangani kegagalan utama yakni waste, serta belum dilakukannya pembuatan data lengkap mengenai kegiatan pada biaya kualitas sehingga informasi yang diperoleh kurang lengkap.

Measured and analyze Cost Of Quality (COQ) is a first step in management quality program. Cost Of Quality system is a stepping stone in upgrading priority because cost of quality-related activities consume 25 % or more of using company resources.
Traditional Cost Accounting which is the main goal is inventory assess and income statement for external financial report, so this analyze system cannot covered all of cost of quality information needed. Nevertheless, this lack of information can be easily overcome by using Activity-Based Costing (ABC). ABC has two steps of procedure for gathering cost accuration from many of cost object and tracing sources from cost to activities and then trace activities to cost object.
Restraint activities failures in PT. X can cause defect product, these are minimum prevention and appraisal activities in anticipating defect product that occur, prevention activities was consider only to- prevent, not prior for solving major failure in this matter is waste and bad filling data activities for cost of quality so the information have it is not quite comprehensive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>