Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukirman
"Suatu mekanisme kinetika kimia terinci untuk pembakaran toluena telah dilakukan dan dievaluasi pada rentang yang lebar dari suatu reaksi pembakaran. Dalam hal ini mencakup beberapa diantaranya adalah diterapkan dalam alat uji shock tubes, perfectly stirred reactor (PSR) dan plug flow reactor (PFR). Mekanisme reaksi yang dihasilkan dengan menggunakan program aplikasi Chemkin terdiri dari 617 reaksi elementer dan 107 spesies yang mana membutuhkan keahlian yang cukup untuk mengembangkan suatu mekanisme kinetika kimia yang bisa diaplikasikan pada reaksi oksidasi dengan temperaratur sedang hingga temperature tinggi. Dekomposisi termal dari toluene dan reaksi reaksi serangan spesies radikal yang mengarah pada terbentunya spesies teroksigenasi (oxygenated species) diberikan perhatian khusus.
Model kinetika toluena yang menyeluruh akan mendukung untuk mendapatkan profil konsumsi bahan bakar yang effisien baik itu untuk aplikasi shock tubes, perfectly stirred reactor maupun plug flow reactor. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dipakai sebagai acuan untuk validasi adalah hasil percobaan yang dilakukan terhadap campuran homogen pada rentang tertentu nisbah kesetaraan (equivalence ratios) pada tekanan yang dimampatkan dari 25 sampai 45 bar dan temperature 920 K hingga 1100 K. Data yang dipakai untuk validasi ini adalah data sekunder dari hasil percobaan Davidson [D.F. Davidson, B.M. Gauthier, R.K. Hanson, Proc. Combust. Inst. 30 (2005) 1175 - 1182] dengan memvariasikan konsentrasi oksigen, sementara konsentrasi toluenanya dijaga tetap untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari oksigen dalam berkontribusi terhadap pola ignisi.
Percobaan tambahan dengan memvariasikan fraksi mol dari bahan bakar pada harga nisbah kesetaraan tertentu menunjukkan bahwa waktu tunda ignisi menjadi lebih pendek dengan makin tingginya konsentrasi bahan bakar. Prakiraan dari berbagai mekanisme kinetika rinci juga diperbandingkan dimana hasilnya menunjukkan belum didapatkannya keakuratan data mekanisme kinetika untuk toluene terhadap data percobaan untuk penentuan waktu tunda ignisi maupun jumlah panas yang dilepaskan. Analisa fluks dilakukan untuk mengidentifikasi arah reaksi yang paling dominan dan reaksi mana yang menunjukkan penyimpangan dari data yang bersumber dari percobaan dan data hasil simulasi.

A detailed chemical kinetic mechanism for the combustion of toluene has been assembled and investigated for a wide range of combustion regimes. The later includes shock tubes, perfectly stirred reactor (PSR) and Plug Flow Reactor (PFR). The reaction mechanism features 617 elementary reactions and 107 species and represents an attempt to develop a chemical kinetic mechanism applicable to intermediate and high temperature oxidation. Toluene thermal decomposition and radical attack reactions leading to oxygenated species are given a particular attention.
The final toluene kinetic model results in excellent fuel consumption profiles in both flame and plug flow reactors and sensible predictions of temporal evolution of hydrogen radical and pyrolysis products in shock tube experiments. Experiments are conducted for homogeneous mixtures over a range of equivalence ratios at compressed pressures from 25 to 45 bar and compressed temperatures from 920 to 1100 K. Experiments varying oxygen concentration while keeping the mole fraction of toluene constant reveal a strong influence of oxygen in promoting ignition.
Additional experiments varying fuel mole fraction at a fixed equivalence ratio show that ignition delay becomes shorter with increasing fuel concentration. Moreover, autoignition of benzene shows significantly higher activation energy than that of toluene. In addition, the experimental pressure traces for toluene show behavior of heat release significantly different from the results of Davidson et al. [D.F. Davidson, B.M. Gauthier, R.K. Hanson, Proc. Combust. Inst. 30 (2005) 1175'1182]. Predictability of various detailed kinetic mechanisms is also compared. Results demonstrate that the existing mechanisms for toluene fail to predict the experimental data with respect to ignition delay and heat release. Flux analysis is further conducted to identify the dominant reaction pathways and the reactions responsible for the mismatch of experimental and simulated data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49616
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Etika Rahayu Trias Asih
"Biometanol merupakan metanol yang berasal dari biomassa. Adanya gugus OH menjadikan kimia pembakaran metanol sebagai variasi yang menarik untuk diteliti seperti pembakaran hidrokarbon parrafin. Proses oksidasi dan pembakaran metanol menghasilkan produk intermediet maupun produk akhir yang melewati berbagai proses reaksi elementer.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model kinetika kimia untuk oksidasi dan pembakaran metanol, mendapatkan profil konsentrasi dan waktu tunda ignisi, serta mengetahui kondisi optimum dalam sistem pembakaran metanol. Selain itu, karena reaksi oksidasi dan pembakaran melibatkan banyak reaksi elementer maka perlu dilakukan identifikasi tahapan reaksi-reaksi penting malalui analisis sensitivitas dan analisis laju produksi. Mekanisme kinetika kimia untuk oksidasi dan pembakaran metanol telah dikembangkan.
Validasi hasil pemodelan dengan berbagai data percobaan dilakukan dengan menggunakan software Chemkin 3.7.1. Data tersebut berasal dari percobaan yang menggunakan reaktor alir dan shock tube dengan rentang suhu dari 781-2128 K, tekanan dari 1-15 atm serta rasio ekivalen ( _) dari 0,42-2,59. Secara umum, hasil validasi mekanisme menunjukkan bahwa model kinetika telah mereproduksi hasil percobaan dengan baik.
Hasil analisis sensitivitas memperlihatkan bahwa reaksi yang paling sensitif adalah reaksi percabangan rantai, H+O2-->OH+O, untuk tekanan rendah dan reaksi dekomposisi termal hidrogen peroksida, H2O2(+M)=OH+OH(+M), untuk tekanan tinggi. Hasil simulasi reaktor alir menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna terjadi pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi, serta campuran stoikiometri. Kemudian, hasil simulasi shock tube menunjukkan bahwa ignisi tercapai dengan cepat pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi.

Biomethanol is methanol which comes from biomass. The existence of the OH group makes methanol combustion chemistry an interesting variation to study such as parrafin hydrocarbon combustion. Methanol oxidation produces many intermediate and final products through elementary reaction processes.
This study aims to get the kinetic model for methanol oxidation and combustion, to get concentration and ignition delay time profile, and also to know the optimum condition in methanol combustion system. In addition, oxidation and combustion reaction involve of many elementary reactions, so we have to identify the stages of important reactions by sensitivity and rate of production analysis. Chemical kinetic mechanism for methanol oxidation and combustion has been developed.
The validation of model results with multiple experimental data has been done by using Chemkin 3.7.1 software. The data are from flow reactor and shock tube experiments with range of temperature from 781-2128 K, pressure from 1-15 atm and equivalence ratio ( &oslach;) from 0,42-2,59. In general, mechanism validation results show that kinetic model has reproduced experimental results well.
Sensitivity analysis results show that the most sensitive reaction is chain branching reaction, H+O2-->OH+O, for low pressure and thermal decomposition reaction of hydrogen peroxide, H2O2(+M)=OH+OH(+M), for high pressure. Flow reactor simulation results show that parsial combustion happens at high initial pressure and temperature, and stoikiometric mixture. Then, shock tube simulation results show that ignition is reached fast at high initial pressure and temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nonni Soraya Sambudi
"Sebagai bahan bakar alternatif, etanol dapat digunakan dalam bentuk campuran maupun bahan bakar murni. Keunggulan etanol dibandingkan bensin sebagai bahan bakar adalah minimnya polutan standar yang dihasilkan seperti karbon monoksida. Proses oksidasi dan pembakaran etanol menggunakan 372 reaksi elementer dan menghasilkan senyawa antara maupun produk akhir yang beragam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tunda ignisi (ignition delay times), polutan yang mungkin dihasilkan dan pengaruh temperatur, tekanan dan rasio ekivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran etanol. Untuk mencapai semua tujuan tersebut, diperlukan suatu model kinetika kimia oksidasi dan pembakaran etanol yang menyeluruh sehingga memiliki rentang validasi yang luas dan representatif terhadap kondisi oksidasi dan pembakaran yang sebenarnya.
Hasil perhitungan divalidasi dengan data percobaan yang diperoleh dari penelitian dengan flow reactor dan jet stirred reactor untuk profil konsentrasi dan shock tube untuk waktu tunda ignisi. Hasil perhitungan menunjukkan kesesuaian yang baik terhadap data penelitian. Analisis mekanisme dilaksanakan dengan menggunakan analisis sensitivitas dan analisis aliran reaksi. Analisis sensitivitas digunakan untuk mengidentifikasi tahapantahapan reaksi pembatas laju. Analisis aliran reaksi digunakan untuk menghitung persentase kontribusi reaksi pada pembentukan atau konsumsi spesi kimia.
Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa reaksi OH O + H O2 + merupakan reaksi yang paling sensitif untuk waktu tunda ignisi. Simulasi oksidasi dan pembakaran etanol dilakukan pada rentang temperatur 1000-2000 K, tekanan 1-15 atm dan rasio ekivalensi (f) 0.5-2. Simulasi dilakukan dengan menggunakan bantuan software Chemkin 3.7.1. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan suatu kontribusi penting dalam mengevaluasi kelayakan penggunaan bahan bakar yang mengandung etanol.

Ethanol as an alternative fuel can be used either in a mixture or single component. The advantage of ethanol over gasoline as fuel is the minimum standar pollutant emmited from its burning, such as carbonmonoxide. Ethanol oxidation and combustion processes use 372 elementary reantions and yield various of intermediates and products.
This computational study has several purposes to find out, such as ignition delay times, emmited pollutants and influences of pressure, temperature and equivalence ratio in ethanol oxidation and combustion. Hence, a comprehensive and representative chemical kinetic model for ethanol oxidation and combustion is needed to fulfill the purposes of this study. This model is expecteded for high validation and represents the real condition of ethanol oxidation and combustion.
The computational results are compared to the experimental data from flow reactors and jet stirred reactors for concentration profiles, and shock tube for ignition delay times. Good agreement was found for the validation with experimental data. Mechanism analyses were doing by applying the sensitivity and reaction flow analyses. A sensitivity analysis is used to identify rate-limiting reaction steps. A reaction flow analysis calculates the percentage of reaction contribution to the formation or consumption of chemical species.
Sensitivity analysis shows that OH O + H O2 + as the most sensitive reaction for ignition delay times. Ethanol oxidation and ignition simulation processes were conducted in temperature range of 1000-2000 K, pressure range of 1-15 atm and equivalence ratio (f) range of 0.5-2.0. The simulation was performed using Chemkin 3.7.1 software. Hopefully, the results of this study will give a strong contribution in feasibility evaluation of using ethanol as a fuel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilka Miladian Tinas
"Pemodelan Kinetika Oksidasi dan Pembakaran Campuran Dimetil Eter (DME)-Propana dilakukan untuk mempelajari karakteristik pembakaran bahan bakar campuran DME dan propana (C3H8). Model kinetika oksidasi dan pembakaran campuran DME-propana terdiri dari 295 spesies dan 1584 reaksi elementer. Validasi model kinetika yang dikembangkan pada penelitian ini telah dilakukan menggunakan data percobaan waktu tunda ignisi yang dilakukan oleh Erjiang Hu dkk. Model kinetika yang dikembangkan memberikan kesesuaian yang baik terhadap data percobaan. Simulasi menggunakan model kinetika untuk mendapatkan profil waktu tunda ignisi dilakukan pada tekanan 2, 10, 40 bar; temperatur 550-1500K; rasio ekivalensi 0,5-2 dan komposisi DME 0-100%.
Hasil simulasi menunjukkan meningkatnya tekanan, waktu tunda ignisi akan semakin cepat, hal ini berlaku untuk semua rasio ekivalensi dan komposisi DME. Pengaruh penambahan DME pada waktu tunda ignisi campuran DME-propana sensitif terhadap konsentrasi bahan bakar. Semakin besar komposisi DME dalam campuran, waktu tunda ignisi semakin cepat. Waktu tunda ignisi campuran DMEpropana pada daerah temperatur 550-1000K menunjukkan adanya daerah NTC (Negative Temperature Coefficient) yaitu daerah dimana temperatur meningkat, laju reaksi oksidasi dan pembakaran menurun memperlambat terjadinya ignisi. Pengaruh rasio ekivalensi terhadap waktu tunda ignisi campuran DME-propana cukup besar pada daerah NTC. Pada temperatur dibawah dan diatas daerah NTC, pengaruh rasio ekivalensi terhadap waktu tunda ignisi sangat kecil.

Kinetic modeling of the oxidation and combustion of Dimethyl Ether (DME)-Propane mixtures is conducted to study the combustion characteristic of the fuel mixture of DME and propane (C3H8). Kinetic model of the oxidation and combustion of DME-propane mixture consists of 295 species and 1548 elementary reaction. Validation of kinetic model developed in this study has been carried out using the experimental data of ignition delay time by Erjiang Hu et.al. Kinetic model developed provides good agreement to the experimental data. The simulation using kinetic model to produce ignition delay time profile conducted at pressure 2, 20, 40 bar; temperature 550-1500K; equivalence ratio 0,5-2 and DME blending ratio 0-100%.
The result shows that with the increase of pressure, ignition delay time decrease for all equivalence ratio and DME blending ratio. The effect of DME addition on ignition delay time of DME-propane mixtures is sensitive on the fuel concentration. Increasing DME blending ratio, the faster the ignition delay time. Ignition delay time DME-propane mixtures at temperature 550-1000K show the NTC (Negative Temperature Coefficient) region, which the increasing of temperature, the rate of oxidation and combustion reaction decrease, inhibit the ignition. Effect of equivalence ratio on ignition delay time DMEpropane mixtures is quite large in NTC region. At temperature below and above the NTC region, the effect of equivalence ratio on ignition delay time is small.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Niko Alfredo
"Campuran iso-oktana dengan n-heptana merupakan bahan bakar acuan utama gasoline yang disebut juga sebagai PRF (primary reference fuel) dalam penentuan nilai RON (research octane number). Nilai RON pada PRF menyatakan n jumlah persen iso-oktana yang terkandung dalam campuran tersebut. Penelitian ini mengembangkan mekanisme kinetika kimia untuk reaksi oksidasi dan pembakaran PRF, yang dapat memprediksi produk antara yang dihasilkan, pengaruh komposisi iso-oktana dan n-heptana, tekanan, temperatur dan rasio ekivalensi. Model kinetika kimia oksidasi dan pembakaran PRF yang dikembangkan memiliki rentang validitas yang luas dan representatif terhadap kondisi oksidasi dan pembakaran yang sebenarnya. Model kinetika reaksi yang diperoleh divalidasi dengan menggunakan data percobaan yang diperoleh untuk profil konsentrasi dari eksperimen Dagaut dkk. [1] pada reaktor jet-stirred untuk RON 10, 50, 70, dan 90 yang dilakukan pada rentang temperatur 550 K - 1150 K, tekanan 10 atm dan rasio ekuivalen 1. Selain itu juga dilakukan validasi terhadap waktu tunda ignisi (ignition delay time) dengan menggunakan data percobaan Fieweger dkk. [3] pada reaktor shock tube pada variasi RON 0, 60, 80, 90, dan 100. Dengan tekanan operasi 40 atm dan rasio ekuivalen 1. Secara umum, hasil validasi mekanisme menunjukkan bahwa model kinetika mampu mereproduksi hasil percobaan dengan baik. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan dapat mengidentifikasi reaksi-reaksi yang paling penting dan relevan dalam kondisi tersebut. Hasil simulasi reaktor jet-stirred menunjukkan bahwa kondisi optimum pembakaran sempurna terjadi pada PRF dengan nilai RON 90 pada tekanan 10 atm, dan temperatur 1200 K dan campuran stoikiometri. Kemudian, hasil simulasi shock tube menunjukkan bahwa ignisi tercapai dengan cepat pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi.

Iso-octane and n-heptane mixture known as Primary Reference Fuel were use as reference for gasoline in determining Research Octane Number (RON). The nominal after RON shows the mole percentage of iso-octane in the mixture. This research aim to make mechanisms of chemistry kinetics to react oxidation and combustion iso-octane and n-heptane mixture, knows ignition delay times, pollutant that is possibly and temperature influence, pressure and equivalence ratio at reaction of oxidation and combustion iso-octane. To reach all purpose, required an oxidation chemistry kinetics model and combustion of iso-octane and n-heptane mixture which totally causing has wide validity spread and representative to an actual condition of oxidation and combustion. Model kinetics obtained, through calculation, were validated by using attempt data obtained for profile concentration from Dagout experiments at reactor jet-stirred on RON 10, 50, 70 and 90, range temperature 550 K-1150 K, pressure at 10 atm and equivalence ratio 1,0. And also Fieweger experiments at shock tube for ignition delay times profile with range temperature 550-1150 K, pressure 40 tm and equivalence ratio 1,0. Generally, result of validity of mechanisms indicates that kinetics model has reproduced result of attempt carefully. Sensitivity analysis result in each operating condition of combustion can identify reactions most important and relevant under the condition. Result of simulation of jet-stirred reactor indicates that optimum condition of a perfect combustion for RON 90 happened at initial pressure 10 atm and temperature 1200 K at stoichiometric mixture. Then, result of simulation shock tubes indicates that ignition is reached swiftly at high initial pressure and temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49810
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resky Ervaldi Saputra
"Sekam padi dan serbuk gergaji adalah biomassa yang melimpah di Indonesia sebagai negara agraris sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai bahan bakar energi terbarukan pada proses gasifikasi. Tipe reaktor gasifikasi Fixed Bed Downdraft menjadi pilihan karena jenis reaktor yang sederhana, memungkinkan berbagai bahan bakar, dan menghasilkan syngas relatif bersih dengan kandungan tar dan partikel yang kecil sehingga memiliki efisiensi tinggi. Tujuan dari tesis ini adalah mengetahui nilai optimum kalor dan efisiensi termal pada variasi nilai rasio ekivalensi, suhu gasifikasi dan campuran sekam dan sebuk gergaji melalui proses simulasi berbasis semi kesetimbangan. Hasil simulasi data gas sintesis yang disajikan berupa CH4, H2, CO dan CO2 yang divalidasi dengan literatur eksperimen dan simulasi. Variabel terikat dalam tesis ini adalah laju alir massa feedstock senilai 1,7 kg/jam dengan variasi rasio ekivalensi 0,18, 0,23, 0,27, dan 0,31, variasi suhu gasifikasi 400oC hingga 1000oC dan variasi campuran umpan senilai 100% sekam, 75:25, 50:50, 25:75 dan 100% serbuk gergaji. Adapun olah data yang diperlukan yaitu menghitung rasio ekivalensi, berat molekul gas dan biomassa, densitas syngas, massa syngas per massa biomassa dan nilai Lower Heating Value (LHV). Pada akhirnya, hasil riset ini menunjukkan bahwa rasio ekivalensi optimum ditemukan senilai 0,27 dengan kalor syngas paling maksimum sebesar 3,05 MJ/kg untuk sekam dengan effsiensi 29,26% dan 4,99 MJ/kg untuk serbuk gergaji dengan effsiensi 34,51%. Sedangkan suhu optimum ditemukan senilai 700oC pada sekam dengan kalor syngas 3,38 MJ/kg effsiensi 32,36% dan 750oC pada serbuk gergaji sebesar 5,84 MJ/kg effisiensi 40,42%. Ditambah lagi seiring tambahan campuran 25% serbuk gergaji pada sekam dapat meningkatkan rata-rata kalor syngas dan termal effisiensi masing-masingnya sebesar 3% dan 1,93%.

Rice husks and sawdust are abundant biomass in Indonesia as an agricultural country so that they can be utilized properly as renewable energy fuels in the gasification process. The Fixed Bed Downdraft gasification reactor type was chosen because the reactor type is simple, allows for a variety of feedstocks, and produces relatively clean producer gas with small tar and particle content so that it has high efficiency. The purpose of this research is to determine the optimum value of energy and thermal efficiency for variations of the equivalence ratio, gasification temperature and mixture of rice husks and sawdust through simulation process based a semi-equilibrium method. The results of the simulation of the syngas data presented the content of CH4, H2, CO and CO2 were validated by the experimental and simulation literature. The dependent variable in this research is the feedstock mass flow rate of 1.7 kg/hour with variations of the equivalence ratio of 0.18, 0.23, 0.27, and 0.31, the variation of the gasification temperature from 400oC to 1000oC and the variation of the feedstock mixture as 100% rice husk, 75:25, 50:50, 25:75 and 100% sawdust. Then data processing required is to calculate the equivalence ratio, gas and biomass molecular weight, syngas density, syngas mass per biomass mass and Lower Heaing Value (LHV) value. Finally, the results of this research showed that the optimum equivalence ratio was found to be 0.27 with the maximum syngas energy as 3.05 MJ/kg for husk with an efficiency of 29.26% and 4.99 MJ/kg for sawdust with an efficiency of 34, 51%. Meanwhile, the optimum temperature was found to be 700oC in husk with syngas energy of 3.38 MJ/kg efficiency of 32.36% and 750oC on sawdust of 5.84 MJ/kg efficiency of 40.42%. In addition, adding 25% sawdust to the rice husks can increase the average syngas energy and thermal efficiency by 13% and 1.93%, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Hadiwijaya
"ABSTRAK
Bahan bakar berkualitas memberikan sifat anti ketukan. Salah satu metode pengukuran kualitas bahan bakar adalah dengan angka oktana. Penentuan angka oktana di Indonesia menggunakan mesin CFR. Mesin CFR di Indonesia memiliki kendala jumlah unit terbatas dan usia tua. Penelitian ini menggunakan model kinetika pembakaran untuk mencari data waktu tunda ignisi BBRU (bahan bakar rujukan utama) dan bahan bakar komersial. Angka oktana bahan bakar komersial diketahui apabila waktu tunda ignisi bahan bakar tersebut sama dengan waktu tunda ignisi BBRU yang memiliki persen volume iso-oktana tertentu. Model menghasilkan angka oktana TOTAL 92,5, Shell 94,5, Premium 89, Petronas 90,5, Pertamax 91,5.

ABSTRACT
Quality fuel will provided anti-knocking properties. One of fuel quality measuring method is use octane number. Indonesia using CFR machine to determine octane number. CFR machine in Indonesia is limit of unit number and over age. This research use combustion kinetic model to look for PRF (primary reference fuel) and commercial fuel ignition delay time. Octane number is known if ignition delay time of commercial fuel is same as PRF that has certain iso-octane volume percent. Model output is octane number of several fuel merk. TOTAL 92.5, Shell 94.5, Premium 89, Petronas 90.5, Pertamax 91.5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42938
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Aulia Yuhana
"Iso-oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan. Hal itu terjadi karena iso-oktana memiliki temperatur autoignition yang tinggi (417_C). Iso-oktana merupakan suatu senyawa kimia yang dapat digunakan untuk meningkatkan bilangan oktan yang terkandung dalam suatu bahan bakar. Sebagai tambahan, pencampuran iso-oktana dengan n-heptana dijadikan acuan utama untuk bahan bakar (primary reference fuel) yang menyatakan jumlah persen iso-oktana yang terkandung dalam campuran tersebut menunjukkan bilangan oktana.
Penelitian ini bertujuan membuat mekanisme kinetika kimia untuk reaksi oksidasi dan pembakaran iso-oktana, mengetahui ignition delay time, polutan yang mungkin dihasilkan dan pengaruh temperatur, tekanan dan rasio ekivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran iso-oktana. Untuk mencapai semua tujuan tersebut, diperlukan suatu model kinetika kimia oksidasi dan pembakaran iso-oktana yang menyeluruh (comprehensive) sehingga memiliki rentang validitas yang luas dan representatif terhadap kondisi oksidasi dan pembakaran yang sebenarnya.
Model kinetika yang diperoleh, melalui perhitungan, akan divalidasi dengan menggunakan data percobaan yang diperoleh untuk profil konsentrasi dari eksperimen Dagout pada reaktor jetstirred dengan 0,1 % iso-oktana, rentang temperatur 550 K - 1150 K, tekanan 10 atm dan rasio ekuivalen 0,3 - 1,5 dan eksperimen Fieweger dkk. pada shock tube untuk profil ignition delay times dengan rentang temperatur 550 - 1700 K, tekanan 1 - 45 atm dan rasio ekuivalen 0,3 - 1,5.
Secara umum, hasil validasi mekanisme menunjukkan bahwa model kinetika telah mereproduksi hasil percobaan dengan baik. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan pada setiap kondisi operasi pembakaran dapat mengidentifikasi reaksi-reaksi yang paling penting dan relevan dalam kondisi tersebut. Hasil simulasi reaktor jet-stirred menunjukkan bahwa kondisi optimum pembakaran sempurna terjadi pada tekanan 10 atm, temperatur 1200 K dan campuran stoikiometri. Kemudian, hasil simulasi shock tube menunjukkan bahwa ignisi tercapai dengan cepat pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi.

Iso-octane can be compressed until small volume without experiencing spontaneous combustion. That because iso-octane have high temperature autoignition ( 417_C). Iso-octane is a chemistry compound which applicable to increase octane number which implied in a fuel, mixing of iso-octane and nheptane is primary reference fuel which expressing number of gratuities isooctane which implied in the mixture shows octane number.
This research aim to make mechanisms of chemistry kinetics to react oxidation and combustion iso-octane, knows ignition delay times, pollutant that is possibly and temperature influence, pressure and equivalence ratio at reaction of oxidation and combustion iso-octane. To reach all purpose of the, required an oxidation chemistry kinetics model and combustion of iso-octane which totally causing has wide validity spread and representative to an actual condition of oxidation and combustion.
Model kinetics obtained, through calculation, will be validation by using attempt data obtained for profile concentration from Dagout experiments at reactor jet-stirred with 0,1 % isooctane, range temperature 550 K-1150 K, pressure at 10 atm and equivalence ratio 0,3-1,5 and Fieweger experiments at shock tube for ignition delay times profile with range temperature 550-1700 K, pressure 1-45 atm and equivalence ratio 0,3-1,5.
Generally, result of validity of mechanisms indicates that kinetics model has reproduced result of attempt carefully. Sensitivity analysis result in each operating condition of combustion can identify reactions most important and relevant under the condition. Result of simulation of jet-stirred reactor indicates that optimum condition of a perfect combustion happened at initial pressure 10 atm, temperature 1200 K and stoichiometric mixture. Then, result of simulation shock tube indicates that ignisi is reached swiftly at high initial pressure and temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49630
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fredella Sylvania Aurelia
"Benzaldehida merupakan senyawa organik yang banyak digunakan sebagai senyawa antara dalam industri farmasi, parfum, pewarna, dan makanan. Dalam mensintesis benzaldehida, oksidasi toluena pada fasa cair dengan katalis merupakan metode yang mudah dan efektif untuk dilakukan. Pada penelitian ini disintesis katalis TiO2 nanosheets dan TiO2 nanorods dengan metode hidrotermal, kemudian diimpregnasi oleh logam Cu menjadi Cu/TiO2 nanosheets dan Cu/TiO2 nanorods dengan metode sol-immobilisasi. Katalis yang disintesis kemudian diuji performanya untuk oksidasi selektif toluena menjadi benzaldehida. TiO2 nanosheets memiliki performa katalis terbaik dalam menghasilkan konversi toluena sebesar 63,40% dan Cu/TiO2 nanosheets memiliki performa katalis terbaik dalam mengasilkan selektivitas benzaldehida sebesar 18,33%. Katalis yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Spektroskopi Raman, Transmission Electron Microscope (TEM), dan Brunauer–Emmett–Teller (BET). Kadar hasil oksidasi diukur menggunakan Gas Chromatography (GC).

Benzaldehyde is an organic compound that is widely used as an intermediate compound in the pharmaceutical, perfume, dye, and food industries. In synthesizing benzaldehyde, oxidation of toluene in the liquid phase with a catalyst is an easy and effective method to do. In this research, TiO2 nanosheets and TiO2 nanorods were synthesized using hydrothermal method, then followed by impregnation of Cu metal to form Cu/TiO2 nanosheets and Cu/TiO2 nanorods using the sol-immobilization method. The catalysts was carried out for the selective oxidation of toluene to benzaldehyde. TiO2 nanosheets has the best catalyst performance in producing toluene conversion of 63,40% and Cu/TiO2 nanosheets has the best catalyst performance in producing benzaldehyde selectivity of 18,33%. The formed catalysts were characterized using using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), Raman Spectroscopy, Transmission Electron Microscope (TEM), and Brunauer–Emmett–Teller (BET). Oxidation product levels were measured using Gas Chromatography (GC)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Hadi Wibowo
"Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar alternatif dapat meningkatkan ketahanan energi nasional, mengurangi beban subsidi negara dan mengurangi emisi gas buang. Salah satu pemanfaatannya pada sektor transportasi adalah penggunaan Compressed Natural Gas untuk kendaraan eksisting bermesin Otto dengan sistem bifuel yang menggunakan converter kit. Dari beberapa parameter pada pembakaran dalam otto engine dengan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG), temperatur dan tekanan awal akan memberikan pengaruh terhadap kinerja kendaraan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa daya poros dan torsi mesin kendaraan yang memakai bahan bakar CNG dengan variasi suhu dari 25oC sampai dengan 45oC mengalami kenaikan pada semua variasi temperatur dengan rata-rata sebesar 5,08% dan 3,08%, sedangkan daya poros dan torsi dengan variasi tekanan dari 1,9 bar sampai dengan 2,2 bar mengalami penurunan pada semua variasi tekanan rata-rata sebesar 0,8% dan 2,03%.

Utilization of natural gas as an alternative fuel can improve national energy security, reduce the expense of national subsidies and air emissions. One of its utilization in the transportation sector is the use of Compressed Natural Gas (CNG) for Otto Engine?s vehicles with biofuel system by using converter kits. Of some parameters on otto engine?s combustion with CNG fuel, initial temperature and pressure will give an effect to the performance of the vehicle. This research note that the shaft power and torque of vehicles that use CNG fuel with variation of initial temperature 25oC to 45oC increased in all variations of temperature with average 5,08% and 3,08%. The shaft power and torque with variation of pressure 1,9 bar to 2,2 bar decreased in all variations of temperature with average 0,8% and 2,03%."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>