Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syafrudin
"Tujuan utama pengembangan IPv6 adalah untuk memenuhi kebutuhan alamat IP untuk jangka panjang sekaligus menyempurnakan berbagai kelemahan yang ada pada IPv4. Dengan hadirnya IPv6 maka dibutuhkan routing protocol yang mendukung jaringan IPv6 diantara RIPng dan OSPFv3. Routing protocol berfungsi untuk menghubungkan antar jaringan, dan memilih jalur atau rute untuk mencapai jaringan yang lain. Skripsi ini disusun untuk mengetahui kinerja dari routing protocol pada jaringan IPv6 yaitu RIPng dan OSPFv3. Pengujian dilakukan dengan analisa proses pemilihan jalur pada routing table, analisa paket header, dan pengujian dengan melakukan pengiriman paket pada masing-masing routing protocol. Metode yang digunakan adalah studi literatur, simulasi pada komputer, dan implementasi pada jaringan test-bed. Analisa data menunjukan bahwa secara umum kinerja RIPng dan OSPFv3 tidak jauh berbeda dengan routing protocol pendahulunya, yaitu RIP dan OSPF pada jaringan IPv4, perbedaan mendasar adalah dukungan terhadap pengalamatan 128-bit. Pada pengujian didapatkan kinerja OSPFv3 lebih baik karena kecepatannya dalam melakukan konvergen pada jaringan ketika terjadi link down dibutuhkan waktu sebesar 4,542 detik, jaluh lebih cepat daripada RIPng yang membutuhkan waktu 60,566 detik. Hasil pengujian throughput dengan window size paket TCP berukuran 2, 4, 8, 16, 32 Kbyte didapatkan nilai rata-rata 92,8 Mbits/detik untuk routing protocol RIPng, dan pada OSPFv3 didapatkan nilai rata-rata throughput 85,3Mbits/detik untuk windows size 2, 4, 8 Kbyte dan 92,9Mbits/detik untuk window size berukuran 16 dan 32 Kbyte. Pada pengujian jitter dengan paket UDP pada jaringan IPv6, didapat besar jitter dengan routing protocol RIPng rata-rata 1,196 ms dan dengan dengan OSPFv3 rata-rata sebesar 1,106 ms.

The main objective of the development of IPv6 (Internet Protocol Version 6) is to meet needs of IP addresses for the long term and improving the existing weaknesses in IPv4. With the presence of IPv6, also needed routing protocol that support IPv6 such as RIPng and OSPFv3. A routing protocol is a protocol that specifies how router communicate each other, select path or routes, and connect other network. This paper is arranged to determine the performance of RIPng dan OSPFv3 routing protocols. For the testing is done by analyzing the patch selection process in the routing table, packet header analysis, and testing by sending a packet. The method used is literature study, computer simulation, and implementation on the test-bed. Data analysis showed that the overall performance of RIPng and OSPFv3 are not much different from its predecessor routing protocol, RIP and OSPF on an IPv4 network, the fundamental difference is the support of 128-bit addressing. OSPFv3 on test performance showed better because the speed of convergence on the network do when it happens the link down it takes by 4.542 seconds, faster than the RIPng which took 60.566 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Hardiyani
"Tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui kinerja dan menganalisa hasil simulasi perbandingan parameter kualitas layanan dari protokol OSPFv3 dan protokol RIPng pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol) di jaringan Mobile IPv6 menggunakan OPNET. Setiap protokol akan dibagi menjadi 2 skenario, yaitu saat kondisi Akses Point sama (tidak terjadi perpindahan akses point) dan saat kondisi Akses Point berbeda (terjadi perpindahan akses point). Dengan hasil simulasi yang didapat dari kedua skenario, nilai dari parameter yang dihasilkan oleh protokol OSPFv3 dan protokol RIPng selalu menghasilkan nilai dengan selisih yang tidak berbeda jauh. Pada skenario 1, nilai yang dihasilkan pada parameter delay RIPng adalah 70% dari nilai OSPFv3, throughput RIPng adalah 41% dari nilai OSPFv3, traffic sent RIPng adalah 93% dari nilai OSPFv3, traffic received RIPng adalah 36% dari nilai OSPFv3, download response time RIPng adalah 98% dari nilai OSPFv3, dan upload response time RIPng 97% dari nilai OSPFv3. Pada skenario 2, parameter delay RIPng adalah 74% dari nilai OSPFv3, throughput RIPng adalah 71% dari nilai OSPFv3, traffic sent RIPng adalah 84% dari nilai OSPFv3, traffic received RIPng adalah 68% dari nilai OSPFv3, download response time OSPFv3 adalah 96% dari nilai RIPng, dan upload response time OSPFv3 adalah 79% dari nilai RIPng. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja protokol OSPFv3 dan protokol RIPng pada aplikasi FTP tidak memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi hasil parameter yang ditunjukkan membuktikan bahwa kinerja protokol OSPFv3 lebih baik dari protokol RIPng.

The purpose of this thesis is to determine the performance and analyze the simulation results comparison of quality of service parameters of the protocol OSPFv and RIPng protocol on the application FTP (File Transfer Protocol) in Mobile Ipv6 networks using OPNET. Each protocol will be divided into two scenarios, which are at the same Access Point condition (no displacement access point) and the different Access Point condition (moving event access point). By the simulation results obtained from the two scenarios, the value of the parameter produced by the protocol OSPFv3 and RIPng protocol always produces a value that does not differ too much. In scenario 1, the value of RIPng delay parameter is 70% of the value of OSPFv3, RIPng throughput is 41% of the value of OSPFv3, RIPng traffic sent is 93% of the value of OSPFv3, RIPng received traffic is 36% of the value of OSPFv3, download response time RIPng is 98% of the value of OSPFv3, RIPng and upload response time 97% of the value of OSPFv3. In scenario 2, RIPng delay parameter is 74% of the value of OSPFv3, RIPng throughput is 71% of the value of OSPFv3, RIPng traffic sent is 84% of the value of OSPFv3, RIPng received traffic is 68% of the value of OSPFv3, download response time is 96% OSPFv3 of the value of RIPng, OSPFv3 and upload response time is 79% of the value of RIPng. It can be concluded that the performance of the protocol OSPFv3 and RIPng protocol on FTP application does not have a significant difference, but the parameter results proved OSPFv3 shows better performance than RIPng protocol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Widyaningrum
"Routing protocol pada Mobile Ad hoc Network (MANET) merupakan salah satu isu penting dalam melakukan komunikasi antar node. Pemilihan routing protocol yang tepat sangat diperlukan untuk menentukan rute data yang efisien. Penelitian ini menganalisis kinerja routing protocol pada MANET yakni AODV, OLSR dan TORA di lingkungan IPv6 dengan melihat dampaknya terhadap stabilitas jaringan. Simulasi dijalankan dengan menggunakan simulator OPNET Modeler versi 14.5, dimana setiap routing protocol diuji dengan variasi jumlah node, variasi kecepatan gerak node, menjalankan aplikasi HTTP dan voice serta penambahan node yang melakukan serangan blackhole. Hasil simulasi menunjukkan bahwa routing protocol AODV memiliki kinerja terbaik dibandingkan dengan kedua routing protocol lainnya pada skenario variasi jumlah node, variasi kecepatan dan penerapan aplikasi HTTP dan voice. Packet end-to-end delay AODV yang dihasilkan berkisar antara 0,00048-0,00055 s dan nilai rata-rata network load yang dihasilkan AODV merupakan yang paling rendah dengan maksimum yang didapat sebesar 26.076 bits/sec. Namun pada kondisi terdapat serangan blackhole, routing protocol yang terkena dampak paling kecil adalah routing protocol OLSR dengan perubahan throughput sebesar 5,25%, packet end-to-end delay sebesar 1,52% dan network load sebesar 5,25%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muamar Putra Perdana
"Dalam perkembangan bidang telekomunikasi khususnya Internet Protocol (IP) telah memunculkan jenis protokol internet baru yang dinamakan IPv6. Kemunculan protokol internet baru IPv6 diharapkan memiliki performansi lebih baik daripada pendahulunya yaitu IPv4. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan performa dari jaringan protokol IPv6, IPv4 dan IPv6 menggunakan tunneling 6to4 dengan ISATAP yang diterapkan pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol). Proses pengambilan data menggunakan jaringan lokal berskala kecil. Dalam pengujian digunakan dua buah notebook yang diterapkan sebagai server dan client serta 2 buah router sebagai jaringan intermediate. Pengambilan data dilakukan dengan cara men-download file dengan ukuran yang berbeda - beda dari server ke client. Parameter uji coba yang dibandingkan adalah delay, transfer time dan throughput.
Kesimpulan yang didapatkan bahwa konfigurasi IPv4 murni memiliki nilai throughput, delay dan transfer time paling baik dibandingkan konfigurasi lainnya. Konfigurasi IPv6 murni memiliki nilai throughput lebih kecil 73.39% dari konfigurasi IPv4 murni, konfigurasi 6to4 lebih kecil 85.66% dari IPv4 murni, sedangkan konfigurasi ISATAP lebih kecil 85.51% dari IPv4 murni. Untuk parameter transfer time dan delay, IPv4 murni lebih kecil 73.94% dari IPv6 murni, lebih kecil 85.93% dari 6to4 dan lebih kecil 85.81% dari ISATAP. Konfigurasi ISATAP memiliki nilai throughput lebih besar 1.1% dari 6to4. Konfigurasi ISATAP memiliki nilai delay dan transfer time lebih kecil 0.85% dari 6to4. Perbedaan panjang header pada IPv6 dan IPv4 mempengaruhi besarnya nilai delay. Proses enkapsulasi dan dekapsulasi paket pada ISATAP lebih baik daripada 6to4.

In growth of telecommunications specially Internet Protocol (IP) have developed the new internet protocol named IPv6. Apparition of new internet protocol is expected to have performance better than IPv4. Intention of this last project is to analyse and compare a performance from IPv4 network, IPv6 network, IPv6 use 6to4 tunneling and ISATAP tunneling which applied at FTP (File Transfer Protocol). Experiment process use the small network. In examination is used two notebook which applied as server and client. It use two router as intermediate network. Experiment which The different size of file is downloaded by client from server. The parameter which is compared delay, transfer time and throughput.
The conclusion that IPv4 network have the value of throughput, delay and transfer time is the best from the other configuration. Configuration IPv6 network have the value of throughput smaller 73.39% than IPv4 network, configuraton of 6to4 smaller 85.66% than IPv4 network and configuration ISATAP smaller 85.51% from IPv4 network. For parameter of transfer time and delay, IPv4 network quicker 73.94% than IPv6 network, quicker 85.93% than 6to4 tunneling and quicker 85.81% than ISATAP tunneling. Configuration ISATAP tunneling have the value of throughput bigger 1.1% than 6to4 tunneling. Configuration ISATAP tunneling have the value of delay and transfer time smaller 0.85% than 6to4 tunneling. Difference of length header at IPv6 and IPv4 influence the value of delay. Encapsulation ans decapsulation process in ISATAP tunneling better than 6to4 tunneling.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Isa
"Mekanisme transisi IPv6 diperlukan untuk menjamin interoperabilitas jaringan antara IPv6 dengan IPv4 selama masa migrasi. Network Address Translation (NAT) dan sifatnya pada sebuah jaringan akan menjadi hambatan tersendiri bagi sebagian besar metode transisi IPv6, atau dikenal dengan istilah proto-41 forwarding. Diperlukan metode transisi khusus yang dapat menembus NAT untuk memberikan konektivitas IPv6 melalui infrastruktur IPv4. Teredo dan IPv6 VPN, dimana keduanya menggunakan tunneling berbasis UDP, merupakan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui metode dengan performa yang lebih baik antara Teredo dan IPv6 VPN, serta sejauh mana perbedaannya terhadap jaringan IPv4 murni (existing). Untuk itu dilakukan beberapa pengujian menggunakan jaringan test-bed secara lokal. Pengujian meliputi koneksi TCP dan UDP untuk memberikan gambaran umum performa jaringan, serta koneksi FTP untuk memberikan gambaran khusus performa aplikasi jaringan. Parameter yang diamati selama pengujian adalah throughput TCP, frame loss dan jitter UDP serta latency, transfer time, dan throughput FTP.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa IPv6 VPN memiliki performa yang lebih baik di seluruh parameter pengujian, dibandingkan Teredo. Perbedaan yang terjadi berkisar antara 286.18% - 458.64% untuk throughput TCP, 23.64% - 2088.69% untuk jitter UDP, 168.07% - 267.57% untuk latency FTP, 279.41% - 447.36% untuk transfer time FTP, dan 257.35% - 391.21% untuk throughput FTP. Selain itu, metode IPv6 VPN memiliki performa yang tidak jauh berbeda dengan jaringan IPv4 murni. Hal ini menjadikan metode IPv6 VPN sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan metode Teredo, dalam memberikan konektivitas IPv6 bagi jaringan private yang berada dibalik NAT melalui infrastruktur jaringan IPv4.

Transition mechanism is required to guarantee IPv4 and IPv6 interoperability during the migration period. Network Address Translation (NAT) and its behaviour would become a drawback to some usual IPv6 transition mechanism, this problem also known as proto-41 forwarding. Specific transition mechanism is required to pass NAT and gave IPv6 connectivity through current IPv4 backbone infrastructure. Teredo and IPv6 VPN, both are based on UDP tunneling mechanism, could exceed this problem.
This paper was made to examine which methods, between Teredo and IPv6 VPN, would have better performance. This paper also made to examine the effect of each method compare to existing IPv4 network. To answer that, some testing that based on local test-bed have been done. The test includes TCP and UDP connection to give an illustration of general network performance, and FTP connection to give an illustration of spesific internet application performance. Parameters to watch during the test are TCP throughput, UDP frame loss and jitter, then FTP latency, transfer time and throughput.
Overall result from the test indicates that IPv6 VPN gave a better performance than Teredo at all testing parameters. The differences occurred around 286.18% - 458.64% for TCP throughput, 23.64% - 2088.69% for UDP jitter, 168.07% - 267.57% for FTP latency, 279.41% - 447.36% for FTP transfer time and 257.35% - 391.21% for FTP throughput. IPv6 VPN’s performances also closed enough comparing to the existing native IPv4 network performances. From this paper and the test result, gave indication that IPv6 VPN would become a better solution than Teredo in relations to give IPv6 connectivity for a private network that stand behind NAT devices through IPv4 network infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Sja`bani
"ABSTRAK
IETF telah menetapkan standar pengalamatan baru yang disebut IPv6 hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kebutuhan alamat IP yang semakin besar dan agar IPv6 dapat lebih cepat berkembang dan dirasakan manfaatnya maka jaringan IPv6 ini harus dapat dihubungkan kejaringan lain, jaringan penghubung yang ada saat ini hampir seluruhnya merupakan jaringan IPv4 oleh karena itulah dirumuskan metode transisi yang dapat menghubungkan beberapa jaringan IPv6 melalui jaringan IPv4 atau berhubungan dengan jaringan IPv4. Skripsi ini dilakukan pengujian unjuk kerja aplikasi video streaming pada jaringan test-bed dengan konfigurasi IPv6 murni dan dengan metode dual stack. Parameter kualitas layanan Video streaming yang akan diuji antara lain, latency, paket loss, dan throughput dari jaringan protocol yang berbeda yaitu IPv6 murni dan IPv6 dual stack dan dengan router yang berbeda yaitu PC router dan Emulator GNS3. Dari pengujian menunjukkan bahwa kualitas yang paling baik adalah saat menggunakan IPv6 murni yang menggunakan PC router, memiliki QoS yang lebih baik dengan nilai throughput 27,82% lebih besar dibandingkan IPv6 murni yang menggunakan emulator GNS3 sehingga memiliki latency yang kecil dan nilai packet loss yang lebih kecil 0,037 % dibandingkan IPv6 murni yang menggunakan GNS3.

ABSTRACT
IETF has set a new standard called IPv6 addressing, it is intended to anticipate the needs of the growing IP addresses, and in order to more quickly growing and perceived benefits, IPv6 network must be connected to another network, the existing network is now almost entirely a IPv4 network because of that transition method is formulated that can connect multiple networks or IPv6 over IPv4 networks associated with IPv4 networks. This thesis tested the performance of streaming video applications on the network test bed configuration with pure IPv6 and dual stack method. Video streaming service quality parameter to be tested, among others, latency, packet loss, and throughput with a different network protocol those are the pure IPv6 and IPv6 dual stack also different router using PC Router and GNS3 the testing indicate that the quality is best when using a pure IPv6 using a PC router, pure IPv6 having a better QoS throughput value is greater 27.82% than using GNS3 emulator so it has a small latency and packet loss values are more smaller 0.037% than the pure IPv6 using GNS3."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43245
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Dwi Rahmana
"Tuntutan akan layanan jaringan internet yang lebih baik dan menarik semakin besar seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan jaringan. Dengan semakin banyaknya pengguna jaringan internet dan meningkatnya permintaan layanan layanan multimedia seperti Video on Demand, teleconterence, real time game ataupun audio streaming, rnengakibatkan kebutuhan akan ketersediaan bandwith jaringan semakin besar. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme transmisi data yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan jaringan. Transmisi data multicast adalah salah satu altematif yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan jaringan dan efektifitas biaya jaringan yang dipakai. Transnrisi data multicast dapat mengirimkan paket ke banyak penerima hanya dengan menggunakan satu aliran data, sehingga mengurangi beban jaringan secara keseiuruhan. Dalam skripsi ini dilakukan pengujian unjuk kerja transmisi data unicast dan multicast pada jaringan IPv4 dan IPv6, Hasil pengujian rnenunjukkan bahwa transmisi data multicast memberikan kinerja yang baik walaupun dilakukan pembatasan besar bandwlth dalam jaringan. Dengan transmisi data multiccst penurunan kinerja dari sisi throughput kurang dari 0,02 % pada jaringan IPv4 dan 0,006 % pada jaringan IPv6. Hal ini tentu saja sangat berbeda apabila dibandingkan dengan transmisi data unicast dimana terjadi penurunan kinerja yang signifikan dengan perlakuan yang sruna pada transrnisi data multicast."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S39294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Actarina
"Mobile IP merupakan teknologi dalam suatu infrastuktur jaringan IP yang memperbolehkan satu atau beberapa host dapat berpindah jaringan dari jaringan satu kejaringan yang lainnya tanpa terputusnya proses komunikasi yang dilakukan host tersebut. Dunia telekomunikasi semakin berkembang pesat terutama pada Internet Protocol (IP) dengan adanya protocol internet IPv6 yang memperbarui IPv4. Adanya IPv6 ini diharapkan dapat mengungguli performasi dari IPv4 terutama pada mobile IP yaitu dengan dikembangkannya mobile IPv6.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa performansi dari jaringan mobile IPv6 dengan aplikasi yang diterapkan adalah aplikasi FTP (File Transfer Protocol). Topologi jaringan mobile IPv6 yang dibuat terdiri dari home agent, correspondent node sebagai server FTP, foreign router dan home router sebagai intermediate dan mobile node sebagai client. Pengambilan data dilakukan dengan cara men-download file dengan ukuran yang berbeda - beda dari server ke client. Parameter uji coba yang akan dibandingkan adalah delay, throughput dan transfer time.
Kesimpulan yang didapat bahwa pada skenario 1 memiliki nilai throughput, transfer time dan delay paling baik dibandingkan dengan skenario 2. Berdasarkan parameter throughput, pada skenario 2 mengalami penurunan throughput sebesar 21 % untuk file pdf, 21.46 % untuk file doc dan 25.83 % untuk file jpg. Berdasarkan parameter transfer time, pada scenario 2 mengalami kenaikan transfer time sebesar 65.3 % untuk file jenis pdf, 39.58 % untuk jenis file doc dan 13.61 % untuk jenis file jpg. Berdasarkan parameter delay, pada scenario 2 mengalami kenaikan delay sebesar 37.93 % untuk file jenis pdf, 16.44 % untuk jenis file doc dan 2.69 % untuk jenis file jpg.
Mobile IP (or IP mobility) is an Internet Engineering Task Force (IETF) standard communications protocol that is designed to allow mobile device users to move from one network to another while maintaining a permanent IP address or maintaining existing connections. The rapid progress of telecommunication world particularly in Internet Protocol (IP) has created IPv6 as renovation of IPv4. The existence of IPv6 is expected to surpass IPv4 performance primarily in mobile IP.
The aim of this thesis was to analyse the performance of Mobil Ipv6 Network with FTP (File Transfer Protocol) as the applied Application. The topology of mobile IPv6 network consists of home agent and correspondent node as server FTP; foreign router and home router as intermediate; and mobile node as client. The data removal was conducted by file downloaded with different sizes from server to client. The parameter of test and trial would be compared to delay, throughput and transfer time.
The research result concluded that scenario 1 had the best score of throughput, transfer time and delay compared to scenario 2. Based on the throughput parameter, there was a throughput decrease in scenario 2 consisting of 21% for pdf file, 21.46 % for doc file, as well as 25.83 % for jpg file. Based on transfer time parameter, there was a transfer time increase in scenario 2 consisting of 65.3 % for pdf file, 39.58 % for doc file, as well as 13.61 % for jpg file. Based on delay parameter, there was a delay increase in scenario 2 consisting of 37.93 % for pdf file, 16.44 % for doc file, as well as 2.69 % for jpg file.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51252
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Al-Farisyi
"Jaringan Mobile IPv6 mendukung perpindahan mobile node dari titik akses jaringan satu ke titik akses lain tanpa harus memutuskan koneksi baik menggunakan vertical handovermaupunhorizontal handover. Untuk mengetahui performa jaringan dapat diukur beberapa parameter QoS seperti throughput, delay, dantransfertimeuntuk aplikasi pengiriman file. Dalam hal ini, aplikasi yang akan dibandingkan adalahFileTransferProtocol (FTP) dan SSH FileTransferProtocol (SFTP). Hasil pengukuran tersebut akan menunjukkan perbedaan antara kedua protocol untuk kemudian dianalisa berdasarkan teorinya masing-masing.
Berdasarkan hasil uji coba didapatkan nilai throughput pada protocol FTP lebih besar sebanyak 7.43% dibandingkan SFTP pada vertical handover.Transfertime yang diperlukan SFTP untuk mengirimkan data yang sama akan lebih besar 21.45% dibandingkan saat menggunakan protocol FTP. Sementara delay yang mana pada SFTP besarnya delay lebih besar 17.99% dibandingkan saat melakukan pengiriman file yang sama menggunakan protocol FTP pada vertical handover. Meskipun demikian, protocol SFTP memiliki nilai lebih dari sisi keamanan karena telah mendukung fitur enkripsi.

Mobile network supports IPv6 mobile node displacement from one network access point to another access point without having to disconnect the connection using either vertical or horizontal handover handover. To find out the network performance can be measured several parameters such as QoS, throughput, delay and transfertime for the application of transferfile. In this case, the application will be compared is a FileTransferProtocol (FTP) and SSH FileTransferProtocol (SFTP). The results of these measurements will show the difference between each protocol to later studied on the basis of itstheory.
Based on the results of tests obtained value of throughput on the FTP protocolis 7.43% bettercompared to SFTP on vertical handover.Transfertimewhich SFTP require to send the same data will be greater 21.45% compared to when using the FTP protocol. While delay on SFTP is 17.99% longer compared to when doing the same using FTP on vertical handover. Nevertheless, the SFTP protocol have more value in the security aspect because it has has supported featuresof encryption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ramadhan Paramayudha
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan performa dari jaringan protokol IPv4, IPv6 dan tunneling 6to4 yang diterapkan pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol) pada media wired dan wireless di sisi client. Proses pengambilan data menggunakan jaringan lokal sederhana. Dalam pengujian digunakan dua buah laptop yang diterapkan sebagai server dan client serta sebuah PC yang diemulasikan sebagai router dengan aplikasi GNS3. Pengambilan data dilakukan dengan cara men-download file dengan ukuran yang berbeda - beda dari server ke client. Untuk wireless, jarak uji coba antara access point dan client ± 10 m. Parameter uji coba yang dibandingkan adalah transfer time, throughput dan delay. Konfigurasi IPv4 murni memiliki nilai transfer time, throughput, dan delay paling baik dibandingkan konfigurasi lainnya. Untuk perbandingan throughput, jaringan IPv4 wireless memiliki nilai throughput lebih besar 20.63% dari jaringan IPv4 wired, jaringan IPv6 wireless juga lebih besar 3.85% dibandingkan dengan IPv6 wired, sedangkan jaringan tunneling 6to4 lebih besar 28.58% pada wireless daripada wired. Perbedaan performansi jaringan antara media wired dan wireless, dipengaruhi kemampuan perangkat access point dengan kecepatan 300 Mbps.

The aim of this paper is to analyze and compare the performance of network protocols IPv4, IPv6 and tunneling 6to4 is applied to the application of FTP (File Transfer Protocol) in wired and wireless media at client side. The retrieval of data using a simple local network. In the test used by the two laptops are implemented as a server and client and a PC is emulated as a router with GNS3 application. Data collection was done by way of downloading files with different sizes-ranging from server to client. For wireless, client and access point distance ± 10 m. Test parameters compared are transfer time, throughput, and delay. A pure IPv4 configuration has a value of transfer time, throughput, dan delay is best compared to other configurations. For comparison of throughput, IPv4 using the wireless network has a throughput of greater value 20.63% of the IPv4 network that uses wired, wireless IPv6 network is also 3.85% larger than IPv6 wired, while for 6to4 tunneling network greater than 28.58% on wireless wired. Differences in performance of the network using wired and wireless media, influence access point performance with 300 Mbps speed of bandwidth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51319
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>