Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adipradana Kouwagam
"Fokus utama skripsi ini adalah mengenai dampak bentuk twist dalam arsitektur, khususnya dari aspek struktur bangunan bertingkat tinggi. Dalam menciptakan sebuah bangunan bertingkat tinggi, ada berbagai macam sistem struktur yang dapat diaplikasikan. Namun, dengan kompleksitas bentuk twist, arsitek perlu menentukan sistem struktur apa yang tepat dan baik untuk mewujudkannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah kajian teori dan literatur dari berbagai media, dan studi kasus menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa setelah membandingkan dengan produk twist dari alam, pemenuhan bentuk twist sebaiknya tidak hanya bertindak sebagai wajah dan hanya menjadi beban, namun menjadi terintegrasi antara bentuk dan struktur.

The main focus of this mini-thesis is about the effect of twisted form in architecture, particularly in high-rise building structure. In creating a high-rise building, there are various structural systems that can be used. However, with the complexity of twisted form, architects need to decide what structural system that would suit best to realize it.
The research method is by studying theory and literature from various media, and using the qualitative method in analyzing the case studies. After comparing with twisted product from nature, the realization of twisted form shouldn't act as a 'mask' but should integrate with the structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51612
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Schueller, Wolfgang, 1934-
Bandung: Eresco, 1989
690 SCH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sutrisno
Jakarta: Gramedia, 1983
724.9 SUT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Tanedy
"Pertambahan penduduk disertai semakin minimnya ruang membuat pembangunan ke arah vertikal. Pembangunan ini didukung oleh perkembangan teknologi sehingga bentuk high-rise menjadi kompleks, salah satunya adalah bentuk twist. Bentuk twist ini didukung oleh sistem struktur baik dari gaya eksternal (alam) maupun gaya dari internal (bangunan dan twist). Untuk mengkaji lebih dalam pengaruh twist dan sistem struktur terhadap ruang yaitu dengan menganalisis studi kasus dengan metode deskriptif. Pada Turning Torso penggunaan ruang secara vertikal lebih banyak akibat penggunaan kantilever dan core yang tebal. Berbeda dengan The Grove dan Cayan Tower, ruang yang dihasilkan tidak terhalang oleh struktur. Selain itu, ketiga studi kasus memaksimalkan penataan ruang (free floor plan) dengan menerapkan lantai bebas kolom (free-column space) dan lantai tipikal.

The growths of population are accompanied by lack of space that makes the construction keep going through the vertical direction. This development was supported by technology that the form of high-rise is getting complex, which is the form of twist. The twisted form has to bear the external force, such as nature, and also the internal force from the twist itself. Thus, this kind of buildings need to be supported with a certain structural system. To examine more deeply the influence of twist and the structural system toward space is by analizing a case study by using descriptive method. At Turning Torso, usage of the vertical space is more due to the usage of cantilever and thick core. In contrast to The Grove and Cayan Tower, the resulting space is not hindered by the structure. In addition, this three case studies maximize the arrangement of space (free floor plan) by applying free-column space and typical floor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 2007
691 FRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Sofia
"Mengapa kita harus membiarkan bangunan selalu minimal dalam berekspresi? Lihatlah alam, kita dapat belajar banyaK darinya. Alam itu indah dan menyegarkan manusia karena kekayaan teksturnya, ragam bentuk, dan variasi warna yang tidak terhitung banyaknya. Komposisi bentuk, tekstur, dan warna dalam alam berasal dari kehidupan dan demi kehidupan. Dapatkah jiwa manusia menjadi lebih hidup dan bahagia dengan tinggal dalam bangunan yang monoton dan serba minimalis? Sedangkan arsitektur sendiri menjadi hidup karena kualitas-kualitas: tekstur, dan warna yang menyentuh emosi manusia.
Arsitektur organik menjadikan alam sebagai sumber utama mengenai Dalam arsitektur organik, arsitek belajar dari alam dan mengingatkan manusia sebagai bagian dari alam. Komposisi alam selalu menghidupkan, oleh sebab itu sejak dahulu kala arsitek mencari cara untuk menerapkannya pada bangunan, agar bangunan juga hidup dan pada gilirannya menghidupkan manusia juga. Bagi mereka, manusia dapat hidup lebih baik dalam bangunan yang hidup dan natural. Sehingga bagaimana cara para arsitek menerjemahkan atau mengekspresikan penghargaan terhadap alam dan manusia dalam bangunannya - terutama dalam bentuk dan unsur-unsurnya - layak untuk dipelajari.
Arsitektur organik bukanlah gaya, melainkan pandangan yang menghargai manusia dan alam secara mendalam. Setiap arsitek mengekspresikan penghargaan itu dalam cara yang berbeda melalui bentuk bangunannya. Ragam bentuk bangunan organik terbentang mulai dari bentuk yang serba melengkung dan ekspresif hingga bentuk kotak. Pada keragaman ini tersirat adanya penekanan yang berbeda dalam mengungkapkan pandangan organik ke bentuk bangunan. Pembahasan ini mencari bagaimana arsitek organik mengungkapkan pandangan organiknya ke dalam bentuk bangunan, serta mencari letak penekanan organik Makovecz dan Frank L. Wrighl.
Dengan memahami cara arsitek organik mengekspresikan alam dan letak penekanannya dalam bentuk arsitektur, kita mengerti betapa eratnya hubungan manusia dan arsitektur dengan alam, dan betapa ulam adalah sumber inspirasi yang lak ada habisnya bagi ekspresi arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Widomoko
Malang: Institut Teknologi Nasional, 1995
690 Wid k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barkah Raharjo
"Arsitektur merupakan suatu karya yang perlu untuk dikomunikasikan kepada orang lain yang butuh informasi tentangnya. Fotografi merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengkomunikasikan arsitektur. Dengan fotograti suatu karya arsiteklur dapat diinformasikan apa adanya sesuai dengan realitas sesungguhnya. Dengan kata lain, fotograti memiliki kemampuan untuk merekam suasana pada suatu momen tertentu secara natural.
Dibalik keberhasilan suatu karya fotograli arsitektur adalah peran dari fotografernya. Untuk menjadi seorang fotografer arslteklur yang balk, bisa memotret saja belum cukup. la juga harus mengerti apa dan bagaimana seluk beluk pekerjaannya. Informasi apa yang panting dan harus ditangkap dalam fotonya.
Ekspresi bentuk bangunan merupakan bagian penting yang dapat diinformasikan melalui media fotografi. Tetapi terdapat kekhawatian apakah ekspresi tersebut dapat keluar sesuai dengan keinginan sang arsitek sebenamya Hal ini tergantung dari seorang fotografer dalam mengambil keputusan. Dan salah satu keputusan seorang fotografer sebelum memotret adalah mengambil sudut perspektif yang tepat. Pengambilan sudut perspektif ini akan menentukan bagaimana ekspresi bentuk bangunan yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Sahat
"Adjustable Beam Clamp adalah suatu alat perancah yang berfungsi untuk membentuk dan menunjang Balok Beton sehingga mampu menahan beban beban yang sudah bekerja. Dimana pemakaian sistem ini akan efektif hanya pada proyek proyek yang memiliki luas minimal bekisting balok sebesar 2.500 m2.
Berkaitan dengan kinerja waktu proyek bangunan bertingkat struktur baton, ada 3 pekerjaan yang saling terkait, yaitu pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan cor. Dari ke 3 kegiatan tersebut, pekerjaan bekisting amatlah penting karena pekerjaan bekisting memerlukan biaya terbesar dan memakan waktu paling lama.
Sehingga untuk meningkatkan kinerja waktu proyek secara signifikan diperlukan penanganan bekisting secara tepat. Saat ini sistem Adjustable Beam Clamp, sudah banyak dipakai pada proyek proyek seperti: Graha Kuningan Tower, Niaga 2 Tower, Pejaten Mall, Bidakara Tower, Apartemen Kintamani, Mall Bekasi, dan Mangga 2 Square. Hal ini membuktikan bahwa sistem Adjustable Beam Clamp ini telah dikenal dikalangan praktisi konstruksi khususnya di Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor dalam penggunaan sistem Adjustable Beam Clamp yang dapat mempercepat kinerja waktu proyek, khususnya pada struktur gedung bertingkat tinggi.
Dari 25 kuesioner yang disebar, didapat 21 data yang diolah dengan analisa statistik dengan bantuan software SPSS. Dari hasil analisa tersebut didapat bahwa variabel dominan dalam penggunaan sistem bekisting Adjustable Beam Clamp adalah variabel Kualitas Tenaga Kerja dan Kualitas Pengawasan pada pelaksanaan/Setting Bekisting Balok dan Pelat. Kemudian juga didapat 1 variabel dummy yaitu kualitas delivery Barang.
Persamaan regresi yang didapat diuji kembali melalui simulasi Monte Carlo dengan bantuan perangkat lunak Crystal Ball."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>