Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Diyanto
"Dalam penelitian ini dilakukan sintesa fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak jarak yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dari CPO. Kandungan asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap ini memudahkan pemutusan ikatan lebih banyak oleh katalis, menghasilkan yield C3 dan C4 yang lebih banyak. Untuk menghasilkan fraksi C3 dan C4 dari minyak jarak digunakan metode perengkahan katalitik menggunakan katalis ZSM-5. Reaksi dilakukan secara tumpak pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 60 menit. Pada reaksi divariasikan suhu reaksi (320°C; 330°C;340°C) dan rasio massa katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan GC sedangkan produk cair menggunakan FTIR Berdasarkan hasil penelitian, pada reaksi dengan suhu 340°C dan rasio katalis/SJO = 1:100 didapatkan hasil maksimum yaitu yield hidrokarbon C4 mencapai 12 %. Produk gas yang diperoleh kebanyakan berupa produk i-C4 dan n-C4 . Sedangkan produk C3 tidak diperoleh secara konsisten.

In this research, synthesis of hydrocarbon fraction C3 and C4 will be held using Jatropha Oil which has more unsaturated fatty acid compared to Crude Palm Oil. This content of unsaturated fatty acid will make it easier for the catalyst to cut the bond, producing more product of C3 and C4. To produce C3 and C4, catalytic cracking method is used with ZSM-5 catalyst. Reaction is performed in batch reactore in liquid phase with atmospheric pressure within 60 minutes. The temperature will be varied within 320°C; 330°C;340°C and the ratio of catalyst/SJO mass of 1:75 and 1:100. The gas product will be analyzed with GC and the liquid product with FTIR. According to the research, the maximum yield is obtained in the 340°C temperature and of catalyst/SJO mass of 1:100, with the result of 12%. The gas product mainly consist of i-C4 and n-C4. Whild the C3 product is not obtained consistently."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Wangsamulia
"Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan oleh pemerintah telah menaikkan permintaan masyarakat akan LPG. LPG merupakan hasil pencairan hidrokarbon fraksi C3 dan C4 yang berasal dari minyak dan gas bumi yang merupakan sumber yang tidak dapat diperbaharui. Untuk memenuhi kebutuhan akan LPG tersebut mulai dikembangkan sumber energi alternatif seperti minyak nabati yang mengandung trigliserida yang mirip dengan komponen penyusun minyak bumi. Penelitian sebelumnya telah berhasil merengkah minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis alumina dengan yield fraksi C3 dan C4 sebesar 2,12% dan 11,53%. Pada penelitian ini, CPO diganti dengan minyak jarak pagar semi mulus (Straight jatropha oil-SJO). SJO merupakan minyak yang non-edible karena sifatnya beracun sehingga pemanfaatannya sebagai sumber bahan bakar alternatif tidak akan bertentangan dengan kebutuhan pangan manusia seperti pada pemanfaatan minyak nabati lain. Di samping itu, SJO memiliki jumlah ikatan tak jenuh yang lebih banyak sehingga akan lebih mudah direngkah jika dibandingkan dengan CPO. Perengkahan SJO dengan menggunakan katalis alumina (Al2O3) dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosferik secara tumpak dengan variasi suhu (320°C, 330°C, dan 340°C) dan rasio katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan gas chromatography, sedangkan produk cair yang diperoleh melalui proses distilasi untuk kemudian dilakukan uji densitas dan analisis FTIR. Penelitian yang dilakukan berhasil merengkah SJO yang ditunjukkan dari analisa FTIR di mana jumlah ikatan C=C bertambah sementara jumlah alkil (-CH3 dan =CH2), gugus ester (O - C=O), serta ikatan - (CH2)n - berkurang jika dibandingkan dengan kondisi awalnya. Perengkahan yang terjadi juga menaikkan densitas dari SJO sisa reaksi akibat adanya reaksi propagasi. Pada awalnya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari SJO, namun dari hasil analisa GC diperoleh produk gas yang mayoritas berupa C4 dengan yield dan konversi yang tinggi. Hal ini terkait dengan mekanisme perengkahan SJO itu sendiri sekaligus menunjukkan bahwa reaksi perengkahan yang dilakukan selektif terhadap pembentukan C4. Hasil optimum diperoleh pada suhu reaksi 320°C dengan massa katalis/SJO = 1:100 setelah reaksi berlangsung selama 20 menit dengan yield C4 mencapai 70% dan konversi sebesar 64,1%.

Government's conversion program from kerosene to LPG makes the demand of LPG increase. LPG is product from natural gas and petroleum processing which are un-renewable energy and the amount is limited. It makes people starts to search alternative energy for substitute oil and natural gas such as natural oil whose has triglycerides that similar with component of oil and natural gas. Previously research success to synthesizing hydrocarbon of C3 ' C4 from crude palm oil (CPO) by catalytic cracking reaction using alumina with maximum result is 2,12% C3 and 11,53% C4. In this research, CPO is replaced by straight jatropha oil (SJO). SJO is non-edible so the usage for alternative energy won't compete for resources needed to grow food. Cracking of SJO already done both thermal or catalytic. The numbers of saturated bond in SJO is more than in CPO and it makes SJO easier to crack than CPO. Catalytic cracking reaction of SJO using alumina run in liquid phase, atmospheric pressure, and batch. The reaction was varied by cracking temperature (320°C; 330°C; 340°C) and catalyst/SJO mass ratio (1:75 ; 1:100). The gas product was analyzed using GC and the liquid product was gathered by distillation process for being tested of it's density, IBP, and analyzed by FTIR. In this research, SJO cracking was proven by the increasing of C=C bond and decreasing of ('CH3 and =CH2) alkyl and '(CH2)n' bond , and increasing of ('CH3) alkyl in liquid product based on the FTIR analysis. SJO cracking also increase the density of liquid because of propagation reaction. The optimum research obtained by yield C4 = 70% and conversion C4 = 64,1% when reaction run at 320°C with ratio mass catalyst and SJO after the reaction run for 20 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusydi
"Penelitian sebelumnya tentang sintesis hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis zeolit RCC (Residue Catalytic Cracking) menunjukkan adanya kompetisi reaksi antara perengkahan gugus C=O dan hidrokarbon rantai panjang. Pada penelitian ini dilakukan perengkahan katalitik dua tahap agar menghindari kompetisi reaksi sehingga dapat mengoptimalkan yield C3-C4. Reaksi tahap pertama dilakukan pada suhu 350_C dan tahap kedua pada 370_C. Penelitian ini dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosfer menggunakan katalis zeolit RCC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perengkahan katalitik dua tahap tidak dapat menghindari terjadinya kompetisi reaksi perengkahan gugus C=O yang menghasilkan CO2 dan perengkahan hidrokarbon rantai panjang yang menghasilkan C3 dan C4 karena katalis memiliki selektifitas yang hampir sama. Pada tahap pertama dan kedua selalu terdapat produk hidrokarbon C3-C4 dan CO2. Pada penelitian ini didapatkan yield hidrokarbon C3 dan C4 sebesar 18% volum pada rasio massa CPO/katalis 75:1. Didapatkan pula katalis mengalami deaktivasi pada 20 menit waktu perengkahan. Sehingga untuk mengoptimalkan produk C3-C4 katalis harus diregenerasi setiap 30 menit.

Previous Research about synthesis hydrocarbon C3 and C4 fraction from palm oil (CPO) using zeolite catalytic cracking shows existence of reaction competition between C=O function cracking and long chain hydrocarbon cracking. In order to avoid competition reaction which mention above, this research use two stage zeolite catalytic cracking reaction. First stage happens at 350_C and second stage at 370_C. This research is conducted at liquid phase and atmosphere pressure uses RCC (Residue Catalytic Cracking) zeolite catalyst. This research result indicates that two stage zeolite catalytic cracking reaction can't avoid reaction competition between C=O function cracking produce CO2 and long chain hydrocarbon cracking produce C3 and C4. This result happens because catalyst has almost same selectivity. CO2 and C3-C4 always be produced in first stage and second stage. This research got 18% volume C3 and C4 at CPO/catalyst mass ratio 75:1. Beside that, research found that catalyst was deactivated after 20 minute at cracking temperature. Base on this fact, catalyst must be regenerated every 30 minutes to optimize C3 and C4 yield."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Liana
"Butana merupakan komponen penting dalam industri petrokimia. Optimasi sisntesis hidrokarbon fraksi butana dari minyak jarak dilakukan dengan melakukan pergantian katalis untuk membentuk siklus reaksi perengkahan. Reaksi dilakukan pada fasa cair dalam reaktor semi tumpak bertekanan atmosferik, dengan rasio massa katalis/minyak jarak 1:100 dan suhu 320°C. Produk gas butana dianalisis dengan Gas Chromatography. Berdasarkan hasil simulasi data penelitian, diketahui bahwa kondisi optimal reaksi berupa 5 siklus reaksi perengkahan, dengan waktu reaksi total 238 menit dan yield butana rata-rata 34,4%.

Butane is an important component in the petrochemical industry. Optimization of butane synthesis from jatropha oil done by doing regeneration catalyst to form cracking reaction cycle. Reaction carried out in liquid phase in the semi batch reactor at atmospheric pressure, the mass ratio catalyst / jatropha oil 1:100 and temperature range 320°C. Butane gas products were analyzed by Gas Chromatography. Based on the results of simulation research data, it is known that the optimum conditions of catalytic cracking reaction are 5 cycle of cracking reaction, with a total reaction time of 238 minutes and butane yield an average of 34,4%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52240
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Kurniawan
"Bahan bakar nabati memiliki potensi yang sangat besar untuk menjawab kebutuhan energi dalam negeri maupun dunia salah satunya renewable diesel. Proses yang digunakan untuk memproduksi renewable diesel yaitu reaksi hidrolisis dan hidrodeoksigenasi dengan menggunakan katalis NiMo/Zeolit. Tujuan dilakukan hidrolisis sebagai pretreatment akan mengubah trigliserida pada minyak jarak pagar menjadi free fatty acid (FFA) untuk kemudian dikonversi menjadi renewable diesel melalui hidrodeoksigenasi. Hidrolisis minyak jarak dilakukan pada kondisi suhu 200C dan tekanan 1 bar selama 7 jam dengan rasio volume air dan minyak sebesar 60:40 mampu menghasilkan %FFA sebanyak 68,197%. Untuk hidrodeoksigenasi, variasi suhu operasi yang digunakan yaitu 350C, 375C, dan 400C. Pretreatment minyak jarak dengan reaksi hidrolisis mampu meningkatkan konversi, selektiftas, yield, dan indeks setana dari produk renewable diesel dimana produk dengan minyak jarak non hidrolisis menghasilkan konversi 74,83%, selektivitas 30,88 %, yield 20,25% dan indeks setana 49,89. Sementara produk dengan minyak jarak dihidrolisis konversi mencapai 86,95%, selektivitas 50,70%, yield 26,43% dan indeks setana 60,43.

Biofuels have great potential to address the energy needs of the country and the world especially renewable diesel. The process used to produce renewable diesel are hydrolysis and hydrodeoxygenation reaction by using NiMo / Zeolite catalyst. The purpose of hydrolysis as pretreatment will change the jatropha oil’s triglycerides into free fatty acid (FFA) and then converted into renewable diesel through hydrodeoxygenation reaction. Hydrolysis of jatropha oil carried out under temperature 200C and pressure of 1 bar for 7 hours with ration of water and oil volume is 60:40 are able to produce as much as 68.197% FFA. For hydrodeoxygenation, variations in operating temperature used is 350C, 375C, and 400C. Pretreatment of jatropha oil with hydrolysis reaction can increase the conversion, selectivity, yield, and the cetane index of renewable diesel product where products with jatropha oil non hydrolysis have 74.83% conversion, 30.88% selectivity, 20.25% yield and cetane index 49,89. While products with hydrolyzed jatropha oil reached 86.95% conversion, 50.70% selectivity, 26.43% yield and 60.43 cetane index."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Resita
"Dalam penelitian ini dilakukan sintesis hidrokarbon C3 dan C4 melalui reaksi perengkahan katalitik dua tahap dengan katalis alumina yaitu perengkahan katalitik tahap pertama untuk penghilangan CO2 secara keseluruhan dari trigliserida yang menghasilkan hidrokarbon berat pada suhu 3500C dan tahap kedua perengkahan hidrokarbon berat untuk menghasilkan C3 dan C4 pada suhu 3700C. Reaksi dilakukan secara tumpak dengan kondenser full reflux pada fasa cair dan tekanan atmosferik. Pada reaksi divariasikan lama waktu reaksi dan rasio massa katalis/CPO. Berdasarkan hasil penelitian, reaksi dengan lama waktu 30 menit dan rasio massa katalis/CPO = 1: 100 didapatkan hasil maksimum yaitu konversi 64%massa dan yield hidrokarbon C3 - C4 22.79 %. Produk gas berupa CO2, C2H4, dan fraksi hidrokarbon C3 dan C4. Produk cair hasil distilasi memiliki densitas 0.74 gr/ml. Hasil perengkahan menunjukkan bahwa katalis alumina merengkah ikatan rangkap C=O dan C=C sehingga dapat menghasilkan produk gas (CO2, C3 dan C4) dan produk cair.

This research was conducted by synthesizing C3 and C4 hydrocarbon from crude palm oil using two stages alumina catalytic cracking reaction. The first stage catalytic cracking is to remove CO2 from triglyseride that produced heavy fraction hydrocarbons at temperature of 3500C and the second catalytic cracking is to crack heavy hydrocarbons that produce C3 and C4 hydrocarbon. Reaction is conducted in batch reactor with full reflux condenser at liquid phase and atmospheric pressure. Reaction is done by varying reaction time and mass ratio catalyst/CPO. Based on research result, reaction with 30 minute reaction time and catalyst/CPO mass ratio = 1 : 100 resulted maximum product with 64% mass conversion and C3 ' C4 hydrocarbon yield = 22.79%. Gas product is CO2,C2H4 and C3 ' C4 hydrocarbon fraction. Distillate from liquid product has 0.74 gr/ml of density. Cracking result indicated that alumina catalyst cracked C=O and C=C double bond, so it could produce gas product (CO2, C3 and C4) and liquid product."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52237
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michaelle Flavin Carli
"Saat ini, sumber bahan bakar utama masih berasal dari bahan bakar fosil, salah satunya adalah avtur, yang ketersediannya masih terbatas dan meningkatkan emisi gas rumah kaca. Kondisi ini mendorong penggantian avtur menjadi bioavtur, yang merupakan salah satu energi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini, bioavtur disintesis melalui reaksi hidrodeoksigenasi dan perengkahan katalitik dari senyawa model asam oleat menggunakan katalis NiMo/Zeolit. Hidrodeoksigenasi dilakukan pada kondisi operasi yang seragam yaitu pada suhu 375°C, pada tekanan hidrogen 15 bar selama 2,5 jam. Rantai hidrokarbon pada hasil hidrodeoksigenasi yang dianggap masih panjang direngkah kembali melalui reaksi perengkahan katalitik selama 1,5 jam. Reaksi ini dilakukan pada tiga variasi suhu, yaitu 360, 375, dan 390°C. Karakteristik produk cair dibagi menjadi dua macam, yaitu karakteristik kimia, berupa bilangan asam, FTIR, dan GC-MS dan karakteristik fisik, berupa uji densitas dan viskositas. Bioavtur yang telah tersintesis melalui perengkahan katalitik ini telah memenuhi spesifikasi avtur komersial, kecuali bilangan asam dengan suhu optimum pada 375°C. Pada kondisi ini, NiMo/Zeolit mampu melakukan sintesis bioavtur dengan yield 34,77, selektivitas 36,43 dan konversi 84,30. Nilai persentase yield dan selektivitas yang terbilang masih rendah disebabkan oleh kinerja katalis yang belum optimal. Sedangkan konversi yang tinggi, disebabkan oleh cukup tingginya suhu perengkahan katalitik.

Currently, fossil fuels are still the primary source of fuel. As has been known, fossil fuel especially aviation fuel is limited resources and can increase greenhouse gas emissions. This condition encourages avture replacement efforts into bioavtures fuel. In this research, bioavture is synthesized through hydrodeoxygenation and catalytic cracking from oleic acid as model compound using NiMo Zeolite catalyst. Hydrodeoxygenation carried out under operating conditions at temperature of 375°C, under 15 bar pressure and for 2.5 hours. The chain of hydrocarbons from the result of hydrodeoxygenation has been cracked by catalytic cracking reaction for 1.5 hours. Variation operating condition used are 360, 375, and 390°C. The liquid product is tested its chemical characteristic, ie acid number, FTIR and GC MS and its physical characteristics, ie density test and viscosity. Bioavtur that synthesized by catalytic cracking have met the specifications of bioavtur, except the acid number with optimum temperature at 375oC. These conditions with NiMo Zeolite activated led to dominant yield of 34.77 , selectivity of 36.43, and conversion of 84.30. Percentage of yield and selectivity of bioavtur are still low caused by performance of catalyst that is still can not optimum. Whereas, high percentage conversion caused by high temperature used for catalytic cracking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieski Anna Dewi
"Program konversi energi yang dicanangkan pemerintah sejak 2004 telah meningkatkan permintaan LPG, namun produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Akibatnya, kapasitas produksi dalam negeri dan import LPG harus ditingkatkan. Menipisnya cadangan minyak bumi Indonesia dan meningkatnya harga minyak bumi sebagai bahan baku pembuatan LPG menuntut ditemukannya sumber energi alternatif. Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil, CPO) merupakan sumber energi paling potensial rnengingat komponen trigliseridanya yang memiliki rantai hidrokarbon panjang menyerupai minyak bumi. Selama ini CPO dimanfaatkan dalam pembuatan biogasoline yang pada prosesnya juga dihasilkan hidrokarbon fraksi C3 ? C4 dengan yield < 10%massa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mensintesis hidrokarbon C3 ? C4 dari minyak kelapa sawit melalu_ reaks_ perengkahan katalitik menggunakan katalis komersial berbasis zeolit, RCC. Reaksi dilakukan secara tumpak dengan kondenser full reflux pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 90 menit. Pada reaksi divariasikan suhu reaksi (370°C; 360°C; 350°C) dan rasio massa CPO/katalis (75:1 ; 100:1 ; 125:1). Produk gas dianalisis dengan GC, sedangkan produk cairnya diperoleh melalui proses distilasi untuk kemudian dilakukan uji densitas, IBP, dan analisis FTIR. Berdasarkan hasil penelitian, pada reaksi dengan suhu 370°C dan rasio massa CPO/katalis = 125:1 didapatkan hasil maksimum, yaitu konversi 57.45 %massa dan yield hidrokarbon C3 ? C4 25.28 %massa. Produk gas berupa CO2, C2H4, C2H2, dan fraksi hidrokarbon C3 ? C4 (C3H6, C3H8, dan n-C4H10). Produk cair hasil distilasi memiliki densitas 0.707 gr/m dan IBP 380°C. Berdasarkan analisis FTIR, perengkahan CPO dibuktikan dengan berkurangnya gugus ester, berkurangnya ikatan ?(CH2)n?, dan meningkatnya alkil (?CH3) pada produk cair dibandingkan dengan CPO. Produk gas C3H8 dan n-C4H10 selanjutnya dapat diproses dan dicairkan menjadi LPG. Sedangkan produk gas C2H4, C2H2, dan C3H6 dapat menjadi bahan baku petrokimia yang memegang peranan penting dalam industri polimer. Karenanya, keberhasilan penelitian ini akan membuka jalan untuk produksi LPG dari sumber energi terbaharukan dan produk polimer (seperti plastik) yang dapat diuraikan sehingga lebih ramah lingkungan.

Energy conversion program that government proposed since 2004 has increase LPG demand, but domestic production can?t fulfill it. It increase domestic production capacity and import of LPG. Running out and price increasing of crude oil as the material for producing LPG forced the invention of alternative energy resources. Crude palm oil (CPO) is the most potential energy resources because it consist of trigliserida that has a long chain of hydrocarbon just like crude oil. Now days, CPO has been used to produce biogasoline which in the process hydrocarbon fraction of C3 ? C4 also produced, even in a little yield less than 10%mass. Because of that, this research aimed to synthesizing hydrocarbon of C3 ? C4 from crude palm oil by catalytic cracking reaction using commercial catalyst based on zeolit, RCC. The reaction run in batch with full reflux condenser at liquid phase and atmospheric pressure for 90 minutes. The reaction was varied by cracking temperature (370°C; 360°C; 350°C) and CPO/catalyst mass ratio (75:1 ; 100:1 ; 125:1). The gas product was analyzed using GC and the liquid product was gathered by distillation process for being tested of it?s density, IBP, and analyzed by FTIR. Based on the research, reaction at 370°C cracking temperature and 125:1 CPO/catalyst mass ratio the maximum result was gained by 57.45 %mass conversion and 25.28 %mass hydrocarbon fraction of C3 ? C4. The gas product was CO2, C2H4, C2H2, and hydrocarbon fraction of C3 ? C4 (C3H6, C3H8, and n-C4H10). The liquid product result of distillation has density 0.707 gr/m and IBP 380°C. based on the FTIR analysis, CPO cracking was proven by the decreasing of ester cluster, decreasing of ? (CH2)n? bond, and increasing of (?CH3) alkyl in liquid product. C3H8, dan n-C4H10 gas product can be processed further more and liquefied to produce LPG. While C2H4, C2H2, dan C3H6 gas product can be made to be petrochemical building block that play important role in polymer industry. Because of that, the success of this research will start the production of LPG from renewable energy resources and a degradable polymer product (such as plastic)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hidayat
"Akhir-akhir ini problem kelangkaan bahan bakar fosil menjadi sorotan utama dunia. Salah satunya ditunjukkan dengan kenaikan harga minyak bumi dan kelangkaan bahan bakar di mana-mana, salah satu nya adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang berasal dari hidrokarbon fraksi C3 dan C4. LPG saat ini digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. Disamping itu, fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dalam struktur olefin juga berfungsi sebagai bahan baku petrokimia, yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Cadangan minyak bumi yang terus berkurang menuntut ditemukannya sumber energi alternatif. Telah dipublikasikan sebelumnya bahwa minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi senyawa bio-bensin dengan hasil samping hidrokarbon C3 dan C4 sebesar 6%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak kelapa sawit melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 1.5 jam. Minyak kelapa sawit direngkah menggunakan katalis asam alumina (Al2O3). Reaksi dilakukan pada variasi suhu reaksi 350°C, 360°C dan 370°C dengan kondenser full reflux agar produk cair dapat mengembun kembali dan menjalani perengkahan lanjutan. Pada suhu reaksi optimum, dilakukan variasi rasio katalis/CPO 1:75, 1:100 dan 1:125. Analisis produk gas dilakukan dengan Gas Chromatography. Disamping itu, untuk mengetahui telah terjadinya reaksi perengkahan katalitik, pada produk cair hasil reaksi dilakukan distilasi, pengujian densitas dan analisis FTIR. Produk gas yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah CO2, C2H4, C2H2, dan fraksi hidrokarbon C3 ? C4 (C3H6, C3H8, dan n-C4H10).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum reaksi untuk memperoleh produk C3 dan C4 dilakukan pada suhu 370°C dengan rasio massa katalis/CPO = 1:125. Pada kondisi tersebut diperoleh fraksi C3 sebesar 2.12% dan fraksi C4 sebesar 11.53%. Konversi yang dihasilkan adalah 50.09%. Perbedaan densitas produk cair terhadap densitas CPO menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi perengkahan katalitik pada CPO, yang menghasilkan densitas distilat sebesar 0.73 g/ml, IBP dicapai pada suhu 350°C. Berdasarkan analisis FTIR, perengkahan CPO dibuktikan dengan berkurangnya gugus ester, berkurangnya ikatan ?(CH2)n?, dan meningkatnya alkil (?CH3) pada produk cair dibandingkan dengan CPO.

Nowadays, the rare of fossil fuel has become the world?s concern. One of them is showed by increasing price of crude oil and limited fuel supply in some regions. One of them is Liquefied Petroleum Gas (LPG) which contains hidrocarbon fractions of C3 and C4. LPG is widely used in household needs.. Besides, hidrocarbon fractions of C3 and C4 in olefin chemical groups also used in petrochemical feedstocks. The decreasing of oil reserves make people strive for discovering any alternative energy sources. It has been published that crude palm oil can be cracked to be biogasoline compound with C3 and C4 as by product for about 6% in amount.
This research aims to synthesize hidrocarbon fractions of C3 and C4 from crude palm oil through catalytic cracking in liquid phase and atmospheric pressure for 1.5 hours. Crude palm oil is cracked using acid alumina (Al2O3) catalyst. The reactions done in three temperatures variables, those are 350°C, 360°C dan 370°C with full reflux condenser. The condenser is used for cracking the condensed liquid product which is not converted to gas. In optimum reaction?s temperature, the reactions are varied in catalyst/CPO mass ratio 1:75, 1:100 and 1:125. Gas product is analyzed by Gas Chromatography apparatus. Besides, to ensure that catalytic reaction happened, the liquid product is distillated, checked for density and analyzed by FTIR. The gas products were CO2, C2H4, C2H2, and hydrocarbon fraction of C3 ? C4 (C3H6, C3H8, and n-C4H10).
The research results that the optimum condition in reactions for obtaining hydrocarbon fractions of C3 and C4 was done in 370_C and catalyst/CPO mass ration 1:125. The C3 fractions yielded for 2.12% and 11.53% for C4 fractions. The mass conversion was 50.02%. The difference of density between liquid product and CPO shows that catalytic cracking reaction is occurred. The distillate density was 0.73 g/ml and the IBP was 350°C. The liquid product analysis shows that catalytic reaction occurred, it was showed by the density of distillate is 0.73 g/ml and the loss of ester bond from CPO. Based on the FTIR analysis, CPO cracking was proven by the decreasing of ester cluster, decreasing of ?(CH2)n? bond, and increasing of (?CH3) alkyl in liquid product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada penelitian ini digunakan zeolit klinoptiiolit alam sebagai bahan dasar kata|is_ Proses aktivasi di-Iakukan dalam dua cara yang bebeda, yaitu proses pertukaran kation diikuti dengan dealuminasi, Serta proses aktivasi dengan urutan sebaliknya Salah satunya diujikan sebagai katalis sadangkan yang Iain sebagai support untuk katalis ZnOICr2O3 yang penyisipannya dilakukan dengan metode kopresipitasi.
Sebelum dilakukan uji coba pada reaksi dekomposisi n-heksana, dilakukan karakterisasi iuas permukaan, komposisi kation dan kristaIinitas. Uji reaksi dilakukan dengan reaktor unggun tetap (kontinu) pada Iaju alir gas carrier N2 sebesar 30 mllmenit dan berat katalis masing-masing 0,1 gram.
Zeolit klinoptilolit yang proses aktivasinya diawali dengan pertukaran kation, pada reaksi dekomposisi n-heksana memgrikan konversi mulai signifikan pada temparatur reaksi mulai mendakati 450 °C dan menghasilkan sanyawa propena Serta isomamya. Pada suhu 470 °C, konversinya mencapai 10,5%. Sedangkan zeolit kiinoptilolit yang proses aktivasinya diawali dengan dealuminasi, sampel katalis Iebih cepat terdeaktivasi sekalipun memiliki karakter permukaan yang Iebih baik_
Katalis Zn0!Cr2O3!zeo|it menghasilkan konversi yang mulai signitikan pada temperatur reaksi mendekati 400 “C dan mamberikan produk senyawa heksena sarla isomernya. Pada 470 °C, konversinya mencapai 22%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>