Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Hikmawan
"Pada penelitian ini air yang mengandung logam tembaga, timbal dan amonia dioleh dengan menggunakan proses ozonasi gelembung mikro dan membran filtrasi. Ozonasi gelembung mikro ini bertujuan untuk memperluas area kontak dan untuk menghasilkan OH radikal yang memiliki sifat oksidasi lebih kuat dibandingkan ozon.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses ozonasi dan filtrasi efektif untuk menyisihkan logam tembaga, timbal dan kurang efektif untuk senyawa amonia. Persentase penyisihan logam tembaga, timbal dan amonia secara terpisah didapatkan hasil penyisihan untuk logam tembaga sebesar 93,65%, logam timbal 98,17 %, dan amonia sebesar 17,07 %. Sedangkan untuk penyisihan limbah sintetik yang dicampur didapatkan penyisihan untuk logam tembaga sebesar 53,79 %, logam tembaga 71,98 % dan amonia sebesar 30,03 %.

The study of the water treatment by using micro bubbles ozonation processes and membrane filtration for remove copper, lead and ammonia. One of the micro bubbles ozonation purpose is to expand the contact area and to produce OH radical oxidation properties stronger than ozone.
From this study founded that the ozonation and filtration process effective to remove copper and lead, but uneffective for ammonia compounds. The total removal of copper, lead and ammonia has a result as the following copper 93.65%, lead 98.17% and ammonia 17.07%. While the total removal for mixed synthetic waste can remove copper metal 53.79%,lead 71,98 % and ammonia 30.03%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51906
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Firmansyah
"Penyisihan bahan kimia berbahaya dari limbah cair dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan filtrasi membran. Masalah utama pada filtrasi membran adalah sering terjadinya fouling. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menggunakan proses pretreatment dengan ozonasi. Dari hasil identifikasi laju reaksi penyisihan terhadap data-data penelitian sebelumnya, dengan metode pendekatan hukum pangkat sederhana, didapatkan bahwa nilai konstanta laju reaksi penyisihan dengan proses gabungan ozonasi dan filtrasi membran pada tingkat 1 sampai tingkat 3 masing - masing sebesar: 3 x 108/M2.s, 1,5 x 109/M2.s, dan 2 x 109/M2.s untuk timbal; 4,19 x 104/M2.s, 3 x 10-8 M/s, dan 5 x 106/M2.s untuk tembaga; 3 x 10-8 M/s, 3,486/M2.s, dan 2,8315/M2.s untuk amonia; serta 7,7 x 104/M2.s, 5,6 x 10-2/M0.5.s, dan 0,11/M0,5.s untuk linier alkil benzen sulfonat.

Degradation of hazardous chemicals from the wastewater can be done in various ways, one of them is by using membrane filtration. The main problem in membrane filtration is a frequent occurrence of fouling. To overcome this can be done by using apretreatment process with ozonasi. From the results of the identification of degradation rate of previous research data, with a simple power - law approach, it was found that the degradation rate constant value with a ozonation and membrane filtration hybrid process at level 1 to level 3, each for: 3 x 108/M2.s, 1.5 x 109/M2.s, and 2 x 109/M2.s for lead; 4.19 x 104/M2.s, 3 x 10-8 M/s, and 5 x 106/M2.s for copper; 3 x 10-8 M/s, 3.486/M0.5.s, and 2.8315/M2.s for ammonia; and 7.7 × 104/M2.s, 5.6 x 10-2/M0.5.s, and 0.11/M0.5.s for linear alkyl benzene sulfonate. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S896
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Retno P.
"Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengolah air yang mengandung senyawa linear alkil benzen sulfonat (LAS) dan amonia adalah dengan proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran. Proses oksidasi lanjut ini memanfaatkan keberadaan radikal hidroksida yang merupakan oksidator kuat yang mampu menguraikan senyawa organik dan anorganik bersifat racun dan sulit terurai di dalam air.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran cukup efektif untuk menyisihkan senyawa LAS, namun tidak cukup efektif untuk menyisihkan senyawa amonia dalam air. Persentase penyisihan total LAS untuk konsentrasi awal 30 mg/L, 50 mg/L dan 100 mg/L masing-masing diperoleh sebesar 89,82 %; 84,20% dan 81,49% dan amonia sebesar 17,07%.

One of the methods to treat water of linear alkyl benzene sulfonate and ammonia compounds is by advanced oxidation process and membrane filtration. These advanced oxidation process utilizing the presence of hydroxide radicals which is a strong oxidant that can destroy the organic and inorganic compounds are toxic and difficult to break down in the water.
From this research, it was found that advanced oxidation process and membrane filtration effective for remove linear alkyl benzene sulfonate (LAS), but uneffective for remove ammonia in the water. The total removal of linear alkyl benzene sulfonate was about 89,82 %; 84,20% and 81,49% for initial concentration was 30 mg/L, 50 mg/L and 100 mg/L, respectively and 17,07% for ammonia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51901
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maylina Chandra Puspita
"Krisis air bersih yang terjadi akibat pencemaran air mendorong dilakukannya suatu upaya pengolahan air untuk mendapatkan air bersih, salah satunya adalah dengan proses filtrasi. Namun, adanya fouling factor dan ketidakstabilan dari fluks menyebabkan kemampuan membran untuk menyeleksi zat yang melewatinya menjadi berkurang, sehingga kualitas hasil filtrasi menjadi tidak stabil dan cenderung menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, air perlu dipretreatment dengan proses koagulasi sebelum memasuki membran. Pada penelitian kali ini, tiga jenis koagulan yaitu aluminium sulfat, polialuminium klorida, dan polialuminium silikat klorida dengan variasi dosis, yaitu 10, 30, 50, dan 70 ppm diuji dan dibandingkan untuk mendapatkan jenis dan dosis koagulan yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas air berdasarkan parameter total dissolved solid, kekeruhan, dan pH. Efektifitas koagulasi dan kinerja membran filtrasi meningkat dengan penambahan koagulan polialuminium silikat klorida dengan dosis 50 ppm. Efektifitas koagulasi pada koagulan ini berdasarkan penurunan total dissolved solid sebesar 49.16 % dan kekeruhan sebesar 64.29%. Hasil akhir dari pengolahan air dengan koagulan polialuminium silikat klorida 50 ppm yang dipadu dengan proses ozonasi dan filtrasi menghasilkan air dengan pH 6.95, total dissolved solid sebesar 8.06 ppm dengan penurunan total sebesar 87.90% dan kekeruhan sebesar 0 FAU dengan penurunan total sebesar 100%.

Clean water crisis caused by water pollution prompted a water treatment efforts to get clean water, one of them by filtration process. However, the presence of fouling factor and flux instability cause a membrane's ability to select the substances that pass through it become less, so the quality of filtration result becomes unstable and tends to decline. To overcome these problems, the water need to be pretreated by coagulation process before entering the membrane. In this research, three types of coagulant are aluminum sulphate, polyaluminium chloride, and polyaluminium silicate chloride with varied dose of 10, 30, 50, and 70 ppm were tested and compared to getting the type and dose of coagulant that is most effective to improve the water quality based on total dissolved solid, turbidity and pH parameters. Coagulation effectivity and membrane filtration performance increase with the addition of polyaluminium silicate chloride coagulant at a dose of 50 ppm. Coagulation effectivity of this coagulant based on reduction of total dissolved solid of 49.16% and turbidity of 64.29%. The final result of water treatment with polyaluminium silicate chloride coagulant at 50 ppm combined with ozonation and filtration process produce water with a pH of 6.95, total dissolved solid of 8.06 ppm with total reduction of 87.90% and the turbidity of 0 FAU with total reduction of 100%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Setiawan
"Penggabungan metode Flotasi dan Filtrasi dapat menjadi metode alternatif yang efektif untuk mengolah limbah cair yang mengandung logam berat seperti besi, tembaga dan nikel. Partikel-partikel yang tak dapat dipisahkan oleh proses Flotasi dapat dipisahkan melalui proses Filtrasi. Begitu juga dengan masalah fouling membrane pada proses Filtrasi dapat diatasi dengan adanya diffuser berupa pengaliran campuran udara dan ozon di sekitar membran yang berasal dari proses Flotasi.
Sebagai langkah awal dari penggabungan metode tersebut, akan dibandingkan kinerja dari proses Flotasi-Filtrasi dengan proses Flotasi dan proses Filtrasi saja. Proses ini akan berlangsung secara kontinyu. Untuk membandingkan hasil dari proses ini digunakan limbah sintetik besi sebagai limbah standarnya. Data yang akan dibandingkan berupa konsentrasi akhir dari limbah logam. Persentase pemisahan logam yang besar menunjukan kinerja proses yang lebih baik.
Setelah teruji metode penggabungan ini lebih efektif maka akan dicari kondisi optimum prosesnya yaitu berupa laju alir udara. Dengan kondisi optimum tersebut dilakukan proses pemisahan untuk limbah logam besi, tembaga dan nikel dengan variasi konsentrasi untuk setiap logam. Masing-masing logam diolah secara tunggal, tidak dalam bentuk campuran logam. Dengan begitu dapat dilihat efektifitas kinerja proses ini dalam memisahkan limbah logam berat.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa metode Flotasi-Filtrasi lebih baik dibandingkan metode Flotasi atau metode Filtrasi saja. Persentase pemisahan metode Flotasi-Filtrasi, Flotasi dan Filtrasi sebesar 94,736 %; 87,92 % dan 88,106 % . Laju alir udara optimum dari proses ini yaitu pada saat lajunya sebesar 100 L/jam. Dan efektifitas pemisahan logam besi, tembaga dan nikel dicapai pada saat konsentrasinya sebesar 100 mg/L untuk logam Fe dan 50 mg/L untuk logam Cu dan Ni.

The merging between the Flotation method with Filtration method can be the alternative method which treats the liquid waste'which contains heavy metal such as iron, copper, and nickel'effectively. Some particles cannot be separated on Flotation process. Instead, they can be separated by using the Filtration process. So do with the fouling membrane problems. They can handled with the existence of diffuser which using the flow of mixture air and ozone on the surround of the membrane that comes from Flotation.
For the first step, the performance of the Flotation-Filtration method will be compared with Flotation-only method and Filtration-only method'those methods will occurs continuously. To compare the results of these processes, iron synthetic waste is used as standard waste. The comparison data is the last concentration of the metal waste. The bigger percentage of separation of metal, the better performance of the process.
After being tested, the merging method is proven more effective than the others. Therefore, the optimum processes condition'i.e. air flow rate'will be searched. With this optimum condition, the separation process for heavy metal waste'such as iron, copper, and nickel'with the concentration variation for each metal. Each metal will be treated as singular metal'not as a mixture. Therefore, the affectivity of the process performance to separate heavy metal waste can be seen.
The result of this research shows that the Flotation-Filtration method is better than the Flotation-only method and Filtration-only method. The percentages of separations using the Flotation-Filtration, Flotation-only, and Filtration-only are 94,736 %; 87,92 %; and 88,106 %, respectively. The optimum air flow rate is 100 Littre per Hour, with the affectivity of the separation is 100 mg/L for Fe and 50 mg/L for Cu and Ni.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrur Rozi
"Penyediaan air bersih untuk masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan studi hidrodinamika dan menganalisis hasil air olahan dari unit pengolahan air yang menggunakan proses ozonasi gelembung mikro dan filtrasi membran, terutama untuk kandungan besi dan mangan.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses ozonasi dan filtrasi mampu menyisihkan logam besi dan mangan dalam air. Persentase penyisihan logam besi dan mangan secara terpisah yang terbaik didapat dengan menggunakan konfigurasi ozonator PVC - membran keramik sebesar 98,64% untuk logam besi dan 45,83% untuk logam mangan. Sedangkan untuk penyisihan logam besi dan mangan secara bersamaan dengan konfigurasi yang sama didapatkan penyisihan logam besi sebesar 98,48 % dan logam mangan sebesar 25 %.

Provision of clean water to communities is one of the important factors to improve the health of the environment and society. The objective of this research is to study hydrodynamic and analyze the product from water treatment unit which using micro bubbles ozonation and membrane filtration method, especially for iron and manganese removal.
From this research, it was found that the ozonation and filtration process can remove iron and manganese from water. The best percentage removal about 98,64% for iron and 45,83% for manganese in a separate manner is obtain with ozonator PVC ' ceramic membrane configuration. Whereas for iron and manganese removal simultaneously at the same configuration, the percentage removal is about 98,48% for iron and 25% for manganese.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52218
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Fahmiati
"Efek dari amonia yang ditemukan pada air limbah telah mendorong pengembangan metode yang efisien untuk penyisihannya. Pada penelitian ini, kombinasi kontaktor membran serat berongga dan proses ozonasi digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Limbah amonia sebesar 120 ppm dan absorben mata air panas ciater yang mengandung sulfat digunakan dalam penelitian ini. Efek dari suhu umpan, yakni 30°C, 40°C dan 50°C pada efisiensi pemisahan dan perpindahan massa amonia diinvestigasi. OH- yang terbentuk dari OH radikal sebagai produk dari dekomposisi ozon membantu menjaga pH basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu umpan meningkatkan penyisihan amonia.. Kombinasi kedua proses ini dapat dikatakan efektif dalam menyisihkan 96% amonia pada suhu 50°C.

The effects of ammonia which commonly found in wastewater streams have promoted the development of more efficient methods for their removal. In this study, polypropylene hollow-fiber membranes and ozonation process were used to achieve this purpose. Synthetic ammonium sulfate and Ciater spring water was used. The effects of feed temperature (30°C, 40°C and 50°C) on removal efficiency and the overall mass transfer of the ammonia were investigated. OH- which formed from OH radical as a product of ozone decomposition helps to maintain alkalinity of the system. Result shows that feed temperature has significant effect on ammonia removal. This combination process works to be very effective on ammonia removal from the synthetic waste water. For variated temperature on 30°C, 40°C and 50°C , the best result of ammonia removal is around 96 % on 50°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Candrika Ajeng Ramadhanti
"Kontaktor membran serat berongga sudah banyak digunakan sebagai kontaktor pada proses pemisahan gas-cair. Peningkatan laju sirkulasi dipandang sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas penyisihan pada kontaktor membran serat berongga. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan efektivitas kombinasi proses absorbsi melalui membran serat berongga dengan proses ozonasi pada penyisihan amoniak dari air limbah dengan memvariasikan laju alir sirkulasi limbah. Karena hanya molekul amoniak volatil (NH3) yang bisa disisihkan oleh membran maka pH limbah dikondisikan di atas 10 yang akan membuat sebagian besar amoniak terlarut dalam fasa volatil. Penggunaan ozon selain sebagai penghasil OH yang dapat mengoksidasi amonia juga untuk mencegah penurunan pH limbah. Dari penelitian ini, efisiensi penyisihan amonia terbesar yang dicapai adalah 89% pada laju sirkulasi limbah 5 liter per menit dan dihasilkan koefisien perpindahan massa amoniak sebesar 0,0023 cm/s.

Hollow fiber membrane contactors have been widely used as gas-liquid contactor, for example in ammonia removal. The circulation configuration of the solutions was found to have a strong effect on the efficiency of the process. Combining membrane absorption and ozone processes aims to reduce ammonia load allowance by membrane and also to increase effectiveness of ammonia removal. Since only the volatile ammonia molecule which can be set aside by the membrane. With the ozonation process at alkalinity degree higher than 10 which can oxidize ammonia and neutralize the possibility of a decrease in the pH. This research result obtain the maximum ammonia removal efficiency was 89% when the waste water circulation rate was 5 litre per minute with ammonia mass transfer coefficient of 0.0023 cm/s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43278
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Fathia
"Produksi tahu di Indonesia menghasilkan limbah cair membentuk emulsi dan lebih pekat dibanding limbah tempe karena adanya proses penggilingan kedelai menjadi bubur, bersifat asam akibat penambahan asam saat penggumpalan tahu, dan berbau. Limbah cair tahu dapat diuraikan oleh mikroorganisme air, namun hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air dan menimbulkan dampak terhadap ekosistem dan lingkungan sehingga masih membutuhkan metode pengolahan yang lebih efektif.
Penelitian ini mengombinasikan ultrafiltrasi membran polisulfon dan osmosis balik dengan pretreatment berupa proses koagulasi-flokulasi dengan koagulan tawas. Proses koagulasi-flokulasi dilakukan dengan variasi dosis koagulan 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, dan 800 ppm, proses ultrafiltrasi dengan variasi tekanan umpan 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, dan 2 bar, sedangkan osmosis balik dilakukan dengan variasi tekanan umpan 4 bar, 5 bar, dan 6 bar. Limbah cair tahu memiliki karakteristik pH 3-5, TSS 600-1200 mg/L, kekeruhan 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, dan BOD 4600 mg/L.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulasi-flokulasi yang optimal terjadi pada dosis tawas 300 ppm dengan hasil penyisihan TSS sebesar 82%, ultrafiltrasi optimal terjadi pada tekanan 0,5 bar dengan penyisihan TSS 93,6%, TDS 88%, kekeruhan 92,4%, dan COD 95,1%, serta osmosis balik optimal terjadi pada tekanan umpan dengan penyisihan TSS 100%, TDS 99%, kekeruhan 100%, dan COD 98,8%, di mana persentase penyisihan BOD total adalah 99,6%.

Tofu industry in Indonesia produces wastewater as its byproduct, which forms emulsion and more concentrated than tempeh wastewater as a result of soybean grinding process to form solid soy pulp, morevover it has acidic properties for its coagulation process with acid coagulant. Tofu wastewater can be degraded by water microorganism with reducing dissolved oxygen level in water as a drawback, and eventually impacts the environment.
This study aims to process tofu wastewater by combining ultrafiltration by polysulfone membrane and reverse osmosis with coagulation-flocculation by aluminum sulfate as pretreatment. Coagulation-flocculation was conducted with coagulant dose of 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, and 800 ppm, while ultrafiltration was conducted with feed pressure variation of 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, and 2 bars, and reverse osmosis was conducted with feed pressure variation of 4 bars, 5 bars, and 6 bars. Tofu wastewater feed has characteristics of pH value of 3-4, TSS 600-1200 mg/L, turbidity 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, and BOD 4600 mg/L.
Experimental result showed that optimum coagulation-flocculation occured at aluminum sulfate dose of 300 ppm with TSS rejection  of 82%, optimum ultrafiltration occured at 0,5 bar feed pressure with rejection value of TSS 93,6%, TDS 88%, turbidity 92,4%, and COD 95,1%, as well as optimum reverse osmosis occured at 6 bars feed pressure with rejection value of TSS 100%, TDS 99%, turbidity 100%, and COD 98,8%, where overall BOD rejection was 99,6%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofi Rahmawati Azzah Rawaani Samputra
"Air tanah merupakan salah satu sumber air minum bagi masyarakat, namun akibat sering ditemukan mengandung zat-zat pencemar (seperti besi, mangan, amonia dan Linear Alkylbenzene Sulfonate/LAS) menyebabkan masyarakat yang mengkonsumsi air tanah tersebut akan mengalami gangguan kesehatan. Oleh sebab itu diperlukan suatu teknologi untuk dapat menyisihkan zat-zat pencemar di dalam air tanah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengolah air tanah adalah dengan proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran keramik. Proses oksidasi lanjut dalam penelitian ini menggunakan gabungan ozonasi dan kavitasi hidrodinamik untuk menghasilkan radikal hidroksida yang merupakan oksidator kuat yang mampu menguraikan senyawa organik maupun anorganik bersifat racun dan sulit terurai di dalam air. Sedangkan proses filtrasinya menggunakan membran mikrofiltrasi berbahan keramik dimana bahan membran tersebut bersifat sangat stabil secara kimiawi, suhu, dan mekanis.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran keramik cukup efektif dalam menyisihkan besi dan LAS, namun tidak cukup efektif dalam menyisihkan mangan dan amonia. Persentase penyisihan bahan pencemar besi, mangan, amonia dan LAS secara terpisah masing-masing sebesar 99,78%, 26,21%, 3,73% dan 80,52%. Sedangkan untuk penyisihan bahan pencemar yang dicampur didapatkan persentase penyisihan untuk besi sebesar 99,36 %, mangan 21,55 %, amonia 2,89 % dan LAS 80,1 %, dimana penyisihan antara bahan pencemar yang terpisah dan tercampur menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.
Ground water is one source of drinking water for communities, but often found contaminant substances in it (such as iron, manganese, ammonia and Linear Alkylbenzene sulfonate/LAS), causing people who consume the groundwater will getting health problems. Therefore we need a technology to be able to removal a contaminant substances in the groundwater. One of the methods to treat ground water of iron, manganese, ammonia and linear alkylbenzene sulfonate compounds is by advanced oxidation process and ceramics membrane filtration. Advanced oxidation process in this research uses a combination ozone/ cavitation hydrodynamicto produce hydroxide radicals which is a strong oxidant that can destroy the organic and inorganic compounds are toxic and difficult to break down in the water. Process filtration uses a membrane made from ceramic which is very stable chemically, temperature, and mechanical.
From this research, it was found that advanced oxidation processes and ceramic membrane filtration can be effective for remove iron and LAS, but uneffective for remove manganese and ammonia in ground water. Respectively, percentage of removal for separate contaminants : iron, manganese, ammonia and LAS are 99.78%, 26.21%, 3.73% and 80.52%. For mixed pollutants, percentage removal iron are 99.36%, 21.55% manganese, 2.89% ammonia and 80.1% LAS, where percentage removal separate and mixed contaminants are not much different.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28321
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>