Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheila Putrianti Narita
"Landmark sebagai salah satu elemen fisik yang terdapat di dalam lingkungan, memiliki peran sebagai pemberi identitas dan pusat orientasi suatu wilayah, Pemaknaan terhadap landmark tidak selamanya dilihat secara fisik namun juga secara sosial dari bagaimana keterlibatan manusia terhadapnya. Skripsi ini membahas seberapa jauh pemaknaan landmark di dalam suatu lingkungan hingga dapat berperan sebagai patokan dilihat dari bagaimana pendekatan pengalaman ruang manusia terhadapnya. Dari tinjauan studi kasus lingkungan pemukiman dan perkantoran, terlihat adanya perbedaan yang cukup menonjol antara seberapa jauh aspek fisik dan aspek sosial berperan dalam membuat suatu elemen dalam lingkungan dimaknai sebagai landmark.

Landmarks as one of the physical elements in the environment have a role as an identity and point of references of an area. The meaning of landmarks is not always seen physically but also socially from how the human involvement with the landmark. This thesis discusses how far the meaning of landmarks within an environment to be serves as a reference in an environment by knowing how it is approached by human experience of space. By reviewing the case study; neighborhoods and offices environment, there is a difference between both area in how much the physical aspects and social aspects play a role in creating an element within the environment sensed as landmarks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Putri Oktaviani
"Artikel ini tentang analisis dari bangunan Mauritshuis di Den Haag dan Paleis op De Dam di Amsterdam yang bergaya arsitektur Hollandse Classicisme.
Tujuan artikel ini adalah memaparkan perkembangan fungsi bangunan Mauritshuis dan Paleis op De Dam serta menjelaskan ciri Hollandse Classicisme pada bangunan Gouden Eeuw (Abad Keemasan), Mauritshuis di Den Haag dan Paleis op de dam di Amsterdam karya Jacob van Kampen. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan disajikan secara deskriptif disertai dengan analisis data berdasarkan buku-buku arsitektur dan internet.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua bangunan tersebut berubah fungsi seiring perkembangan zaman. Ciri bangunan Gouden Eeuw pada bangunan Mauritshuis dan Paleis op de dam karya Jacob van Kampen dipengaruhi oleh gaya Hollandse Classicisme yang merupakan ciri khas gaya pada abad keemasan di Belanda.

This article analyses The Dutch Classicism of Maurits house in Den Haag and Paleis op de Dam in Amsterdam Both of the buildings were designed by Jacob van Campen. The Dutch Classicism in Dutch version is Hollandse Classicisme.
The purpose of this article is to show the functions and to describe the characteristics of The Dutch Classicism on those buildings in the Golden Age. This research use literature review with descriptive analysis based on the architectural books and sites.
The results show that the functions of those buildings had changed throughout decades. The characters of the Dutch Classicism on Maurits house and Paleis op de Dam are tipically the major style of architecture during the Golden Age.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yusirozi Yusuf
"Candi sebagai sebuah bangunan Suci juga merupakan sebuah hasil seni, karena itu pada bangunan candi sangat diperhatikan berbagai macam hiasan dan keseimbangan arsi tektur antar bagi an-bagian candinya. Antefiks merupakan salah satu jenis hiasan candi yang berwujud pipih dengan bentuk variasi segitiga. N. J. Krom menggolongkan antefiks sebagai salah satu ragam hias arsitektural karena tidak dapat dipisahkan dari struktur bangunan sehingga keberadaannya bersifat mutlak. Selain berfungsi sebagai hiasan pelengkap bangunan candi, antefiks juga berfungsi untuk menandai peralihan tingkatan candi. Antefiks terdapat pada candi-candi dengan bentuk, ukuran, dan hiasan yang beraneka. Namun pengetahuan yang ada mengenai antefiks masih terbatas dan penelitian yang terarah terhadap antefiks belum pernah dilakukan, sehingga menjadi suatu alasan yang menarik untuk meneliti masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Dalam penelitian ini yang menjadi data utama adalah antefiks pada gugusan Candi Prambanan karana antefiks pada gugusan candi ini memiliki keanekaragaman dalam hal bentuk, ragam hias, ukuran, dan keletakannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurani Shinanta
"ABSTRAK
Het Stadhuis van Antwerpen adalah salah satu balai kota tertua di Antwerp, Belgia. Balai kota ini dibangun pada 1560 dan sampai sekarang masih digunakan sebagai tempat wisata. Bangunan ini dirancang oleh Cornelis Floris De Vriendt sebagai simbol kejayaan Kota Antwerp. Sebagai kota pelabuhan terbesar dan kota metropolitan di wilayah Eropa Utara pada masa itu, Het Stadhuis van Antwerpen menjadi lambang kemegahan Kota Antwerp. Gaya bangunan balai kota ini mengadopsi gaya renaissans. Sebagai ciri khas abad ke-16, masa renaissans juga mempengaruhi musik yang ada pada masa itu. Karakteristik musik renaissans adalah bernuansa megah dan tenang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan arsitektur dengan musik dan memaparkan interaksi yang terjadi antara arsitektur Het Stadhuis van Antwerpen dengan karya musik pada periode renaissans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kemiripan pada elemen-elemen dasar pembentuk gaya bangunan dan musik.

ABSTRACT
The City Hall of Antwerp is one of the oldest city halls in Antwerp, Belgium. The city hall was built in 1560 and is still used as a tourist spot. This building was designed by Cornelis Floris De Vriendt as a symbol of the triumph of Antwerp City. As the largest port city and metropolitan city in Northern Europe at that time, The City Hall of Antwerp was the symbol of the glory of the City of Antwerp. The style of the city hall building adopts the Renaissance style. As a characteristic of the 16th century, renaissance style also influenced the music that existed at that time. The characteristics of renaissance music are magnificent and calm. This research is conducted using qualitative methods. This study aims to describe the relationship between architecture and music, and describe the interactions between the architecture of the city hall of Antwerp and the music in the Renaissance period. The results of the study is that there are similarities to the basic elements forming the building style and music.

"
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chin, Kon Yit
Kuala Lumpur: Jugra Publications, 2003
R 720.595 1 CHI l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Nuha
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh identitas pada kota benteng pada Kremlin di Kota Moskow dan Bastille di Kota Paris. Studi berfokus pada eksistensi dan signifikansi benteng yang memperlihatkan perbedaan pada ritual dan settings pada pembangunan dan perkembangan kedua benteng dari abad pertengahan hingga sekarang. Ritual, yang diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara kultur atau simbolis, dan settings, yang diartikan sebagai latar belakang, menjadi kajian spesifik dikarenakan perannya sebagai sebuah landasan dalam pembangunan serta representasi identitas dari benteng. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh temuan bahwa benteng muncul dari kebutuhan mempertahankan kota yang dilakukan pada abad pertengahan dan eksistensinya bergantung pada signifikansinya pada identitas dari masyarakatnya. Identitas tersebut dapat diimplementasikan pada urban fabric di sekitar benteng dan simbolisme yang dibangun pada masyarakatnya. Kremlin bertahan dan fungsional hingga sekarang karena simbolismenya sebagai tempat kekuasaan dan identitas Rusia. Di sisi lain, eksistensi Bastille tidak bertahan karena identitasnya yang kental dengan absolutisme Kerajaan Perancis sehingga benteng tersebut dihancurkan pada Revolusi Perancis. Perbedaan mendasar lainnya terletak pada implementasi identitas pada urban fabric di sekitar Kremlin yang membedakan gaya arsitekturnya dengan bangunan di sekitarnya, sementara Bastille memainkan skala untuk menyimbolkan dominansi Kerajaan Perancis.

This thesis discusses the influence of identity on the fortress city on the Kremlin in Moscow and the Bastille in Paris. The study focuses on the existence and significance of these forts, which reveals the differences in rituals and settings in the construction and development of these two forts from the Middle Ages to the present. Ritual, which is defined as a series of activities carried out culturally or symbolically, and setting, which is interpreted as the background, are a set of specific studies because it has been included as the basis for the development and identity representation of the fort. Based on the results of the analysis, it was found that these forts emerged from the need to defend the city, which was carried out in the Middle Ages and their existence depended on their significance on the identity of its people. This identity can be implemented in urban structures around the fort and the symbolism that is built in the community. The Kremlin survives and is functional today because of its symbolism as a place of power and Russian identity. On the other hand, the existence of the Bastille did not last because of its strong identity with the absolutism of the French Empire, so the fortress was destroyed in the French Revolution. Another fundamental difference lies in the implementation of identity in the urban fabric around the Kremlin, which distinguishes its architectural style from the surrounding buildings, while the Bastille plays on a scale to symbolize the dominance of the French Empire."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Extrada
"Semakin banyaknya infrastruktur permanen dapat memperluas lapisan kedap air di permukaan tanah DKI Jakarta. Sebagian besar air hujan tidak terserap tanah, tetapi menjadi run off dan langsung masuk ke sungai. Limpasan hujan yang membawa sedimen, tercampur dengan sampah yang tidak terkelola, menyebabkan alur sungai dan waduk mengalami penyempitan, pendangkalan, dan aliran limpasan yang melebihi kapasitas alur sungai tersebut dapat menyebabkan banjir di Jakarta.
Pemerintah akan melakukan pengerukan beberapa sungai dan waduk di wilayah DKI Jakarta, melalui Jakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP) - Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Pada kegiatan ini dibutuhkan pengkajian terhadap penggunaan dan kombinasi alat berat yang sesuai dengan tingkat kesulitan pada kondisi wilayah sekitar sungai dan waduk yang padat penduduk.
Kombinasi alat berat terbaik untuk sungai adalah excavator back hoe PC 220, wheel loader WA -120, dump truck kapasitas 22 m3, dan untuk waduk berupa kapal keruk Ellicott 370 HP Dragon, wheel loader WA - 120, dump truck kapasitas 22 m3. Penggunaan kombinasi alat berat yang efektif pada normalisasi sungai dan waduk dapat meminimalkan biaya dalam proyek ini sebesar 12,04 % pada waduk dan 23,78% pada sungai. Secara keseluruhan nilai rata-rata efisiensi biaya yang dihasilkan untuk JUFMP-JEDI adalah 20,65 %.

Increasing permanent buildings and infrastructures expands the impervious layer on the land surface in Jakarta. It caused most of the rain water are not absorbed by the soil. The run off will go straight into the river, along with sediment and unmanaged solid waste. The result is narrowing and silted rivers and reservoirs. Run off that exceeds the capacity of the river channel causing floods in Jakarta.
Goverment willing to execute the dredging of the rivers and reservoirs in some areas, through Jakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP) - Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) plan. It needs assessment of the use and combination of heavy equipment in accordance with the level of difficulty on the condition around the river and reservoirs which are densely populated.
The best combination of heavy equipment for rivers is back hoe excavator PC 220, wheel loader WA -120 and dump truck with capacity of 22 m3, while for reservoirs is Ellicott 370 HP Dragon dredger, wheel loader WA - 120 and the dump truck with capacity of 22 m3. The use of effective heavy equipment combination on rivers and reservoirs normalization are able to minimize the costs of the project amounted to 12.04% for reservoirs and 23.78% for rivers. Overall average efficiency value of JUMFD-JEDI is 20,65%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoka Febriola
"Bangunan tradisional merupakan salah satu hasil karya nenek moyang masa lampau yang mengindikasikan kemahiran mereka dalam teknologi bangunan. Rumah Tuo Kampai Nan Panjang sebagai salah satu rumah gadang yang masih memperlihatkan keasliannya yang dibangun pada awal abad ke-16. Dari sudut pandang signifikansi budaya, bangunan ini memiliki nilai penting dalam kajian sejarah, kebudayaan, dan bidang ilmu lainnya. Setiap bagian dari bangunan cagar budaya ini memiliki nilai-nilai budaya yang berkesinambungan untuk pemanfaatan di masa sekarang.

A traditional building is one of the ancestor work’s in the past that indicate their proficiency in building technology. Rumah Tuo Kampai Nan Panjang as one House that has retained its authenticity Rumah Gadang in the early 16th century. From the point of view of cultural significance, the building has significant value in the study of history, culture, and other fields of science. Every part of this heritage building has cultural values for sustainable utilization in the present."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri H. Martiana
"ABSTRAK
Klenteng Wan jie si-Jakarta. Klenteng adalah sebuah bangunan suci bagi masyarakat Cina yang menganut kepercayaan agama Buddha, Tao dan Khong Hu Cu. Bangunan klenteng mempunyai bentuk bangunan yang khas dengan ciri-cirinya tersendiri, seperti susunan warna dan motif dekorasi bangunan raya dan menyolok. Begitu puIa dengan konstruksi bangunannya dimana pilar-pilar kayu menopang bawah atap, sudut-sudut atap melengkung ke atas yang pada umumnya dihiasi dengan hewan naga.
Keletakan sebuah klenteng pada saat akan didirikan ditentukan pula oleh perhitungan Feng Sui agar bangunan klenteng terhindar dari pengaruh jahat. Begitu pula mengenai arah hadap klenteng. Di Cina ada anggapan bahwa bangunan yang menghadap ke arah Barat Laut maupun Tenggara adalah arah yang menghadap ke pintu kejahatan.
Dari sejumlah klenteng yang ada di Jakarta, pada umumnya mempunyai ciri-ciri bangunan klenteng yang sesungguhnya. Tapi ada sebuah klenteng yang arsitekturnya sama sekali tidak menunjukkam ciri-ciri bangunan klenteng pada umumnya. Klenteng tersebut adalah klenteng Wan jie si yang terletak di jalao Lautze No. 38 - Jakarta Pusat, klenteng ini berbentuk rumah tinggal dari masa Kolonial.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1)untuk mengetahui hal-hal apa yang menyebabkan bangunan rumah tinggal dapat dijadikan sebuah klenteng, (2) untuk menambah kepustakaan'mengenai bangunan klenteng sebagai salah satu peninggalan arkeologi dari masa Kolonial.
Metode yang dipakai untuk mencapai tujuan yang dikehendaki adalah: (1) pengumpulan data mengenai bangunan klenteng mela]ui studi kepustakaan, (2) pendeskripsian terhadap klenteng Wan jie si dan klenteng Jio de yuan sebagai klenteng pembanding, (3) pada tahap eksplanasi dilakukan perbadingan, untuk mengetahui komponen-2 bangunan apa saja yang terdapat pada klenteng Jin de yuan tapi tidak terdapat pada klenteng Wan jie si dan kesamaan-2 komponen yang terdapat pada ke dua klenteng tersebut.
Kesimpulan yang di dapat dalam penelitian ini adalah: bahwa arsitektur klenteng dengan segala dekorasi yang raya dan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sebuah klenteng tidak mutlak harus dibuat, tapi ada yang ha1 yang 1ebih yaitu harus mengikuti perhitungan Feng Sui.
Bangunan rumah tinggal tersebut dapat dijadikan klenteng karena bangunan tersebut mempunyai keletakan lokasi dan arah hadap yang sesuai dengan ilmu Feng Sui. Selain itu rumah tinggal ini mempunyai salah satu prinsip utama dalam pembuatan sebuah klenteng yang dikemuakan oleh Evelyn Lipp, yaitu mempunyai halaman terbuka dengan pintu gerbang pada pintu masuk utama.

"
1990
S12050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Entol Nasrulloh
"Westerkerk di Amsterdam merupakan gereja yang telah berdiri berabad-abad dan menarik perhatian orang dari seluruh dunia karena arsitekturnya yang indah. Artikel ini mencoba mengangkat permasalahan apakah bangunan gereja Westerkerk di Amsterdam ini merupakan bangunan berarsitektur Renaisans. Aliran Renaisans mengandung makna dihadirkannya kembali arsitektur klasik, yaitu arsitektur yang didasari dan dipengaruhi oleh arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Artikel ini bertujuan memaparkan ciri-ciri arsitektur Renaisans yang ditemukan pada bangunan Westerkerk karya Hendrick de Keyser. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan disajikan secara deskriptif disertai dengan analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Westerkerk merupakan bangunan gereja bergaya arsitektur Renaisans dengan ciri ciri khas arsitektur Renaisans antara lain berupa penggunaan batu marmer pada bangunan gereja, penggunaan langgam Dorik dan Ionik, diterapkannya perpaduan antara garis vertikal dan horisontal terhadap elemen busur pada bidang-bidang datar, seperti pintu dan jendela serta diterapkannya konsep simetri pada denah eksterior dan interior bangunan.

Westerkerk in Amsterdam is a church that has been built centuries ago and has attracted people from all over the world because of its beautiful architecture. This article tends to identify whether the Westerkerk represents the Renaissance’s architecture. Renaissance defines representation of classical architecture which is influenced and based on the Greek’s and Rome’s classical architecture. This article aims to give descriptions of the characteristics of Renaissance architecture of the Westerkerk, designed by Hendrick de Keyser. This research uses the literature review to analyse datas. The result shows that Westerkerk church represents the Renaissance style architecture such as the usage of marbles throughout the whole building; the usage of the Doric and Ionic pillars; the existing lines on the surface of the doors and the windowpanes are combination between vertical and horizontal lines on the half circle and also the applied simetrical concept in the exterior and interior’s of the building’s plan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>