Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Pradipta Adi Putra
"Aluminium merupakan material ringan, murah dan mudah dibentuk. Dalam keadaan murni, aluminium memiliki sifat-sifat seperti kekerasan dan kekuatan yang kurang baik. Dalam bidang militer, aluminium digunakan sebagai material armor pengganti baja. Aluminium sebagai material armor harus memiliki sifat kekerasan dan kekuatan yang tinggi, sehingga aluminium murni harus dipadu dengan material lain untuk dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatannya. Pada penelitian ini dibuat aluminium komposit (Al7Si) dengan kawat tali baja sebagai penguatnya melalui proses pengecoran metode squeeze casting dengan cetakan logam yang berukuran panjang 17cm, lebar 17cm, dan tebal 1cm. Di dalamnya disusun kawat tali baja berdiameter 1 mm dengan jarak antar kawat 2 mm dengan fraksi volum 1.4% dan 2.8% dengan arah yang sama dan cetakan dilakukan preheating hingga temperatur 300oC. Al7Si dilebur hingga temperatur 650oC lalu ditambahkan 0.4%Mg dan variasi 0%, 1%, 2%Cu sebagai target penambahan. Lalu dituang ke dalam cetakan dan diberi efek squeeze dengan pemberian tekanan 10 barr. Kemudian sampel hasil dibagi dua bagian, dimana salah satunya dilakukan proses canai dingin sebesar 10% Cold Work. Semua sampel dipotong dengan ukuran masing-masing 1 cm untuk pengujian tarik. Selain itu dilakukan pengujian kekerasan dan pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik. Semua pengujian dan pengamatan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi Cu, fraksi volum, dan proses canai dingin terhadap daerah antarmuka dan sifat mekanis masingmasing sampel aluminium komposit.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa seiring peningkatan penambahan komposisi Cu dan kenaikan fraksi volum, daerah antarmuka pada sampel menjadi lebih baik yang dibuktikan dengan berkurangnya jumlah dan ukuran void yang terjadi pada daerah antarmuka. Kekerasan dan kekuatan sampel juga meningkat seiring dengan peningkatan penambahan komposisi Cu dan kenaikan fraksi volum. Kekerasan dan kekuatan pada sampel dengan proses canai dingin 10% lebih tinggi dibandingkan dengan sampel tanpa proses canai dingin 10% dan juga void yang terbentuk pada daerah antarmuka menjadi berkurang.

Aluminum is a material that light in weight, cheap and good formability. In pure condition, aluminum has poor properties like hardness and toughness. In military, aluminum is used as an armor material changing steel. Aluminum as an armor material must has high hardness and toughness for its properties, because of that reason pure aluminum must alloy with other materials to increase its hardness and toughness. In this research, was made composite aluminum (Al7Si) with steel wire as its reinforce with squeeze casting method and metal mould that its measure is 17 cm for length, 17cm for wide, and 1cm for thickness. Inside the dies, arranged steel wires with 1 mm for diameter and distance 2 mm between wires with 1.4% and 2.8% volume fraction in unidirectional and the dies is being preheat until 300oC. Al7Si is being melted until 650oC, then added by 0.4%Mg and 0%,1%, and 2%Cu for various addition as target of adding. After melting, aluminum has been poured into the dies and has been given 10 barr pressure as a squeeze effect. Each specimen is cut into two pieces, which one of them use for rolling 10% cold work process. All specimens are cutted with 1 cm for each specimen for tensile test. Beside that, all specimens use hardness test and microstructure observation with optical microscope for see the properties. All tests and observations have been done to see the effect of adding various cooper composition, volume fraction, and cold rolling process to interface condition and mechanical properties for each composite aluminum specimen.
The result of this research shows that along with the increasing composition of cooper added and volume fraction, interface condition on the specimen becomes better that been proved with reducing the amount and dimension of void that been on interface layer. The hardness and toughness of specimen also increase along with the increasing composition of cooper added and volume fraction. The hardness and toughness on specimen with 10% cold rolling process are higher than specimen without 10% cold rolling process and the void on interface layer is also decrease.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51630
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sutrisno
"Aluminium dapat dijadikan sebagai matriks pada suatu komposit sehingga sifat mekanisnya meningkat. Komposit aluminium matriks berpenguat kawat tali baja karbon tinggi diharapkan dapat meningkatkan kekuatan komposit untuk aplikasi armor. Penambahan Cu dan proses canai dingin diharapkan dapat meningkatkan kekerasan material dan diharapkan mempengaruhi sifat antarmukanya. Penelitian ini membuat material komposit matriks Aluminium (Al-7Si) dengan penguat kawat tali baja dengan metode Squeeze casting. Cetakan yang digunakan didalamnya disusun kawat berdiameter 1 mm dengan jarak antar kawat 2-3 mm dalam arah yang sama dan dilakukan preheating hingga 350 0C. Matriks aluminium dalam bentuk Al-7Si dilebur dan dilakukan variasi penambahan 1,92%; 2,14%; and 3,75% Cu. Kemudian dituang ke dalam cetakan pada temperatur 850 0C dan dilanjutkan proses squeeze dengan pemberian tekanan sebesar 10 barr. Setiap sampel dengan variasi komposisi dibagi menjadi dua, salah satu bagian dilakukan proses canai dingin dengan reduksi sebesar 10 %. Semua sampel dilakukan pengamatan pada daerah antarmuka dengan menggunakan mikroskop optik dan dilakukan pengujian kekerasan untuk melihat pengaruh penambahan Cu dan proses canai dingin terhadap sifat antarmuka dan kekerasannya. Juga mengamati pengaruh jarak antar kawat terhadap sifat antarmuka. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat antarmuka komposit menjadi buruk seiring penambahan unsur Cu ke dalam matriks paduan aluminium. berdasarkan pengamatan fotomikro, dimana keberadaan void disekeliling kawat bertambah seiring penambahan Cu. Pengaruh dari proses canai dingin terhadap kekerasan, menaikkan kekerasan dibanding dengan sampel tanpa dilakukan proses canai. Pengaruh proses canai dingin memperkecil daerah void dan porositas terhadap sifat antarmuka. Jarak antar kawat yang masih memungkinkan terjadinya void didapat sebesar 0,5 mm.

Aluminium that used as matrix of composites, has improve its mechanical properties. Aluminium matrix composites with reinforced high carbon steel wires so the composites will have strength properties for armor application. The addition of Cu and cold roll process can effect to increase hardness and also effect the interface condition of the composites. In the experiment, fabrication composites aluminium matrix with reinforced steel wires by Squeeze casting. Mould used the 1 mm diameter high carbon steel wires and the distance between wires is 2-3 mm that arranged in unidirectional and dies is being preheat to 350 0C. Matrix Al-7Si is being melted and add with 1,92%; 2,14%; and 3,75% Cu before pouring at 850 0C. After the melting aluminium has been poured to the dies, give directly 10 barr pressure. Each specimens with the variation of Cu alloying is cut into two pieces, with one of the pieces is process by 10 % reduction cold roll. All specimens is observed using the optical microcope and tested with Rockwell hardness Tester to see the hardness oof specimens. Also, to observed the effect of distance between wires to the interface condition. The result of this experiment shows that the interface of composite become poor as well as the increasing of percent Cu. It is based on the observation of the interface area photograph using by optical microscope, that the void presents which become the indication of bad interface condition, more voids for the increasing percent Cu. Cold roll process has increased the hardness of composite. Compare to the specimen without cold rolled, the specimen with cold rolled has average higher hardness. Also, The effect of cold roll seem less voids area and porosity. The distance between wires which could produce void that can be observed from this experiment is 0,5 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Ferdian
"Aluminium sebagai material yang ringan dan cukup murah dapat dijadikan alternatif sebagai pembuatan material armor. Pemaduan tembaga dan magnesium pada matriks aluminium diduga juga dapat meningkatkan kekerasan dari komposit ini. Selain itu, penggunaan tali kawat baja karbon tinggi sebagai penguat untuk meningkatkan kekuatan dari material armor ini. Proses canai dingin juga dipilih untuk meningkatkan kekerasan dari material dan meningkatkan sifat antarmuka penguat dan matriks aluminium. Sifat antarmuka menjadi hal yang penting karena berpengaruh terhadap sifat mekanis dari sebuah komposit. Pada penelitian ini digunakan cetakan logam yang diberi plunger untuk mendapatkan efek squeeze casting. Fraksi volum yang digunakan adalah 4 % dan 6 % yang disusun secara unidireksional dalam 1 dan 2 susunan kawat. Cetakan dipanaskan hingga suhu 250o C sementara aluminium dilebur dalam dapur dan ditambah tembaga sebanyak 2 % dan variasi magnesium masing-masing sebanyak 0,01%, 0,79 % dan 1,03 %. Setelah aluminium melebur, dilakukan penuangan pada cetakan yang telah disusun kawat dan setelah mencapai temperatur semi-solid dilakukan penekanan sebesar 10 barr. Pelat komposit tersebut lalu dibagi 2 untuk masing-masing tidak dan diberi proses canai dingin sebesar 10% CW. Masing-masing sampel kemudian dilakukan pengujian kekerasan makro dan tarik untuk mengetahu sifat mekanisnya, serta pengamatan metalografi serta SEM dan EDS untuk mengetahui kondisi antarmuka dari masing-masing sampel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemaduan tembaga dan magnesium tidak memberikan efek konsisten terhadap pembentukan void di antarmuka. Penambahan magnesium menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan nilai kekerasan dari aluminium komposit, sementara nilai kuat tarik mengalami penurunan. Efek dari fraksi volum terhadap kuat tarik adalah meningkatkan kekuatan tarik maksimum dari material komposit. Proses canai dingin memberikan pengaruh terhadap pengurangan void di daerah antarmuka. Selain itu, proses canai dingin dengan reduksi ketebalan sebesar 10% juga memengaruhi peningkatan dari nilai kekerasan dan kuat tarik dari aluminium komposit berpenguat tali kawat baja ini.

Aluminium as a light and relatively cheap can be produced as alternative armor material. Copper and magnesium alloying could increase the number of hardness of the bulk material, while using the high carbon steel wire rope could strengthen the aluminium composite. Cold rolling process also could improve mechanical and interface properties for the composite. Interface properties play an important part for mechanical properties of a composite. Squeeze casting process use a steel dies with plunger. Steel wire prepared at 1 and 2 layer unidirectional alignment in 1,4 and 2,8 % of volume fraction. Steel dies was being preheated at 250o C while melting of aluminium with addition of 2wt% of copper and 0.01;0,79;1,03 wt% of magnesium. Melt aluminium pour to the dies that being prepared with reinforce and pressed at 10 barr. Aluminium composite plate divided into two parts : given rolling process with 10% reduction dimention and not. Each samples being tested with macro hardness and tensile test to observe its mechanical properties, also metallographic and SEM examination to observe its interface properties.
Test result shows an inconsistent effect by addition of copper and magnesium to formation of void at the interface between matrix and reinforced. Addition of magnesium shows the effect of increasing the hardness of bulk material, while ultimate tensile strength is decreasing. Fraction volume is increasing ultimate tensile strength of aluminium composite. Cold rolling by 10% reduction of thickness gives an effect of void decreasing in interface, increasing in hardness number, and ultimate tensile strength from aluminium matrix composite with high carbon steel wire rope reinforcement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sigma Rizky
"Material komposit pada masa ini mulai dipakai untuk aplikasi balistik dikarenakan memiliki sifat-sifat unggul dari material penyusunnya. Komposit partikulat Al-7Si-Mg-Zn berpenguat SiC dirancang untuk aplikasi balistik karena memiliki berat jenis rendah dan kekerasan tinggi. Namun kekerasan tinggi ini akan menyebabkan komposit menjadi mudah retak. Oleh karena itu komposit ini diberi perlakuan pengerasan penuaan dan pencanaian untuk meningkatkan kekerasan dan ketangguhannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari unsur paduan magnesium terhadap komposit Al7Si-Mg-Zn berpenguat SiC partikulat yang diberi perlakuan pengerasan penuaan dan pencanaian. Komposit Al7Si-Zn-SiC dengan variasi 2, 4, dan 6 wt.% Mg dilakukan solution treatment pada temperatur 500 oC selama satu jam, diikuti ageing pada temperatur 200 oC. Selain itu komposit dicanai sebesar 10 % reduksi pada temperatur 400 oC dan diikuti perlakuan panas yang sama. Karakterisasi yang dilakukan berupa pengukuran nilai kekerasan, pengamatan mikrostruktur, pengamatan SEM dan EDX, pengujian impak dan pengamatan fraktografi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Mg tidak mempengaruhi nilai kekerasan komposit dengan pengerasan penuaan. Komposit dengan variasi 2, 4, dan 6 wt.% Mg mencapai nilai kekerasan puncak masing-masing senilai 63.83, 62.27, 62.48 HRB. Mg tidak membentuk presipitat dalam matriks Al-7Si-Mg-Zn dikarenakan difusivitas dalam aluminium yang rendah dibandingkan dengan Zn. Mg pada komposit berfungsi mengurangi tegangan antar muka aluminium dan partikel SiC sehingga komposit memiliki interfasa dengan kekuatan yang lebih baik. Sementara hasil dari proses pencanaian tidak meningkatkan nilai kekerasan komposit dikarenakan temperatur pre-heating yang terlalu tinggi sehingga menghasilkan butir yang lebih kasar dan menurunkan kekerasan komposit.

Recently, ballistic applications used composites as its materials because it has excellent properties of its constituents. Particulate composites Al-7Si-Mg-Zn reinforced by SiC has been designed for ballistic applications due to its light weight and high hardness. However high hardness composite has bigger tendency to initiate crack. Therefore, heat treatment and rolling process are applied to this composite.
This research aims to study the effect of magnesium as alloying element to composite Al-7Si-Mg-Zn reinforced by SiC particulate which applied to precipitation hardening and rolling. Composites Al-7Si-Zn-SiC with 2, 4 and 6 wt.% Mg is solution treated at 500 oC for 1 hour, followed by ageing at 200 oC. Composite also rolled by 10 % reduction at 400 oC and followed by same heat treatment. The characterization was carried out by hardness testing, microstructure observations, SEM and EDX observations, impact testing and fractographic observations.
Results showed that Mg does not affect hardness of composite by precipitation hardening. Composite with 2, 4, 6 wt.% Mg had 63.83, 62.27, 62.48 HRB on its peak hardness. Mg did not become precipitate in matrix Al-7Si-Mg-Zn because of its low diffusivity in aluminum. Mg worked as wetting agent that reduces interface tension between aluminum matrix and SiC particles in order for composite to own better interface bonding. While rolling process showed that because of its high pre-heating temperature, it coarsen composite grains and lowered its hardness number.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43501
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Kurnia
"Aluminium dan paduannya tengah dikembangkan sebagai badan pesawat terbang karena sifatnya yang lebih ringan daripada baja dan mudah dibentuk. Paduan aluminium 7XXX yang mengandung Zn dan Mg dapat ditingkatkan sifat mekanisnya melalui proses deformasi. Persentase deformasi yang diberikan akan meningkatkan kekerasan paduan melalui mekanisme penguatan regang. Proses anil yang dilakukan setelah deformasi akan mengembalikan keuletan paduan melalui mekanisme stress relieve, rekristalisasi dan pertumbuhan butir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persen deformasi dan temperatur anil terhadap rekristalisasi dan sifat mekanik paduan Al-4.7Zn-1.8Mg berat.
Pembuatan paduan dilakukan dengan proses squeeze casting. Proses homogenisasi dilakukan pada temperatur 400 oC selama 4 jam. Paduan hasil homogenisasi kemudian diberikan canai dingin dengan persen deformasi 5, 10 dan 20 . Selanjutnya paduan dengan deformasi 20 diberi perlakuan panas anil dengan temperatur 300, 400 dan 500 oC selama 2 jam. Karakterisasi meliputi pengujian kekerasan untuk melihat pengaruh canai dingin dan temperatur anil terhadap sifat mekanik paduan, pengamatan struktur mikro dengan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope SEM yang dilengkapi dengan Energy Dispersive Spectroscopy EDS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan persen deformasi sebesar menyebabkan terjadinya pemipihan butir. Deformasi 5, 10 dan 20 menghasilkan rasio deformasi butir sebesar 2.19, 3.19 and 4.59 dan meningkatkan kerasan paduan dari 69.5 HV menjadi sebesar 95.3, 100.1 dan 105.4 HV. Perlakuan panas anil pada temperatur 300 oC menyebabkan terjadinya recovery sedangkan rekristalisasi terjadi pada temperatur 400 oC dgrain 290 ?m. Grain growth terjadi pada temperatur 500 oC dgrain 434 ?m yang menyebabkan penurunan kekerasand dari 105.4 HV menjadi 71.5, 96.8 and 95.3 HV berturut turut. Rekristalisasi sempurna diprediksi pada temperature anil 375 ndash; 425 oC selama 2 jam.

Aluminium alloys are developed as airplane body due to its lighter weight compared to steel and good formability. Aluminium 7XXX series with Zn and Mg alloying elements are commonly used because of its mechanical properties can be improved through deformation process. Deformation such as cold rolling may increase the hardness of an alloy through strain hardening. Annealing process after deformation process will recover ductility through stress relieve, recrystallization and grain growth mechanisms. This research aimed to find out the effect of cold rolling and annealing temperatur on the recrystallization and mechanical properties of Al 4.7Zn 1.8Mg wt. alloy.
The alloy was produced by squeeze casting process. Homogenization was conducted at 400 oC for 4 hours followed by cold rolling with degree of deformation of 5, 10 and 20 . The samples with 20 of deformation were then annealed at 300, 400 and 500 oC for 2 h. Vickers hardness test was performed on the cold rolled and annealed samples to reveal strain hardening effect and subsequent recrystallization process. Microstructure was observed by using optical microscope and Scanning Electron Microscope SEM with Energy Dispersive Spectroscopy EDS.
The results showed that the higher the deformation, the more elongated the grains. Deformation of 5, 10 and 20 led to grain shape ratios of 2.19, 3.19 and 4.59, respectively and increase in the hardness of the alloy from 69.5 HV to 95.3, 100.1 and 105.4 HV, respectively. Annealing at 300 oC resulted in recovery, while at 400 oC, recrystallization occured dgrain 290 m. Grain growth was observed after annealing at 500 oC for 2 h dgrain 434 m. The annealing temperature of 300, 400 and 500 oC decrease the hardness of the alloy from 105.4 HV to 71.5, 96.8 and 95.3 HV, respectively. Full recrystallization was predicted to happen at 375 ndash 425 oC for 2 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pasha Arrighi Effendi
"Aluminium adalah sebuah logam ringan dan ulet yang memiliki kegunaan terbanyak kedua di dunia industri setelah besi dan baja. Salah satu aluminium yang memiliki aplikasi yang luas adalah paduan Al-Mg-Si yang tergolong ke dalam aluminium seri 6xxx. Walaupun memiliki banyak keunggulan, paduan Al-Mg-Si memiliki kekurangan yaitu nilai kekerasannya yang rendah jika dibandingkan dengan aluminium seri lainnya. Oleh karena itu, peningkatan nilai kekerasan pada paduan Al-Mg-Si dapat dilakukan melalui pengerjaan dingin dan perlakuan penuaan. Kedua proses tersebut dapat digabungkan sehingga menghasilkan perlakuan yang disebut dengan perlakuan panas T8. Penelitian ini menggabungkan metode canai dingin yang dilakukan setelah perlakuan pelarutan kemudian diikuti dengan penuaan buatan pada paduan Al-1Mg-0.54Si ( % berat) yang dihasilkan melalui proses squeeze casting. Canai dingin yang dilakukan menggunakan tiga variasi deformasi yaitu 5, 10, dan 20 %. Sementara itu, penuaan dilakukan pada temperatur 180 °C selama 200 jam. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan, pengujian metalografi, pengujian SEM–EDS (Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive Spectroscopy), dan pengujian XRD (X-Ray Diffraction). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar deformasi menyebabkan butir semakin memanjang dan setelah penuaan menghasilkan peningkatan kekerasan puncak yang dicapai pada waktu yang semakin singkat. Hal ini ditunjukkan dengan paduan Al-Mg-Si setelah dideformasi sebesar 20 % yang diikuti dengan penuaan pada temperature 180 °C selama 30 menit menghasilkan nilai kekeran yang paling tinggi. Hal ini mengindikasikan adanya kombinasi dua mekanisme penguatan, yaitu pengerasan regangan dan penguatan presipitasi.

Aluminium is a light and ductile material that has the second most use in industry after iron and steel. One of the aluminium that has a wide application is the Al-Mg-Si alloy which classified as aluminium 6xxx series. Although it has many advantages, Al-Mg-Si alloy has a disadvantage, which is its low hardness value compared to other aluminium series. Therefore, increasing the hardness value of Al-Mg-Si alloys can be done through cold working and ageing treatment. The two processes can be combined to produce a treatment known as T8 heat treatment. This research combined the cold rolling method which was carried out after solution treatment followed by ageing of the Al-1Mg-0.54Si alloy (wt. %) which was produced through squeeze casting process. Cold rolling was varied to 5, 10, and 20 % deformation. Meanwhile, ageing was carried out at 180 °C for up to 200 h. Characterization included compositional testing, hardness testing, metallographic testing, SEM - EDS (Scanning Electron Microscope - Energy Dispersive Spectroscopy) testing, and XRD (X-Ray Diffraction) testing. The results demonstrated that the higher the deformation, the longer the grain elongated, and after ageing resulted in an increase in peak hardness which was achieved in a shorter time. This was demonstrated by the Al-Mg-Si alloy after 20 % deformation and ageing at 180 °C for 30 min, which produced the maximum hardness value. This suggests the presence of two strengthening mechanisms, which included strain hardening and precipitation strengthening."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Paulo Hang Jutanaiman
"Pada saat ini pengembangan terhadap komposit magnesium semakin sering dilakukan, hal ini dikarenakan kelebihan utama dari magnesium yang memiliki densitas paling rendah jika dibandingan dengan logam lainnya sehingga dapat menghemat penggunaan bahan bakar pada saat diaplikasikan sebagai bahan penyusun dari suatu produk otomotif namun tetap memiliki sifat mekanis yang baik. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan komposit bermatriks magnesium dan penguat mikro B4C dengan variasi penambahan 2, 4, 6, dan 8 wt% dengan metode pengecoran aduk. Jika dibandingkan dengan magnesium murni, penambahan partikel B4C ke dalam matriks magnesium mampu meningkatkan sifat mekanis komposit yang dihasilkan. Penambahan 8 wt% partikel B4C merupakan komposisi yang paling optimum dengan nilai kekerasan 72,8 HRH, harga impak 0,11 J/mm2, kekuatan tarik maksimum 64,03 Mpa dan laju aus 0,0023 mm3/m. Peningkatan kekuatan pada komposit yang dihasilkan disebabkan karena dengan semakin banyaknya partikel B4C yang ditambahkan maka akan terbentuk interface-interface baru yang akan menghalang pergerakan dislokasi serta partikel B4C yang terdispersi juga akan berperan sebagai elemen penahan beban. Serta dilakukan juga karakterisasi komposit dengan pengamatan SEM-EDS dan XRD untuk kemudian diketahui kemungkinan senyawa yang terbentuk dari komposit yang dihasilkan adalah MgB2, MgO, B4C, dan Mg2B2O5.

At present the development of magnesium composites is increasingly being carried out, this is due to the main advantages of magnesium which has the lowest density when compared with other metals so that it can save fuel use when applied as a constituent of an automotive product yet still has great mechanical properties. . In this research, magnesium composite is fabricated by mixing magnesium as composite matrix and micro B4C as reinforcement particle with the variation of the volume fraction 2, 4, 6, and 8 wt% with stir casting as fabrication methods. Compared to pure magnesium, the addition of B4C particles into the magnesium matrix can improve the mechanical properties of the composite. The best mechanical properties of magnesium composite is shown by the addition 8 wt% B4C particles. These values increase up to 72.8 HRH for the hardness value, 64.03 for the UTS, 0.11 J / mm2 for the impact value and 0.0023 mm3/m of wear rate. Mechanical properties of magnesium composite are increased due to the increasing number of B4C particles that added will make new interfaces which will block dislocation movement and dispersed B4C particles will also act as load restraint elements. Composite characterization was also carried out by using SEM-EDS and XRD test to find out the compounds and phases formed from the fabricated composites then it was known that the possible compounds formed from the composites produced were MgB2, MgO, B4C, and Mg2B2O5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deliana Ramdaniawati
"[Komposit bermatriks aluminium dengan penguat partikel Al2O3 berukuran nano umum digunakan untuk aplikasi dengan performa yang tinggi karena aluminium memiliki sifat ringan dan Al2O3 memiliki performa yang baik pada suhu tinggi. Pada penelitian ini, penambahan Al2O3 dengan fraksi volum 0,2%, 0,5%, 0,7%, 1,0%, and 1,2% dilakukan untuk menentukan titik optimum dari kelima komposisi. Magnesium sebanyak 10 wt.% ditambahkan sebagai wetting agent. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan optimum dicapai dengan penambahan fraksi volum nano-Al2O3 sebanyak 0,2% dengan 200,84 MPa dan keuletan yang baik, didukung dengan rendahnya porositas, rendahnya aglomerasi, dan pembentukan dimple pada permukaan patah.

Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image.
, Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image.
]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipin Indah Lestari
"Metal Matrix Composite (MMC) dengan matriks alumunium 7xxx memiliki potensi yang tinggi untuk aplikasi balistik karena kombinasi kekuatan dan ketangguhan yang bagus serta massanya yang ringan. Pada penelitian sebelumnya SiC telah dapat menahan pekuru tipe III, namun masih mengalami retak bagian belakang sehingga pada penelitian ini penguat diiganti dengan ZrO2 yang memiliki ketangguhan retak lebih tinggi. Penghalus butir Ti-B ditambahkan untuk meningkatkan ketangguhan matriks komposit dengan mekanisme penguatan grain boundary strengtening.
Pada penelitian ini dikembangkan komposit bermatriks Al-10Zn-6Mg-3Si berpenguat ZrO2 dengan variasi 0, 0.058, 0.073 dan 0.0104 wt.% Ti. Untuk meningkatkan ketangguhan, dilakukan solution treatment pada temperatur 450°C selama 1 jam dilanjutkan laku penuaan pada temperatur 200 °C selama 1 jam. Karakterisasi material yang dilakukan antara lain: pengujian kekerasan dengan Rockwell B, pengujian impak, analisis struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive XRay Spectroscopy (EDX) dan X-ray Maping.
Dari hasil pengujian, diperoleh bahwa penambahan kandungan Ti meningkatkan kekerasan as cast maupun kekerasan setelah penuaan, diikuti dengan penurunan porositas, penurunan harga impak dan pengecilan DAS (Dendrit Arm Spacing). Akan tetapi terdapat anomali pada kandungan 0.078 wt.% TiB karena efek remelting pada saat pengecoran. Kekerasan aktual tidak mencapai kekerasan teori berdasarkan Rule of Mixture karena ZrO2 tidak tercampur dengan baik dan merata di dalam matriks. Hal ini diperkuat dengan pengamatan struktur mikro, SEM dan OES yang tidak mendeteksi adanya ZrO2 atau unsur Zr. Fasa yang ditemukan adalah Mg2Si dengan bantuk iregular, oval dan chinese script, aAl8Fe2Si dengan bentuk chinese script, bAl5FeSi dengan bentuk jarum.

Metal Matrix Composite (MMC) with 7xxx aluminum matrix has potential for ballistic applications due to the combination of strength , toughness and light weight. Previous study succesfully produced aluminium based composites with SiC particles which were able to stop type III bullet, however cracks remained on back of the plate. Therefore, in this research, SiC was replaced by zirconia (ZrO2) due to its high fracture toughness. Ti-B grain refiner was added to further improve toughness through grain boundary strengtening mechanism.
This research developed ZrO2 strengtened Al-10Zn-6Mg-3Si composite with addition of Al-5Ti-1B grain refiner produced through squeeze casting process. The Ti content was varied 0, 0.058, 0.073 and 0.0104 wt.%. The composite was solution treated at 450°C for 1 hour, then aged at 200 ° C for 1 hour. Material characterization Rockwell B hardness testing, impact testing, micro structural analysis by using optical microscopy and Scanning Electron Microscope (SEM) with Energy Dispersive X-ray (EDX) and X- ray Mapping.
The results showed that addition of Ti resulted in increase in as-cast hardness as well as aged hardness. This was followed by the decrease in porosities, impact values and Dendrite Arm Spacing (DAS). However, there was an anomaly in the composite containing 0.078 wt. % TiB, due to the fact that this composite was produced by remelting. Actual hardness is lower than theoretical hardness calculated by Rule of Mixture because ZrO2 particles were not well mixed in the matrix. This confirmed by the observation of microstructure, SEM and OES that were not able to detect either ZrO2 or Zr element. The microstructures consisted of Mg2Si in irregular, oval and chinesse script morphology, aAl8Fe2Si, which was also in chinesse script morphology and bAl5FeSi in needle shape.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>