Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryanto Witjaksono
"Pada proses pengelasan titik (spot welding), pemilihan jenis elekroda yang digunakan memegang peranan yang besar dalam fungsinya sebagai penyalur Arus. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan kinerja dari dua buah elektroda Cu-Cr dan Cu-Cr-Zr pada pengelasan titik lembaran baja yang salah satu sisinya dilapisi oleh seng. Penilaian dilakukan dengan melihat kinerja masing-masing elektroda dengan dua konfigurasi yang berbeda, yaitu konfigurasi A berupa lap joint dimana sisi yang terlapisi seng saling dipertemukan, dan konfigurasi B berupa lapjoint yang mempertemukan permukaan yang terlapisi seng dengan permukaan tanpa lapisan seng. Penilaian yang dimaksud berupa pemeriksaan ukuran nugget yang dihasilkan, pemeriksaan struktur makro dan pemeriksaan terhadap uji tarik geser.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk konfigurasi A, elektroda Cu-Cr memiliki kekuatan sambungan lebih stabil dibandingkan dengan elektroda Cu-Cr-Zr, hal yang lain terjadi untuk konfigurasi B, dimana elektroda Cu-Cr-Zr memiliki kekuatan sambungan yang lebih stabil dari pada elektroda Cu-Cr. Dimana unsur Zr memegang peranan penting dalam meningkatkan ketahanan pada efek pelunakan temperatur tinggi.

In electric resistance spot welding process, the selection of electrode types is hold the significant things as a transfered in a function. The subject of this research was to study performance comparison of two different kind of electrodes Cu-Cr and Cu-Cr-Zr in the electric resistance spot welding which one of their sides is coated with Zn. The judgment was conducted by seeking each of electrodes performance with two different configurations, where the configuration A involves the lap joint which both of Zn coated sides joined together meanwhile the configuration B involves the lap joint which on the Zn coated side is joined with the non-coated side. The judgment was carried out by several investigations such as the nugget measurement, macrostructure examination and the tensile shear strength testing.
These results shows that in the configuration A, Cu-Cr electrode has more stable tensile shear strength than Cu-Cr-Zr electrode, and neither has the configuration B. It caused by the Zircon (Zr) substance is hold the important role in increasing the high temperature resistance creep.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51524
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zulfikar Fajar
"Baja SPCC merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan dalam aplikasi pengelasan titik. Karakteristik dan sifat mekanis baja SPCC dari hasil pengelasan titik dua dan tiga lembaran yang diteliti dalam skripsi ini menggunakan parameter kuat arus 2 kA dan 4 kA dengan jarak manik las untuk setiap arus masing-masing 15, 20, dan 25 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring bertambahnya arus, maka beban tarik-geser dan nilai kekerasan juga semakin bertambah. Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada daerah manik las dengan nilai kekerasan 208 HV pada tiga lembaran dan 197 HV pada dua lembaran Selain itu terjadi perubahan mikrostruktur pada daerah HAZ dan manik las dari struktur ferit menjadi struktur ferit-perlit dan ferit-bainit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa beban tarik-geser optimal terjadi pada jarak nugget 20 mm pada dua lembaran dan 15 mm pada tiga lembaran.
SPCC steel is one of the most widely used materials in the application of spot welding. This research concern about the mechanical properties and characterization of two and three stacks SPCC steel sheet using spot welding process. The welding current was 2 kA and 4 kA with nugget spacing for each current is 15, 20, and 25 mm. The results showed that with increasing current, tensile-shear load and hardness values are also increasing. The highest hardness found in the nugget area with a hardness value 208 HV for three sheets and 197 HV for two sheets. In addition, the microstructure of HAZ and nugget change from ferrite into ferrite-pearlite and ferrite-bainite structure. The results also showed that the optimum tensile-shear load occurs at nugget spacing of 20 mm for double sheet and 15 mm for the triple sheet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Eric Mamby
"Karakterisasi hasil proses pengelasan dengan metode Gas Metal Arc Welding, Gas Tungsten Arc Welding dan Plasma Arc Welding pada baja lembaran berlapis seng dibandingkan untuk mengetahui pengaruh seng terhadap hasil lasannya. Perbedaan besar butir yang sangat jauh antara daerah fusion zone, yaitu 32 μm, dan daerah HAZ, yaitu 90 μm, pada proses pengelasan dengan metode Gas Metal Arc Welding menyebabkan penggetasan dan perpatahan di fusion line pada pengujian tarik dan pengujian tekuk. Hasil pengelasan dengan metode Plasma Arc Welding memiliki sifat fisik yang paling optimum di antara kedua metode lainnya, dengan kekuatan tarik sebesar 352 N/mm² dan struktur butir mikro yang relatif halus. Terdapat pelarutan seng ke daerah fusion zone, dengan kandungan paling besar pada metode pengelasan Plasma Arc Welding.

The characterization of weldments produced by Gas Metal Arc Welding, Gas Tungsten Arc Welding and Plasma Arc Welding methods in joining zinc coated steel sheet is compared to know the effect of Zinc on the properties of weldments. The grain size difference between the fusion zone, which is 32 μm, and HAZ area, which is 90 μm, on Gas Metal Arc Welding method is causing the brittleness and cracking at the fusion line while testing with tensile and bending test. Weldments produced by Plasma Arc Welding have the optimum physical property among the two other welding process, with tensile strength 352 N/mm² and relatively fine microstructure. There is some zinc dilution in fusion zone, with the biggest concentration occurs in Plasma Arc Welding process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25122
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Andre Satya Tutamana
"Sebuah mesin las resistansi untuk plat tipis baja dan aluminum telah didesain dan dibangun. Mesin tersebut diperuntukan untuk pengelasan plat pada struktur sandwich dimana mesin sebelumnya tidak dapat mengelas struktur tersebut. Mesin melewati dua jenis pengujian. Pengujian fungsional untuk menguji integrase sistem mesin dan pengujian performa untuk menguji kemampuan mesin mengelas spesimen plat tipis. Pengujian performa dilaksanakan pada pengelasan plat SS301 ketebalan 0.1 mm. Pengujian tarik kemudian dilaksanakan untuk mengukur kekuatan tarik spesimen. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi gaya elektroda, semakin tinggi kekuatan tarik maksimumnya, yaitu 46,7 MPa pada pembebanan 50 kg. Spesimen lainnya menghasilkan kekuatan tarik maksimum 38,2 MPa dan 35,6 MPa pada pembebanan 30 kg dan 40 kg berturut-turut.

A spot resistance welding machine for steel and aluminum thin plate was designed and built. It was intended to weld thin plate in a sandwich structure, which the previous existed machine was not able to weld. The machine was subjected to two types of testing. Functionality test to test the system integration of the machine and performance test to test the ability of machine to weld thin plate specimen. Performance test which was conducted was welding of SS301 plate with 0.1 mm thickness. Tensile test then conducted to measure the tensile strength of specimens. The result was specimen with higher electrode loading produce higher ultimate tensile strength, which is 46.7 MPa under 50 kg of loading. Other specimens produced 38.2 MPa and 35.6 MPa of ultimate tensile strength under 30 kg and 40 kg of loading respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Irawan
"Tembaga penguatan terdispersi dengan alumina sebagai fasa terdispersinya merupakan salah satu paduan yang memiliki sifat kestabilan yang cukup baik pada temperatur tinggi, di samping kekuatan, konduktivitas listrik dan panas yang baik. Paduan ini banyak digunakan sebagai elektroda pengelasan titik, yang beroperasi pada temperatur tinggi. Pada penelitian ini, dilakukan proses pengelasan titik sebanyak 700 titik (spot) dengan menggunakan elektroda penguatan terdispersi (Cu-Al2O3) hasil proses metalurgi serbuk, dan elektroda las titik komersial (Cu-Te) sebagai pembanding. Kemudian pada titik las (spot) ke-1, 2, 3, 49, 50, 51, 99, 100, 101, 199, 200, 201, 299, 300, 301, 399, 400, 401, 499, 500, 501, 599, 600, 601, 699, 700, dan 701 dilakukan pengujian mekanis (uji tarik geser dan uji tarik silang), pengujian kekerasan mikro, dan uji metalografis untuk melihat sejauh mana perbedaan kinerja kedua jenis elektroda tersebut pada proses las titik baja galvanil. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa elektroda las titik Cu-Al2O3, hasil proses metalurgi serbuk, mengalami penurunan kinerja yang sangat berarti dengan semakin bertambahnya jumlah pengelasan. Penurunan kinerja ini disebabkan oleh turunnya masukan panas yang terjadi akibat mushrooming ujung tip eletroda dan adanya pemaduan dengan unsur Zn. Terjadinya mushrooming menunjukkan kekerasan elektroda tidak memadai untuk menahan beban tekan selama proses pengelasan. Kinerja eletroda pembanding Cu-Te relatif lebih stabil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewin Purnama
"Untuk memenuhi kebutuhan perbaikan struktur lepas pantai yang rusak akibat korosi, kelelahan material, kesalahan selama perakitan, kesalahan konstruksi, dan beban operasional yang berlebihan, pengelasan bawah air dengan metode shielded metal arc welding (SMAW) adalah metode yang paling populer digunakan, karena ekonomis dan serbaguna serta memiliki efisiensi yang tinggi. Akan tetapi, metode las ini menghasilkan banyak cacat dalam bidang pengelasan, diantaranya porositas dan retak (cracks) yang disebabkan oleh kehadiran hidrogen dan oksigen dalam jumlah yang besar pada sambungan las dan kecepatan pendinginan yang tinggi. Metode yang memungkinkan untuk mengurangi atau mengontrol kandungan hidrogen dan oksigen adalah memodifikasi fluks dari elektroda dan memilih parameter pengelasan yang tepat. Penelitian ini dilakukan pada pengelasan bawah air dengan baja AH-36 yang umumnya digunakan sebagai material lambung kapal di industri maritim. Metode pengelasan menggunakan shielded metal arc welding (SMAW) dengan menggunakan elektroda E6013 yang dimodifikasi dengan tambahan magnesium (Mg) 1-5 wt.% dengan variasi heat input 1,5 dan 2,5 kJ/mm pada kedalaman 5 m. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas lasan pada sambungan las baja AH-36 melalui proses pengelasan bawah air dengan metode SMAW dengan penambahan Mg pada elektroda E6013. Untuk mengetahui kualitas hasil lasan digunakan metode non destructive test (NDT) yaitu: penetrant test (PT) dan radiography test (RT). Karakterisasi hasil lasan menggunakan scanning electron microscope/energy dispersive x-ray spectroscopy (SEM/EDS) dan mikroskop optik, karakterisasi material dan elektroda menggunakan optical emission spectroscopy dan x-ray diffraction (XRD), untuk mengetahui sifat mekaniknya dilakukan pengujian tarik, uji kekerasan dan uji impak. Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa tambahan magnesium sampai 5% berat pada fluks elektroda E6013 dapat meningkatkan proporsi dari acicular ferrite (AF) dan polygon ferrite (PF) serta mengurangi dominasi struktur mikro yang bersifat getas. Peningkatan jumlah AF dalam struktur mikro akan meningkatkan nilai kekuatan serta memperbaiki ketangguhan impaknya sehingga akan didapatkan weldability yang lebih baik. Selain itu tambahan magnesium dapat mencegah kehilangan kandungan mangan dan silikon di weld metal (WM). Oleh karena itu sampel hasil eksperimen dengan tambahan magnesium 5% berat pada fluks elektroda E6013 dengan masukan panas 1,5 kJ/mm adalah sampel yang memiliki ketangguhan impak paling optimum apabila dibandingkan dengan sampel lainnya yang dilas dengan tambahan magnesium, karena analisis statistik dengan ANOVA, energi impak di weld metal dan HAZ tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata nya

To fulfill the need of offshore structures repairing that has been damaged due to corrosion, material fatigue, failure of assembling, misconstruction, and over operating loads, underwater welding with the shielded metal arc welding (SMAW) is the most popular method that been used. This is, because SMAW is the most economical and versatile method with high efficiency. However, this welding method produces many defects in the welding, including porosity and cracks caused by the presence of large amounts of hydrogen and oxygen in the weld joint and high-speed cooling. A possible method to reduce or control the hydrogen and oxygen content is to modify the flux of the electrodes and select the appropriate welding parameters. This research was conducted on underwater welding with AH-36 steel which is generally used as a hull material in the maritime industry. The welding method uses shielded metal arc welding (SMAW) using modified E6013 electrodes with 1-5%.wt magnesium addition with a heat input variation of 1.5 and 2.5 kJ / mm at a depth of 5 m. The purpose of this study was to improve the quality of the welds on the AH-36 steel welded joints through the underwater welding process using the SMAW method with the addition of magnesium to the E6013 electrode. To determine the quality of the welds, the NDT method was used, namely: penetrant test (PT) and radiography test (RT). The weld was characterized using scanning electron microscope/energy dispersive x-ray spectroscopy (SEM/EDS) and optical microscopy. Materials and electrodes were characterized using optical emission spectroscopy and x-ray diffraction (XRD), whereas to determine the mechanical properties, tensile testing, hardness test and impact test were performed. The results of microstructure observations showed that the addition of magnesium up to 5 wt.% on the flux of the E6013 electrode could increase the proportion of acicular ferrite (AF) and polygon ferrite (PF) and reduce the dominance of brittle microstructure. Increasing the number of AF in the microstructure would increase the strength and improve the impact toughness and thus a better weldability would be obtained. In addition, the addition of magnesium can prevent the loss of Mn and Si content in the weld metal (WM). Therefore, the experimental sample with additional 5 wt.% magnesium on the flux of the E6013 electrode with heat input 1,5 kJ/mm is the optimum impact toughness sample that has been compared to other samples that are welded with the additional magnesium,due to statistical analysis by ANOVA, there is no difference in the average value of the impact energy in weld metal and HAZ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidun Adam
"ABSTRAK
Teknologi Hardfacing pada prinsipnya adalah melapisi material induk dengan
material yang lebih keras agar kekerasan dan ketahanan ausnya meningkat dan
umur pakai dari material tersebut menjadi lebih lama. Masalah timbul ketika kita
ingin melakukan hardfacing pada material yang sudah keras. Hasil hardfacing
material keras selalu mengalami retak-retak halus. Untuk itu, dilakukanlah
penelitian guna mencari proses hardfacing yang tepat untuk material keras ini.
Penelitian ini dilakukan pada baja tahan aus CREUSABRO 4800, yang termasuk
baja paduan rendah. Sampel yang digunakan ada lima buah dan parameter
penelitiannya adalah jumlah lapisan dan jenis buttering. Elektroda yang dipakai
ada tiga jenis, untuk buttering memakai MG DUR 3 dan AWS ER309L, serta MG
DUR 65 untuk lapisan hardfacing. Metoda pengelasan yang dipakai adalah
metoda pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Pengujian yang
dilakukan meliputi pengujian visual dan radiografi, pengujian kekerasan mikro,
pengujian keausan, dan pengamatan metalografi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lapisan buttering yang lebih banyak dan penggunaan elektroda AWS
ER309L menghasilkan retak yang lebih sedikit, tetapi terjadi penurunan sifat
mekanis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penambahan lapisan
buttering hingga tiga lapis dan pemilihan elektroda yang lebih lunak akan
meningkatkan ketahanan retak hasil hardfacing. Namun, sebagai kompensasinya,
terjadi penurunan sifat mekanis lapisan hardfacing.

ABSTRACT
Hardfacing technology in principle is deposed a material with harder material, in
order to increase hardness, wear resistance and life time of the material. We find
a problem when we want to do hardfacing on material has been hard. The
hardfacing result of hard material always had fine cracks. Therefore, we
conducted this research to find the best of hardfacing processes for this material.
This research was conducted on a wear resistance steel CREUSABRO 4800,
which include on Low Alloy Steel. The samples used were five and research
parameter is the number of layers and types of buttering electrode. There are three
types of electrodes, MG-DUR 3 and AWS ER309L for buttering and MG-DUR
65 for hardfacing layer. The method used is Shielded Metal Arc Welding
(SMAW) process. Tests performed include visual and radiographic testing, micro
hardness testing, wear testing, and metallographic observations. The results
showed that more buttering layer and the use of electrode AWS ER309L produce
fewer cracks, but a decrease in mechanical properties. Thus, it can be concluded
that the addition of a layer of buttering up to three layers and selection of softer
electrodes improves crack susceptibility of hardfacing. However, as
compensation, a decrease in the mechanical properties of hardfacing layer."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengelasan titik (resistance spot welding) merupakan salah satu aplikasi pengelasan yang banyak dipergunakan di dalam dunia otomotif. Pada proses pengelasan titik, elekroda sangat berperan sebagai penghantar arus untuk menyambung material yang umumnya berupa lembaran baja tipis. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh lapisan tipis timah putih (Sn) berbentuk lapisan intermetalik Cu3Sn di bagian ujung elektroda (electrode tip) dalam aplikasi pengelasan titik baja galvanis. Variabel utama yang diberikan pada penelitian ini adalah beda ketebalan lapisan tersebut. Hasil pengamatan dan pengujian menunjukkan bahwa pemberian lapisan intermetalik Cu3Sn pada ujung elektroda dengan ketebalan terbatas, khusus dalam penelitian ini kurang dari 1 μm, menghasilkan kuat tarik geser dan ukuran diameter nugget yang relatif sama (comparable) dengan nilai kuat tarik geser hasil las menggunakan elektroda tanpa lapisan intermetalik Cu3Sn.

Abstract
A resistance spot welding method is commonly used in automotive industries application. In a resistance spot welding method, the copper
electrode has a significant role as an electric current carrier for joining thin metal sheet. This research was focused on studying the effect of tin layer at the electrode tip for joining galvanized steel sheet. The main variable of this research is in the thickness of the intermetallic Cu3Sn layer. The result showed that the introduction of tin layer less than 1 μm in thickness on the electrode tip gives a comparable shear strength and nugget diameter distribution with the unplated electrode tip. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Musa Maulana
"ABSTRAK
Baja AH36 merupakan salah satu material yang biasa digunakan pada struktur dan alat transportasi yang bekerja di daerah laut lepas yang dapat memerlukan perbaikan di bawah permukaan air laut. Terdapat beberapa elektroda yang dapat digunakan untuk melakukan pengelasan baja AH-36 di bawah permukaan air laut diantaranya elektroda E6013, E7014, E7024, dan E7018. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui elektroda mana yang dapat memberikan hasil pengelasan yang optimal pada lingkungan pengelasan di bawah permukaan air laut dengan variabel kedalaman 5 meter dan 10 meter. Parameter pengelasan dilakukan dengan masukan panas 0,8 kJ/mm, 1,5 kJ/mm, dan 2,5kJ/mm. hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan terdapat nilai masukan panas optimum yang berbeda untuk setiap elektroda pada kedalaman yang berbeda. Ditemukan juga bahwa elektroda E6013 memiliki sifat mekanis yang paling baik untuk aplikasi pengelasan bawah air.

ABSTRACT
AH36 steel is one of the materials used in the high seas that can require some underwater repairs. There are several electrodes that can be used to welding AH36 steel on water including E6013, E7014, E7024, and E7018 electrodes. This study was conducted to determine which electrodes can provide optimal welding results in underwater welding environments with variable depths of 5 meters and 10 meters. Welding parameters are carried out with a heat input of 0.8 kJ / mm, 1.5 kJ / mm, and 2.5 kJ / mm. the results of the study showed that there was a different optimum heat input value for each electrode at different depths. It was found that the E6013 electrode has the best mechanical properties for underwater welding applications."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sulianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>