Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Fithrasari
"Seiring dengan terus meningkatnya perkembangan teknologi, muncul tuntutan bagi perusahaan telekomunikasi untuk memberikan layanan data lebih efisien dan pada laju data yang lebih tinggi maupun memperkenalkan layanan- layanan baru. Di sinilah GPRS menawarkan solusi bagi tuntutan teknologi seperti yang disebut di atas. Ditambah dengan semakin meluasnya pemanfaatan teknologi GPRS yang memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya, maka perusahaan telekomunikasi memanfaatkan GPRS untuk meningkatkan value added services. Namun, pada perangkat GPRS yang digunakan tidak lepas dari munculnya risiko kegagalan. Untuk menghindari maupun meminimalisir terjadinya risiko tersebut maka perlu dilakukan analisis risiko.
Analisis risiko yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh usulan penanganan risiko kegagalan pada core network perangkat GPRS serta skenario alokasi biaya penanganannya. Dengan menggunakan metode FMEA, diperoleh risiko kritis yang kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan FTA untuk memperoleh basic event sehingga dapat diusulkan tindakan penanganan risikonya. Risiko kritis juga disimulasikan dengan simulasi optimasi OptQuest-Crystal Ball untuk memperoleh alokasi biaya penanganan risiko yang optimal.

Due to increasing of technology development, telecommunication corporate must provide more efficient data services on higher traffic data, and also introduce new services. GPRS can be a solution to achieve that things. Now application of GPRS technology is more developing and give a lot of advantages for user. That's why corporate telecommunication use GPRS to increase their value added services. But, there is potential failure risk on GPRS equipment, so risk analysis need to be done.
Objectives of risk analysis in this research are to get idea of risk treatment action on GPRS equipment and scenario of treatment cost allocation. By using FMEA method, be able to have critical risk which will be further analysed using FTA to have basic event from those critical risk. And also by using OptQuest-Crystal Ball simulation can have optimal treatment cost allocation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52134
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Neni Yanti
"Operasi dan pemeliharaan merupakan dua aktifitas penting dalam kegiatan perusahaan. Bagi perusahaan pembangkit listrik melakukan kedua aktifitas tersebut sangatlah penting karena untuk dapat memberikan suplai listrik yang aman, cukup dan dapat dipercaya bagi konsumen, diperlukan pelaksanaan pemeliharaan serta operasi yang maksimal. PT X merupakan perusahaan penyuplai listrik untuk lokasi Jawa dan Bali.
Terjadinya Kegagalan dalam system pemeliharaan dan operasi menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan yang terganggu dan hilangnya suplai listrik bagi sebagian besar konsumen yang mengakibatkan hilangnya sejumlah keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan analisis risiko kegagalan untuk mengindentifikasi, mengontrol dan meminimalkan dampak dari kegagalan tersebut.

Operation and maintenance are important activities in company. For power plant company, both activities are verry important because to give an save, enough, and trustable electrical supply for the customer, the operation and maintenance must be maximum. PT X is a company that supply electrical for java and bali.
Failure that happens ini operation and maintenance system can cause a safety and health risk and lost electrical supply for the customer that effect company profits. Thats why risk analysis was needed to indentify, control, and to reduce the cost of failure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52008
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aqila Nafisa
"Pemeriksaan kapal bangunan baru tidak lepas dari potensi risiko kecelakaan yang berasal dari kegagalan sistem, faktor manusia atau kondisi lingkungan. Untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko ini secara efektif, pendekatan analisis risiko seperti Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tiga risiko kecelakaan utama berdasarkan analisis prioritas risiko terbesar (RPN) dan akar permasalahan dari setiap risiko menggunakan FTA. Risiko yang diidentifikasi meliputi patah tulang akibat terjatuh saat visual welding check, luka bakar akibat ledakan saat leak test, dan luka bakar akibat ledakan saat tes permesinan. FTA mengungkapkan faktor penyebab seperti ketidakpatuhan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD), kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, dan kekurangan perawatan peralatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi konkret untuk meningkatkan praktik pemeriksaan kapal bangunan baru, serta meminimalkan risiko kecelakaan bagi surveyor dan keselamatan umum.

It is hard to separate the possible danger of accidents resulting from human error, system malfunctions, or environmental factors from the inspection of newly built ships. Risk assessment methods like Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA) are used to efficiently detect and manage these risks. By utilizing FTA to determine each risk's root cause and the highest risk priority (RPN) analysis, this study seeks to identify three primary accident hazards. The dangers that have been discovered include burns from explosions during leak tests, burns from explosions during machining tests, and fractures from falls during visual welding checks. The FTA identified contributing issues such unsafe working conditions, a lack of equipment maintenance, and noncompliance with the usage of personal protective equipment (PPE). It is anticipated that the study's conclusions would offer specific suggestions for enhancing the procedure for examining newly constructed ships and reducing the possibility of mishaps involving surveyors and public safety."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldi Madyatama
"Dalam industri minyak dan gas, pipa dipaksa bekerja 24 jam sehari selama satu tahun, atau bahkan selama beberapa dekade. Karena digunakan untuk mendukung distribusi sejumlah besar minyak, gas, dan air dan bahkan dengan jarak yang sangat jauh, medan yang dilewati oleh jaringan pipa sangat beragam, mulai dari laut, dataran rendah, lembah, dan di tanah, kemudian di operasi akan ditemukan dalam berbagai macam masalah. Sangat penting untuk mendeteksi kegagalan di masa depan dari awal tahun atau di mana pipa baru saja dipasang.
Penelitian ini memfokuskan pada analisis risiko, pipa yang akan dianalisis adalah pipa yang berusia di bawah 2 tahun, dan untuk melihat potensi risiko kegagalan pipa, akan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan penambahan Simulasi Monte Carlo di bagian FMEA (Severity, Occurrence, Detection). Untuk melihat potensi kegagalan dari struktur pipa, itu akan menganalisis kerugian dinding berdasarkan pada ketebalan dinding awal, di mana pipa dinding tidak boleh terdegradasi sebanyak 80% dari total dinding awal. Dengan semua metode ini, memungkinkan semua perusahaan pengguna pipa untuk memantau kegagalan pipa di masa depan, terutama untuk pipa yang baru dipasang.

In the oil and gas industry, pipeline is forced to work 24 hours a day for one year, or even for decades. Because it is used to support the distribution of large amounts of oil, gas, and water and even with very long distances, the terrain passed by pipelines is very diverse, starting from the sea, lowlands, valleys, and in the ground, then in the operation will be found in many kinds of problems. It is really important to detect future failures from early year or where the pipe has just been installed.
This research is focusing on the risk analysis, the pipes to be analyzed are pipes that are under 2 years old, and to see the potential risk of pipe failure, will use the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method with the addition of a Monte Carlo simulation in the Occurence (Severity, Occurrence, Detection) section. To see the potential failure of the pipe structure, it will analyze wall loss based on the initial wall thickness, where the wall pipe should not be degraded as much as 80% of the total initial wall. With all of these methods, it allows all pipe user companies to monitor pipeline failures in the future, especially for newly installed pipes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Pantun Sedayu
"Manajemen risiko merupakan salah satu faktor terpenting dalam manajemen proyek untuk memastikan proyek dapat terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan banyaknya ketidakpastian dalam sebuah proyek yang berasal dari berbagai sumber. Dari sudut pandang kontraktor, ketidakpastian ini tentu sangat merugikan karena akan mempersulit dalam mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Kemampuan perusahaan kontraktor untuk mengestimasi biaya merupakan kunci keberhasilan bagi perusahaan untuk memperoleh laba. Lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada proyek 06049D (L-Project) dengan menggunakan standar PMBOK.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang termasuk kategori tinggi yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek 06049D (L-Project), serta menentukan strategi penanganan risiko dan alokasi biaya untuk menangani risiko tersebut. Analisis alokasi biaya dilakukan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo. Penelitian ini mengidentifikasi delapan risiko yang temasuk kategori tinggi dan strategi penanganannya. Selain itu, dengan menggunakan berbagai asumsi, diperoleh alokasi biaya penanganan risiko yang dapat menjadi pertimbangan untuk PT X.

Risk management is one of the most important factors in project management to ensure that the project will completed well. It is because there are so many uncertainties in a project that come from many causes. From the contractor point of view, the uncertainties inflicted a financial loss because it will caused difficulties in estimating the cost needed to complete a project. The ability of contractor companies to estimate the cost is the key success factor for company to get profit. The research scope is limited to 06049D project (L-Project) using PMBOK standard.
The purpose of this research is to identify and analyze the risk that included high risk category that possibly will occur during perform of 06049D project (L-Project), and determine risk response planning and its cost allocation. Cost allocation analysis is conducted using Monte Carlo Simulation. The Research identifies 8 risks that included high risk category and its response planning. In addition, using various assumptions, this research found the cost allocation that can be consideration for PT X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fahmi Fitri Moh. Noor
"Kegiatan operasional perusahaan, khususnya pembangkit listrik tenaga panas bumi cenderung memiliki risiko yang dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian analisis risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, dan kemudian menyusun strategi untuk mengelola risiko tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan proses identifikasi risiko untuk memperoleh risiko-risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi. Analisis risiko dilakukan untuk mengetahui tingkatan dari masing-masing risiko tersebut. Setelah itu dilakukan simulasi dengan beberapa skenario berdasarkan asumsi dana yang tersedia untuk memperoleh alokasi biaya penanganan risiko yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh.

Operational activity of the company, especially in geothermal powerplant, tends to resulting risks that can bring potential losses for the company. Therefore, it needs to conduct operational risk analysis in order to identify, measure, and prepare risk response planning. This research contains of risk identification process to determine risks that can disrupt the operational activities of geothermal powerplant. Risk analysis has been conducted to determine the level of each risk. Furthermore, simulation using some scenarios based on available budget assumption has been conducted in order to determine budget allocation of risk treatment that can give maximum profit for the company. Overall, it can be concluded that more budget that company spend to manage risks, more advantage that company gain."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S50441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa
"Dalam kondisi perekonomian yang sulit, setiap perusahaan, dalam industri manufaktur khususnya, harus mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan harus dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu yang merugikan finansial. Salah satu aspek yang selalu mempengaruhi keuntungan perusahaaan adalah waste hasil proses produksi. Semakin besar waste yang terjadi mengindikasikan semakin banyak bahan baku yang hilang dan terbuang sia-sia dalam proses produksi. Hal ini akan sangat merugikan perusahaan. Oleh karena itu pengendalian, penanganan dan pencegahan terhadap jumlah waste ini mutlak diperlukan oleh perusahaan.
Penelitian ini memfokuskan pada upaya untuk mencari solusi-solusi untuk menurunkan atau meminimalisir jumlah waste yang timbul dengan menggunakan FMEA. Mula-mula diidentifikasikan jenis-jenis waste yang timbul, kemudian dicari akar permasalahan terjadinya insiden yang menyebabkan waste (insiden kecacatan), dan dilanjutkan dengan mencari solusi yang mungkin.
Dari penelitian diketahui bahwa insiden kecacatan paling sering terjadi pada proses slitting, sehingga dari sini pulalah dihasilkan paling banyak waste. Sementara itu, penyebab utama yang muncul dari insiden pada masing-masing proses adalah gulungan tidak rata pada proses slitiing, muncul garis dari hasil printing, dan kupingan masuk pada proses laminating. Mayoritas kesalahan terjadi karena faktor manusia atau human error. Maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk peningkatan dan pengendalian proses.

In the difficult economic conditions nowadays, every company in the manufacturing industry should be able to compete with other companies. Company must be able to reduce costs that cause the financial disadvantage. One cost that always affects firm profits is the cost of waste in the production process. The more quantity of waste that appear, indicates that there are more material lost in production process. Therefore, the effort to control, treatment and prevention of waste is absolutely needed by the company.
This research focuses on finding the solutions to reduce and minimize the amount of waste using FMEA method. First things to do is identificate type of waste that appear, then we try to find the root causes of those incidents that cause waste and continues to make some solutions.
Based on survey results revealed that three of material that affects 80% of the cost of purchasing material is OPP film, PP cosmoplene and ink. The most frequently occurred incident is one that happen in slitting process, also from this incident the most widely waste produced. Meanwhile, the main causes that arise from incident at each process are the uneven rolls at slitting process, lines at printing process, and "kupingan masuk" on laminating process. Most of the mistakes happen from human error factor. So, it is needed to make some efforts to controlling the process and reduce the human error.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51939
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Reforma Yunita Masri
"Pemberian informasi obat dan penyerahan obat pada pasien merupakan kegiatan paling akhir dalam tahap pengobatan pasien. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker kepada pasien, yang biasanya telah disiapkan oleh tenaga teknis kefarmasian. Pelayanan ini dilakukan mulai dari tingkat Apotek, Puskesmas, klinik maupun Rumah sakit. Pelayanan pemberian informasi obat dan penyerahan obat yang dilakukan oleh unit kefarmasian tidak lepas dari risiko kesalahan pemberian obat pada pasien. Bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi, seperti kesalahan dalam pelayanan atau pengobatan yang dikarenakan kesalahan dalam mengidentifikasi pasien dengan benar, kesalahan dalam pemberian obat dikarenakan Look-Alike Sound-Alike, serta metode penggunaan obat yang terbukti tidak efektif. Panjangnya alur yang dilakukan saat penyiapan obat dapat mengakibatkan Insiden keselamatan pasien. Analisis risiko kesalahan pemberian obat dapat dilakukan dengan metode FMEA. Failure Mode Effect Analysis atau FMEA adalah metode perbaikan kinerja dengan cara mengidentifikasi dan mencegah adanya potensi kegagalan atau kesalahan sebelum terjadi dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien.

Providing drug information and handing over drugs to patients is the final activity in the patient's treatment stage. The drug delivery is carried out by the pharmacist to the patient, which is usually prepared by pharmaceutical technical personnel. This service is carried out starting from the pharmacy, health center, clinic and hospital level. The service of providing drug information and drug delivery carried out by the pharmacy unit is not free from the risk of medication administration errors to patients. Types of errors that occur, such as errors in service or treatment due to errors in correctly identifying patients, errors in administering medication due to Look-Alike Sound-Alike, as well as methods of using medication that are proven to be ineffective. The long process involved in preparing medication can result in patient safety incidents. Analysis of the risk of medication administration errors can be carried out using the FMEA method. Failure Mode Effect Analysis or FMEA is a method of improving performance by identifying and preventing potential failures or errors before they occur with the aim of improving patient safety."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Fitriani Pogram
"PLTS merupakan pembangkit jenis EBT dengan peringkat kapasitas kedua terbesar yang akan dibangun hingga tahun 2030. Tingginya nilai investasi pembangunan pembangkit EBT perlu diimbangi dengan optimalisasi operasi pembangkit sehingga memberikan manfaat yang maksimal. Faktor penentu optimalisasi operasi PLTS diantaranya yaitu masa operasi dan Capacity Factor (CF) dari sebuah PLTS. Perhitungan investasi PLTS didesain untuk dapat beroperasi hingga 25 Tahun dengan CF minimal 17%. Data histori menunjukkan, adanya kerusakan permanen pada PLTS yang terjadi pada masa operasi 0 sampai dengan 18 tahun dan nilai CF dibawah 17% sebesar 94%. Metode failure mode and effect analysis (FMEA) yang diintegrasikan dengan regresi logistik digunakan untuk menghasilkan peringkat penanganan risiko yang perlu diprioritaskan oleh manajemen. Dari hasil penelitian didapatkan 10 risiko potensial yang teridentifikasi dalam hal optimalisasi operasi PLTS untuk menghindari kegagalan/kerusakan PLTS dari 5 tahapan proses operasi, perencanaan dan pengadaan, instalasi/pemasangan, operasi dan maintenance. Dihasilkan peringkat risiko serta rekomendasi mitigasi agar dapat menjadi rekomendasi prioritas penanganan dalam meminimalkan terjadinya kegagalan/kerusakan serta rendahnya capacity factor pada PLTS bagi manajemen.

Photovoltaic power system is a renewable energy type generator with the second largest capacity which will be built by 2030. The high investment value in building an renewable energy generator needs to be balanced with optimizing plant operations so that it provides maximum benefits. The determining factors for optimizing PV power system operations include the operating period and Capacity Factor (CF) of a solar panel. The PV power system investment calculation is designed to operate for up to 25 years with a minimum CF of 17%. Historical data shows that there is permanent damage to PV power system that occurs during the operating period of 0 to 18 years and the CF value is below 17% by 94%. The failure mode and effect analysis (FMEA) method integrated with logistic regression is used to produce risk mitigation that need to be prioritized by management. Based on the research findings, a total of 10 potential hazards were discovered in relation to optimising the operations of a photovoltaic (PV) power system to prevent any failures or damages. These risks are associated with the five stages of the operation process, including planning and procurement, installation, operation, and maintenance. Risk ratings and mitigation recommendations are generated to prioritise the mitigation of failures and minimise damage and low capacity factors in PV power system management."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>