Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andre Sutomo
"Kabel merupakan komponen listrik yang digunakan untuk mengalirkan energi listrik pada peralatan rumah tangga. Oleh karena itu, pemilihan kualitas suatu kabel sangatlah penting. Isolasi kabel merupakan bagian penting suatu kabel yang tidak dapat diabaikan. Bahan isolasi kabel ini terbuat dari PVC yang tidak tahan panas karena panas dapat menurunkan tahanan isolasi pada kabel. Oleh karena itu, eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui degradasi tahanan isolasi kabel saat diinjeksi dengan arus listrik dan pengaruh dari temperatur lingkungan.

Cable is an electrical components used to supply electrical energy in household appliances. Therefore, the selection of a cable quality is very important. Cable insulation is an important part of cable that can not be ignored. Cable insulation is made from PVC which can not stand heat because heat can reduce insulation resistance on the cable. Therefore, the experiment was conducted to determine the insulation resistance on the cable when injected with the electric current and the influence of environmental temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51217
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Cakra
"Isolator PVC merupakan isolator yang banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan material lain. Namun isolator jenis ini memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah ketahanan panas yang rendah jika bekerja pada arus yang tinggi. Panas yang tinggi dapat menyebabkan turunnya tahanan isolasi kabel. Skripsi ini membahas pengujian yang dilakukan dengan memberikan panas pada permukaan kabel ing_ diatas titik leburnya. Dengan demikian bisa dilihat penurunan yang terjadi pada tahanan isolasi kabel ketika bekerja pada temperatur yang tinggi. Data yang didapat kemudian akan dianalisis.

PVC insulator is the most used insulator due to its advantage compared to other materials. However, it has some problems. One of them is low thermal endurance when high current is apllied on it. High temperature could make degradation to insulation resistance. This final project will discuss an experiment by applying heat on cable surface above it's melting point. And then, insulation resistance degradation that happen when the insulator work on very high temperature can be examined. Moreover, data that has been retrieved will be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arifianto
"Isolator PVC memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi syarat standar serta beberapa kelebihan dari material lain diantaranya bebannya yang lebih ringan, sifat mekanik yang lebih baik, dan resistivitas yang lebih tinggi. Namun Isolator jenis ini memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah ketahanan panas yang rendah sehingga mudah meleleh jika bekerja pada arus yang tinggi. Skripsi ini membahas pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan mengalirkan arus kepada kabel hingga melewati kemampuan hantar Arus maksimumnya. Dengan demikian bisa dilihat perubahan fisik yang terjadi pada isolasi kabel ketika bekerja pada arus yang tinggi. Data yang didapat kemudian akan dianalisa.

PVC insulator is one kind of insulator that satisfy some of standard and has better quality than another material: it is light, has good mechanical character and has high resistivity. However, it has few problem. One of them is low endurance on very high temperature. Then it will melt on very high current. This final project will discuss an experiment done in laboratory, by applying current on conductor below it‟s maximum current conducting ability. And than, physical change that happen when the insulator work on very high temperature can be examined. Moreover, data that has been retrieved will be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hamdani Rizal
"Kualitas isolasi suatu belitan motor/generator tegangan menengah ataupun tegangan tinggi sangat perlu diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kegagalan isolasi yang dapat berakibat besar terhadap suatu kegiatan produksi suatu industri atau pembangkit. Beberapa pengujian yang dilakukan untuk menentukan kualitas isolasi suatu belitan motor antara lain, pengujian tahanan isolasi, tan δ, dan pengujian tegangan tinggi.
Pada skripsi ini, pengujian tersebut dilakukan pada sebuah sampel belitan stator motor 6,6 kV yang belum terpasang pada stator. Material isolasi yang digunakan pada sampel belitan adalah mika, glass, kapton, polyester, dan varnish. Susunan lapisan material isolasi yang digunakan adalah standar kualitas isolasi belitan yang dapat mengampu tegangan kerja 6,6 kV.
Pengujian tahanan isolasi dilakukan sebelum dilakukan pengujian tegangan tinggi dan sesudahnya. Pengujian tahanan isolasi bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya kandungan air pada isolator. Pengujian tan δ atau faktor disipasi untuk mengetahui besarnya rugi dielektrik bahan. Sedangkan pengujian tegangan tinggi bertujuan untuk mengetahui arus bocor yang timbul akibat tegangan tinggi yang diberikan pada belitan.
Dari ketiga pengujian tersebut, terdapat parameter tan δ yang tidak memenuhi standar. Akan tetapi, hal ini bukan merupakan faktor utama yang menentukan suatu isolasi belitan buruk. Besarnya nilai tahanan isolasi dan tidak adanya breakdown pada pengujian tegangan tinggi DC, merupakan faktor utama yang menentukan tahanan isolasi belitan adalah baik.

Insulation quality a medium or high voltage motor winding is an important aspect to be noticed. It aims to avoid the failure of the isolation that can result in the production activity of an industry or plant. Several tests were conducted to determine the quality of the insulation of a motor winding are like, insulation resistance testing, tan δ, and high voltage testing.
In this paper, the testing was conducted on a sample of 6.6 kV motor stator windings are not installed on the stator. Insulation materials used in sample entanglement is mica, glass, Kapton, polyester, and varnish. The composition of the insulating material used is a standard of quality that can administer the winding insulation working voltage of 6.6 kV.
Insulation resistance testing was performed before and after high voltage testing. Insulation resistance test aims to determine the size of the water content in the insulator. Testing of dissipation factor or tan δ, to determine the dielectric loss materials. While the high-voltage testing aims to determine the leakage current arising from a given high voltage on the windings.
Of the three tests, the tan δ are parameters that do not meet the standards. However, this is not a major factor that determines a bad winding insulation. The value of the insulation resistance and the absence of breakdown in high voltage DC testing, are the main factors determining the insulation resistance of the winding is good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudha Nandi Pradipta
"Kota-kota besar di Indonesia, terutama di Jabotabek cenderung mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini semakin membuat lahan untuk transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kV semakin terbatas, bahkan saat di Jakarta tidak diperbolehkan lagi membangun SUTT. Hal ini dapat diatasi dengan membangun Saluran kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150kV. Di sisi lain, terdapat instalasi eksisting di bawah tanah sehingga penggelaran SKTT harus disesuaikan pada suatu kedalaman, agar tidak saling bersinggungan dengan instalasi tersebut.
Kajian ini membahas hubungan kuat hantar arus (KHA) SKTT 150 kV terhadap penggelaran pada kedalaman 1-10 meter dengan referensi KHA pada permukaan tanah (0 meter) dengan menggunakan metode analisis statistik, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Return) dan PBP (Payback Period) pada data yang diperoleh dari spesifikasi pabrikan, beberapa kontrak konstruksi, dan persetujuan gambar konstruksi.
Hasil dari penelitian ini, yakni dengan asumsi pada operasi 1 sirkit kabel trefoil dengan panjang sirkit 5,022 km di dalam tanah dengan resistivitas termal ρT = 1 K.m/W (sesuai menurut kondisi garansi pabrikan), dalam periode ekonomis 40 tahun menunjukkan bahwa dengan ANOVA (menggunakan tingkat nyata/taraf signifikansi α = 5%), tidak terdapat perbedaan signifikan ratarata kuat hantar arus (KHA) terhadap setiap level kedalaman penggelaran pada 3 kabel uji pada setiap kelompok dimensi kabel (1000mm2 dan 2000 mm2). Namun, terdapat perbedaan signifikan rata-rata selisih nilai KHA di setiap level kedalaman tanah terhadap KHA di permukaan tanah pada kabel uji 1000mm2, walaupun tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata persentase KHA kabel di setiap level kedalaman terhadap KHA di permukaan tanah untuk seluruh kabel uji.
Secara keekonomian, dari level kedalaman 1-10 meter diperoleh estimasi NPV berkisar dari Rp 768 milyar sampai dengan Rp 534 milyar untuk kabel uji 2000mm2 dan berkisar dari Rp 574 milyar sampai dengan Rp 410 milyar untuk kabel uji 1000mm2. Terlihat bahwa kedalaman penggelaran berpengaruh lebih signifikan terhadap NPV kabel 2000mm2 daripada NPV kabel 1000mm2. IRR cenderung tidak berbeda untuk seluruh kabel uji, yakni antar 23% sampai dengan 18% (masih di atas MARR yang ditentukan, yakni 5,27%) sehingga investasi dalam kondisi ini masih dapat dinyatakan layak. PBP untuk seluruh kabel uji cenderung tidak berbeda, yakni 5 tahun untuk kedalaman 1-3 meter, dan 6 tahun untuk kedalaman 4-10 meter. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai karakteristik umum teknis dan ekonomis untuk mendukung perencanaan umum jangka panjang instalasi SKTT 150 kV menggunakan kabel 1000mm2 dan 2000mm2 di area Jabodetabek.

In Indonesia big cities, especially in Jabodetabek region, it tends has high-density of population. This affects on lack of land availability for 150 kV over-head line (OHL) transmission, even there is unavailability to erect OHL circuit in Jakarta due to the local government regulation. To overcome this, underground cable (UGC) transmission could be a solution. However, there are existing installations laid on the ground, consequently, UGC as the later installation one should be adjusted on the safe burial depth to avoid collision with the existing installations.
This paper discusses on relation of ampacity (current carrying capacity) of 150 kV High-Voltage UGC transmission at different common cable cross-section sizes applied in Jabodetabek region to its laying at 1 to 10 meter-depth referring to the ampacity value at the land surface laying (0 meter-depth) using statistics, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Return) and PBP (Payback Period) analyses by data from cable manufacturer specifications, construction contracts, and approval drawings.
This results that presumed on 1 circuit (cct) operation of 5,022 km cable in buried soil with the thermal resistivity ρT = 1 K.m/W , within 40 years at the manufacturer guarantee conditions showed that by ANOVA (using significance level, α = 5%) there is no significance of current carrying capacity (CCC) average against each of depth of burial among 3 cable tests of each dimension. However, there is a significant difference of on-buried to on-surface absolute Ampere value among 1000mm2-cable samples, even though the percentage of on-buried CCC differences against on-surface CCC value is relatively similar.
In economics, the NPV of are ranged from Rp 768 billions to Rp 534 billions for 2000mm2-cable and from Rp574 billions to Rp 410 billions for 1000mm2-cable. From those ranges, it shows that depth of burial affects more significant to the 2000mm2 cable NPV than that is 1000mm2 ones. The IRR tends to be typical for whole of the cable samples which is ranged from 23% to 18% (above determined MARR 5.27%) which means that an investment is still feasible on this condition. The PBP is also typical, which is 5 years for 1 to 3 meters depth of burial and 6 years for 4 to 10 meters depth. This may be used as a general technical and economical characteristics of UGC 1000mm2 and 2000mm2 installations in Jabodetabek region in order to support plan and/or to build government policies regarding its long-term installation planning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Isnani Kurniadewi
"ABSTRAK
Industri ruang kerja bersama tidak dapat disangkal berkembang pesat di Australia dan di
seluruh dunia. Diperkirakan bahwa industru tersebut akan memiliki lebih dari lima juta ruang
pada tahun 2022. Servcorp, salah satu pemain utama dalam industri ini, mungkin memiliki
beberapa keunggulan dalam kompetisi ini karena arus kas positif dan citra merek yang kuat
tetapi mereka mungkin saja menghadapi persaingan yang ketat sekarang dan di masa depan.
Menganalisis dengan menggunakan Poster Five Forces Model dan analisis SWOT untuk
melihat bagaimana industri akan berkembang dan bagaimana Servcorp dapat unggul dalam
kompetisi. Dengan pertumbuhannya yang meningkat, banyak perusahaan memberikan insentif
kepada manajer untuk mencapai target tertentu, namun, itu memungkinkan untuk
memanipulasi dalam akun akuntansi. Dalam hal ini, akun akuntansi dan insentif Servcorp akan
dianalisis untuk menilai transparansi Servcorp

ABSTRACT
The coworking industry is undeniable growing rapidly in Australia and worldwide. It is
estimated that it will have more than five million spaces by 2022. Servcorp, one of the major
player in the industry, might have some advantages in this competition due to their positive
cash flows and strong brand image but they may face a fierce competition now and ahead.
Analysing by using Poster Five Forces Model and SWOT analysis to see how the industry is
going and how Servcorp can excel in the competition. With its upward growth, many
companies give incentives to managers to achieve specific objectives, however, it may include
manipulation in accounting accounts. In this case, Servcorp`s accounting account and
incentives will be analysed to see their transparency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Bryantiko Pangestu
"Seiring dengan kebutuhan listrik Indonesia yang kian meningkat, resiko terjadinya kecelakaan berupa kebakaran kian turut mengikuti. Salah satu faktor yang membuat hal itu dapat terjadi karena adanya arus hubung singkat yang menyebabkan munculnya busur api listrik. Studi ini akan membahas mengenai karakteristik busur api listrik yang muncul dengan tegangan rendah arus searah (direct current) yang dipengaruhi resistansi konduktor. Percobaan dilakukan dengan melakukan simulasi percobaan dengan kondisi yang menyerupai kecelakaan yang kian terjadi menggunakan arc chamber sebagai sarana percobaannya dengan variabel bebas bebas berupa penampang konduktor kabel dan jumlah serabutnya serta variabel kontrolnya akan berupa arus dan tegangan yang diukur menggunakan perangkat pengukuran picoscope. Bentuk gelombang (waveform) tegangan dan arusnya memiliki polaritas yang sama, dimana gelombang arus dan tegangan mengalami laju kenaikan dan penurunan osilasi (spike) sesuai dengan karakteristik bentuk gelombang pada bebannya. Nilai dari resistansi konduktor berpengaruh terhadap karakteristik busur api listrik. Semakin kecil nilai resistansi konduktor maka semakin besar nilai arus busur api yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan nilai yang didapatkan dari penelitian, saat resistansi konduktor terkecil sebesar 0,052 Ω didapatkan nilai tertinggi pada nilai arus dan daya busur api listrik sebesar 29,75 A dan 45,826 W pada penampang konduktor 1,5 mm2 dengan 24 serabut.

Electricity power demand in Indonesia will be increased over time, also the risk of accident occurred by fire. One of the factors why would it happen is because short circuit fault which will be causing arching. This research will be finding out about arching characteristic in Direct Current electricity with small voltage. Research conducted by doing a real simulation made as similar as real condition. Wire with different amount of fibers will be the independent variable while current, waveform, and voltage will be dependent variable and measured with a picoscope. Voltage and current waveform will have similar polarity while oscillating depend on load’s waveform. The value of the resistance affects characteristics of the electric arc. The smaller the resistance value, the greater the value of the arc current produced. This is consistent with the values obtained from the study, when the smallest resistance of 0.052 Ω obtained the highest value on the current value and electric arc power of 29.75 A and 45.826 W at the cross section of the conductor 1.5 mm2 with 24 fibers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Akbarsyah
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi dewasa ini selalu diiringi dengan perkembangan beban yang akan selalu bertambah. Berdasarkan data Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT.PLN RUPTL tahun 2015. Sebagian besar pelanggan PLN masih didominasi pada skala rumah tangga. Hal ini mengakibatkan installasi yang beredar di pasaran sebagian besar merupakan dalam skala rumah tangga. Salah satu komponen installasi yang banyak di gunakan pada konsumen adalah kabel. Jenis kabel yang banyak digunakan adalah NYM inti ganda berukuran 1.5 mm2. Installasi kabel membutuhkan perlindungan karena dalam installasi, kabel adalah komponen yang paling banyak digunakan. Gangguan yang sering pada kabel adalah kegagalan isolasi kabel karena arus berebih dan penurunan konduktifitas kabel akibat suhu lingkungan yang meningkat. Dua hal tersebut dapat mengakibatkan masalah pada keamanan dan konduktifitas kabel. Dan perlindungan yang ada dipasaran masih didominasi pemutus konvensional yang kurang efektif dan masih berupa analog. Untuk itu diperlukan suatu langkah untuk mengatasi masalah tersebut. studi ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem proteksi untuk kabel jenis NYM agar dapat terlindungi dari bahaya arus berlebih dan suhu lingkungan berlebih. Perancangan meliputi pemilihan komponen dan perancangan rangkaian alat, pengkodean mikrokontroler, serta pengujian kinerja alat. Pengujian kinerja alat berupa waktu kerja alat ketika menerima gangguan arus berebih, dan kinerja nilai suhu ketika melewati parameter yang telah ditentukan. Dari hasil pengujian didapatkan rata-rata waktu tanggap alat 3 detik setelah mendeteksi arus berlebih dan pada perlindungan suhu berlebih alat bekerja setelah suhu melewati 2 derajat dari parameter yang telah ditentukan.

ABSTRACT
The development of technology today is always accompanied by increment of consument load. Based on data of Electricity Supply Business Plan of PT.PLN RUPTL in 2015. Most of PLN 39 s customers are still dominated on the household scale. This resulted in the installation circulating on the market mostly in the household scale. One of the many installation components in use on the consumer is the cable. The widely used type of cable is a dual core NYM measuring 1.5 mm2. Cable installation requires protection because in the installation of the cable is the most widely used components. The frequent interruption of cables is the failure of cable insulation due to overcurrent and decreased cable conductivity due to increased ambient temperature. Two things can cause problems with the security and cable conductivity. And the protection in the market is still dominated with conventional circuit breaker which is less effective and analog base. For that needed a step to overcome the problem. This study aims to design and create a protection system for NYM type cable to be protected from excessive current hazards and excessive environmental temperatures. The design includes the selection of components and the design of the circuit tool, microcontroller coding, and testing the response tool. Testing tool response in the form of tool working time when receiving overcurrent disturbance, and response temperature value when passing parameters that have been determined. From the test results obtained the average tool responds within 3 seconds after detecting excessive currents and on the excess temperature protection tool works after the temperature goes through 2 degrees from the parameters that have been determined"
2017
S67666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
TA922
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Falcon, Rafael
"Pada suatu kabel, faktor termal atau panas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Dimana kapasitas arus suatu kabel sangat dipengaruhi oleh karakteristik termal dari bahan-bahan penyusunnya khususnya bahan konduktor dari kabel tersebut. Rugi-rugi panas akibat arus yang besar akan dilepaskan pada bahan penyusun kabel tersebut. Pemanasan yang sangat tinggi, melebihi ketahanan bahan kabel tidak hanya mengakibatkan kegagalan isolasi saja, namun dapat mengakibatkan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Pengujian karakteristik termal dan resistansi konduktor pada kabel NYM 2 x 1.5mm² ini dilakukan dengan memberikan arus yang sangat besar, jauh melebihi arus maksimalnya. Pengujian dilakukan dengan level arus yang berbeda sampai dengan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa pemberian arus listrik pada kabel mengakibatkan kenaikan temperatur pada kabel. Kabel dapat mencapai suhu yang sangat tinggi karena arus listrik yang melewati kabel jauh lebih besar dari kemampuan kabelnya. Kemudian terjadi kegagalan isolasi kabel hingga mencapai titik bakar. Jika hal tersebut terjadi terlalu lama maka panasnya akan sangat tinggi, kemudian dengan adanya udara yang mengandung oksigen dan ditambah lagi dengan adanya benda kering yang mudah terbakar maka dapat menyebabkan timbulnya api. Api yang tidak bisa dikendalikan dapat menyebabkan kebakaran.

In a cable, thermal factor is a matter that must be considered. Where the current capacitance of a cable is affected by the thermal characteristics of materials, especially basic conductor materials of the cable. Heat-loss or joulean loss due to the high current will be dissipated in the material of the cable. Overheating, exceeding the resilience of the cable not only lead to failure of the insulation, but can lead to the rupture of the conductor.
The Testing of thermal characteristics and conductor resistance on the cable NYM 2 x 1.5mm² is done by providing a high current, far exceed the maximum current rating for the cable. The tests conducted with a different current levels until reach the limit of the conductor.
Based on the testing, found that the current of electrical cable could increase the temperature in the cable. Cable can reach very high temperatures because the electric current passing through the cable far more than the ability of the cord. Then the cable insulation failure could reach a burning point. If it happened too long, the heat will be very high, with the air which is containing oxygen, and by the objects which is combustible dry, can make the onset of fire. Fire that can not be controlled could be a fire disaster.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>