Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reny Dwi Wijayanti
"IPv6 sebagai protokol internet generasi mendatang, diharapkan dapat menjadi teknologi IP masa kini dan mendatang untuk mengatasi segala keterbatasan, hambatan yang dihadapi dalam pengembangan dan penerapan layanan baru. Konvergensi sejauh mungkin ke arah teknologi yang berbasis IP sudah tidak dapat dihindari lagi. Dengan ruang alamat sebesar 128 bit, maka IPv6 meningkatkan jumlah alamat IP yang tersedia untuk layanan baru. Dalam penerapannya, Ipv4 pada jaringan MPLS harus dapat diintegrasikan dengan IPv6 untuk kemudian ditingkatkan menjadi IPv6.
Pada Skripsi ini dilakukan uji coba performansi jaringan MPLS dalam perbandingannya antara IPv4 dan IPv6 untuk aplikasi FTP. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan studi literatur, perancangan dan implementasi kemudian melakukan pengujian. Parameter-parameter uji yang digunakan adalah delay paket, transfer time dan throughput.
Dari hasil pengujian didapatkan delay MPLS IPv4 lebih kecil 92.65% - 98.3% dibanding MPLS IPv6, transfer time MPLS IPv4 lebih cepat 95.26% - 105.15% dibanding jaringan MPLS IPv6, dan throughput MPLS IPv4 lebih besar 96.17% - 96.35% dibanding MPLS IPv6.

IPv6, as a next generation Internet Protocol, is promised to be the IP technology present and for the next future in order to overcome all of limitation and problems faced along the development and implementation of such new services. Converging as deep as possible to the new technology based on IP is can not be avoided. With a 128 bit of addressing, IPv6 increasing the amount of IP addressing that needed by new services. On the implementation,, IPv4 over MPLS network must be integrated with IPv6 protocol then it can be increased to the full IPv6 network.
In this final project, we doing performance comparison testbed over MPLS network in comparison with IPv4 and IPv6 packet for FTP application. This testbed is done by literature study, design and implementation then evaluating the network. The test parameter is delay packet, transfer time and throughput.
The result show that delay MPLS IPv4 92.65% - 98.3% better than MPLS Ipv6. Transfer time of MPLS IPv4 95.26% - 105.15% quicker than MPLS IPv6 and MPLS IPv4 throughput 96.17% - 96.35% higher than MPLS Ipv6.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51420
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ramadhan Paramayudha
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan performa dari jaringan protokol IPv4, IPv6 dan tunneling 6to4 yang diterapkan pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol) pada media wired dan wireless di sisi client. Proses pengambilan data menggunakan jaringan lokal sederhana. Dalam pengujian digunakan dua buah laptop yang diterapkan sebagai server dan client serta sebuah PC yang diemulasikan sebagai router dengan aplikasi GNS3. Pengambilan data dilakukan dengan cara men-download file dengan ukuran yang berbeda - beda dari server ke client. Untuk wireless, jarak uji coba antara access point dan client ± 10 m. Parameter uji coba yang dibandingkan adalah transfer time, throughput dan delay. Konfigurasi IPv4 murni memiliki nilai transfer time, throughput, dan delay paling baik dibandingkan konfigurasi lainnya. Untuk perbandingan throughput, jaringan IPv4 wireless memiliki nilai throughput lebih besar 20.63% dari jaringan IPv4 wired, jaringan IPv6 wireless juga lebih besar 3.85% dibandingkan dengan IPv6 wired, sedangkan jaringan tunneling 6to4 lebih besar 28.58% pada wireless daripada wired. Perbedaan performansi jaringan antara media wired dan wireless, dipengaruhi kemampuan perangkat access point dengan kecepatan 300 Mbps.

The aim of this paper is to analyze and compare the performance of network protocols IPv4, IPv6 and tunneling 6to4 is applied to the application of FTP (File Transfer Protocol) in wired and wireless media at client side. The retrieval of data using a simple local network. In the test used by the two laptops are implemented as a server and client and a PC is emulated as a router with GNS3 application. Data collection was done by way of downloading files with different sizes-ranging from server to client. For wireless, client and access point distance ± 10 m. Test parameters compared are transfer time, throughput, and delay. A pure IPv4 configuration has a value of transfer time, throughput, dan delay is best compared to other configurations. For comparison of throughput, IPv4 using the wireless network has a throughput of greater value 20.63% of the IPv4 network that uses wired, wireless IPv6 network is also 3.85% larger than IPv6 wired, while for 6to4 tunneling network greater than 28.58% on wireless wired. Differences in performance of the network using wired and wireless media, influence access point performance with 300 Mbps speed of bandwidth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51319
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Setiadi
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi jaringan membawa suatu permasalahan baru yaitu semakin berkurangnya sumber daya IPv4, sehingga diperkirakan akan habis seiring dengan penggunaannya yang semakin meningkat dalam beberapa tahun kedepan. Berdasarkan hal tersebut Internet Engineering Task Force (IETF) mengeluarkan standart protokol baru yang dinamakan IP Next Generation (IPng) pada tahun 1996. Sama seperti IPv4, alamat IP versi 6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP. Perbedaaannya adalah IPv4 memiliki panjang header 32-bit, sedangkan alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. Untuk melakukan migrasi teknologi dari jaringan IPv4 menuju IPv6 diperlukan suatu mekanisme transisi yang dapat dilakukan tanpa mengganggu jaringan yang sudah ada, salah satu proses transisi yang bisa dilakukan adalah menggunakan metode dual stack.
Percobaan yang akan dilakukan adalah membandingkan kinerja aplikasi FTP dengan menggunakan dua buah konfigurasi, yaitu menggunakan emulator GNS3 dan PC Router. Setiap konfigurasi juga dilakukan perbandingan menggunakan protokol IPv4 murni, IPv6 murni dan transisi dengan metode dual stack. Hasil percobaan menunjukkan bahwa PC Router memiliki performansi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan emulator GNS3. Pada pengujian dengan parameter delay PC router lebih efisien sebesar 284s atau sekitar 1065 % dibandingkan dengan emulator GNS3. Sedangkan untuk pengujian dengan parameter transfer rate PC router lebih cepat sebesar 13556 kbps atau sekitar 1455 % dibandingkan dengan emulator GNS3.

ABSTRACT
Development of network technology brings a new problem that is diminishing resources of IPv4, to resolve the issue IPv6 was developed by the Internet Engineering Task Force (IETF) to deal with this. IPv6 is also called IPng (Internet Protocol next generation) and it is the newest version of the Internet Protocol (IP) reviewed in the IETF standards committees to replace the current version of IPv4, IPv6 was published in December 1998. Like IPv4, IPv6 is an internet-layer protocol for packet-switched internetworking and provides end-to-end datagram transmission across multiple IP networks. While IPv4 allows 32 bits for an IP address, IPv6 uses 128-bit addresses, This expansion allows for many more devices and users on the internet as well as extra flexibility in allocating addresses and efficiency for routing traffic.
The dual-stack protocol implementation in an operating system is a fundamental IPv4-to-IPv6 transition technology. Modern hybrid dual-stack implementations of IPv4 and IPv6 allow programmers to write networking code that works transparently on IPv4 or IPv6. The software may use hybrid sockets designed to accept both IPv4 and IPv6 packets. This paper describes an experimental study to compare the performance of FTP applications using different types of Internet Protocol. The first major version of IP, Internet Protocol Version 4 (IPv4), Its successor is Internet Protocol Version 6 (IPv6) and Dual Stack Method.
The research done shows that PC Router performance on FTP application is better than GNS3 emulator. PC Router delay is 1065 % faster than GNS3 emulator, PC Router transfer rate is 1455 % faster than GNS3 emulator. Considering the performance of PC Router, so it?s suitable to operate on the real network."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ficky Fatturahman
"Persediaan alamat IPv4 semakin menipis. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah Network Address Translation (NAT). Dengan NAT, lebih dari satu host pada jaringan private dapat dihubungkan ke jaringan publik seperti Internet hanya dengan menggunakan satu alamat IP publik.
Sementara itu, migrasi menuju teknologi yang lebih maju yakni IPv6 sudah tidak terelakkan. Untuk itu diperlukan suatu mekanisme transisi yang memungkinkan coexistence antara jaringan IPv6 yang akan dibangun dengan jaringan IPv4 yang telah ada, salah satunya adalah dengan tunneling.
Pada umumnya, sebagian besar metode tunneling yang ada tidak mendukung jaringan NAT IPv4. Hanya metode tunneling Teredo yang dapat menembus jaringan NAT. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian khusus mengenai kinerja jaringan yang menggunakan tunneling IPv6 Teredo pada aplikasi-aplikasi tertentu, terutama aplikasi yang populer digunakan seperti FTP untuk transfer file antar jaringan. Penelitian yang dilakukan adalah membandingkan kinerja aplikasi FTP server pada jaringan NAT full cone dengan tunneling IPv6 Teredo terhadap jaringan NAT full cone IPv4 murni dan jaringan IPv6 murni pada aplikasi yang sama. Parameter yang dibandingkan adalah latency (s) dan throughput (KBytes/s).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tunneling Teredo memiliki kinerja lebih buruk dari jaringan NAT full cone IPv4 murni dan jaringan IPv6 murni pada aplikasi FTP server , namun demikian, tidak terlampau jauh kinerjanya dari jaringan IPv6 murni pada simulasi jaringan WAN sebenarnya, hanya sedikit lebih buruk dengan range latency lebih besar 7,4 - 28,08 % dan range throughput lebih kecil 2,89 - 16,55 % dari jaringan IPv6 murni, sehingga Teredo cocok digunakan untuk memberikan koneksi IPv6 kepada node jaringan di belakang NAT IPv4 pada periode transisi nanti ketika sebagian besar node telah bermigrasi ke IPv6.

Availability of IPv4 address has gone thinner. One of the solutions to overcome this problem is Network Address Translation (NAT). NAT can connect one or more hosts in private network to public network like Internet with just one public IP address.
Meanwhile, migration process into more advanced technology, which is IPv6, is inevitable. Therefore, we need transition mechanism that can provide coexistence between newly born IPv6 networks with old IPv4 networks, such as is tunneling.
Generally, most of available tunneling methods do not provide IPv4 NAT networks. Only Teredo tunneling method can penetrate NAT. Therefore, we need a research to examine Teredo IPv6 tunneling network performance on certain application, mostly on popular application like FTP which can transfer file between networks. The research is comparing FTP server application performance on full cone NAT configured network with IPv6 Teredo tunneling toward pure full cone NAT IPv4 network and pure IPv6 network with the same application. Parameters to be compared are latency (s) and throughput (KBytes).
The research done shows that Teredo tunneling performance on FTP application is lower than pure IPv4 full cone NAT network and pure IPv6 network, however, on real WAN simulated network, Teredo performance is only a little bit lower than pure IPv6 network, Teredo latency is higher between 7,4 - 28,08 % than pure IPv6 network and Teredo throughput is lower 2,89 - 16,55 % than pure IPv6 network, so it’s suitable to provide IPv6 connectivity for nodes that is located behind IPv4 NAT in this transition period when most of the node have migrate to IPv6.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghiffari Aulia
"Pada skripsi ini akan dibangun suatu jaringan sederhana untuk mengamati performansi aplikasi transfer file pada jaringan IPv6 tunneling GRE dan ISATAP beserta perbandingannya. Tunneling IPv6 adalah fitur pada jaringan IPv6 untuk membantu migrasi jaringan IPv4 ke IPv6 secara bertahap. Pada proses integrasi ke jaringan tunneling, pemilihan tipe tunneling harus berdasarkan aplikasi yang dijalankan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membandingkan kedua tipe tunneling (GRE dan ISATAP) pada FTP berdasarkan parameter-parameter QoS. Parameter-parameter QoS yang dibandingkan merupakan parameter penting untuk menentukan tunneling mana yang lebih baik dalam mengantarkan paket TCP.
Throughput pada jaringan tunneling ISATAP mengalami kenaikan sebesar 0,15% dari throughput pada jaringan tunneling GRE. Delay juga tidak banyak berbeda, pada tunneling ISATAP delay hanya menurun sebesar 0,98%. Perbedaan yang signifikan terjadi pada packet loss dimana ISATAP mempunyai packet loss yang lebih besar, yaitu 7,488% dibandingkan packet loss pada GRE yang bernilai 5,562%. Oleh karena itu, tunneling GRE lebih baik digunakan pada aplikasi FTP jika koneksi antar router yang membentuk tunnel tidak stabil dan sering mengalami gangguan interferensi yang menyebabkan paket hilang saat pengiriman file.

This thesis will design a testbed to measure file transfer performance on IPv6 tunneling GRE and ISATAP including the comparison. IPv6 tunneling is a feature in IPv6 to help network migrate from IPv4 network to IPv6 network gradually. In the process of integration, choosing the type of tunneling has to be based on running application on the network. This paper aims to compare two type of tunneling (GRE and ISATAP) on FTP by referring to their QoS parameters. These QoS parameters are important to select the best tunneling type between GRE and ISATAP when transporting TCP packets.
ISATAP tunneling throughput on the network has increased by 0.15% of the throughput on the network GRE tunneling. Delay is also not much different, the ISATAP tunneling delay only decreased by 0.98%. Significant differences occurred in which the ISATAP packet loss have a greater packet loss, which is 7.488% as compared to the GRE packet loss is 5.562%. Therefore, GRE tunneling is better used on FTP when connection between the routers making the tunnel is not stable and often get interference that can make packet lost during file transfer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Darmawan
"Aplikasi berbasis jaringan internernet real-time seperti VoIP dan Video Conferencing sangat sensitif terhadap gangguan berupa ketersediaan bandwidth, terjadinya delay, packet loss, dan jitter. Untuk jaringan data dengan trafik bervariasi (seperti voice, video, data), dibutuhkan perlakuan khusus terhadap trafik data tertentu. Implementasi teknologi Quality of Service u n t u k menguji kinerja umum dilakukan dan teknik yang paling populer adalah Differentiated of Service (DiffServ). Namun dengan meningkatnya penetrasi trafik data pada jaringan komunikasi, masalah skalabilitas dan efisiensi menjadi penting. Multi- Protocol Label Switching (MPLS) memberikan kecepatan, skalabilitas serta efisiensi terhadap unjuk kerja jaringan. Dengan mengintegrasikan kedua teknologi tersebut, diharapkan unjuk kerja jaringan semakin baik bagi aplikasi atau layanan yang memerlukan garansi Quality of Service (QoS). Dalam penelitian ini implementasi teknologi MPLS DiffServ-Aware tidak hanya dilakukan pada jaringan IPv4 namun juga pada jaringan IPv6.
Simulasi menunjukkan aplikasi yang sensitif terhadap QoS seperti VoIP, implementasi MPLS/DiffServ mampu memberikan garansi QoS dengan delay mencapai 87 ms, packet loss sebesar 0% dan jitter yang sangat kecil. Untuk aplikasi video conferencing, unjuk kerja juga lebih baik jika dibandingkan dengan hanya menggunakan teknologi IP Best- Effort, DiffServ, maupun MPLS secara independen. Untuk jaringan IPv6, unjuk kerja throughput lebih baik dari IPv4, namun secara keseluruhan unjuk kerja jaringan IPv4 masih lebih baik dibandingkan jaringan IPv6.

Real-time network based applications such as VoIP and Video Conferencing are critical when it deals with bandwidth, delay, packet loss, and jitter. In a service integrated network (such as voice,video, and data services), it is needed to treat a service accordingly. The implementation of Quality of Service are common in today's networks : one of those technologies is Differentiated of Service (DiffServ). Nevertheless, with higher penetration of data traffics from time to time, the issues of scalability and eficiency appear significantly. Multi-Protocol Label Switching (MPLS) offers a good solution for improving the network performance. By integrating those two technologies, it is expected to improve the overall network performance, especially for service or application that needs QoS-guaranteed. This research not only focus on the implementation of MPLS DiffServ- Aware in IPv4 networks environment but also in IPv6 as well.
Simulation results, showed that MPLS/DiffServ technology provides best performance for real-time or QoS-sensitive applications. For VoIP application, the delay is recorded as 87 ms, packet loss 0% and a very low jitter. For video conferencing service, those QoS parameters are also better if compared to those technologies if are implemented separately. Althought IPv6 showed a higher throughput performance, still IPv4 showed a better performance generally."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldiansah Prayogi
"Mobile IPv6 merupakan komunikasi perangkat mobile yang memungkinkan koneksi tetap terhubung meskipun berpindah dari Home Network ke Foreign Network. Dalam mempertahankan koneksi, terdapat berberapa metode, salah satunya adalah Bidirectional Tunelling. Jaringan Bidirectional mobile IPV6 dengan aplikasi FTP yang di rancang akan diuji performanya dengan serangan Distributed Denial of Service yang dibedakan besar paket data serangannya. Parameter pengukuran yang digunakan adalah transfer time, delay, throughput, dan packet loss. Transfer time, delay, dan packet loss di Home Network saat diserang DDoS 2600KB mencapai kenaikan 392.78%, 372.46%, dan 11446.48. Sedangkan throughput di Home Network saat diserang dengan DDoS 2600KB mencapai penurunan 77.83%. Performansi jaringan dengan aplikasi FTP di Home Network memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan di Foreign Network. Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan semakin besar paket data serangannya maka semakin berpengaruh terhadap buruknya parameter tersebut. Namun dengan semakin besarnya paket data serangan maka semakin lama pengiriman flooding paket data tersebut akibat pemrosesan yang semakin berat juga. Hal tersebut yang mengakibatkan perbedaan persentase terlalu signifikan pada paket data serangan yang terlalu besar.

Mobile IPv6 is a communication between mobile devices which allow the connection stays alive even move from the Home Network to the Foreign Network. In maintaining the connection, there are some of methods, one of them is Bidirectional Tunneling. Bidirectional mobile IPv6 network with FTP application which is designed will be tested its performance with the Distributed Denial of Service attack which is distinguished its large attack data packets. Measurement parameters used are the transfer time, delay, throughput, and packet loss. Transfer time, delay, and packet loss in the Home Network when its attacked with DDoS 2600KB increase 392.78%, 372.46%, and 11446.48%. While the throughput in the Home Network when its attacked with DDoS 2600KB decrease 77.83%. This network performances with the FTP application in the Home Network has a better performance than in the Foreign Network. The measurement result, bigger attack data packet which is used will be more powerful against bad that parameters. But bigger attack data packet make sending flood data packet slower because the process is harder too. This thing that causing the percentage difference is not too significant on attack data packet which is too big."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahesa Adhitya Putra
"Jaringan Mobile Internet Protocol adalah suatu fitur yang terdapat pada IPv6 yang memungkinkan Mobile device dapat diidentifikasikan menggunakan IP tunggal walaupun terjadi perpindahan koneksi dari satu jaringan (Home Network) ke jaringan lain (Foreign Network) tanpa mengganggu proses aplikasi yang sedang berjalan. Sementara itu Proxy Mobile adalah suatu fitur pada IPv6 yang memungkinkan Mobile device mendapatkan koneksi dengan performa terbaik jaringan dengan pengaturan koneksi oleh Local Mobility Anchor sehingga seolah-olah Mobile device berada di jaringan asalnya walaupun telah berpindah dari satu jaringan (Mobile Access Gateway 1) ke jaringan lain (Mobile Access Gateway 2). Performa jaringan diuji menggunakan serangan Denial of Service dan diukur dengan parameter Throughput, Delay dan Packet Loss. Aplikasi yang digunakan adalah FTP (File Transfer Protocol).
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Throughput di MAG 1 dan MAG 2 lebih tinggi daripada di HN dan FN sebesar 69.47% dan 74.9% pada DoS 2600 KB. Delay di MAG 1 dan MAG 2 lebih kecil daripada di HN dan FN sebesar 88.99% dan 144.85% pada DoS 2600 KB. Packet Loss di MAG 1 dan MAG 2 lebih kecil daripada di HN dan FN sebesar 765.68% dan 950.44% pada DoS 2600 KB. Proxy Mobile IPv6 lebih baik performansinya dan lebih tahan terhadap serangan Denial of Service bila dibandingkan jaringan Mobile IPv6.

Mobile Internet Protocol is a feature contained in IPv6 which enable Mobile device to be identified by using a single IP even though the connection is moved from a network (Home Network) to another network (Foreign Network) without intruding application processing. Proxy Mobile is a feature contained in IPv6 which enable Mobile device to get connection with its best performance where the connection is regulate by Local Mobility Anchor, so the Mobile device feels in its domain though already moved (from Mobile Access Gateway 1 moved to Mobile Access Gateway 2). Network performance is tested using Denial of Service attack to measure Throughput, Delay and Packet Loss. The application used in this research is FTP (File Transfer Protocol).
The result of the research shows that Throughput in MAG 1 and MAG 2 is higher than HN and FN for 69.47% and 74.9% at DoS 2600 KB. Delay in MAG 1 and MAG 2 is lesser than HN and FN for 88.99% and 144.85% at DoS 2600 KB. Packet Loss in MAG 1 and MAG 2 is lesser than HN and FN for 765.68% and 950.44% at DoS 2600 KB. Proxy Mobile IPv6 has a better performance than Mobile IPv6 and endure more toward Denial of Service.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Afianto
"Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa dan membandingkan kualitas jaringan IPv4 murni, IPv6 murni dan tunneling 6to4 pada jaringan dengan media wired dan wireless untuk aplikasi video streaming. Dari data yang diperoleh dan dianalisa menunjukan bahwa delay yang terbaik adalah pada kondisi bit rate 256/64 kbps, pada jaringan IPv4, dengan media wireless, dan format file MP4 dengan delay 0,213 detik atau 16,14% lebih rendah dari delay pada streaming file AVI dengan kondisi bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dan dengan media wireless yang bernilai 0,254 detik. Pada parameter packet loss secara keseluruhan kedua tipe media (wired dan wireless) memiliki bagian dimana packet loss bernilai 0 namun karena pertimbangkan fleksibilitas koneksi wireless maka yang terbaik adalah packet loss pada bit rate 512/128 kbps, jaringan IPv4 dengan media wireless, serta dengan format file streaming menggunakan format AVI.

This thesis aims to analyze and compare the quality of IPv4, IPv6 and 6to4 tunneling on a network with wired and wireless media for streaming video applications. From the data obtained and analyzed showed that the best delay is the bit rate condition at 256/64 kbps, IPv4 networks, wireless media, MP4 file format that is worth 0.213 seconds or 16.14% lower than the bit rate conditions at 512/128 kbps, IPv4 network and the wireless media that is worth 0.254 seconds. Packet loss on the overall parameters of both types of media (wired and wireless) has a section where the packet loss is worth 0, but due to consider the flexibility of a wireless connection then the best bit rate is 512/128, with a wireless media, IPv4 networks, as well as a streaming file format using AVI format."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51343
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Very Andriawan
"Skripsi ini membahas tentang perbandingan kualitas layanan jaringan dengan menggunakan mekanisme keamanan jaringan berupa Firewall dan Virtual Private Network (VPN). Jaringan yang dirancang akan menjalankan aplikasi jenis real time yaitu Voice Over Internet Protocol (VoIP) yang berjalan melalui Internet Protocol Version 4 (IPv4) dan Version 6 (IPv6) untuk mendapatkan nilai Quality of Service tertentu, yakni delay, jitter, packet loss dan throughput. Dalam proses pengujian dilakukan enam skenario untuk melihat performa jaringan, parameter yang dilihat yaitu packet loss, delay, throughput dan jitter dari aplikasi VoIP. Skenario pertama melihat performa jaringan pada kondisi normal melalui IPv4, skenario kedua melihat performa jaringan pada kondisi normal melalui IPv6, skenario ketiga menambahkan saluran VPN pada jaringan berbasis IPv4, skenario keempat menambahkan saluran VPN pada jaringan berbasis IPv6, skenario kelima menambahkan firewall dari jaringan VPN berbasis IPv4, skenario keenam menambahkan firewall dari jaringan VPN berbasis IPv6. Skenario pertama dan kedua digunakan sebagai perbandingan untuk melihat seberapa besar peninkatan atau penurunan performa jaringan dengan sebelum diimplementasikan mekansme keamanan jaringan berupa VPN atau VPN dan firewall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan mekanisme kemanan pada jaringan dapat menambah delay komunikasi pada aplikasi VoIP sebesar 3.01 sampai 36.70 ms untuk jaringan berbasis IPv4 dan 1.00 sampai 43.1 ms untuk jaringan berbasis IPv6, jitter sebesar 0.0017 sampai 0.0025 ms untuk jaringan berbasis IPv4 dan 0.0017 sampai 0.0066 ms untuk jaringan berbasis IPv6.

This paper discusses the comparative quality of network services using network security mechanisms such as Firewall and Virtual Private Network (VPN). Networks are designed to be run in real time application types, Voice Over Internet Protocol (VoIP), which runs through the Internet Protocol Version 4 (IPv4) and Internet Protocol Version 6 (IPv6) to get the value Quality of Service particular, delay, jitter, packet loss and throughput. The data obtained will be analyzed to find the effect of network security mechanisms on the quality of a network service. Network with security mechanism performance was examined by conducting six scenarios, and there are several network parameters that measured during the simulation such as delay, throughput, jitter, and packet loss. The first two scenarios tried to assess the network performance on the normal condition that through IPv4 for first and IPv6 for second, third and fourth scenarios assessed the network performance with VPN implementation that through IPv4 for third and IPv6 for fourth, the last two scenarios assessed the network performance with VPN and firewall implementation that through IPv4 for fifth and IPv6 for sixth. The first and second scenario is used as a comparison to see how implementation of security mechanism affect the network performance. The results shows that by security mechanism would increase the delay up to approximately 3.01 until 36.70 ms for IPv4-based and 1.00 until 43.2 ms for IPv6-based, increase the jitter approximately 0.0017 until 00.25 ms for IPv4-based and 0.0017 until 0.0066 ms for IPv6-based."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>