Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felany Wijaya
"Nanokarbon merupakan salah satu produk nanoteknologi yang paling berkembang saat ini. Nanokarbon yang paling banyak dikaji adalah karbon nanotube karena sifat dan strukturnya yang unik, sehingga mempunyai banyak aplikasi, seperti sebagai penyimpan hidrogen, nanoscale transistor, flat panel display, superkapasitor, nanoprobes dan sensor, dan sebagai katalis. Terdapat batasan struktur nanotubes yang digunakan untuk setiap aplikasi. Karbon nanotubes yang berkualitas baik sebagai penyimpan hidrogen adalah karbon nanotubes yang single-walled, berdiameter kecil, panjang, dan seragam. Kualitas karbon nanotubes selain dipengaruhi oleh temperatur reaksi dekomposisi katalitik metana, juga dipengaruhi oleh ukuran partikel katalis. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi ukuran partikel katalis adalah metode preparasi katalis.
Pada penelitian ini, pengaruh dari perlakuan ultrasonik pada katalis Ni/Cu/Al2O3 terhadap diameter inti aktif Ni dan kualitas karbon nanotube dievaluasi pada reaksi dekomposisi katalitik metana pada temperatur 650_C. Katalis dipreparasi dengan menggunakan metode kopresipitasi dengan variasi perlakuan ultrasonic pada tahap sebelum dan sesudah tahap agglomerasi selama 0, 30, 60, dan 90 menit. Ukuran diameter NiO dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan morfologi produk nanokarbon dengan menggunakan TEM. Semakin lama perlakuan ultrasonik selama preparasi katalis memperbesar ukuran diameter NiO, tanpa perlakuan ultrasonik diperoleh diameter berdiameter paling kecil yaitu 14,50 nm. Dan katalis dengan loading tertinggi yaitu SB-30U menghasilkan konversi metana rata-rata dan yield hidrogen rata-rata yaitu 76,70% dan 35,95% pada uji aktivitas selama 520 menit. Katalis SB-30 U memiliki waktu hidup selama 18 jam 20 menit, dan memiliki konversi metana dan yield hidrogen rata-rata sebesar 85,27% dan 20,19%. Dari hasil TEM diketahui bahwa nanokarbon yang dihasilkan sebagian besar merupakan karbon nanofiber dan sebagian kecil karbon nanotube dengan diameter antara 20-230 nm.

Nowadays, nanocarbon is one of the most developed nanotechnology product. Carbon nanotubes is the most conducted nanocarbon because of its unique properties and structures, therefore it is applied as a hydrogen storage, nanoscale transistor, flat panel display, supercapasitor, nanoprobes and sensor, and as a catalyst. However there is a structure limitation of carbon nanotubes for every application. Carbon nanotubes that is fit for hydrogen storage, has single-walled, small diameter, long, and uniform. Quality of carbon nanotubes is not only influenced by the catalytic decomposition of methane reaction temperatur, but also by catalyst particle size which is influenced by catalyst preparation method.
In this research, the effect of ultrasonic irradiation on Ni/Cu/Al2O3 catalyst to the particle size of Ni and also to the quality of carbon nanotubes is evaluated in the catalytic decomposition of methane reaction at 650_C. Catalyst is prepared by coprecipitation method with different period of ultrasonic irradiation before and after agglomeration step. The particle size of NiO is characterized by XRD and nanocarbon morphology by TEM. The longer ultrasonic irradiation period in the catalyst preparation, the bigger size of Ni particle size. Without ultrasonic irradiation, NiO particle size is smaller, which is 14,50 nm. SB-30U catalyst which has highest loading of Ni has average conversion of methane and average hydrogen yield 76,70% and 35,95%. Besides that, SB-30U catalyst's lifetime is 18 hours and 20 minutes, and it has average conversion of methane and hydrogen yield 85,27% and 20,19%. From TEM, most of the nanocarbon is recognized as carbon nanofiber and the rest is carbon nanotube with diameter range 20-230 nm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Adiwardhana
"Optimasi desain reaktor merupakan salah satu tahap penting dalam usaha peningkatan produksi karbon nanotube dan hidrogen melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Untuk mendukung hal ini, maka diperlukan suatu persamaan kinetika matematis yang akurat dan berlaku untuk kondisi operasi yang lebar. Pada penelitian, dilakukan studi kinetika reaksi dekomposisi katalitik metana menggunakan katalis Ni-Cu-Al dengan target komposisi 2:1:1 yang dipreparasi dengan metode kopresipitasi menggunakan presipitan larutan sodium karbonat.
Penelitian diawali dengan memformulasikan beberapa model persamaan kinetika dengan pendekatan analisis kinetika mikro (adsorpsi isotermis). Masing-masing model persamaan kinetika kemudian diuji dengan data kinetika yang diperoleh secara eksperimental. Data kinetika eksperimental diambil dengan variasi temperatur dari 650 °C sampai 750 °C pada tekanan amosferik kemudian data tersebut lalu diuji dengan model kinetika mikro yang diturunkan dari mekanisme reaksi permukaan katalis dan didapat model kinetika yang paling representatif dengan eksperimen adalah model kinetika reaksi adsorpsi metana sebagai tahap pembatas laju reaksi dengan energi aktivasi yang dibutuhkan 40.6 kJ/mol dan faktor pra-eksponensial sebesar 0.02.

Optimization of reactor design is one important step in efforts to increase production of carbon nanotubes and hydrogen via methane catalytic decomposition reaction. To support this, it needs an accurate mathematical kinetic equation and is valid for a wide operating conditions. In the study, carried out the reaction kinetics study of catalytic decomposition of methane using the catalyst Ni-Cu-Al with a target composition of 2:1:1 which was prepared with coprecipitation method using sodium carbonate as a precipitating solution.
The research began by formulating a model kinetic equation with kinetic microanalysis approach (adsorption isotherm). Each kinetic equation model was then tested with kinetic data obtained experimentally. Experimental kinetic data were taken with temperature variation from 650 °C to 750 °C at atmospheric pressure Then data can then be tested with a micro kinetic model derived from the surface of the catalyst and the reaction mechanism obtained the most representative model of the kinetics experiment is a model adsorption of methane as a limiting step reaction rate with activation energy 40.6 kJ / mol and pre-exponential factor of 0.02.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51022
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadet Valentine
"ABSTRAK
Produksi nanotube karbon jenis Single Walled Nanotube Carbon (SWNT) dan
Few Walled Nanotube Carbon (FWNT) masih sulit untuk dilakukan. Salah satu
penyebab utama adalah pemilihan katalis yang kurang tepat. Penelitian ini
menggunakan katalis Fe/Mo/MgO untuk menghasilkan SWNT atau FWNT
(diameter luar nanotube karbon kurang dari 10 nm). Katalis Fe/Mo/MgO
dipreparasi dengan metode sol gel/spray coating. Nanokarbon akan dihasilkan
melalui reaksi dekomposisi katalitik metana pada suhu 850oC dengan katalis
Fe/Mo/MgO. Hasil penelitian menunjukkan konversi metana tertinggi mencapai
97,64% dan yield karbon sebesar 1,48 gc/gkat. Nanokarbon kemudian
dikarakterisasi dengan Transmission Electron Microscope (TEM). Nanokarbon
yang dihasilkan pada penelitian ini terdiri atas nanotube karbon jenis FWNT
(range diameter luar 4,5 nm ? 10 nm). Selain itu, MWNT (Multi Walled Nanotube
Carbon, range diameter luar 10 nm ? 89,5 nm), carbon nanofiber, coil nanotube,
dan bamboo-shaped carbon juga telah dihasilkan. Jenis nanokarbon yang
dihasilkan bukan hanya jenis nanotube karbon disebabkan oleh waktu reaksi yang
terlalu panjang serta diameter partikel katalis 20 nm hingga 100 nm yang
terdeteksi dari hasil X-Ray Diffraction (XRD) dan Field Emmision Scanning
Electron Microscope (FE SEM). Untuk memperbaiki hasil ini, running pada
penelitian ini dilakukan sekali lagi dengan waktu reaksi 30 menit dengan waktu
reduksi 30 menit di suhu 850oC dan suhu kalsinasi 550oC di udara. Hasil
nanokarbon yang diperoleh memiliki range diameter luar yang lebih kecil dan
berkisar antara 8,5 nm hingga 66,85 nm yang terukur pada FE SEM. Namun, jenis
nanokarbon belum diketahui berupa FWNT atau MWNT atau nanokarbon
lainnya.

Abstract
Production of Single Walled Nanotubes Carbon (SWNT) dan Few Walled
Nanotubes Carbon (FWNT) is really hard to do recently. It occured due to
inappropriate catalyst selection. Fe/Mo/MgO catalyst, used in literature, was used
to make nanotubes carbon. Fe/Mo/MgO catalyst was prepared by sol gel/spray
coating method and it would be reacted with methane in 850oC (methane
decomposition catalytic reaction). The research result shows that the highest
methane conversion reached 97,64% and carbon yield is 1,48 gc/gkat.
Transmission Electron Microscope (TEM) indicated that the synthesized product
was FWNT (carbon nanotubes with outer diameter between 4,5 nm ? 10 nm),
MWNT (Multi Walled Nanotubes Carbon, outer diameter between 10 nm ? 89,5
nm), coil nanotube, carbon nanofiber, dan bamboo-shaped carbon. It is happened
due to longer time reaction and catalyst diameters have range between 20 nm ?
100 nm which detected by XRD and SEM characterization. Then, methane
decomposition catalytic reaction to get nanotube carbon was done once again in
shorter times (30 minutes), longer time of reduction (40 minutes), and lower
calcination temperature (550oC) in air. FE SEM indicated that range of outer
diameter nanocarbon between 8,5 nm ? 66,85 nm but its types can not be
determined by FE SEM."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nurcahyani
"Produksi Carbon Nanotube (CNT) mengalami permasalahan dengan terbatasnya hasil CNT jenis Aligned yang dikarenakan oleh banyaknya parameter desain yang mempengaruhi proses sintesis. Penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan ACNT dilakukan dengan memvariasikan parameter desain yang digunakan, yaitu konsentrasi metana, jenis substrat, dan penghilangan hidrogen dari proses sintesis. Sintesis ACNT dilakukan dengan menggunakan Floating Catalyst CVD (FC-CVD) melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Hasil karakterisasi FE-SEM belum menunjukkan adanya CNT yang terbentuk sempurna dikarenakan proses deposisi katalis yang belum tepat terjadi sehingga menyebabkan karakteristik karbon berdiameter besar dan berbentuk amorf. Konsentrasi metana yang digunakan adalah 0,003M; 0,006 M; 0,012 M; 0,0148 M. Peningkatan konsentrasi metana menghasilkan peningkatan ukuran diameter CNT dari 28,28 nm untuk konsetrasi terendah hingga 66,72 nm untuk konsentrasi tertinggi. Konversi metana dan kemurnian hidrogen untuk 0,003 M adalah 80,57% dan 38,37% dan terus menurun untuk konsentrasi 0,0148 M mencapai 30,46% dan 19,21%. Sintesis dengan substrat SiO2 dan Al2O3 menghasilkan kualitas CNT, konversi metana, serta kemurnian hidrogen yang lebih baik dan lebih tinggi untuk SiO2. Nilai konversi metana serta kemurnian hidrogen yang dihasilkan pada reaksi tanpa hidrogen menghasilkan nilai yang rendah, yaitu 9,00% dan 1,26%. Hal tersebut secara signifikan menunjukkan bahwa peran hidrogen pada proses sintesis ACNT dengan metode FC-CVD sangat besar karena hidrogen mampu menurunkan suhu perengkahan ferrocene.

The production of Carbon Nanotubes (CNT) are having problem with the limited results of the Aligned CNT due to multiplicity of design parameters that affect the process of synthesis. Research with the goal to get the ACNT performed by varying the design parameters are used, namely methane concentration, type of substrate, and the removal of hydrogen from the process of synthesis. ACNT synthesis performed using Floating Catalyst CVD (FC-CVD) through catalytic decomposition of methane. Results of the characterization of FE-SEM has not shown the existence of CNT formed perfect due to the catalyst deposition process that has not exactly happened that caused a large diameter and amorphous-shaped carbon characteristics. Methane concentration used was 0,003 M; 0,006 M; 0,012 M; 0,0148 M. Increasing concentrations of methane generating augmenting the size of CNT diameter, out of the lowest concentrations was 28,28 nm to 66,72 nm for the highest concentration. Methane conversion and hydrogen purity to 0,003 M was 80,57% and 38,37% and continues to decline reach 30,46% and 19,21% for concentration of 0,0148 M. Synthesis with SiO2 and Al2O3 substrates produced quality of CNT, methane conversion, and hydrogen purity as well as a better and higher for SiO2. The value of methane conversion as well as the purity of the hydrogen produced in the reaction without hydrogen produces a low value, i.e. 9,00% and 1,26%. This significantly indicating that the role of hydrogen in ACNT process synthesis with FC-CVD method is enormous because hydrogen is able to lower the temperature of ferrocene decomposition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramaniya Anindita Wandawa
"Penelitian dilakukan untuk melakukan uji kinerja reaktor katalis terstruktur pelat untuk produksi carbon nanotube dan hidrogen melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Katalis yang digunakan adalah katalis Ni-Cu-Al dengan perbandingan molar 2:1:1. Reaksi dekomposisi katalitik metana dilakukan pada suhu 700oC selama 5 jam, dengan variasi space time 0,0006; 0,0032; 0,006 gr min/mL. Hasil uji kinerja tertinggi didapatkan pada space time 0,006 gr min/mL dengan konversi metana tertinggi 83,01% , kemurnian hidrogen tertinggi 70,23% , dan yield karbon 2,5 gr/gr katalis. Carbon nanotube yang dihasilkan memiliki diameter dalam 7,5-15 nm dan berbentuk Y-junction.

Abstract
The purpose of this research is to test the performance of plate structured catalyst to produce carbon nanotube and hydrogen via catalytic decomposition of methane. In this research, catalyst of Ni-Cu-Al with the molar ratio by 2:1:1 was used. The decomposition reaction took place at 700oC temperature for 5 hours, using 0,0006; 0,0032; and 0,006 gr min/mL space time variations. The maximum performance space-time was 0,006 gr min/mL with 83,01% for the highest number of methane conversion, 70,23% for the highest number of hydrogen purity, and 2,5 gr C/ gr catalyst carbon yield. The carbon nanotubes produced from the research were Y-junction-shaped and have 7,5-15 nm inner diameter.
;"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Yulianti
"Dekomposisi katalitik metana adalah salah satu alternatif untuk memproduksi hidrogen dan nanokarbon bermutu tinggi secara simultan. Nanokarbon banyak diaplikasikan dalam penyimpanan hidrogen, support katalis, alat penyimpan memory, penyimpanan emisi, dan industri polimer, sedangkan hidrogen dapat digunakan sebagai umpan pada sel bahan bakar (fuel cell) yang ramah lingkungan karena apabila dibakar tidak menghasilkan polutan. Masalah yang biasanya timbul dalam reaksi dekomposisi katalitik metana ini adalah terjadinya deaktivasi katalis akibat deposit karbon dan terjadinya pressure drop di dalam reaktor.
Penelitian ini bertujuan menguji kinerja reaktor dengan katalis terstruktur untuk mengatasi pressure drop di dalam reaktor. Katalis Ni-Cu-Al dipreparasi dengan menggunakan metode sol-gel dengan perbandingan atomik 2:1:1. Katalis ini dilapisi pada kawat stainless steel yang telah dibentuk dengan metode dip coating. Reaksi dilakukan dengan mengalirkan metana ke dalam reaktor pada temperatur 650°C dan 700°C serta tekanan atmosferik. Produk gas dianalisis dengan menggunakan gas chromatography yang terpasang secara online dengan aliran keluar reaktor. Penggunaan katalis terstruktur pada dua temperatur berbeda ini dapat menghasilkan konversi metana hingga 87.55 % dan 94.87%. Produk dari reaksi dekomposisi katalitik metana berupa hidrogen memiliki kemurnian hingga 87.53% dan 95.14%.
Karbon yang dihasilkan memiliki yield 28.45 dan 32.85 gr karbon/gr katalis untuk waktu reaksi 8.4 jam. Untuk reaksi selama 33 jam menghasilkan 201 gr karbon/gr katalis. Karakterisasi dengan menggunakan TEM menunjukkan karbon yang dihasilkan berbentuk nanotube dengan diameter 50-100. Pada reaktor dengan katalis terstruktur ini tidak terjadi pressure drop yang dapat mengakibatkan berakhirnya reaksi. Reaksi berakhir karena katalis sudah terdeaktivasi akibat tertutupnya permukaan katalis oleh deposit karbon. Lifetime katalis dapat mencapai 33 jam dan masih dapat berlanjut.

Methane decomposition is an alternative way to produce high quality carbon nanotubes (CNTs) and hydrogen simultaneously. CNTs can been used for various applications such as hydrogen storage, electronic device, composite materials, field emission source, and catalyst support. Hydrogen can be used as the future clean energy resource such as for fuel cells, which doesn't emit pollutants when combusted. The problem often found in methane catalytic decomposition is the presence of pressure drop. This problem is expected to be solved by designing a structured catalyst reactor.
In this experiment, Ni-Cu-Al catalyst is prepared by sol-gel method. Stainless steel wiremesh is coated with catalyst by dip coating method and put into a quartz tube reactor. The experiment was done at 650°C and 700°C with atmospheric pressure. Methane is fed into the reactor and decomposed by the catalyst. An online chromatograph is used to detect the gas products. The morphology of CNTs is characterized by TEM. The use of structured catalyst in these two different temperature gives conversion of methane up to 87.55 % and 94.87%. Hydrogen as the product has a purity of 87.53% dan 95.14% .
The carbon yields are 28.45 and 32.85 gr carbon / gr catalyst for 8.4 hours of reaction. For 33 hours of reaction, the yield becomes 201 gr carbon/ gr catalyst. TEM characterization shows that the diameter of CNTs are between 50-100 nm for both cases. Pressure drop isn't found in this structured catalyst reactor which could end the reaction. The reaction ends when the catalyst is deactivated due to carbon deposit on the catalyst. The lifetime of the catalyst can reach 33 hours and can still continue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Variasi promotor tekstural dan komposisi katalis telah dilakukan untuk melihat pengaruhnya pada reaksi dekomposisi katalitik metana. Dalam penelitian ini, promotor tekstural ditambahkan ke dalam katalis yang berbasis Ni dan Cu dengan metode preparasi impregnasi. Selanjutnya katalis dimasukkan ke dalam reactor unggun tetap yang terpasang online dengan alat kromatografi gas. Temperatur dalam reactor sebesar 700°C. Variasi yang dilakukan adalah pada textural promoter yang digunakan dan komposisinya.
Hasil yang dianalisis adalah karakter katalis, produk konversi, dan hasil karbon nanotube yang dihasilkan. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa promotor tekstural terbaik adalah Al2O3, selanjutnya variasi komposisi menunjukan bahwa komposisi terbaik Ni:Cu:Al2O3 = 56,8:27,1:16,1.

Variation of textural promoter and catalyst compositions have been performed to see its effect on catalytic decomposition of methane reaction. In this study, the textural promoter was added to the catalysts based on Ni and Cu with impregnation preparation method. Further catalyst was inserted into a fixed bed reactor directly connected with gas chromatography equipment. Temperature in the reactor was 700°C.
The results that were being analyzed were the character of catalyst, conversion products, and the carbon nanotubes which were produced. From the research that has been done, it is known that the best textural promoter is Al2O3. Further the variations of compositions showed that the best composition of Ni: Cu: Al2O3 were 56.8: 27.1:16.1
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51899
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Toni Partogi Johannes
"Kamper merupakan sumber karbon yang dapat diperbaharui untuk digunakan sebagai bahan baku didalam sintesis CNT. Kamper merupakan zat yang dapat ditemukan pada pohon Cinnamomum camphora. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mensintesis ACNT dari kamper adalah Floating Catalyst Chemical Vapor Deposition (FC-CVD) dengan katalis Ferrocene pada suhu 800oC dan gas hidrogen sebagai ko-reaktan serta gas argon sebagai carrier gas. Metode ini merupakan metode paling populer dalam mensintesis ACNT yang terorientasi dan memiliki densitas tinggi. Kamper akan terdekomposisi menjadi senyawa benzena, toluena, dan xylena pada suhu 800oC.
Dengan menggunakan uji karakterisasi GC-FID, hasil penelitian menunjukkan dekomposisi kamper pada suhu 800oC didominasi oleh senyawa benzena dengan konsentrasi sebesar 92,422-97,656%. Penelitian dilakukan, dengan memvariasikan laju alir carrier gas berupa argon sebesar 40, 55, 70, 85 dan 100 mL/ menit pada suhu 800oC selama 60 menit waktu reaksi. Laju alir carrier gas argon sebesar 70 mL/ menit menghasilkan yield yang terbaik, namun hal ini tidak diikuti oleh kualitas CNT yang terbaik. Kualitas CNT yang terbaik diperoleh pada laju alir carrier gas argon sebesar 55 mL/ menit berdasarkan hasil uji karakterisasi SEM, EDX, Mapping, dan Spektroskopi RAMAN. Penelitian ini belum memperoleh CNT dengan bentuk aligned (ACNT).

Camphor is a renewable carbon source that can be used as raw material for synthesizing CNT. Camphor is a substance that can be found on the Cinnamomum camphora tree. In this research, the method used to synthesize ACNT from camphor is Floating Catalyst Chemical Vapor Deposition (FC-CVD) with Ferrocene as catalyst at temperature of 800oC, hydrogen gas as the co-reactant and argon gas as carrier gas. This method is the most popular method of synthesizing ACNT which oriented and have a high density. Camphor decomposes into benzene, toluene, and xylene at a temperature of 800oC.
By using GC-FID for characterization test, the results showed decomposition at a temperature of 800oC camphor dominated by benzene with a concentration of 92.422 to 97.656%. The research was conducted by varying the flow rate of carrier gas such as argon at 40, 55, 70, 85 and 100 mL / min at a temperature of 800oC for 60 minutes of reaction time. Argon carrier gas flow rate of 70 mL / min producing CNT with the highest yield, but this is not followed by best quality of CNT. CNT with best quality is obtained at a flow rate of argon carrier gas at 55 mL / min based on test results characterization by using SEM, EDX, Mapping, and RAMAN Spectroscopy. This research have not obtained CNT with aligned structured.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nurcahyani
"Produksi Carbon Nanotube (CNT) mengalami permasalahan dengan terbatasnya hasil CNT jenis Aligned yang dikarenakan oleh belum ditemukannya metode sintesis yang efektif dan ekonomis. Pada penelitian ini sintesis ACNT dilakukan melalui reaksi dekomposisi katalitik metana dengan metode Water-Assisted Chemical Vapor Deposition (WA-CVD) pada reaktor katalis terstruktur pelat sejajar dan reaktor fixed bed. Katalis yang digunakan adalah Fe-Ni/Al2O3 yang dipreparasi dengan metode sol-gel/dip-coating serta Ni-Cu-Al yang dipreparasi dengan metode kopresipitasi.
Hasil karakterisasi karbon dengan Transmission Electron Microscope (TEM) menunjukkan produk nanokarbon dengan jenis yang bervariasi, yaitu carbon nanotube, bamboo-shaped carbon dan carbon onion quasi-spherical Berdasarkan perbandingan hasil dengan metode tanpa penambahan air, CNT yang dihasilkan cenderung tumbuh tegak walaupun belum terbentuk secara rapi dan seragam. Selain itu, jumlah CNT yang dihasilkan lebih banyak dan memiliki kemurnian yang sangat baik. Hal tersebut menunjukkan peran air yang secara signifikan dapat meningkatkan kualitas CNT.

Carbon Nanotube (CNT) production have a problem with the limitation of Aligned CNT product caused by the effective and economic method that has not been found. This research used catalytic decomposition of methane with Water-Assisted Chemical Vapor Deposition (WA-CVD) method by using bench-scale plate structured catalyst reactor and fixed bed reactor. Catalyst Fe-Ni/Al2O3 prepared by sol-gel/dip-coating and Ni-Cu-Al prepared by co-precipitation were used to make CNT.
Transmission Electron Microscope (TEM) results shows there are various types of nanocarbon produced, such as carbon nanotube, bamboo-shaped carbon and also carbon onion quasi-spherical. Regarding to a comparison with without adding water vapor method, CNT which obtained tend to grow vertically eventhough have not formed uniformly. In addition, the amount of CNT is higher and have a high purity. It shows that the role of water vapor significantly increasing the quality of CNT.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Astika Oktafiani
"Reaksi dekomposisi katalitik metana dipercaya dapat menghasilkan hidrogen dengan tingkat kemurnian yang tinggi, sehingga dapat langsung dimanfaatkan untuk aplikasi fuel cell tanpa proses purifikasi. Namun demikian, jumlah hidrogen per mol metana yang didapatkan dari reaksi ini masih lebih rendah daripada jumlah hidrogen per mol metana yang didapatkan dari reaksi reformasi kukus metana. Oleh karena itu, pengembangan reaksi ini difokuskan untuk menghasilkan produk karbon bernilai tinggi, seperti karbon nanotube, untuk meningkatkan nilai ekonomi dari reaksi dekomposisi metana ini. Bagaimanapun, untuk memperoleh nanokarbon yang berkualitas tinggi tidaklah mudah, karena memerlukan temperatur reaksi yang tinggi untuk mentransformasi katalis dalam bentuk quasi liquid. Penambahan logam transisi sebagai structural promoter dan oksida logam sebagai textural promoter pada katalis dapat menghasilkan katalis berfasa quasi liquid pada temperatur yang lebih rendah. Namun demikian, penambahan jenis textural promoter yang berbeda menghasilkan tipe nanokarbon yang berbeda. Pada penelitian ini, pengaruh dari textural promoter pada katalis terhadap yield karbon dievaluasi dengan melakukan reaksi dekomposisi katalitik metana pada temperatur 650 _ menggunakan katalis berbasis Ni-Cu dengan variasi textural promoter (MgO, SiO2, a n d A l2O3). Karakter katalis dievaluasi dengan analisa XRD sedangkan morfologi produk nanokarbon dievaluasi denagn analisa TEM. Hasil dari analisa XRD menunjukkan bahwa textural promoter mempengaruhi karakter kristalografik katalis. Karakter kristalografik ini selanjutnya mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk nanokarbon. Yield karbon paling banyak diperoleh dengan menggunakan katalis bertextural promoter MgO, sedangkan kualitas karbon paling baik diperoleh dengan menggunakan katalis bertextural promoter Al2O3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>