Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandung Sarongallo
"Penggunaan resonator MEMS (Microelectromechanical system) telah dikembangkan pada aplikasi komunikasi nirkabel seperti osilator, switch RF dan filter pada domain frekuensi sangat tinggi. Untuk mencapai frekuensi tersebut resonator yang digunakan harus kaku, akibatnya perpindahan mekaniknya menjadi sangat kecil Dalam tesis ini dibahas tentang resonator MEMS band pass filter RF mobile WiMAX pada frekuensi 2,3 GHz. Resonator dianggap sebagai mobile gate yang beresonansi diatas saluran, daerah penguras (drain) dan daerah sumber (source).
Untuk mengoptimalkan faktor aktuasi dan deteksi dan juga mencocokkannya dengan skala resonator maka geometri resonator dikembangkan dengan menggabungkan bagian aktuasi dan deteksi MOSFET dalam satu perangkat yang dikenal sebagai Resonant Suspended Gate (RSG-MOSFET). Resonator MEMS bandpass filter dirancang dalam 2 model yaitu resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon (0,7_m x 1,1_m x 1_m) dengan frekuensi tengah resonansi 2,358 GHz dan model 2 adalah resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon dan Zinc oxide (ZnO) yang disusun bertumpuk ukuran lebar 0,8??m, panjang 3,5 ??m dan tebal masingmasing 0,5 _m yang menghasilkan frekuensi tengah resonansi 2,352 GHz.

Wireless application requires the use of MEMS resonators in the ultra high frequency domains such as oscillator, RF switch and filter. To achieve those frequencies, resonators should be very stiff. At resonance, displacement induces a maximal capacitance variation, measured as a peak of motional current. In this research, discussed about RSG- MOSFET for MEMS band pass filter RF WiMAX IEEE 802.16e at 2.3 GHz work frequency. RSG MOSFET consist of a cc-beam resonator which is considered as a mobile gate resonating over the channel, source and, the drain current.
Based on the same principle, compact resonator geometry was developed to optimize the actuation and detection aspects and make it suitable for scaled resonators. The actuation and the detection parts are then combined in a single device. The bandpass or resonator filter designed using combination of polysilicon and ZnO2, i.e. structured into polysilicon (0.7_m x 1.1 _m x 1 _m) and polysilicon/ZnO (0.8_m x 3.5 _m x 1 _m) resonator filter, which produced mechanical resonant frequency of 2.358 GHz and 2.352 GHz, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Yanuar
"Perkembangan teknologi akses nirkabel berkembang secara pesat untuk memenuhi tuntutan pengguna yang membutuhkan komunikasi dengan kecepatan tinggi, kapasitas besar (broadband) dan mobilitas yang tinggi. Salah satu teknologi yang dihasilkan adalah WiMAX (Worldwide interoperability for Microwave Access) yang berdasarkan standar IEEE 802.16. Di Indonesia sistem komunikasi mobile WiMAX ini bekerja pada spektrum frekuensi 2. 3 GHz sesuai dengan keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Untuk mengantisipasi perkembangan trend WiMAX di Indonesia, kami mencoba untuk melakukan riset yang fokus pada perangkat RF (Radio Frequency) yaitu mixerfilter dengan menggunakan teknologi RF-MEMS yang naik daun sejak akhir abad 20. MEMS mixer-filter terdiri atas dua buah clamped resonator yang masingmasing mempunyai frekuensi center dan terhubung dengan sebuah batang (bar). Resonator pertama berfungsi sebagai mixer dan kedua sebagai filter, dimana mempunyai selective low-loss filtering yang tinggi. Kedua resonator dan coupling bar dirancang dengan menggunakan dua buah material yang bertumpuk, yaitu polysilicon dan zinc oxide untuk mendapatkan frekuensi yang tinggi. Mixer-filter ini dapat mengkonversikan frekuensi RF (Radio Frequency) 2,3 GHz dan frekuensi LO (Local Oscillator) sebesar 2,2 GHz menjadi frekuensi IF (Intermediate Frequency) sebesar 99,69 MHz yang mempunyai bandwidth 4,3 MHz.

The development of wireless access technology has rapidly evolved to meet the demands of users who require high-speed communications, large capacity (broadband) and high mobility. One of the resulting technology is WiMAX (Worldwide interoperability for Microwave Access) is based on the IEEE 802.16 standard. In Indonesia, the WiMAX mobile communication system is working on 2.3 GHz frequency spectrum. In accordance with the decision of the Minister of Communications and Information - Republic of Indonesia.
To anticipate the trend growth of WiMAX in Indonesia, we are trying to do research that focuses on the device RF (radio frequency) i.e. a mixer-filter using RF-MEMS technology that has been booming since last 20th century. Mixer-filter MEMS consists of two clamped resonator each have a center frequency and is connected to a rod (bar). The first resonator functions as a mixer and the second as a filter, which has a selective filtering of low-loss high. Both resonator and coupling bar designed by using two overlapping material, i.e poly-silicon, and zinc oxide to obtain high IF (intermediate frequency). Mixer-filter can down-convert the RF frequency of 2.3 GHz and LO frequency of 2.2 GHz to IF frequency of 99.69 MHz which has a bandwidth of 4.3 MHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27875
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khotimah Khomsiati
"Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan manusia terhadap komunikasi tidak hanya suara saja, tetapi juga manusia membutuhkan komunikasi data seperti gambar maupun video dengan menggunakan peralatan wireless. Salah satu teknologi wireless yang saat ini sedang berkembang dan dapat memenuhi criteria tersebut adalah mobile WiMax dengan standard IEEE 802.16e. Spectrum RF terdiri dari cukup banyak jangkauan frekuensi. Untuk dapat menghindari adanya gangguan dengan channel lain saat melakukan komunikasi, maka dibutuhkanlah sebuah metode yang akan mengijinkan kita untuk memisahkan spectrum yang luas ini untuk pentransmisian dan penerimaan. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah filter.
Agar teknologi mobile WiMax ini dapat diaplikasikan dengan baik, maka kebutuhan akan selektifitas yang baik terhadap frekuensi sinyal keluaran menjadi masalah yang sangat fundamental dalam perencanaan sistem komunikasi. Oleh karena itu digunakanlah Bandpass Filter untuk menyeleksi frekuensi yang dibutuhkan berdasarkan spesifikasi standar WiMax yang telah ditetapkan. Dalam laporan skripsi ini membahas mengenai perancangan rangkaian Bandpass Filter yang terdiri dari komponen - komponen pasif yaitu induktor dan kapasitor. Respon yang digunakan pada perancangan ini adalah respon chebyshev karena respon chebyshev dapat menghasilkan tingkat kecuraman yang tinggi dari passband ke stopbandnya.

Along with the development of telecommunication technology, people need to communicate with others not only voice but also the data communications such as pictures and video using wireless devices, so have a high mobility. One of the wireless technologies that is currently being developed and can meet the above criteria is the mobile WiMAX standard IEEE 802.16e. The RF spectrum contains quite a broad range of frequencies. So that we would not interfere with, or be interfered by, other communication channels, a method had to be found that would allow us to segregate a small chunk of this wide spectrum for transmission and reception.
This can be complished with the use of untuned or tuned filter. The need of good selectivity of output signal frequency become a fundamental problem in designing communication system. Thus, we need Bandpass Filter to select any frequency based on standard of specification of Mobile WiMax. This final project will explain about designing Bandpass Filter circuit which consists of passive components that are induktor and capacitor. The response used in this design is chebyshev, because it can produce a high level slope from passband to stopband.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandung Sarungallo
"Penggunaan resonator MEMS (Microelectromechanical system) telah dikembangkan pada aplikasi komunikasi nirkabel seperti osilator, switch RF dan filter pada domain frekuensi sangat tinggi. Untuk mencapai frekuensi tersebut resonator yang digunakan harus kaku, akibatnya perpindahan mekaniknya menjadi sangat kecil Dalam tesis ini dibahas tentang resonator MEMS band pass filter RF mobile WiMAX pada frekuensi 2,3 GHz. Resonator dianggap sebagai mobile gate yang beresonansi diatas saluran, daerah penguras (drain) dan daerah sumber (source) . Untuk mengoptimalkan faktor aktuasi dan deteksi dan juga mencocokkannya dengan skala resonator maka geometri resonator dikembangkan dengan menggabungkan bagian aktuasi dan deteksi MOSFET dalam satu perangkat yang dikenal sebagai Resonant Suspended Gate (RSG-MOSFET). Resonator MEMS bandpass filter dirancang dalam 2 model yaitu resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon (0,7μm x 1,1μm x 1μm) dengan frekuensi tengah resonansi 2,358 GHz dan model 2 adalah resonator MEMS bandpass filter menggunakan bahan polysilicon dan Zinc oxide (ZnO) yang disusun bertumpuk ukuran lebar 0,8μm, panjang 3,5 μm dan tebal masingmasing 0,5 μm yang menghasilkan frekuensi tengah resonansi 2,352 GHz.

Wireless application requires the use of MEMS resonators in the ultra high frequency domains such as oscillator, RF switch and filter. To achieve those frequencies, resonators should be very stiff. At resonance, displacement induces a maximal capacitance variation, measured as a peak of motional current. In this research, discussed about RSG- MOSFET for MEMS band pass filter RF WiMAX IEEE 802.16e at 2.3 GHz work frequency. RSG MOSFET consist of a cc-beam resonator which is considered as a mobile gate resonating over the channel, source and, the drain current. Based on the same principle, compact resonator geometry was developed to optimize the actuation and detection aspects and make it suitable for scaled resonators. The actuation and the detection parts are then combined in a single device. The bandpass or resonator filter designed using combination of polysilicon and ZnO2, i.e. structured into polysilicon (0.7μm x 1.1 μm x 1 μm) and polysilicon/ZnO (0.8μm x 3.5 μm x 1 μm) resonator filter, which produced mechanical resonant frequency of 2.358 GHz and 2.352 GHz, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27876
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyy Amri
"Saat ini, teknologi telekomunikasi berkembang semakin pesat. Layanan data dan suara sudah menjadi kebutuhan standar komunikasi. Para pengguna jasa telekomunikasi kini membutuhkan layanan telekomunikasi yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun sehingga layanan mobile wireless menjadi kebutuhan mereka. Teknologi WiMAX dengan standar IEEE 802.16e akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi.
Teknologi WiMAX terbagi menjadi dua bagian yaitu penerima dan pengirim. Bagian penerima akan menerima sinyal yang berfrekuensi 2,3 GHz, sinyal ini akan diteruskan dari bagian RF ke baseband namun karena baseband memproses sinyal dengan frekuensi 100 MHz maka diperlukan suatu divais pentranslasi frekuensi carrier ke frekuensi carrier yang berbeda. Untuk itu digunakan divias mixer yang akan mencampur frekuesi inputan dengan frekuensi local oscillator sehingga menghasilkan frekuensi yang diharapkan.
Pada skripsi ini dibahas mengenai perancangan rancangan mixer yang terdiri dari inti mixer, balun, DC bias, dan impedance matching. Hasil keluaran dari mixer ini merupakan pencampuran sinyal input dari LNA dan local oscillator yang akan menjadi inputan bagi bandpass filter. Parameter-parameter yang ditetapkan sebagai spesifikasi mixer ini adalah conversion gain, noise figure, 1 dB compression gain, dan IIP3.

Nowadays, telecomunication technology increace very rapidly. Voice and data services has become a standart commucnication needs. The telecomunication costumers need a telecomunication service which can be accessed anywhere and anytime so that a mobile wireless service become their need. WiMAX technology with IEEE 802.16e standart will be people's option to overcome their high mobility.
WiMAX technology divided into two side that is receiver and transmitter. The receiver will receive 2.3 GHz signal, this signal will be continued from RF to baseband, however, baseband process a signal with 100 MHz frequency so it is required a device translating one carrier frequency to another carrier frequency. For that reason, mixer is used for mixing input frequency with local oscillator frequency resulting expected frequency.
In this thesis, explain about designing mixer which consists of mixer core, balun, DC bias, and impedance matching. The output of this mixer is mixed signal from LNA and local oscillator that will be acted as an input for bandpass filter. The Parameters specified for this mixer is conversion gain, noise figure, 1 dB compression gain, and IIP3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51377
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Pratama
"Pada skripsi ini dirancang mikrostrip diplexer untuk aplikasi WiMAX pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,5 GHz. Diplexer adalah suatu alat yang terdiri dari dua atau lebih filter yang digabungkan yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih frekuensi yang berbeda. Perancangan akan menggunakan dua parallel-coupled, halfwave resonator bandpass filter yang digabungkan menjadi diplexer dengan menggunakan sambungan Y-junction. Penggunaan dari parallel-coupled, half-wave resonator bandpass filter dikarenakan tipe filter ini sesuai untuk perancangan filter dengan bandwidth yang lebih kecil dari 10 persen nilai frekuensi kerjanya. Pada perancangan, digunakan filter Chebyshev dengan orde 4 untuk memperoleh tingkat kecuraman yang cukup tinggi dari passband ke stopband-nya. Y-junction digunakan untuk meningkatkan kualitas transmisi dan karakteristik refleksi dari diplexer. Perancangan dan simulasi dari hasil rancangan dilakukan menggunakan program ADS.
Dari hasil simulasi diplexer yang dirancang dapat menyaring dua frekuensi yaitu frekuensi 2,3 GHz dan 2,5 GHz dengan masing-masing bandwith 100 MHz, VSWR pada frekuensi 2,3 GHz senilai 1,297 dan pada frekuensi 2,5 GHz sebesar 1,672. Return loss pada frekuensi 2,3 GHz bernilai -24,38 dB dan insertion loss bernilai -0,016 dB. Sedangkan pada 2,5 GHz return loss bernilai -12,078 dB dan insertion loss bernilai -0,283 dB. Dalam pengukuran daya, nilai antara daya input dengan daya output tidak jauh berbeda. Pada frekuensi 2,3 GHz dari simulasi diperoleh daya masukan sebesar 2x10-10 W dan daya keluaran sebesar 1,98x10-10 W. Demikian juga pada frekuensi 2,5 GHz dari hasil simulasi diperoleh daya masukan sebesar 2,08x10-10 W dB dan daya keluaran sebesar 1,87x10-10 W.

This thesis discusses microstrip diplexer designed for WiMAX applications at a frequency of 2.3 GHz and 2.5 GHz. Diplexer is a device consisting of two or more filters combined to separate two or more different frequencies. The design will use two parallel-coupled, half-wave resonator bandpass filter that is coupled to a diplexer by using a Y-junction. The use of parallel-coupled, half-wave resonator bandpass filters is because this filter type is suitable for designing filters with bandwidth of less than 10 percent of the value of its frequency. On designing, Chebyshev filters with the order of 4 is used to obtain a high enough level of steepness of its passband to stopband. Y-junction is used to improve the quality of transmission and reflection characteristics of the diplexer. Design and simulation of the design was done using the ADS program.
From the simulation results it is shown that the designed diplexer is able to filter out the two frequencies which is the frequency of 2.3 GHz and 2.5 GHz with each of the 100 MHz bandwidth, VSWR at frequency 2.3 valued at 1.297 GHz and 2.5 GHz at a frequency of 1.672. Return loss value at 2.3 GHz frequency is -24.38 dB and the insertion loss value is -0.016 dB. While at 2.5 GHz the return loss and insertion loss value is -12.078 dB and -0.283 dB. In power measurements, the value of input power with the power output is not much different. At frequency 2.3 GHz from the simulation result, input power is obtained 2x10-10 W and the output power is 1.98 x10-10 W. Similarly, at a frequency of 2.5 GHz from the simulation results, input power is obtained 2.08 W x10-10 dB and the output power is 1.87 x10-10 W.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51239
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Tajudin
"Aplikasi-aplikasi nirkabel, termasuk WiMAX, sangat rentan terhadap interferensi yang disebabkan oleh frekuensi lain yang berdekatan. Untuk menghindari interferensi yang disebabkan oleh aplikasi-aplikasi lain yang memiliki frekuensi kerja berdekatan dibutuhkanlah filter. Ada berbagai jenis filter dengan kelebihan dan kekurangannya. Dalam skripsi ini, filter cavtiy dipilih karena memiliki insertion loss yang kecil, memiliki unjuk kerja tinggi, dan dapat digunakan pada aplikasi yang berdaya besar seperti pada WiMAX base station.
Karena itu, pada skripsi ini telah dirancang filter cavity silindris yang dibebani dielektrik porcelain untuk aplikasi WiMAX pada frekuensi 2,3 GHz. Filter tersebut diharapkan mampu bekerja pada frekuensi 2,3 - 2,4 GHz dengan bandwidth sekitar 100 MHz, ripple ? 0,5 dB, dan insertion loss ? 4 dB. Pada simulasi, kriteria tersebut sudah terpenuhi. Tetapi setelah proses fabrikasi, bandwidth yang diperoleh sebesar 90 MHz (2,51 GHz - 2,6 GHz), serta adanya peningkatan ripple dan insertion loss.

Wireless applications, including WiMAX, are very susceptible to interference caused by other neighboring frequencies. To avoid interference caused by other applications that have a close working frequency of the system, filter is needed. There are various types of filters with have advantages and disadvantages. In this thesis, caviy filter was chosen because it has small insertion loss, high performance, and it can be used in high power applications such as on WiMAX bases station.
In this thesis the design of the porcelain dielectric loaded cylindrical cavity filters for WiMAX applications at 2.3 GHz frequency has been accomplished. Filters are expected to work at a frequency of 2.3 - 2.4 GHz with a bandwidth of about 100 MHz, ripple ? 0.5 dB, and insertion loss ? 4 dB. In the simulation, these criteria are fulfilled. But after the fabrication process, bandwidth obtained is 90 MHz (2.51 GHz - 2.6 GHz), increased ripple and insertion loss.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51173
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Haribowo
"Laporan skripsi ini menyajikan rancangan low noise amplifier (LNA) berbasis mikrostrip. Tujuan dari LNA ini adalah dapat menguatkan sinyal radio frekuensi (RF) tanpa menguatkan noise yang diperuntukkan dalam mobile WiMAX 802.16e. Metodologi rancangan ini memerlukkan analisa kestabilan transistor dan penentuan rangkaian matching yang tepat. Jadi ada tiga bagian penting dalam perancangan LNA ini, yaitu rangkaian DC bias, transistor, dan rangkaian matching. Spesifikasi yang diinginkan adalah sesuai dengan standar pada WiMAX 802.16e pada frekuensi 2,3 GHz yang merupakan standar WiMAX di Indonesia.
Perancangan dan pengukuran ini menggunakan software Advanced Design System (ADS). Transistor yang digunakan adalah ATF-55143, karena dapat bekerja baik pada frekuensi tinggi dan memiliki noise figure yang kecil. Dalam perancangan ini terdapat 4 tipe LNA, yaitu LNA single stage dan single stage mikrostrip, serta LNA 3 stage dan 3 stage mikrostrip.
Berdasarkan hasil simulasi keempat tipe LNA ini memiliki sensitivitas sebesar -115 dBm. Untuk single stage gain yang dihasilkan adalah sebesar 16 dB dan untuk yang LNA 3 stage 44dB - 45 dB. Noise yang dihasilkan kurang dari 1 dB untuk keempat tipe LNA tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Fajri
"Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan mensimulasikan pensintesa frekuensi yang dapat digunakan pada mobile WiMAX. Parameter PLL pensintesa frekuensi yang akan dirancang untuk mobile WiMAX didapatkan dari standar regulasi WiMAX. Penggunaan integer-N PLL sederhana memiliki kelemahan disebabkan spur serta harmonik-harmoniknya terletak pada frekuensi offset yang rendah serta kinerja derau fasa in-band yang buruk.
Fractional-N PLL diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan teknik penekanan spur untuk menurunkan derau fasa. Teknik delta-sigma modulator fractional-N dipilih untuk mereduksi derau fasa untuk sistem mobile WiMAX disebabkan waktu settling, tingkat spur, dan derau fasa yang kecil dapat dicapai dengan menggunakan teknik ini.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem dalam keadaan stabil, dikarenakan nilai phase margin yang melebihi 45 derajat. Settling time dan derau fasa yang diperoleh dengan rancangan ini senilai 6,997 _s, dan -114 dBc/Hz. Advance Design System 2008 update 1 (ADS) digunakan untuk mensimulasikan pensintesa frekuensi delta-sigma modulator fractional-N PLL.

The objective of this thesis is to presents a design and simulation of frequency synthesizer which can be used for mobile WiMAX. Design parameters for the proposed PLL frequency synthesizer for mobile WiMAX system are either selected from WiMAX standards. Using conventional integer-N PLL have disadvantage because the reference spur and its harmonic are located at low offset frequencies also bad in-band phase noise performance.
Fractional-N PLL is proposed to solving this problem with spur-suppression technique for phase noise reduction. Sigma-delta fractional-N technique is chosen for phase noise reduction for mobile WiMAX system, since low settling time, spurious level and phase noise can be obtained by using this technique.
The simulation result shows the system is stable, since the phase margin is greater than 45 degree. The settling time, phase noise obtained with this synthesizer are 6,997 _s, and -114 dBc/Hz respectively. Advance Design System 2008 update 1 (ADS) is used for simulation of delta-sigma fractional-N PLL synthesizer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51459
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
David Ridho
"Perkembangan teknologi telekomunikasi telah membawa perubahan yang mendasar pada kehidupan manusia. Teknologi Worldwide Interoperability Mobile Access (WiMAX) mampu mentransfer data dengan kecepatan dan cakupan area yang jauh lebih baik. Saat ini teknologi WiMAX telah dikembangkan lagi menjadi teknologi untuk komunikasi bergerak yang dinamakan dengan Mobile WiMAX. Hal ini didorong dengan banyaknya permintaan dari konsumen agar tetap dapat mengadakan komunikasi di mana saja dan kapan saja. Dalam proses perancangan Mobile WiMAX tersebut, harus diperhatikan komponen-komponen yang digunakan, salah satunya yaitu High Power Amplifier (HPA). High Power Amplifier merupakan komponen akhir pada bagian pemancar dari sistem Mobile WiMAX yang berfungsi untuk menguatkan sinyal yang dikirimkan dari sumber. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mensimulasikan High Power Amplifier.
Pada penelitian ini HPA dibuat untuk bekerja pada frekuensi kerja 2,3 GHz. Ini merupakan frekuensi kerja untuk aplikasi Mobile WiMAX di Indonesia. Adapun spesifikasi dari HPA yang akan dirancang yaitu bekerja pada frekuensi kerja 2,3 GHz dengan output power 100mWatt, RF input 5-20 mWatt dengan penguatan (gain) 8-11 dB, efisiensi 50%, arus drain yang kecil dengan tegangan supply 9,2 volt, serta memenuhi standar kestabilan (K>1) dan return of loss ( < - 10 dB). Transistor yang digunakan yaitu transistor FLL351ME jenis MESFET. Perancangan disimulasikan dengan menggunakan software Advanced Design System (ADS). Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem HPA ini dalam keadaan stabil (K>1) dan menghasilkan output power 100mWatt dengan penguatan 11 dB dengan input 5-20 mWatt dan return of loss < -10 dB.

The development of communication technology has brought basic changes in human living. Worldwide Interoperability Mobile Access (WiMAX) technology can transfer data with the velocity and coverage area which is better than before. Nowadays, WiMAX technology has been developed again to become the technology for dynamic communication named Mobile WiMAX. This can be motivated everywhere and everytime. In the design of Mobile WiMAX process, we have to concern in the components used, for example High Power Amplifier (HPA). High Power amplifier is a component or final device in transmitter from Mobile WiMAX system which function is to strengthen the signal from the source The objective of this study is to presents a design and simulation of High Power Amplifier.
In this design, HPA is made for a work in 2.3 GHz frequency. This is a work frequency work for Mobile WiMAX application in Indonesia. The specification of power amplifier which is going to be designed is working in 3.2 GHz work frequency with 100m Watt output power, 5-20 mWatt RF input with 8-11 dB reinforcement, 50% efficiency, low drain flow with 9.2 Volt supply voltage, and fulfill the stability standard (K>1) and return of loss (< -10dB). The transistor used is FLL351ME transistor, especially MESFET. This design is simulated with Advanced Design System (ADS) software. The simulation result shows the system of HPA is stable (K>1) and produce output power 100 mWatt with gain 11 dB with input 5-20 mWatt and return of loss < - 10 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51452
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>