Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194269 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Muhamady
"Deviasi dan ketidakpastian (uncertainty) pengukuran saat ini merupakan persyaratan mutlak atau regulasi wajib yang dipersyaratkan oleh nasional dan juga dunia internasional selain persyaratan ketidakpastian dibidang kalibrasi peralatan. Deviasi dan uncertainty pengujian ini diterapkan dalam kaitannya untuk menjamin hasil pengukuran yang dilakukan mempunyai kualitas uji yang baik dan mempunyai ketelusuran (treasibility) pengukuran secara nasional maupun internasional.
Pengujian keselamatan (safety) adalah salah satu pengujian produk yang menjadi persyaratan utama disetiap negara maju maupun berkembang di dunia untuk melindungi masyarakatnya dari produk - produk yang mungkin membahayakan keselamatan pada saat penggunaannya karena mayoritas pengguna tidak memahami persyaratan keselamatan pada produk - produk tersebut. Temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai deviasi dan uncertainty pengukuran sehingga kondisi temperatur ideal saat pengukuran sesuai standar sangat dipersyaratkan sehingga deviasi dan uncertainty pengukuran dapat diminimalkan.

Deviation and measurement uncertainty for safety testing currently is national regulation and international requirement and it is mandatory standard if the product wants to come in to the country like the calibration uncertainty require. Deviation and measurement uncertainty applicable in the product to ensure the measurement have good quality and treasible to the national and international requirement measurement.
Safety testing is one of the testing product was required at the national and international for protect the people in this country from product substandard because most of the people not understand dangerous of the product while use it. Temperature is one of factor influence deviation and measurement uncertainty, so the ideal temperature condition must be required minimizing deviation and measurement uncertainty.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51330
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Salah satu peralatan medis yang banyak digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah inkubator bayi yang berfungsi untuk melindungi bayi selama tahap awal kehidupan. Pengaturan suhu dalam pemakaian inkubator bayi dilakukan pada setting suhu 33°C atau 35°C atau 37°C, disesuaikan dengan kondisi bayi yang akan di lakukan perawatan. Kejadian yang menimbulkan kematian dan cedera pada bayi telah dikaitkan dengan kegagalan sistem kontrol pada inkubator, kerusakan atau cacat desain yang menyebabkan terjadinya kebakaran dan bahaya sengatan listrik, serta tingkat kebisingan yang berlebihan dapat berpengaruh buruk terhadap pendengaran bayi. Untuk mengetahui kinerja dan keselamatan listrik inkubator bayi telah dilakukan analisis pengaruh setting suhu terhadap kinerja dan keselamatan listrik terhadap 6 (enam) unit sampel inkubator bayi dari berbagai merk, dengan rentang produksi tahun 1997 sampai tahun 2013. Metode pengujian kinerja dan keselamatan listrik dengan standar: (AS 2853; 1986), (ANSI/AAMI II36; 2004), (IEC 60601-2-19; 2009), serta untuk mengetahui pengaruh setting suhu terhadap kinerja dan keselamatan listrik inkubator bayi tersebut dilakukan uji statistik multivatiriat. Hasil pengujian kinerja suhu kompartemen, kelembaban udara, aliran udara dan nilai kebisingan serta keselamatan listrik inkubator bayi seluruhnya memenuhi syarat, namun untuk perhitungan nilai ketidak pastian sesuai ISO-GUM (1995) hanya ada tiga inkubator yang memenuhi syarat. Sedangkan hasil pengujian dengan statistik multivatiriat, diketahui bahwa ada pengaruh setting suhu terhadap kinerja inkubator bayi namun tidak ada pengaruh terhadap keselamatan listriknya.

One of the medical equipment that is widely used in health care is a baby incubator that serves to protect the baby during the early stages of life. Temperature regulation in the use of infant incubator conducted at a temperature setting of 33°C or 35°C or 37°C, adjusted to the baby who will be treated. Events that cause death and injury in infants has been associated with failure of the control system in the incubator, damage or design flaw that caused a fire and electrical shock hazards, as well as excessive noise levels can adversely affect the baby's hearing. To determine the performance and safety of baby incubators we analyzed the effect of setting the temperature on the performance and electrical safety for six (6) units of samples of various brands of baby incubator, with a production range of 1997 to 2013. Test methods and performance for electrical safety by using standard: (USA 2853; 1986), (ANSI / AAMI II36; 2004), (IEC 60601-2-19; 2009), as well as to determine the effect of temperature on the performance and setting the electrical safety of the baby incubator done by multivariate statistical test. The results of the performance testing of infant incubator compartment temperature air humidity, air flow and noise as well as the value of the electrical safety all the baby incubator qualify. but with the calculation on the value of uncertainty according to ISO-GUM (1995) there are only three qualified incubator. While the results of statistical testing with multivariate, that there is the influence of the temperature setting on the performance of the baby incubator but no effect on the electrical safety."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirwan
"Unit Pelaksana Teknis Pengukuran dan Pengujian Bahan Konstruksi adalah Laboratorium Penguji pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Kota Tangerang, yang melaksanakan fungsinya untuk melaksanakan pengujian bahan konstruksi. SNI ISO/IEC 17025 : 2017 merupakan Persyaratan Umum untuk Kompetensi Laboratorium Penguji dan Laboratorium Kalibrasi. Dengan telah menunjukkan kompetensinya sebagai laboratorium penguji, dengan menerapkan secara konsisten SNI ISO/IEC 17025 : 2017, maka KAN ( Komite Akreditasi Nasional) menerbitkan dan memberikan sertifikat Aktreditasi dengan Nomor LP -1696 -IDN sebagai Laboratorium Penguji. Hal ini memberikan kepastian atas hasil uji yang diterbitkan oleh Laboratorium Penguji yang dimiliki Pemerintah Daerah dan memberikan kepastian atas penilaian kualitas atas pekerjaan mutu Konstruksi di lapangan.

The Technical Implementation Unit for Measurement and Testing of Construction Materials is the Testing Laboratory at the Tangerang City Spatial Planning Public Works Service, which carries out its function to carry out testing of construction materials. SNI ISO/IEC 17025 : 2017 is a General Requirement for the Competence of Testing Laboratories and Calibration Laboratories. By demonstrating its competency as a testing laboratory, by consistently applying SNI ISO/IEC 17025: 2017, KAN (National Accreditation Committee) issues and grants an Accreditation certificate with LP Number -1696 -IDN as a Testing Laboratory. This provides certainty for the test results issued by the Testing Laboratory owned by the Regional Government and provides certainty for the quality assessment of construction quality work in the field."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hadisurya Chandra Kusuma
"Bencana telah menjadi sebuah isu penting di sektor Teknologi Informasi (TI) yang dapat terjadi kapan saja tanpa peringatan. Bencana pandemi yang terjadi saat ini, berdampak kepada kebutuhan akan mobilisasi dalam bekerja meningkat. Banyaknya instansi yang mengadopsi sistem outsourcing membuat jaringan informasi menjadi rentan terhadap ancaman serangan yang dapat berasal dari pihak luar atau pihak ketiga yang bertindak sebagai penyedia jasa, pihak internal, serta lingkungan dan ancaman yang bersifat fisik lainnya. Studi ini mengukur tingkat kesadaran, kesiapan, pelaksanaan Disaster Recovery Plan dengan menggunakan survei pada perusahaan di Indonesia. Penggunaan metodologi kuantitatif dalam studi ini ditambah dengan penggunaan SPSS Statistical Software yang berfokus pada perhitungan nilai rata-rata pada setiap bagian di setiap organisasi yang dibagi berdasarkan sektor industrinya. Hasil studi menunjukkan bahwa dari 3 aspek Disaster Recovery Plan yang dinilai, yaitu Disaster Recovery Plan Awareness, Disaster Recovery Plan Readiness, dan Disaster Recovery Plan Practices yang berdasarkan kepada hasil uji t-Test yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai tingkat kesadaran, kesiapan, dan pelaksanaan pada organisasi di Indonesia masih rendah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kesadaran individu terhadap keamanan data yang dimiliki, kurangnya pelatihan yang dilakukan kepada staff yang terkait, kurangnya peninjauan secara berkala dan dokumentasi yang jelas

Disaster has become an important issue in the Information Technology (IT) sector which can happen at any time without warning. The current pandemic disaster has increased the need for mobilization at work. The number of agencies adopting the outsourcing system makes information networks vulnerable to attack threats that can come from outside parties or third parties acting as service providers, internal parties, as well as the environment and other physical threats. This study measures the level of awareness, readiness, and implementation of the Disaster Recovery Plan using a survey of companies in Indonesia. The use of the quantitative methodology in this study is coupled with the use of SPSS Statistical Software which focuses on calculating the average score for each section in each organization divided by industry sector. The study results show that of the 3 assessed aspects of the Disaster Recovery Plan, namely the Disaster Recovery Plan Awareness, Disaster Recovery Plan Readiness, and Disaster Recovery Plan Practices which are based on the results of the t-Test conducted, it shows that the value of the level of awareness, readiness, and implementation at Organization in Indonesia is still low which is influenced by several factors, such as the lack of individual awareness of the security of the data they have, the lack of training provided to related staff, the lack of periodic reviews and clear documentation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratianto
"Dalam mendapatkan hasil pencitraan Kedokteran Nuklir yang baik adalah didukung dengan instrumen dengan performa yang baik yaitu sesuai dengan standar mutu alat tersebut. Untuk menjaga agar performa instrumen tetap bekerja secara optimal harus dilakukan uji secara berkala dengan protokol uji yang tepat.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kualitas citra kamera gamma dengan fantom IEC 61675-2 dan membuat protokol pengujianya meliputi pengujian resolusi radial, resolusi tangensial dan scatter fraction. Pengujian resolusi radial dan resolusi tangensial dilakukan menggunakan sumber titik sedangkan untuk pengujian scatter fraction menggunakan sumber garis. Dari penelitian ini didapatkan hasil rerata FWHM untuk resolusi radial 14,08, pada resolusi tangensial 10,21 mm. Untuk pengujian scatter fraction didapatkan hasil 0,042 dengan prosentase hamburan 4,2%.

In order to achieve an optimal scanned image of nuclear medicine device, a good instrument with proper performance which is consistent with its standard quality is required. Furthermore, suitable and periodic protocol test is also a good requirement so that the instrument can extend its maximum performance.In order to Achieve an optimal scanned image of nuclear medicine devices, a good instrument with proper roomates performance is consistent with its standard quality is required.
This research was conducted to test the image quality of gamma cameras with phantom IEC 61675-2 and make protocol includes testing radial resolution, tangential resolution and scatter fraction. Test of tangential and radial resolution made using a point source, while for test Scatter fraction using a line source. From this research, the results of the mean FWHM for the radial resolution 14.08 mm and 10.21 mm in tangential resolution. test Scatter fraction obtained scattering percentage of 4.2%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raid Mukhtar
"Transformator Arus merupakan peralatan penting dalam penyaluran tenaga listrik atau CT pengukuran/instrument dalam kondisi pemakaian normal, arus sekundernya sama dengan arus primer. Transformator arus didisain pada temperatur 20°C sedangkan temperatur diindonesia adalah 30°C pada saat bekerja. Dalam penelitian ini, salah satu kerusakan atau kegagalan isolasi pada belitan transformator adalah pengoperasian beban dan pengaruh temperatur, yang menyebabkan nilai isolasi menurun.
Pada penelitian ini meneliti pengaruh pembebanan CT dengan beban resistor, kapasitor dan induktor untuk mengetahui kesalahan arus dan pengaruh temperatur menggunakan pemanas atau lampu pijar 200 W. Kesalahan arus adalah kesalahan pengukuran CT karena perbedaan rasio pengenal CT dengan rasio sebenarnya.
Hasil penelitian ini diperoleh arus primer sebesar 5 persen pada masing-masing CT dengan membandingkan standar IEC 61869-2. pada beban resistif CT 6 atau fort kelas 0,5 rasio 50/5A dengan kesalahan arus 0,06 pada temperatur 25°C sedangkan pada temperatur 40°C kesalahan arus 0,148 dan pada temperatur 50°C kesalahan arus 0,248 , sehingga dapat disimpulkan kesalahan arus dapat dipengaruhi oleh pembebanan dan kenaikan temperatur 40°C sampai 50°C.

Current transformer is an important measurement divice in the distribution or current transformers measurement use normally condition of secondary current same primary current. Current transformer designed is 20°C while temperatur in indonesian is 30°C at operations. In this study, one this one the breakdown or failures of insulation in the transformer winding of hotspot temperatur and loading operations change that cause the insulation value to drop.
In this study examined the effect of load current transformer with resistor, capacitor and inductor which can affect the error ratio and temperature influence on CT by heating or lightbulb 200 W. The ratio error current is the difference the rated ratio CT with actual ratio.
The results this study obtained a nominal primary current of 5 percent on each CT rsquo s in standard IEC61869 2 resistive loading at CT 6 or Fort class 0,5 and ratio 50 5A with a ratio error of 0.06 by comparing with both standard and test current transformer standard ie IEC 61869 2 with temperature 25°C and resulting temperature 40°C error ratio of 0.148 , temperature 400C error ratio of 0.28 , the result is CT error can be affected by loading and temperature rise 40°C and 50°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Distya Tarworo Endri
"Seiring dengan kemajuan teknologi, peningkatan interkonektivitas bisnis Bank D yang berarti peningkatan jumlah dan variasi ancaman serta kerawanan keamanan informasi tak terelakkan. Oleh karena itu, peningkatan daya dukung dan sumber daya teknologi informasi pada Bank D sangat penting. Salah satu cara untuk menjawab tantangan diatas adalah melalui penerapan Balanced Scorecard Departemen Teknologi Informasi di Bank D berdasarkan ISO/ IEC 17799:2005 dan ISO/ IEC 27001:2005, yang merupakan aplikasi pertama Balanced Scorecard generasi ke-4 di Indonesia. Yang dimaksud dengan metode pengembangan Balanced Scorecard generasi ke-4 adalah: a) penggunaan penilaian ahli Indikator Kinerja Utama (IKU) Departemen Teknologi Informasi Bank D dan ISO/ IEC 17799:2005 dan ISO/ IEC 27001:2005 pada tiap proses pengembangan Balanced Scorecard generasi ke-4, b) penentuan kriteria pemilihan risiko serta Indikator Risiko Utama (IRU) dan Indikator Pengendalian Utama (IPU) dengan skala Likert, c) pembobotan kriteria pemilihan indikator (IRU dan IPU) berdasarkan tingkat kepentingan dengan perbandingan berpasangan pada metode Analytical Hierarchy Process (AHP), d) penentuan IRU dan IPU dari tiap risiko dengan matriks prioritas, e) pembuatan matriks control risiko, dan f) penentuan hubungan antara IRU dan IPU dengan IKU Departemen Teknologi Informasi Bank D menggunakan matriks prioritas.

In accordance with the advancement of technology, so does the incremental business interconnectivity of Bank D. This will bring along a larger amount and variation of threats and vulnerabilities towards IT security. Therefore, support system and IT resources enhancement becomes critical. One of the ways according with that concern is 4th generation Balanced Scorecard development at the Information Technology Department of Bank D based on ISO/IEC 17799:2005 and ISO/ IEC 27001:2005 that is ' by far ' the first concept application to be implemented in Indonesia. This research is dedicated to find methods of putting 4th generation of Balanced Scorecard into practice at Bank D. Fourth generation Balanced Scorecard development consists of following method: a) involvement of experts judgment that are excel in Key Performance Indicator of Information Technology Department, ISO/ IEC 17799:2005 and ISO/ IEC 27001:2005, b) sort listing of risk and indicator selection criteria using Likert scale, c) weighting of indicator criteria selected using pairwise comparison from Analytical Hierarchy Process, d) setting of Key Risk Indicator (KRI) and Key Control Indicator (KCI) using priority matrix, e) making of risk control matrix, f) setting the relation between KRI, KCI, and KPI of IT Department of Bank D using priority matrix."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Permata Sari
"ABSTRAK
Penerapan standar ISO/IEC 17025 pada laboratorium pengujian erat kaitannya dengan tercapainya sasaran mutu yang terdapat di laboratorium. Oleh karena itu perancangan kriteria keefektifan implementasi ISO/IEC 17025 ini mengambil peranan penting untuk laboratorium pengujian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang memiliki hubungan dengan keefektifan penerapan ISO/IEC 17025. Metode FocusGroup Discussion FGD yang terdiri dari beberapa Asesor yang kompeten, pembobotan dengan Analytical Hierarchy Process AHP serta analisis korelasi Spearman menjadi alat dalam menilai klausul apa saja yang berkaitan dengan keefektifan implementasi ISO. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya klausul keefektifan organisasi, sistem manajemen, personel, kaji ulang manajemen, metode pengujian dan jaminan mutu hasil uji , serta faktor yang memiliki hubungan dengan keefektifan implementasi ISO/IEC 17025 komitmen, kompetensi, pengawasan, evaluasi, konsistensi dan komunikasi.

ABSTRACT
Implementation of ISO IEC 17025 standard in testing laboratory is closely related to the achievement of quality objectives contained in the laboratory. Therefore, designing the effectiveness criteria of ISO IEC 17025 implementation has an important role for the testing laboratory. This study was conducted to determine faktors that have relationship with the effectiveness of the application of ISO IEC 17025. Focus Group Discussion FGD method consisting of several competent assessors, weighted by Analytical Hierarchy Process AHP and Spearman correlation analysis becomes a tool in assessing any clauses which is related to the effectiveness of ISO implementation. The results of this study are the clause of effectiveness organization, management system, personnel, management review, test method and quality assurance of test result , and faktors related to the effectiveness of implementation of ISO IEC 17025 commitment, competence, monitoring, evaluation, consistency and communication "
2018
T51188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Nugraha
"Kondisi magnetis material menunjukan fenomena yang menarik yaitu apabila arus bolak-balik diterapkan pada inti suatu transformator maupun mesin listrik berputar maka dapat menimbulkan terjadinya histerisis dan anus Eddy. Kedua gejalatersebut merupakan rugi energi yang hares diminimalisasi agar kinerja suatu instrumen listrik, dalam hal ini motor induksi, menjadi baik. Minimalisasi rugi energi melibatkan komponen utama yaitu karakteristik bahan dan tebal Iaminasi yang digunakan.
Analisis material meliputi besi murni (99,9 % Fe), besi-silikon (4 % Si 96 % Fe), besi-silikon ( 3,3 % Si 96,7 % Fe), besi-silikon (3 % Si, 97 % Fe). Dasar pen ilihan material yaitu pemakaiannya yang luas, murah dan mudah didapatkan. Dengan merujuk pada karakteristik magnetik keempat material tersebut dapat dihitung besar rugi-rugi inti yang terjadi dalam Watt 1 kilogram.
Penerapan keempat material pada motor induksi menunjukan variasi yang mencerminkan perbandingan rugi inti terhadap daya keluaran motor induksi. Dengan mengacu pada IEC Publication No. 72 yang memuat data dimensi laminasi mesin dan daya keluaran maksimum 37 KW maka dengan menggunakan simulasi program Matlab versi 4.2c.1 diperoleh persamaan polinornial orde 4 yang menyatakan hubungan keduanya. Studi banding meliputi keluaran daya 5 KW, 10 KW dan 15 KW dengan perbedaan jurnlah kutub 2 dan kutub 4 dapat dilihat total rugi inti dan persen terhadap daya keluaran motor induksi tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>